Saya hanya seorang yang berpikiran sederhana, mencoba memahami dunia penuh kerumitan, mensyukuri setiap langkah yang diberkati, mendoakan harapan dan berharap hidup saya membuat banyak orang merasa sungguh hidup..
Translate
Wednesday, January 21, 2009
Sudahkan Anda mencoba Netflow Analyzer?
NetFlow Analyzer is a web-based bandwidth monitoring tool that uses Cisco NetFlow™ technology to gather valuable information about the traffic on a network. It is an ideal tool for enterprise IT who need to understand the who, what, when, and where of network traffic.
Tuesday, January 20, 2009
Cara Menentukan Kompetensi yang Sesuai dengan Karakteristik Perusahaan
(dari blog http://virgianti.wordpress.com/)
Pada blog sebelumnya, saya mengemukakan beberapa contoh kompetensi yang dapat diterapkan di organisasi Anda. Berikut saya paparkan sedikit lagi (ini murni “teori” dari saya) :
1. Maturity (kedewasaan)
2. Cost-awareness (sadar biaya)
3. Responsiveness
4. Responsible
5. Persistensi / kegigihan / ketangguhan
6. Kemampuan pendelegasian
7. Dapat diandalkan
8. Daya persuasi
9. Ekspresi oral / komunikasi
10. Improvisasi
11. Inovasi
12. Decision making ability
13. Kreativitas
14. Self learner
15. Planner
Anda juga bisa membuat kompetensi sendiri dengan mengacu pada referensi-referensi kompetensi, dengan membuat terminologi sendiri (dengan tetap mengacu pada teori yang umum digunakan).
Namun demikian, tidak seluruh kompetensi yang Anda peroleh harus dimasukkan ke dalam sistem HR di tempat kerja Anda. Hanya beberapa kompetensi yang dirasa sesuai dengan perusahaan yang bisa Anda pakai.
Sebelumnya, kita harus melihat jenis atau pengelompokan kompetensi di bawah ini. Diadaptasi dari Palan (2003), kompetensi dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis :
1.KOMPETENSI GENERIK
Disebut juga core competences, adalah kompetensi yang harus ada pada seluruh karyawan dalam perusahaan pada saat bekerja.
2. KOMPETENSI UNIT KERJA
Disebut juga divisional competences, adalah kompetensi yang harus ada pada seluruh karyawan pada unit kerja tertentu, misalnya kompetensi divisi marketing, divisi produksi, dll.
3. KOMPETENSI JABATAN
Adalah kompetensi yang melekat pada jabatan tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Setiap organisasi / perusahaan diharapkan memiliki ketiga jenis kompetensi tersebut. Bagaimana cara menyusunnya?
1. KOMPETENSI GENERIK, biasanya diperoleh dari beberapa sumber, antara lain :
a. Filosofi / budaya / nilai-nilai perusahaan
Contoh : persatuan atau kekeluargaan adalah budaya yang kental di perusahaan. Maka kita dapat menjadikan “Interpersonal Understanding” atau “Teamwork & Cooperation” sebagai core competence.
b. Visi dan misi perusahaan
Contoh : visi perusahaan pada tahun 2020 adalah menjadi perusahaan telekomunikasi yang merambah regional. Kompetensi yang cocok misalnya “Achievement Orientation”, “Self-confidence”, “Initiative” adalah kompetensi generic yang diharapkan seluruh karyawan memilikinya untuk menunjang visi tersebut
c. Target perusahaan
Target tidak jauh berbeda dari visi perusahaan, hanya jangka waktunya lebih pendek, misalnya 1 tahun, dan sifatnya lebih spesifik.
Contoh : perusahaan jasa angkutan umum, target perusahaan adalah mengangkut 10 ribu penumpang setiap bulannya, maka core competence-nya bisa diturunkan dari target tersebut, dalam kata lain “apa yang dapat dilakukan untuk mencapainya?”. Misalnya “dengan memberikan pelayanan yang memuaskan.” Maka kompetensi yang dibutuhkan misalnya adalah customer service orientation.
Kompetensi generik perusahaan biasanya agak seragam pada hamper seluruh perusahaan sejenis. Misalnya :
1. Perusahaan service atau jasa, kompetensinya biasanya tidak jauh-jauh dari customer service, interpersonal understanding, dll yang berhubungan dengan human touch.
2. Perusahaan high tech, misalnya gaming, jasa layanan internet atau software, biasanya menuntut “inisiatif”, “inovasi”, atau “expertise” dari setiap karyawannya.
2. KOMPETENSI UNIT KERJA (DIVISIONAL COMPETENCE)
Kompetensi unit kerja adalah kompetensi yang sifatnya unik dan melekat pada unit kerja atau departemen tertentu. Biasanya pun, ada beberapa kompetensi yang diasumsikan pastilah milik departemen tertentu, misalkan kompetensi “concern for order” untuk divisi keuangan. Namun demikian, adapula kompetensi-kompetensi lain yang dapat pula dilekatkan pada unit kerja tertentu. Ini tergantung dari kebutuhan unit kerja atau dapat pula mengacu pada target unit kerja masing-masing.
3. KOMPETENSI JABATAN
Kompetensi jabatan adalah kompetensi yang melekat pada jabatan tertentu, corporate lawyer, teknisi, nakhoda, dll.
Kompetensi unit kerja dan kompetensi jabatan dapat disusun dengan mengacu pada beberapa hal, antara lain :
a. Deskripsi pekerjaan suatu jabatan atau seorang karyawan dalam unit kerja tertentu
Contoh : Deskripsi pekerjaan seorang sales supervisor adalah sbb :
1) Mengawasi SPG/SPM yang ada di bawah tanggung jawabnya
Kompetensi yang mungkin dibutuhkan : team leadership, developing others, dan directiveness.
2) Menjalin hubungan dengan supplier dan pelanggan
Kompetensi yang mungkin dibutuhkan : customer service orientation, interpersonal understanding, dan responsiveness.
3) Merencanakan penjualan setiap bulan untuk mencapai target sales yang telah ditentukan
Kompetensi yang mungkin dibutuhkan : Achievement orientation, self confidence, expertise, concern for order, dan inovasi.
b. Membandingkan bobot pekerjaan tertentu dengan pekerjaan lainnya. Ini dapat melihat urgensitas, atau kompetensi mana yang paling dibutuhkan oleh suatu pekerjaan.
Contoh : pekerjaan administrasi di bagian gudang dengan administrasi di bagian SDM mungkin saja memiliki deskripsi pekerjaan yang sama. Namun kompetensinya bisa saja berbeda, atau kalaupun sama, bobot kompetensi yang dibutuhkan (misalnya kompetensi “concern for order” pada admin gudang lebih urgen daripada kompetensi “customer orientation”, sedangkan di admin SDM mungkin bisa sebaliknya).
c. Mengadakan pertemuan dengan unit kerja bersangkutan untuk menggali tuntutan pekerjaan pada unit kerja atau jabatan tertentu yang mungkin tidak terjabar dalam deskripsi pekerjaan. Bisa berbentuk diskusi, assessment (business game), role play, dll.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa kompetensi tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar, namun juga semua organisasi tanpa memandang skalanya, atau pun dapat juga dibuat di organisasi non-profit, institusi pemerintahan, institusi pendidikan, dll.
Selamat menyusun kompetensi di tempat Anda bekerja !
Pada blog sebelumnya, saya mengemukakan beberapa contoh kompetensi yang dapat diterapkan di organisasi Anda. Berikut saya paparkan sedikit lagi (ini murni “teori” dari saya) :
1. Maturity (kedewasaan)
2. Cost-awareness (sadar biaya)
3. Responsiveness
4. Responsible
5. Persistensi / kegigihan / ketangguhan
6. Kemampuan pendelegasian
7. Dapat diandalkan
8. Daya persuasi
9. Ekspresi oral / komunikasi
10. Improvisasi
11. Inovasi
12. Decision making ability
13. Kreativitas
14. Self learner
15. Planner
Anda juga bisa membuat kompetensi sendiri dengan mengacu pada referensi-referensi kompetensi, dengan membuat terminologi sendiri (dengan tetap mengacu pada teori yang umum digunakan).
Namun demikian, tidak seluruh kompetensi yang Anda peroleh harus dimasukkan ke dalam sistem HR di tempat kerja Anda. Hanya beberapa kompetensi yang dirasa sesuai dengan perusahaan yang bisa Anda pakai.
Sebelumnya, kita harus melihat jenis atau pengelompokan kompetensi di bawah ini. Diadaptasi dari Palan (2003), kompetensi dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis :
1.KOMPETENSI GENERIK
Disebut juga core competences, adalah kompetensi yang harus ada pada seluruh karyawan dalam perusahaan pada saat bekerja.
2. KOMPETENSI UNIT KERJA
Disebut juga divisional competences, adalah kompetensi yang harus ada pada seluruh karyawan pada unit kerja tertentu, misalnya kompetensi divisi marketing, divisi produksi, dll.
3. KOMPETENSI JABATAN
Adalah kompetensi yang melekat pada jabatan tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.
Setiap organisasi / perusahaan diharapkan memiliki ketiga jenis kompetensi tersebut. Bagaimana cara menyusunnya?
1. KOMPETENSI GENERIK, biasanya diperoleh dari beberapa sumber, antara lain :
a. Filosofi / budaya / nilai-nilai perusahaan
Contoh : persatuan atau kekeluargaan adalah budaya yang kental di perusahaan. Maka kita dapat menjadikan “Interpersonal Understanding” atau “Teamwork & Cooperation” sebagai core competence.
b. Visi dan misi perusahaan
Contoh : visi perusahaan pada tahun 2020 adalah menjadi perusahaan telekomunikasi yang merambah regional. Kompetensi yang cocok misalnya “Achievement Orientation”, “Self-confidence”, “Initiative” adalah kompetensi generic yang diharapkan seluruh karyawan memilikinya untuk menunjang visi tersebut
c. Target perusahaan
Target tidak jauh berbeda dari visi perusahaan, hanya jangka waktunya lebih pendek, misalnya 1 tahun, dan sifatnya lebih spesifik.
Contoh : perusahaan jasa angkutan umum, target perusahaan adalah mengangkut 10 ribu penumpang setiap bulannya, maka core competence-nya bisa diturunkan dari target tersebut, dalam kata lain “apa yang dapat dilakukan untuk mencapainya?”. Misalnya “dengan memberikan pelayanan yang memuaskan.” Maka kompetensi yang dibutuhkan misalnya adalah customer service orientation.
Kompetensi generik perusahaan biasanya agak seragam pada hamper seluruh perusahaan sejenis. Misalnya :
1. Perusahaan service atau jasa, kompetensinya biasanya tidak jauh-jauh dari customer service, interpersonal understanding, dll yang berhubungan dengan human touch.
2. Perusahaan high tech, misalnya gaming, jasa layanan internet atau software, biasanya menuntut “inisiatif”, “inovasi”, atau “expertise” dari setiap karyawannya.
2. KOMPETENSI UNIT KERJA (DIVISIONAL COMPETENCE)
Kompetensi unit kerja adalah kompetensi yang sifatnya unik dan melekat pada unit kerja atau departemen tertentu. Biasanya pun, ada beberapa kompetensi yang diasumsikan pastilah milik departemen tertentu, misalkan kompetensi “concern for order” untuk divisi keuangan. Namun demikian, adapula kompetensi-kompetensi lain yang dapat pula dilekatkan pada unit kerja tertentu. Ini tergantung dari kebutuhan unit kerja atau dapat pula mengacu pada target unit kerja masing-masing.
3. KOMPETENSI JABATAN
Kompetensi jabatan adalah kompetensi yang melekat pada jabatan tertentu, corporate lawyer, teknisi, nakhoda, dll.
Kompetensi unit kerja dan kompetensi jabatan dapat disusun dengan mengacu pada beberapa hal, antara lain :
a. Deskripsi pekerjaan suatu jabatan atau seorang karyawan dalam unit kerja tertentu
Contoh : Deskripsi pekerjaan seorang sales supervisor adalah sbb :
1) Mengawasi SPG/SPM yang ada di bawah tanggung jawabnya
Kompetensi yang mungkin dibutuhkan : team leadership, developing others, dan directiveness.
2) Menjalin hubungan dengan supplier dan pelanggan
Kompetensi yang mungkin dibutuhkan : customer service orientation, interpersonal understanding, dan responsiveness.
3) Merencanakan penjualan setiap bulan untuk mencapai target sales yang telah ditentukan
Kompetensi yang mungkin dibutuhkan : Achievement orientation, self confidence, expertise, concern for order, dan inovasi.
b. Membandingkan bobot pekerjaan tertentu dengan pekerjaan lainnya. Ini dapat melihat urgensitas, atau kompetensi mana yang paling dibutuhkan oleh suatu pekerjaan.
Contoh : pekerjaan administrasi di bagian gudang dengan administrasi di bagian SDM mungkin saja memiliki deskripsi pekerjaan yang sama. Namun kompetensinya bisa saja berbeda, atau kalaupun sama, bobot kompetensi yang dibutuhkan (misalnya kompetensi “concern for order” pada admin gudang lebih urgen daripada kompetensi “customer orientation”, sedangkan di admin SDM mungkin bisa sebaliknya).
c. Mengadakan pertemuan dengan unit kerja bersangkutan untuk menggali tuntutan pekerjaan pada unit kerja atau jabatan tertentu yang mungkin tidak terjabar dalam deskripsi pekerjaan. Bisa berbentuk diskusi, assessment (business game), role play, dll.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa kompetensi tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar, namun juga semua organisasi tanpa memandang skalanya, atau pun dapat juga dibuat di organisasi non-profit, institusi pemerintahan, institusi pendidikan, dll.
Selamat menyusun kompetensi di tempat Anda bekerja !
Sunday, January 04, 2009
wah-wah day
Hari-hari terakhir mau selesai liburan, saya menggunakan waktu untuk membereskan filing yang ada di ruang kerja di rumah. Hasilnya sangat luar biasa.
Dari tumpukan kertas2 hasil rapat dll dokumen2 gereja selama saya menjabat jadi 'pejabat gerejawi' dari periode 2004 hingga saat ini, terkumpul 2 box penuh kertas, yang merupakan hasil dari rapat bpmj, pmj, rapat bidang dan segala macam dokumen, termasuk warta jemaat yang saya kumpulkan tiap minggu. Memang sayang sich, tapi toh tidak terbaca semua oleh saya sekarang, dan saya lebih suka menyimpan softcopy nya di laptop saya.
Ternyata, sangat luar biasa yang saya kumpulkan dari aktifitas gereja saya selama ini, tidak terbayang apabila dikumpulkan 35 orang penatua lainnya, maka akan sangat banyak kertas (baca: pohon) yang digunakan serta biaya yang kami keluarkan selama ini hanya untuk kertas.
Memang, saya akui, sudah setahun ini selama menjadi ketua bidang bina, saya tidak membiasakan membuat notulen yang diprint. Saya membuatnya, tapi selalu saya keep dalam bentuk softcopy, file word (pakai OpenOffice).
Tidak terbayang lagi, 3 pendeta yang ada di gereja kami, apabila harus mengumpulkan kertas bekasnya maka akan sangat banyak (krn mereka jelas lebih banyak terlibat di sana-sini).
Artinya, gereja telah mengeluarkan uang yang cukup lumayan juga untuk memfotocopy bahan2 dan membagikannya diantara kami dan jangan lupa, aktifis yang jumlahnya 150orang pastinya juga mendapat hardcopy dari aktifitas gereja tiap saat.
Luar biasa. Sudah saatnya, kami harus berhemat. Sekarang ini, kami sudah meng-cut cost untuk makanan dalam rapat. Sebelumnya biaya operasional kami perketat, termasuk listrik dan bbm. Tapi yang satu ini, biaya rapat -- ternyata harus kami usahakan diperketat juga. Sayangnya belum semua rekan2 penatua melek komputer, jadi tentunya tidak mungkin apabila notulen rapat dibagikan dalam bentuk softcopy. Tapi anyway, kita bisa memulai dari sekarang.
Selamat berhemat.
Dari tumpukan kertas2 hasil rapat dll dokumen2 gereja selama saya menjabat jadi 'pejabat gerejawi' dari periode 2004 hingga saat ini, terkumpul 2 box penuh kertas, yang merupakan hasil dari rapat bpmj, pmj, rapat bidang dan segala macam dokumen, termasuk warta jemaat yang saya kumpulkan tiap minggu. Memang sayang sich, tapi toh tidak terbaca semua oleh saya sekarang, dan saya lebih suka menyimpan softcopy nya di laptop saya.
Ternyata, sangat luar biasa yang saya kumpulkan dari aktifitas gereja saya selama ini, tidak terbayang apabila dikumpulkan 35 orang penatua lainnya, maka akan sangat banyak kertas (baca: pohon) yang digunakan serta biaya yang kami keluarkan selama ini hanya untuk kertas.
Memang, saya akui, sudah setahun ini selama menjadi ketua bidang bina, saya tidak membiasakan membuat notulen yang diprint. Saya membuatnya, tapi selalu saya keep dalam bentuk softcopy, file word (pakai OpenOffice).
Tidak terbayang lagi, 3 pendeta yang ada di gereja kami, apabila harus mengumpulkan kertas bekasnya maka akan sangat banyak (krn mereka jelas lebih banyak terlibat di sana-sini).
Artinya, gereja telah mengeluarkan uang yang cukup lumayan juga untuk memfotocopy bahan2 dan membagikannya diantara kami dan jangan lupa, aktifis yang jumlahnya 150orang pastinya juga mendapat hardcopy dari aktifitas gereja tiap saat.
Luar biasa. Sudah saatnya, kami harus berhemat. Sekarang ini, kami sudah meng-cut cost untuk makanan dalam rapat. Sebelumnya biaya operasional kami perketat, termasuk listrik dan bbm. Tapi yang satu ini, biaya rapat -- ternyata harus kami usahakan diperketat juga. Sayangnya belum semua rekan2 penatua melek komputer, jadi tentunya tidak mungkin apabila notulen rapat dibagikan dalam bentuk softcopy. Tapi anyway, kita bisa memulai dari sekarang.
Selamat berhemat.
Subscribe to:
Posts (Atom)