Translate

Tuesday, May 26, 2020

The Learning Experience of an Organization ..

The Learning Experience of an Organization ....

Kita seringkali menanyakan berapa lama pengalaman kerja seseorang. Jawabannya bisa 3 tahun, 5 tahun atau bahkan 20 tahun.

Tetapi pernahkah kita menanyakan berapa lama pengalaman yang dimiliki sebuah organisasi?

Keep reading ....
Memang bagus banget menanyakan pengalaman bekerja seseorang.
Karena pengalaman mestinya menggambarkan banyaknya pengetahuan dan kemampuan yang dia miliki. Jadi pekerjaan yang ditangani bisa lebih kompleks lagi.
Tetapi pengalaman yang panjang juga mestinya menggambarkan banyaknya kesalahan yang kita lakukan (dan mari kita akui, kita semua pernah melakukannya).
Dan terutama bahwa kita tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Jadi itulah mengapa perusahaan harus membayar lebih tinggi kepada karyawan yang lebih panjang pengalamannya.
Pekerjaan yang kompleks bisa ditangani, dan juga bisa menghindari dari kesalahan yang mungkin terjadi.

Tapi kita jarang sekali kita menanyakan berapa pengalaman sebuah organisasi.
Padahal lihat contoh berikut ini.
Seandainya sebuah tim terdiri dari 10 anggota, dan masing masing anggotanya rata rata punya pengalaman 10 tahun berarti tim itu sudah berpengalaman 100 tahun kerja.
Bayangkan berapa banyak pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki. Dan betapa kompleks pekerjaaan yang mereka bisa lakukan.
Dan bayangkan berapa kesalahan yang mereka pernah lakukan?
Dan berarti berapa banyak kesalahan yang bisa mereka hindari.
Itu baru tim yang isinya 10 orang.
Bayangkan sebuah perusahaan dengan 5000 karyawan dan apabila rata rata pengalaman karyawannya 10 tahun.
50 ribu tahun pengalaman kerja.
Dahsyat kan? Atau meminjam istilah anak anak gaul sekarang, sadis !

Tetapi tentunya hal ini hanya bisa terjadi di sebuah tim atau di perusahaan di mana pengalaman (dan kesalahan) itu di share dengan yang lain.
Otherwise lamanya pengalaman itu tidak akan berguna sama sekali.
Nanti akan jadi seperti petani yang menyangkul selama 20 tahun, mengulang ngulang terus apa yang dia lakukan setiap hari tanpa improve.
Bisa bisa pengalaman 20 tahun nilainya sama saja seperti pengalaman yang hanya 1 tahun.

Ini saatnya kita melakukan paradigm shift dari individual competence menjadi organizational capability.
And this can happen only when an organization keep learning by:
- mutual sharing from inside, saling belajar sesama anggota tim, atau sesama karyawan perusahaan
- learning from outside, belajar dari luar, bisa dengan mendatangkan seorang external atau dengan belajar dari seorang anggota tim yang baru datang dari luar ....

Tanpa menjalankan dua hal itu, pada saat kita punya 10 team member yang rata rata berpengalaman 10 tahun, mestinya kita punya pengalaman bersama 100 tahun, jangan jangan pengalaman organisasinya hanya 20 tahun, or even only 10 years.
What a waste .... sayang sekali kan?

So bagaimana dong?
Ini adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan ....

A) Organize Internal Sharing sessions di tim atau perusahaan anda , di mana kita encourage seseorang untuk share specific knowledge nya dia (bisa yang dia pelajari dari pekerjaanya, atau membedah buku yang dia baca), every body will learn kan?.
Obviously leadernya harus memberi contoh dengan sharing, tetapi tentunya contohnya juga harus diikuti sampai ke level paling bawah.

B) Organize a session dari seorang fresh graduate yang baru masuk ke perusahaan anda. Ilmu berkembang begitu pesat. Siapa tahu ada ilmu ilmu baru yang datang dari universitas yang bisa diterapkan.

C) Encourage setiap orang untuk open mind dan belajar dari yang lain.

Contoh dari pikiran yang tertutup dan tidak mau belajar adalah dari pemikiran seperti ini
- "Itu kan teori di Universitas, mana bisa diterapkan di sini"
- "Metode itu terlalu simpel, belum diuji kebenarannya, jangan dipakai dulu"
- " Kita pernah mencoba seperti itu tapi gak jalan tuh"
..... dll

Mungkin pemikiran seperti itu bisa dengan
"Kita bisa mencobanya di sini, dan supaya lebih mudah diimplementasikan, sebaiknya kita tambahkan ....."
Ingat yang sebaiknya dilakukan adalah menambahkan ide, bukan mengkritik, mencela atau membunuh sebuah ide sebelum dijalankan.

D) Organize an award ceremony di mana anda menghargai specifically orang orang yang mau sharing knowledge and experience sebagai tambahan dari pekerjaannya sehari hari

E) Review again your Induction Program.
Selama ini induction program biasanya berisi,"Anda sebagai orang baru harus mendengar kami yang sudah berpengalaman lama di perusahaan ini. Ini cara cara kami melakukan sesuatu, ini prosessnya, ini policynya, dan ini toolsnya. Now, just shut up and do it"
Dan para newcomer pun ngeper, diam, sambil menunggu semoga masa percobaannya cepat berlalu.
Lha, kalo kita hire dia, berarti kan dia jago? Berarti dia punya pengalaman yang relevant? Kenapa kita tidak belajar dari dia.
SK Telecom dari Korea mengharamkan Induction Program dan menggantinya dengan Reverse Induction Program. Di mana orang orang baru mengajari orang orang lama tentang pengalaman mereka di luar. Jadi orang orang lama bertambah ilmunya. Dan secara organisasi ilmunya nambah. Brilliant kan?
OK. saya tidak menganjurkan anda untuk menyetop induction program.anda, but at least, please ask your new comer to teach the existing employees.

Terakhir, seringkali masih saja ada yang bilang," Enak aja. Ilmu susah susah gua dapet. Mau dibagi gratisan. Enak banget?"
Well, ijinkan saya share petuah ibu kandung saya (yang menjadi guru SD selama lebih dari tiga puluh tahun).
"Pam, ilmu itu semakin dikasih ke orang, bukannya semakin berkurang, tapi justru semakin bertambah"
Dan saya membuktikannya sendiri . Sejak beberapa tahun lalu saya setiap hari share something, dan teman teman saya menambahkan idea dan berdiskusi. Dan ternyata saya juga belajar banyak sekali.

Ternyata, semakin banyak ilmu yang anda berikan, semakin banyak yang anda share, ternyata pengetahuan anda juga semakin bertambah banyak, and you will have more friends, become smarter and wiser.

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto