By Mark Fontecchio, News Writer
12 Nov 2009 | SearchDataCenter.com
IT infrastructure news
Digg This! StumbleUpon Toolbar StumbleUpon Bookmark with Delicious Del.icio.us Add to Google
IT pros say Hewlett-Packard Co.'s surprise decision to buy networking company 3Com continues vendor consolidation in the IT industry, which may be a good--and a bad--thing.
It could provide economies of scale and greater integration of IT gear but also consolidates more IT firepower in fewer vendor hands and that may not be advantageous for IT customers.
"I suppose there are a couple ways to look at mergers like these," said Clive Greenall, IT facilities manager at the Standard Bank of South Africa. "The companies are consolidating skills under one roof, which may be a good thing if you're looking for a one-stop solution, and presumably they'll keep the best skills from the consolidation.
"The other side of the coin could be price fixing as a result of less competition, certain arrogance toward servicing client bases -- take it or leave it -- and job losses as the duplication of skills and responsibilities is addressed," he added.
Pushing toward converged data center hardware
Illuminata Inc. analyst Gordon Haff said end users have been clamoring to get away from "the erector set approach" to IT: that is, buying servers, networks and storage separately, configuring them the best they can, and hoping they all play nice with one another. On the flipside, there is concern about vendor lock-in.
HP's $2.7 billion bid for 3Com move was in part driven by Cisco's aggressive push into the data center where the two companies compete more and more directly with their respective sets of converged hardware that combine servers, networking hardware and storage in one box.
"Every vendor has their strong points, and just because a systems vendor makes its own brand-name storage or networking gear doesn't mean you'll be getting the best quality," said Charles King, analyst at Pund-IT Inc. "Businesses need to be careful with this idea of working with an integrated systems vendor."
IT vendor convergence has been the name of the game over the past year. HP bought IT services giant EDS last year and now plans to add 3Com. Oracle is still working on its $7.4 billion acquisition of Sun Microsystems.
Cisco recently rolled out its Unified Computing System (UCS), with HP responding with BladeSystem Matrix. And just last week, Cisco, EMC and VMware announced a partnership to offer their take of converged infrastructure under architecture called vBlock.
Integration upside offset by fear of vendor lockin
"The pendulum is swinging back toward a bigger and more vertically integrated set of vendors," Haff said. "What the individual combinations look like varies a bit, of course."
Earlier this year, when Cisco rolled out its UCS, some IT pros expressed worry about overreliance on a single vendor.
"To be completely honest, when I first heard about that system, all I could think of is vendor lock-in," said Kyle Rankin, a systems architect at QuinStreet, a Foster City, Calif.-based marketing company.
Rankin added that "it's going to be a tough sell for a lot of people who have large-scale server footprints already."
King said it's not unusual to go into a data center and see racks of different vendors' equipment sitting right next to one another. Oftentimes IT pros will just buy what they need, when they need it, and what's on sale.
"This idea of a single overarching vendor that clients will dedicate themselves [to] can be an anomaly," he said.
Still, Haff said that concerns about vendor lock-in today are nothing compared with 20 years ago.
"The fact that HP can offer you converged infrastructure doesn't keep you from buying a ProLiant server, using Cisco networking gear and EMC storage, and running Microsoft Windows on the ProLiant," he said.
"If you go back 20 years, uh uh. If you were going to buy a computer system from Digital Equipment, you most likely had to buy a bunch of other things from Digital Equipment. Even if you accept the notion that we're moving back toward a more vertical company structure today, the fact is you still have the capability to mix and match if that is your choice."
----------------------------------------------------------------------------------------------
Silahkan siap2 yang pakai 3Com -- utk beralih ke HP Procurve !
Saya hanya seorang yang berpikiran sederhana, mencoba memahami dunia penuh kerumitan, mensyukuri setiap langkah yang diberkati, mendoakan harapan dan berharap hidup saya membuat banyak orang merasa sungguh hidup..
Translate
Friday, November 13, 2009
Thursday, November 12, 2009
Umurku 35!
Mungkin tidak pernah terbayang sebelumnya, aku menjadi seperti sekarang ini. Dengan tubuh tambun ku, aku sibuk siang-malam membuka laptop dan menggunakan laptop ini untuk mencari nafkah. Tidak pernah terbayangkan, dimasa kecil, hidupku begitu susah karena ulah papaku. Kesusahan hidup membimbingku utk menghargai hidup yang Tuhan beri. Dan sebaliknya memberikan hidup ini bagi Tuhan.
Mama dengan segala upaya menyekolahkan, memberikan aku kesempatan untuk bisa kursus, mulai dari kursus agama dengan kedatangan sang guru sekolah minggu, bahasa Inggris di IEC Kampung Melayu, hingga kursus komputer di masa SMP. Perkenalan dengan komputer inilah yang membuka masa depanku hingga sekarang.
Cemooh, hinaan dan beragam kesulitan hidup dimasa kami kecil, membuatkan jera hidup susah, dan bertekad bangkit dari semua kesulitan hidup, berjuang segala daya untuk tidak, dan semoga tidak mengalami masa pahit itu.
Dibalik semua kesulitan, ada perkara besar yang Tuhan buat untuk aku dan kami sebagai keluarga. Dan itulah yang terjadi. Tuhan membimbing kami senantiasa, dan kami menjadi terbiasa pasrah dengan segala keadaan. Tangis airmata sangat akrab dengan kami, kebingungan dan kepasrahan membuat kami tegar. Khususnya mamaku.
Beliau motivator besar hidupku.
Semakin dewasa, aku tidak pernah berpikir bisa kerja di depan komputer, bahkan tidak pernah berpikir untuk kuliah. Tapi, rupanya Tuhan bertindak lain. Kesempatan setelah sekolah STM memungkinkan aku utk bekerja sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk kuliah, dan kesempatan itu Tuhan berikan. Hidupku mulai berubah, dan aku merasakan perbedaan itu, statusku berubah karena Tuhan mengijinkannya berubah.
Menjadi mahasiswa tidaklah mudah dengan segala hal kesulitan keuangan yang membelit kehidupan keluarga kami, sehingga aku putuskan untuk kuliah sambil kerja dan kerja sambil kuliah. Opsi berat utk itu, tapi toh harus kuambil untuk menyelesaikan kuliah, dan kembali Tuhan campur tangan. Dia mengijinkan aku bekerja di bank, suatu hal yang tidak pernah aku impikan. Dia kembali mengangkat status ku, karena orang yang bekerja di bank dianggap hal istimewa pada waktu itu.
Bekerja sebagai operator komputer, dengan segala tantangannya membuatku berpikir keras untk meningkatkan hidup lebih baik lagi, maka berkenalanlah aku dengan dunia hardware, dunia networking, dunia LAN, dunia WAN, dan kembali Tuhan mengijinkan aku loncat2 pindah kerja di lingkungan beberapa bank.
Keinginan keras untuk berubah senantiasa kurasakan, sehingga aku tiba di satu titik, aku tidak bisa bekerja lagi di bank, aku harus mandiri, aku harus keluar, tapi bagaimana caranya? Tuhan mengijinkan aku masuk ke salah satu perusahaan konsultan TI, dimana disanalah aku memiliki waktu dan kesempatan besar untuk mengeksplore potensi dan kemampuan ku. Hampir 2 tahun adalah waktu yang cukup untuk berlomba mengasah kemampuan dan potensi di sana. Hingga akhirnya kesempatan untuk mandiri diberikan oleh atasanku sendiri, Pak Darma. Aku mulai menjalankan usaha bersama dengan dia dan rekan-rekan lain dengan bendera perusahaan itu.
Tapi tidak semua hal bisa terwujud, khususnya apabila kita hanya mengandalkan manusia bukan Tuhan. Deraan kembali datang, dan keputusan berat untuk meninggalkan teman-teman for better life.
Kehadiran Leni menghiasi hidup ku setelah kegagalan hubungan lama yang menyakitkan. Semangat dan motivasi Leni menyemangati hari-hariku. Bahkan Tuhan mengijinkan Leni mendampingi hidupku.
Dengan posisi 'zero' kembali Tuhan mengangkatku, setelah beberapa bulan tanpa kejelasan, Tuhan membuka mataku untuk masuk ke dunia enterpreneurship, alias usaha mandiri, usaha sendiri. Dan benar2 sendiri bersama Tuhan, sebelum akhirnya Tuhan mengirimkan orang-orang terbaiknya mendampingiku.
Bersama dengan orang-orang yang Tuhan tempatkan disekitarku, pelan tapi pasti kami berjalan. Ada kekuatiran, ada kepasrahan jawabnya. Ada kekosongan - ada masa melimpah jawaban Tuhan. Dan semua mengarahkan kami hingga saat ini.
Kehadiran buah hati kami semakin melengkapi hidup kami, Vicky dan Pat.
Sungguh anugrah Tuhan yang terindah dalam hidup ku, memasuki usia 35 ini. Tuhan pun terus memakaiku, sehingga mulai dari SMP hingga sekarang melayani Tuhan dalam berbagai hal. Bahkan sekarang diminta melayani Tuhan dalam lingkup yang lebih besar.
Apakah yang kurangnya dalam hidup ku ini ??
Pastilah ada, tetapi selalu ada jawaban atas segala perkara, dan itulah yang senantiasa aku nantikan dari Tuhan. Tuhan sungguh memelihara hidup ku, dengan caraNya sendiri, Dia membentuk dan membimbing aku.
Tuhan sungguh besar nama Mu.
Mama dengan segala upaya menyekolahkan, memberikan aku kesempatan untuk bisa kursus, mulai dari kursus agama dengan kedatangan sang guru sekolah minggu, bahasa Inggris di IEC Kampung Melayu, hingga kursus komputer di masa SMP. Perkenalan dengan komputer inilah yang membuka masa depanku hingga sekarang.
Cemooh, hinaan dan beragam kesulitan hidup dimasa kami kecil, membuatkan jera hidup susah, dan bertekad bangkit dari semua kesulitan hidup, berjuang segala daya untuk tidak, dan semoga tidak mengalami masa pahit itu.
Dibalik semua kesulitan, ada perkara besar yang Tuhan buat untuk aku dan kami sebagai keluarga. Dan itulah yang terjadi. Tuhan membimbing kami senantiasa, dan kami menjadi terbiasa pasrah dengan segala keadaan. Tangis airmata sangat akrab dengan kami, kebingungan dan kepasrahan membuat kami tegar. Khususnya mamaku.
Beliau motivator besar hidupku.
Semakin dewasa, aku tidak pernah berpikir bisa kerja di depan komputer, bahkan tidak pernah berpikir untuk kuliah. Tapi, rupanya Tuhan bertindak lain. Kesempatan setelah sekolah STM memungkinkan aku utk bekerja sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk kuliah, dan kesempatan itu Tuhan berikan. Hidupku mulai berubah, dan aku merasakan perbedaan itu, statusku berubah karena Tuhan mengijinkannya berubah.
Menjadi mahasiswa tidaklah mudah dengan segala hal kesulitan keuangan yang membelit kehidupan keluarga kami, sehingga aku putuskan untuk kuliah sambil kerja dan kerja sambil kuliah. Opsi berat utk itu, tapi toh harus kuambil untuk menyelesaikan kuliah, dan kembali Tuhan campur tangan. Dia mengijinkan aku bekerja di bank, suatu hal yang tidak pernah aku impikan. Dia kembali mengangkat status ku, karena orang yang bekerja di bank dianggap hal istimewa pada waktu itu.
Bekerja sebagai operator komputer, dengan segala tantangannya membuatku berpikir keras untk meningkatkan hidup lebih baik lagi, maka berkenalanlah aku dengan dunia hardware, dunia networking, dunia LAN, dunia WAN, dan kembali Tuhan mengijinkan aku loncat2 pindah kerja di lingkungan beberapa bank.
Keinginan keras untuk berubah senantiasa kurasakan, sehingga aku tiba di satu titik, aku tidak bisa bekerja lagi di bank, aku harus mandiri, aku harus keluar, tapi bagaimana caranya? Tuhan mengijinkan aku masuk ke salah satu perusahaan konsultan TI, dimana disanalah aku memiliki waktu dan kesempatan besar untuk mengeksplore potensi dan kemampuan ku. Hampir 2 tahun adalah waktu yang cukup untuk berlomba mengasah kemampuan dan potensi di sana. Hingga akhirnya kesempatan untuk mandiri diberikan oleh atasanku sendiri, Pak Darma. Aku mulai menjalankan usaha bersama dengan dia dan rekan-rekan lain dengan bendera perusahaan itu.
Tapi tidak semua hal bisa terwujud, khususnya apabila kita hanya mengandalkan manusia bukan Tuhan. Deraan kembali datang, dan keputusan berat untuk meninggalkan teman-teman for better life.
Kehadiran Leni menghiasi hidup ku setelah kegagalan hubungan lama yang menyakitkan. Semangat dan motivasi Leni menyemangati hari-hariku. Bahkan Tuhan mengijinkan Leni mendampingi hidupku.
Dengan posisi 'zero' kembali Tuhan mengangkatku, setelah beberapa bulan tanpa kejelasan, Tuhan membuka mataku untuk masuk ke dunia enterpreneurship, alias usaha mandiri, usaha sendiri. Dan benar2 sendiri bersama Tuhan, sebelum akhirnya Tuhan mengirimkan orang-orang terbaiknya mendampingiku.
Bersama dengan orang-orang yang Tuhan tempatkan disekitarku, pelan tapi pasti kami berjalan. Ada kekuatiran, ada kepasrahan jawabnya. Ada kekosongan - ada masa melimpah jawaban Tuhan. Dan semua mengarahkan kami hingga saat ini.
Kehadiran buah hati kami semakin melengkapi hidup kami, Vicky dan Pat.
Sungguh anugrah Tuhan yang terindah dalam hidup ku, memasuki usia 35 ini. Tuhan pun terus memakaiku, sehingga mulai dari SMP hingga sekarang melayani Tuhan dalam berbagai hal. Bahkan sekarang diminta melayani Tuhan dalam lingkup yang lebih besar.
Apakah yang kurangnya dalam hidup ku ini ??
Pastilah ada, tetapi selalu ada jawaban atas segala perkara, dan itulah yang senantiasa aku nantikan dari Tuhan. Tuhan sungguh memelihara hidup ku, dengan caraNya sendiri, Dia membentuk dan membimbing aku.
Tuhan sungguh besar nama Mu.
Subscribe to:
Posts (Atom)