Translate

Tuesday, November 28, 2017

RESET BUTTON

WE HAVE A "RESET" BUTTON IN OUR LIFE
(Pada saat kita harus memulai hidup kita dari NOL kembali)

Pagi yang cerah mulai tersenyum menyambut Jakarta.
Hari itu saya sedang diantarkan sopir saya ke kantor. Malamnya hujan lebat, saya takut macet. Tapi ternyata lalu lintas lancar, saya menyesal tidak menyetir sendiri.

Tiba-tiba handphone saya berdering. Unknown number? Siapa ya? "Mbak" yang mana lagi ini?
"Hello Pam, pa kabar? Masih inget aku kan?"
Wow , ternyata seorang teman yang sudah dua puluh tahun lebih tidak ketemu. Sebut saja namanya Ita.
"Kabar baik Ita. Alhamdulillah. How about you?"
"Kok lu inget sama gua?"
(I am good at remembering woman's voice :-)
Anyway, setelah berbasa basa beberapa lama, Ita mulai menceritakan hidupnya.

Tadinya Ita mempunyai masa depan yang menjanjikan. Ita adalah contoh alpha female, cantik , putih, berambut panjang, pintar dan rangking teratas sejak SD sampai SMA di Bandung. Pernah kuliah di ITB di jurusan terfavorite sebelum mendapatkan beasiswa ke luar neeri dan akhirnya mendapatkan Ijasah S1 dan S2 dari Universitas Ternama di Eropa. Suami yang juga lulusan luar negeri. Dan tiga anak yang lucu-lucu dan pintar, mereka kuliah di Universitas terbaik di negeri ini.
What else could you dream of?

But then again, ternyata manusia tidak pernah bisa menduga rencana apa yang akan terjadi pada kita?
Bukankah kita hanyalah aktor yang memainkan sebuah skenario kehidupan yang sudah "disiapkan".
Dan begitulah roller-coaster yang terjadi pada Ita.

Pada usia di atas 40 tahun, Ita melakukan beberapa kesalahan besar dalam hidupnya.
Sekarang Ita dibenci oleh suaminya, , dijadikan bahan ejekan di tempat kerjaannya, sementara saudara-saudara kandung pun gak jelas ke mana dan anak-anak pun kebingungan bersikap di antara ayah dan ibunya yang bermusuhan.
Untuk menjada privacy dan confidentiality, saya tidak akan membahas apakah kesalahan besar yang dia lakukan dalam hidupnya.
(Obviously some of you can guess it).

Intinya sekarang Ita merasa berada di titik terendah dalam kehidupannya. Kehidupan yang sudah begitu lama dia bangun dengan susah payah.
"I dont know what I should do ...
Should I give up or what?"
tanya Ita di sela-sela tangisnya yang tak tertahan.
Aku membayangkan air mata yang mengucur deras dari mata bening di balik kacamata Ita yang khas itu.

Yes, what should she do?
Sebagai seorang manusia seringkali kita menjalankan kehidupan, dan mengambil keputusan.
Kadang kita mengambil keputusan yang tepat, kadang kala kita mengambil keputusan yang salah. Normal kan?
Tetapi Ita mengambil beberapa keputusan yang salah dalam hidupnya, dan itu membawanya ke titik terendah.

What should she do?

Saya selalu percaya bahwa manusia selalu mempunyai kesempatan berikutnya. Jadi saya tidak pernah menilai orang dari apakah dia pernah berbuat salah atau tidak. (Bukankan manusia itu memang tempatnya salah dan dosa. Kalau yang gak pernah salah dan dosa itu namanya malaikat, bukan manusia). Saya menilai orang dari apa yang dilakukannya setelah kesalahan itu terjadi.

Seperti halnya seorang pilot yang mempunyai sebuah "Eject button" di mana dalam masa darurat dia bisa menekan tombol itu dan keluar dari pesawat.
Seperti halnya seorang insinyur komputer yang selalu bisa menekan tombol "reset".
Maka manusia juga selalu mempunya kesempatan berikutnya.
Jangan putus asa Ita. Jangan menyerah.
There will always be next chance in your life.

Apa yang bisa dilakukan Ita? Pergi ke tempat baru dan memulai kehidupan baru dengan pekerjaan baru di lingkungan baru.
Seperti halnya komputer yang pada saat direset akan mengosongkan memory,
maka Ita juga harus move on dan melupakan banyak hal yang membebaninya di tempat lama.

Ita harus ingat, dia masih punya banyak strength yang tidak dipunyai orang lain, ijasah Bachelor dan Master dari Eropa, pengalaman kerja puluhan tahun, kemampuan komunikasi dan presentasi ... dan banyak hal yang lain. 

Ita bisa memggunakan itu sebagai modalnya di tempat yang baru. Ita harus optimis, her life can start again and she will have a bright future again.

Apa yang harus Ita lakukan ...

0. IDENTIFY YOUR UNIQUE SET OF SKILLS

Ita bisa focus pada hal-hal positive yang dimilikinya. Dua masih punya modal (competence, pengalaman, karakter) yang tidak dimiliki orang lain. Daripada fokus pada kemalangan nasibnya atau kesalahan yang dia lakukan, sebaiknya dia focus pada strength yang dimilikinya.

0. BUILD YOUR CONFIDENCE

Bangun kepercayaan diri berdasarkan semua kelebihan yang dia punya.
Everything is in your mind. Semua itu ada di pikiran kita.
Kalau anda pikir anda tidak bisa, anda memang benar. Tetapi kalau pikir anda bisa, ya benar juga, anda akan bisa (memulai kehidupan baru).

0. GO TO A NEW PLACE, BUILD YOUR NEW NEST, FIND A NEW "JUNGLE" WHERE YOU CAN USE YOUR STRENGTH

Bagian ini yang agak susah , anda harus menemukan tempat yang baru, pekerjaan yang baru, suasana yang baru, di mana anda bisa menggunakan kompetensi dan kemampuan anda untuk memulai kehidupan baru.
Kalau anda masih berada di tempat lama, suasana dan perlakuan orang di sekitar anda masih akan menghantui anda dan membuat anda susah move on.

0. DO YOUR BEST, EXCEL IN THE NEW "JUNGLE"

Pada saat ini anda sudah menemukan tempat dan suasana yang baru. Motivasilah diri anda sendiri untuk melakukan yang terbaik, bekerja keraslah agar anda mendapatkan pengakuan, perlakuan dan penghargaan yang baik dari lingkungan baru anda.

0. FORGET YOUR PAST, MOVE ON WITH YOUR LIFE, 

Lupakan masa lalu, move on with your life. Saya percaya bahwa semua manusia mempunyai kesempatan kedua. Saya percaya bahwa manusia adalah tempatnya salah dan dosa, dan kadang kita tidak terhindar dari keduanya. Seandainya hal itu terkadi , kita bisa belajar dari Blackberry jaman dulu, lepas batteraynya, pasang lagi, and you can reset your life!

How to do it?

0. IDENTIFY YOUR UNIQUE SET OF SKILLS
0. BUILD YOUR CONFIDENCE
0. GO TO A NEW PLACE, BUILD YOUR NEW NEST, FIND A NEW "JUNGLE" WHERE YOU CAN USE YOUR STRENGTH
0. DO YOUR BEST, EXCEL IN THE NEW "JUNGLE"
0. FORGET YOUR PAST, MOVE ON WITH YOUR LIFE

Saya yakin bahwa kelima langkah di atas bukan hanya berlaku untuk seorang Ita yang memulai kehidupan barunya, tapi bisa saja digunakan oleh kita yang sedang memulai karir (pekerjaan) baru di perusahaan yang baru, mahasiswa yang ingin mengulang kuliah dan mengambil jurusan lain di universitas yang baru , pindah ke luar negeri, pindah perusahaan dan lain-lain.

Selamat berjuang Ita, dan Ita-Ita yang lain , yang mungkin perlu me-reset ulang kehidupannya!


Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Sunday, November 26, 2017

Libatkan Tim Kita

Menjadi pemimpin layaknya seorang dokter yang wajib mengetahui kondisi pasien dengan sungguh2, melakukan wawancara, konseling dan observasi secara menyeluruh. Temuan masalah yang diperoleh menjadikan si dokter mampu memberikan treatment dan obat yang tepat untuk menolong kesembuhan pasiennya.

Sama juga dengan tugas kepemimpinan kita dalam organisasi atau keluarga atau masyarakat kita, bila kita memiliki kesempatan dan kepercayaan dari orang lain maka kitapun perlu mengetahui apa yang terjadi dengan tim kita terlebih ketika ada sebagian bahkan seluruh anggota tim mengalami masalah kita perlu mengenal betul masalah tersebut. Apakah internal ataukah eksternal, besar atau kecil.

Seringkali kita sebagai pemimpin kurang mau Menganalisa tentang apa yang terjadi pada tim kita, kurang fokus dan bahkan acuh walaupun jelas kita dalam masalah besar, kita lebih memilih rutinitas semata dan bekerja sesuai porsi kita saja dengan tujuan "yang penting selesai", kita lupa memberi pengaruh positif pada tim kerja kita dan cenderung berjalan sesuai keinginan kita saja sehingga kinerja tim kita semakin ambruk dan turun. Apa yang kita lakukan tidak mencerminkan jawaban masalah yang ada, asal ambil keputusan, asal melangkah dan tanpa dasar jelas sehingga kinerja tim justru semakin merosot karena kita sebagai pemimpin salah memberikan obat atas keluhan yang ada dari tim kerja kita.

Mari kita libatkan tim kerja kita, kita cari tau apa yang terjadi karena pengetahuan itu perlu untuk meningkatkan kinerja tim yang merosot, penghargaan dan pengakuan penting untuk mengangkat tim yang tengah menurun..apakah kita sebagai pemimpin sudah benar-benar mengobati "luka" tim kerja kita secara tepat???...Just Do It

Fajar Riadi DS
(Human Capital Specialist)

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Dari Negeri Konsumen ke Bangsa Produsen: Transformasi Perekonomian Nasional

Dari Negeri Konsumen ke Bangsa Produsen: Transformasi Perekonomian Nasional

   LINE it! 
Journal Nov 25

li9bPNPyS_SSghfjKXAfOC04FKdI6gZi.jpg
Setelah Badan Pusat Statistik (BPS) memublikasikan data ekonomi nasional pada kuartal III tahun 2017, muncullah polemik, terutama di kalangan para pengamat ekonomi. Sebagian menilai ekonomi Indonesia berada dalam kondisi memerlukan penanganan lebih serius, terutama terkait dengan melemahnya daya beli masyarakat dan meningkatnya angka pengangguran. Sebagian lagi menilai sebaliknya; termasuk dalam kelompok ini adalah Dana Moneter Internasional (IMF) yang melihat bahwa perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang sangat baik. 
Indikator yang digunakan oleh IMF adalah tingkat pertumbuhan ekonomi nasional yang tergolong tinggi, tingkat inflasi yang rendah, nilai tukar rupiah yang stabil, dan neraca transaksi berjalan yang relatif baik. Secara makro, kelompok ini menilai bahwa kondisi perekonomian Indonesia berada dalam keadaan sehat dan cenderung bergerak positif. 
Transformasi Kebijakan
Dari sudut pandang yang kedua, situasi positif perekonomian sekarang ini tidak dapat dilepaskan dari respons cepat dan tepat Presiden Jokowi dalam mengubah ekonomi berbasis konsumsi menjadi berbasis produksi sejak awal pemerintahannya. Langkah inilah yang menjadi pembeda bagi pemerintahan saat ini dalam menjalankan roda pembangunan nasional.
Pada awal pemerintahannya, Presiden Jokowi dihadapkan pada situasi perekonomian yang tidak menguntungkan dari sisi internal maupun eksternal. Secara eksternal, pesona beberapa produk komoditas andalan telah memudar, ditandai oleh minimnya permintaan secara global, terutama komoditas seperti kelapa sawit, mineral, dan batubara. Kejatuhan harga minyak dan gas (migas) dunia juga menggoyahkan penerimaan negara serta mengganggu iklim investasi migas sebagai penyumbang devisa terbesar pada tahun 2014. Belum lagi adanya spekulasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS yang menekan nilai tukar rupiah terhadap dolar. 
Secara internal, selama ini alokasi APBN untuk kegiatan konsumsi jauh lebih besar jika dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk kegiatan produksi. Demikian juga halnya dengan cuaca dan iklim investasi yang tidak kompetitif. Pada tahun 2014, Indeks Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business, EoDB) Indonesia berada di posisi ke-120 dari 190 negara. Berbagai regulasi yang ada justru mempersulit dan kontraproduktif terhadap penciptaan iklim usaha. Sebagai contoh, perizinan di sektor ketenagalistrikan membutuhkan 49 izin dan memakan waktu hingga 923 hari. Selain itu, infrastruktur penghubung ke daerah penghasil komoditas ekspor dan obyek-obyek pariwisata andalan juga minim. Hal ini diperparah oleh defisit listrik di 11 dari 22 sistem besar ketenagalistrikan di Tanah Air. Akibatnya, pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru terhambat dan memerlukan solusi segera.
Untuk merespons situasi tersebut, Presiden Jokowi menempuh “jalan lain” sehingga perekonomian nasional berada pada jalur yang tepat, sekaligus memastikan indikator-indikator kemajuan pembangunan dapat terjaga baik. Pada titik itulah koreksi dan reformasi APBN diperlukan. APBN yang terbebani oleh subsidi BBM yang masif serta tidak tepat sasaran dirombak dan dialokasikan untuk mendukung program-program produktif seperti Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Program Keluarga Harapan. Terobosan deregulasi dan debirokratisasi diambil melalui 16 Paket Kebijakan Ekonomi, mulai dari penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), penyediaan layanan perizinan investasi 3 jam, hingga revisi Daftar Negatif Investasi (DNI). Bersamaan dengan itu, infrastruktur konektivitas dan energi juga dibangun untuk mendukung lahirnya pusat-pusat perekonomian baru.
Titik Balik
Transformasi ke arah ekonomi berbasis produksi itu kini dapat terlihat dari beberapa indikator. Komponen Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat. PMTB merupakan salah satu alat ukur kemajuan produktivitas suatu bangsa, di mana komponennya adalah bangunan, mesin dan perlengkapan, kendaraan, peralatan lainnya, sumber daya biologis, dan produk kekayaan intelektual. Pada triwulan III tahun 2017, pertumbuhan PMTB mencapai 7,11%, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan PDB 5,06%. Sementara, kontribusi PMTB terhadap PDB yang tadinya sekitar 28% meningkat menjadi 32%. 
Tren pertumbuhan konsumsi masyarakat tetap stabil di atas 4,9%, namun sumbangan sektor konsumsi terhadap PDB menurun dari sekitar 58% menjadi 55%. Daya beli terjaga dan kegiatan ekonomi menggeliat. Hal itu terlihat dari tumbuhnya sektor-sektor penunjang konsumsi yang tinggi seperti industri makanan dan minuman sebesar 9,46%, perdagangan mobil, sepeda motor dan reparasinya sebesar 6,12%, serta perdagangan besar dan eceran sebesar 5,35%. Di sisi lain, sektor transportasi dan pergudangan yang merupakan penunjang untuk kegiatan ekonomi tumbuh sebesar 8,27%.
Peningkatan komposisi PMTB terhadap PDB yang dibarengi oleh penurunan komposisi konsumsi terhadap PDB di tengah pertumbuhan ekonomi yang stabil memperlihatkan adanya transformasi fundamental perekonomian nasional, di mana pergerakan ekonomi bangsa ini menuju ke arah lebih produktif.
Penilaian positif juga datang dari lembaga pemeringkat investasi internasional. Lembaga pemeringkat investasi Standard & Poor’s pada  Juli 2017 menaikkan peringkat Indonesia menjadi “Layak Investasi”, melengkapi predikat serupa yang sebelumnya telah disematkan oleh lembaga ternama lainnya yaitu Moody’s dan Fitch Rating. Bank Dunia menaikkan Ease of Doing Business(EODB) Indonesia sebanyak 48 tingkat menjadi peringkat ke-72, melewati Tiongkok yang berada di peringkat ke-78. Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index) 2017-2018 yang dilansir World Economic Forum (WEF) juga menunjukkan lonjakan peringkat Indonesia dari posisi ke-41 di tahun 2014 menjadi posisi ke-36 dari 137 negara.
PSFcM1LUTl_-GYD1IEQHyDMNj8I7t54_.jpg
setkab.go.id
Pengakuan dari berbagai lembaga internasional tersebut juga tercermin pada realisasi penanaman modal. Laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperlihatkan realisasi penanaman modal triwulan III tahun 2017 mencapai Rp176,6 triliun. Kesiapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), dan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) didukung dengan kebijakan yang konsisten untuk hilirisasi industri komoditas strategis seperti mineral dan kelapa sawit yang menjadi daya tarik investasi. 
Indonesia juga memiliki banyak potensi kawasan pariwisata, tetapi pengelolaan kawasan tersebut belum optimal karena terbatasnya infrastruktur pendukung seperti bandara, jalan, listrik, air bersih, hotel, dan fasilitas lainnya. Presiden Jokowi kemudian membangun infrastruktur yang komprehensif di kawasan-kawasan pariwisata yang belum memiliki infrastruktur memadai, yang diiringi dengan pengenalan intensif pariwisata Indonesia di dunia internasional. Termasuk di antaranya adalah program 10 destinasi wisata unggulan.
nvQdeFxSkvvp_d6TULIHQVxUQ42FL10k.jpg
jpp.go.id
Langkah ini terbukti mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari 8,36 juta orang sepanjang Januari hingga September 2016 menjadi 10,46 juta orang pada periode yang sama di tahun 2017, atau naik sebesar 25,05%. Pertumbuhan ini melampaui negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand maupun negara-negara Asia lainnya yang hanya tumbuh sekitar 5%. Pariwisata, kemudian menjadi sektor andalan sebagai penyumbang devisa terbesar. Jika pada tahun 2014 sektor ini berada di peringkat ke-4 penyumbang devisa setelah minyak dan gas bumi, crude palm oil (CPO) dan batubara, pada tahun 2016 sektor pariwisata naik menjadi peringkat ke-2 setelah CPO dengan devisa sebesar Rp183 triliun.
Catatan dan Tantangan
Tentu saja, pencapaian ini bukan tanpa catatan atau tantangan. Apabila dilihat dari sisi ketenagakerjaan, meski penyerapan tenaga kerja tetap tinggi, namun kenaikannya belum berbanding lurus dengan penanaman modal yang meningkat signifikan. Transformasi ekonomi menuju industri padat modal tentu positif. Namun demikian, Indonesia tetap membutuhkan industri padat karya untuk menyerap tenaga kerja dan memastikan pertumbuhan ekonomi berdampak pada kesejahteraan masyarakat, mengingat saat ini baru 12,06% dari 128 juta pekerja yang berpendidikan tinggi.
Sebagai strategi jangka menengah dan panjang, Pemerintah menggalakkan pendidikan vokasional yang terhubung langsung dengan industri agar lulusan SMK dapat siap kerja dan langsung diserap oleh pasar. Di sisi lain, untuk jangka pendek, pemerintah mengalokasikan dana desa serta menganggarkan Rp11,2 triliun di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk dapat digunakan pada sektor padat karya yang siap dijalankan di tahun 2018.  
Di samping itu, tentunya perlu upaya untuk mendorong sektor lain yang masih memiliki potensi pertumbuhan besar dan sekaligus padat karya seperti perikanan. Pertumbuhan pada triwulan III tahun 2017 tergolong tinggi yakni sebesar 6,75%, namun masih ada ruang untuk ditingkatkan. Di sektor pertambangan minyak dan gas bumi, tren kenaikan harga migas harus dijadikan momentum untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di Indonesia.
Bank Dunia menyatakan bahwa Indonesia sudah berada di jalur yang tepat. Di samping itu, lembaga konsultan bisnis PricewaterhouseCoopers (PwC) memproyeksikan Indonesia akan menjadi lima besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030. Tentu saja hal tersebut baik, namun tidak boleh membuat kita lengah. Kerja keras dan cerdas dalam semangat kebersamaan sebagai sebuah bangsa yang sedang bertransformasi positif harus senantiasa dipupuk dan dirawat. Dengan usaha sungguh-sungguh dan bergotong royong, hasil ini tidak hanya akan memberikan daya tahan pada perekonomian nasional tetapi juga berdampak nyata pada kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Ilustrasi via Pixabay
sumber: https://www.selasar.com/jurnal/39867/Dari-Negeri-Konsumen-ke-Bangsa-Produsen-Transformasi-Perekonomian-Nasional

Friday, November 24, 2017

Membedakan Pemimpin Sejati dengan Pemimpin Palsu

Membedakan Pemimpin Sejati dengan Pemimpin Palsu

Kalau kita mengamati kehidupan komunitas atau masyarakat, kita tidak akan sulit untuk menemukan pemimpin yang tidak segan-segan memanfaatkan para pengikutnya demi kepentingannya. Sang pemimpin melibatkan pengikutnya dalam konflik yang ia hadapi dengan pihak lain, tanpa peduli dampaknya pada komunitas. Ia menyeret anggota komunitas dalam konflik pribadinya, tanpa peduli pada kemungkinan terjadinya perpecahan di antara mereka yang ada dalam kepemimpinannya. Sang pemimpin dengan sukacita menikmati permusuhan dan serangan yang dilancarkan para pengikutnya kepada pihak lain yang ia anggap sebagai musuh, padahal mereka juga adalah anggota komunitas yang sesungguhnya memerlukan pelayanan dan perlindungannya. 
Berbeda dengan itu, rasul Paulus mengembangkan sikap yang sebaliknya terhadap anggota komunitas yang nyata-nyata telah menyakitinya, melontarkan fitnah keji terhadapnya. "Sebab itu aku menasihatkan kamu, supaya kamu sungguh-sungguh mengasihi dia.  Sebab justru itulah maksudnya aku menulis surat kepada kamu, yaitu untuk menguji kamu, apakah kamu taat dalam segala sesuatu." (2 Kor. 2:8-9). Inilah karakter pemimpin sejati, yang menempatkan kepentingan komunitas di atas kepentingan pribadi.
Jadi, kalau Anda menemukan pemimpin yang suka melibatkan anggota komunitas dalam konflik yang ia alami dan/atau menikmati permusuhan dan serangan yang dilancarkan pendukungnya kepada sesama anggota komunitas demi membela dirinya, sadarlah bahwa dia adalah pemimpin palsu. Jangan ikut-ikutan mendukungnya.
Salam dari Palu,
Arliyanus

Tuesday, November 21, 2017

How do you live, learn and lead?

HOW DO YOU LIVE?
HOW DO YOU LEARN?
HOW DO YOU LEAD?


Namanya James, seorang Inggris yang sekarang menjadi CEO di sebuah perusahaan multinasional di Singapore. Minggu pagi itu saya naik kapal ferry bareng dengannya dari Singapore menuju Bintan untuk menghadiri sebuah event di sana.
James sudah malang melintang di beberapa benua, dan juga mempunyai banyak pengalaman berharga yang membuatnya menjadi salah satu CEO yang disegani di Singapore saat ini. Maka saya menggunakan waktu perjalanan ke Bintan untuk untuk belajar dari kehidupannya. Dan James dengan bijaknya pun sharing pengalaman-pengalaman hidupnya yang menarik.

Saya tadinya berfikir bahwa James adalah anak orang kaya yang mendapatkan banyak pendidikan yang bagus dengan disokong oleh orangtuanya. Ternyata cerita hidupnya tidak semanis itu.

James terlahir di sebuah kota pelabuhan di Inggris. Ayahnya adalah seorang pelaut yang jarang pulang. Secara ekonomi mereka tidak berkecukupan. Ibunya pun akhirnya menjadi pecandu alkohol yang sering melakukan abuse secara verbal kepada James.
Akhirnya James memberanikan diri lari dari rumahnya dan ditampung di sebuah panti asuhan di tempat lain.
Di sini ternyata teman-temannya mem-bully James secara fisik habis-habisan.
James struggle dengan kehidupannya tetapi dia tidak menyerah.
Entah mengapa, James sudah mengerti,"You cannot control what will happen to you, but you can control how you react to them"
Karena James rajin membaca, James tahu bahwa sebuah berlian harus tetap menjadi berlian di manapun dia berada, di hutan, di laut , di padang pasir atau di WC sekalipun.
Maka James tidak mau membiarkan hal-hal external mempengaruhi karakternya secara negative.
"I refuse to let the external influence impacting my character in a negative way!"
Dan James pun terus membaca banyak buku biografi orang-orang sukses dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian James mendapatkan beasiswa di sebuah Universitas ternama di Inggris. Dan James pun menjalani kariernya dengan semangat baja, sampai akhirnya sekarang menjadi CEO. 

Tentu saja tidak mudah menjadi seorang CEO, begitu banyak ujian, hambatan dan halangan yang dialaminya. Tetapi sekali lagi, James selalu menyambut mereka dengan positive, menganggap itu sebagai sumber motivasi dirinya sendiri. 
James tidak membiarkan hal-hal external mempengaruhi dirinya secara negative. James mengontrol pengaruh itu dan mem-filter sebelum masuk ke dalam dirinya.  
Kalau sesuatu itu membawa pengaruh positive (misalnya dengan  mengamati role-modelnya, atau dengan membaca biografi orang-orang sukses), maka dia akan membiarkan pengaruh positive itu masuk ke dalam dirinya, membuat dia jadi mempunyai aura positive dan meningkatkan dirinya.
Tetapi kalau itu hal-hal external itu akan membawa pengaruh negative, James akan segera membentuk benteng untuk melindungi dirinya dari pengaruh negative itu (bukannya malah membiarkan pengaruh negative itu memasuki dirinya).  Dan dengan itulah James menjalankan hidupnya, mengontrol dan mem-filter pengaruh yang masuk ke dalam hidupnya, dan memperbaiki karakternya sehingga tumbuh dari seorang anak remaja lusuh yang ter-bully di kota pelabuhan di Inggris sampai sekarang menjadi CEO sebuah multi-national company di Singapore.

Apa yang bisa kita pelajari dari James?
Dalam hidup ini kita punya pilihan!
Kalau kita pergi ke pasar, 
kita bisa pilih makanan segar,
atau pilih makanan basi.
Pilihlah makanan segar , agar kita sehat.
Jangan pilih makanan basi, nanti kita sakit.
Kita juga akan menerima banyak pengaruh positif, dan pengaruh negative.
Tolaklah pengaruh negative karena akan membuat jiwa kita sakit.
Terimalah pengaruh positive karena akan membuat jiwa kita sehat, dan karaker kita tumbuh dengan baik.

Pembicaraan kami terganggu sejenak, karena pelayan yang membawa capuccino pesanan kami.
Kemudian James pun melanjutkan diskusi dengan sharing beberapa stage dari kehidupannya.

Kita dengar satu persatu ya ...

0. LIVE

Pertanyaan pertama adalah "How do you Live", bagaimana anda hidup?
Apakah anda hidup dengan selalu memancarkan aura positive?
Atau anda adalah orang yang suka spread the negative energy dengan menceritakan masalah (pribadi) anda kepada semua orang?
Ingat, dari semua orang yang anda ceritai masalah (pribadi) anda, percayalah sebagian besar tidak akan perduli dengan masalah anda, yang sisanya? Yang sisanya mungkin saja ikut senang karena anda punya masalah itu 😁.
Remember, be positive and spread the positive energy around you.


0. LEARN

Kalau anda mau maju, kata James, satu-satunya cara adalah dengan belajar (learn) sebanyak mungkin. Manusia hanya mempunyai 24 jam dalam sehari, dan hanya 7 jam seminggu. Yang paling sukses biasanya adalah yang menggunakan waktunya lebih banyak daripada yang lain untuk belajar dan memperbaiki karakternya.
How much do you learn everyday? This will define how much you will progress in the future!

Seorang sahabat saya, sebut saja namanya Tiara, seorang HR Director, saking extreme nya pengin  belajar, sampai dia  berpartisipasi dalam sebuah video conference call learning event, pada malam ulang tahunnya !
Sementara yang lain pasti memilih makan malam dan pesta bersama teman-temannya.

Saya sendiri biasanya membaca buku sebelum tidur (setiap hari!), sampai biasanya akan selalu minimal ada 5 buku di sebelah tempat tidur saya.

Read, read, read!
Learn, Learn, Learn!

0. LOVE

James meneruskan diskusinya. Bagi James, Live and Learn is about yourself. Tetapi sekarang waktunya untuk melakukan sesuatu untuk orang lain. Dan James menamakannya "LOVE"
You love others, so you will help them.
You love your company, so you will work hard and contribute.
You love your boss, so you will follow her instruction and challene her in the positive way if needed.
You love your peers, so you will break the silo and you will cooperate, collaborate and help each-other to achieve common objectives.
You love your subordinates, so you will coach them and develop their career.
You love your family, so you will do everthing to protect and make sure that they are comfortable.
See, it all started with Love!
If you don't love people, you will have the trouble to find peace with yourself!

0. LEAD

After you learn and you love people, now it is time to lead others.
Jadilah pemimpin yang baik.
Pada akhirnya sebagai leader, anda akan dinilai dari bisnis result yang anda hasilkan, ataukah anda di sales, marketing, HR, finance atau di manapun, seorang business leader and deliver great business result.

Tetapi, sebelum mencapai business result, anda harus menjadi pemimpin yang baik bagi team anda. Selalu memotivasi dan men-develop mereka.

Dan, sebelum anda menjadi pemimpin yang baik bagi bisnis anda, dan bagi team anda, ternyata yang paling susah adalah menjadi pemimpin bagi diri kita sendiri,
menjadi contoh dan teladan bagi anak buah kita dan yang lain.

That's leadership!

0. LEGACY

Pada saat seseorang sudah menjadi good leader seperti James, saya pun penasaran, apa sih yang masih dia harapkan?

Ternyata James menjawab,"I need to put behind me a good legcy"

Suatu saat James tidak akan ada di perusahaan itu lagi.
Suatu saat James mungkin tidak berada bersama kita lagi.
Pertanyaan James adalah,"Apa yang orang akan ingat tentang kita?"

Dan James masih tetap bekerja keras setiap hari karena James ingin meninggalkan legacy yang positive!
Yang kita pelajari adalah bahwa ternyata life is a learning journey, terus-menerus belajar, terus menerus bekerja keras, untuk kita sendiri, untuk keluarga kita, untuk karier kita dan untuk sesama manusia!


Jadi ingat baik-baik, sharing dari James hari itu intinya adalah:
How do you live?
What did you learn?
How do you love others?
How do lead your team?
and finally, What is the Legacy that you want to put behind you ....

And don't forget that
what you learn today, will define how you progress in the future!

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Sunday, November 19, 2017

Put the God First (PGF)

Put the God First, terjemahan bebasnya, Jadikan Tuhan yang utama.

Menjadikan Tuhan yang utama dalam hidup Dan keseharian kita bukanlah mudah.

Setelah berpuluh tahun bekerja , kemudian membuka usaha sendiri, dan tetap bekerja, tetap saja tidak bisa dan sangat sulit mengutamakan Tuhan dalam hidup keseharian saya.

Memang doa dan gereja tidak perlu dilupakan, tapi tetap saja saya merasakan bahwa saya belum memberikan apa yang seharusnya saya berikan untuk Tuhan, yaitu menempatkan Tuhan diatas segalanya.

Tapi at least, saya mencoba. Saya mencoba berdoa di tiap pagi, mencoba beribadah gereja di jam pertama, Dan mencoba mencapai rumah agar bisa memimpin doa malam.

Tapi , yang Tuhan minta bukan hanya itu, Dia ingin saya terus memberikan waktu dan tenaga untuk Tuhan.

Temukan Tuhan dalam berbagai cara, dan cari tahu apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Itulah yang Dia inginkan.

Saturday, November 18, 2017

Manusia adalah Nafas Hidup Pengembangan Organisasi

"Manusia adalah Nafas Hidup Pengembangan Organisasi"

Fokus pada orang/person adalah kunci terbesar dalam pengembangan organisasi. Organisasi boleh menginvestasikan banyak hal untuk teknologi, metode, siatem kerja otomatis, sarana dan prasarana untuk mencapai goal yang dituju dan itu memang harus tetapi seringkali organisasi kita melupakan "Person" yang justru memiliki peran yang paling utama dalam penentuan berhasil atau berhentinya organisasi.

Fokus pada orang/Person justru semakin mengarahkan organisasi pada efisiensi, efektivitas dan kemajuan didepan karena aset terbesar dan sempurna adalah "manusia" itu sendiri. Hal itu membutuhkan cara, pendekatan dan pendampingan yang tepat pula sehingga "Manusia" yang ada dalam organisasi benar-benar berkinerja sesuai harapan.

Fokus pada manusia/person membantu organisasi kita mengatur ritme pencapaian setiap periodenya, baik harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Teknologi, metode dan sistem tentunya juga memerlukan "Manusia" sebagai pengendalinya dan itu berarti jelas bahwa Manusia melebihi apapun yang merupakan aset dalam organisasi kita masing-masing.

Mari arahkan perubahan kita dan organisasi kita pada pengelolaan perubahan "Manusia" yang kita miliki karena itulah kekuatan kita untuk terus bergerak, membawa inovasi dan memiliki kreativitas dalam setiap permasalahan yang ada dan jika perubahan "manusia" kita semakin membaik maka fokus perbaikan pada bidang yang lain akan semakin mudah dan perlu untuk dilaksanakan.

Organisasi Pembelajar dan yang mampu bertahan dalam persaingan kedepan adalah organisasi yang menunjukkan penghargaan dan rasa cinta kasih untuk semua "Manusia" yang ada didalamnya.

Fajar Riadi DS
(Human Capita Specialist)

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Friday, November 17, 2017

Mengapa Saya Tidak Sepakat dengan Prof. Rhenald Kasali (From Disruption to Abundance, from Paranoid to Optimism)

Mengapa Saya Tidak Sepakat dengan Prof. Rhenald Kasali
(From Disruption to Abundance, from Paranoid to Optimism)


Akhir2 ini saya sering dapat broadcast WA, postingan FB, dan pembicaraan simpang siur yg isinya adalah semacam peringatan, bahkan ancaman tentang bahaya "Era Disruption". Terakhir bahkan ada seorang penulis yg mungkin karena semangat sekali, menyatakan bahwa saking mengkhawatirkannya era disruption ini, "bisa membuat anak cucu kita mati berdiri sambil memeluk kitab suci yg entah akan menolong dengan cara apa". Maka saya terpaksa bikin tulisan ini, walaupun sedang musim ujian di program MBA saya di UK & USA.

Setelah saya lacak, histeria dan demam "Disruption" ini sepertinya salah satunya berawal dari buku, ceramah dan tulisan2 Prof. Rhenald Kasali, Guru besar FE UI, dan salah satu "World Management Guru", khususnya dibidang Change Management. 

Saya sangat setuju dan menghormati beliau sebagai salah satu tokoh penggerak perubahan yg saya kagumi dan ikuti tulisan2nya. Dan sampai saat inipun saya masih menghormati beliau. Tulisan ini sama sekali "nothing personal", hanya sekedar perimbangan wacana saja, agar perspektif kita lebih utuh untuk menyikapi gegap gempita demam "disruption era" yg salah kaprah. 

Saya merasa ada yg kurang lengkap dari pemaparan beliau yg akhirnya bikin banyak orang ketakutan dan salah paham.  Banyak orang awam yang akhirnya jadi panik nanti masa depan anak2nya bagaimana jika pekerjaan2 yang ada sekarang bakal lenyap. Banyak eksekutif perusahaan jadi panik jangan2 mereka akan jadi korban "disruption" berikutnya dan akhirnya tergopoh2 mau bertindak tapi jadi mati gaya karena bingung entah mau melakukan apa.

Saya bisa memahami jika Prof. Rhenald bikin banyak orang jadi ketakutan. Bahkan di acara bedah buku beliau di Periplus yg saya tonton lewat Youtube, sang moderator sendiri sampai bertanya, "Prof, Ini kita kesini mau cari ide bisnis di era disruption, tapi kok malah pada pesimis nih menatap masa depan, setelah mendengar pemaparan profesor.. Dan Prof. Rhenald masih juga belum memberikan jawaban yg tegas bagaimana menyikapi perubahan drastis ini.


Saya juga memahami mengapa Prof. Rhenald di buku2nya, tulisan2 dan ceramah2nya banyak menghasilkan kepanikan dan ketakutan. Mungkin ini berawal dari paradigma "Change Management" yg menjadi bidang keahlian beliau. Dalam ilmu manajemen perubahan, salah satu tokoh utamanya adalah Professor Emeritus Harvard Business School, John P. Kotter, dengan teori beliau tentang "8 Steps to change". Dalam teori ini, langkah pertama untuk bikin sebuah organisasi (dan individu) mau berubah adalah dengan "increase urgency" alias bikin orang2 merasakan urgensitas perubahan. Dan cara paling ampuh untuk itu adalah dengan bikin mereka "ketakutan" apa dampaknya jika tidak mau berubah. Mungkin dengan niat baik inilah Prof. Rhenald hendak menyadarkan masyarakat agar segera "berubah".

Saya sepakat dengan niat baik untuk menggugah kesadaran masyarakat agar berubah, tapi saya tidak sepakat dengat pendekatan yang entah disadari atau tidak oleh beliau telah menebarkan banyak ketakutan dan kegalauan. Mengapa saya tidak sepakat? Berikut ini alasannya:

A) Sebenarnya cara "menebarkan ketakutan dan kekhawatiran" ini baik2 saja diterapkan untuk jenis perubahan yang tidak membutuhkan kreativitas, tapi jadi tidak produktif jika tujuan kita adalah untuk melahirkan inovasi, kreatifitas, dan terobosan2 baru. Padahal untuk survive dan Berjaya di era disruption, salah satu syarat utamanya adalah: KREATIVITAS. 

B) Tidak pernah (atau setidaknya jarang sekali) ide2 kreatif dan terobosan2 inovatif terlahir dari rasa takut. Buku babon setebal hampir 800 halaman tentang kreativitas, The Encyclopedia of Creativity menyebutkan bahwa salah satu penghalang utama kita untuk menghadirkan solusi kreatif adalah jika kita sedang mengalami "emotional barrier". Dan diantara semua jenis emosi penghalang kreativitas ini, rasa takut adalah yg paling melumpuhkan. Jadi anda tidak bisa memaksa orang yg sedang dilanda ketakutan tentang bahaya era disruption untuk mencari solusi kreatif tentang bagaimana sukses mengatasinya. Anda hanya akan berhasil membuat mereka ketakutan, merasa terpaksa harus berubah, semangat ikut trainingnya, tapi bingung dan mati gaya harus melakukan apa.

C) Cara yg lebih pas untuk bikin orang terbuka pintu hatinya untuk mau berubah, sekaligus terinspirasi untuk jadi kreatif menemukan solusi adalah dengan memberikan mereka rasa OPTIMISME akan hadirnya kesempatan yang sangat besar menanti di depan mata. 
1) Bill Gates melahirkan Microsoft bukan karena ketakutan kehilangan pekerjaan, tapi terinspirasi sekali akan hadirnya komputer, dan optimis bahwa dia bisa bikin software bagus. Akhirnya dia telpon ibunya bahwa dia bakal 6 bulan tidak pulang untuk mengerjakan proyek MS-DOS dari IBM.
2) Mark Zuckerberg bikin Facebook bukan berangkat dari ketakutan akan masa depannya. Bahkan dia pertaruhkan masa depannya dengan DO dari Harvard demi mengejar impian "menghubungkan tiap orang di muka bumi". Pada saat ceramah di acara wisuda di Harvard, dia mengatakan, yg bikin dia bisa melahirkan Facebook, karena dia merasa tenang, tidak takut apapun. Dan dia ingin menekankan pentingnya setiap orang untuk "bebas dari rasa takut", untuk mencoba hal2 baru yg inovatif.
3) Steve Jobs, Thomas Alfa Edison, Elon Musk, Jeff Bezos, sebutkan semua inovator kreatif yg bikin perubahan2 radikal abad ini, hampir semuanya tidak ada yg melahirkan inovasinya dalam suasana batin ketakutan akan ancaman situasi masa depan. Mereka semua adalah para OPTIMISTS yg melihat kesempatan besar ditengah kebanyakan orang yang sedang kalut dan takut menghadapi tantangan zamannya.
4) Terakhir, di level lokal, Trio Unicorn Indonesia (Startup bernilai diatas 14 Trilyun rupiah: Gojek, Traveloka & Tokopedia) tidak ada yg dilahirkan dari orang2 yg ketakutan akan masa depan. Mereka semua mendirikan perusahaan2 tersebut dengan suasana batin optimis dan terinspirasi akan peluang besar di depan mata.
5) Singkat kata: Takut & pesimis = Bingung & Mati Gaya, Tenang & Optimis = Kreatif & Solutif

D) Era Disruption adalah era yg seharusnya bikin kita optimis, bukannya malah ketakutan. Mengapa? Karena ini hanyalah era transisi menuju era abundance (keberlimpahan). Minggu lalu saya baru pulang dari training di Singularity Univeristy. Ini adalah salah satu lembaga yg meneliti, mengajarkan dan mempopulerkan istilah "Disruption Era". Lembaga ini di disponsori oleh NASA, Google, dan perusahaan2 teknologi paling top di Silicon Valley, bahkan bertempat di pusat penelitian NASA disana. Di pusatnya sini, Istilah "disruption era" itu menimbulkan aura positif, optimis, dan penuh semangat. Saya ndak tahu lha kenapa begitu sampai di Indonesia malah diartikan salah kaparah sebagai istilah yg menakutkan dan penuh ancaman. Mungkin karena Prof. Renald sebagai juru bicara utamanya menyampaikannya sepenggal saja (sisi seramnya), jadi banyak orang salah paham, panik dan ketakutan. Itulah mengapa belajar setengah2 itu berbahaya, "little bit learning is dangerous".

E) Era disruption adalah fase ke-3 dari 6 fase Exponential Growth. Yg menelorkan teori ini adalah Peter Diamandis (Co-founder dari Singularity University tersebut). Menurut beliau, abad ini akan ditandai perubahan besar2an yg terjadi dalam 6 fase (6D's of Exponential Growth):

1) Digitalization (Transformasi dari analog menjadi Digital. Misal: Kodak menemukan Foto Digital. Atau Musik, Film, Buku, dll dijadikan bentuk digital MP3, MP4, PDF, dll)

2) Deception (Kodak tertipu karena dikira ini teknologi amatir yg ndak bakal bisa menggantikan keindahan dan ketajaman foto manual, karena saat itu resolusinya masih 0,1 Mega Pixel). 

3) Disruption (Diluar kendali Kodak, tiap 18 bulan, ketajaman foto digital naik 2x lipat secara eksponensial. Dan pada saat ketajamannya mencapai 2 Mega Pixel, kualitasnya sudah sama dengan foto analog. Saat itulah Kodak mulai terdisrupsi.) Fase inilah yg bikin kehebohan disana sini, karena di fase ini, Uber mendisrupt perusahaan taxy, AirBnB mendisrupt Hotel, dll. Terjadi kepanikan masal karena dipikir dunia (minimal bisnis kita) akan runtuh.

4) Dematerialization (semua produk digital akhirnya tidak perlu wadah "material" karena tiba2 semua bisa disimpan di Cloud yg siap diunduh kapanpun dan dimanapun. Jadi silahkan dibuang Semua hardisk yg beirisi koleksi Foto digital anda. Upload aja ke Google Foto yg gratis penyimpanannya, kapanpun, dimanapun, pake alat apapun yg kompatibel, jika anda perlu foto itu tinggal download)

5) Demonetization (Begitu semua tidak dalam wadah material, maka harganya makin lama makin turun. Dan satu saat bisa sangat murah dan terjangkau buat semua. Begitu buku sudah di .Pdf kan, harganya nyaris Nol. Silahkan aja ke koleksi 300 juta buku gratis di: www.pdfdrive.net. Sekarang semua Musik, foto, buku, film, serial tv sudah dibikin versi digitalnya, yg kita masih diminta bayar, tapi ini makin lama makin murah, karena tidak ada lagi "biaya cetak".

6) Democratization (Pada puncaknya, semua produk akan menjadi murah dan tersedia buat semua orang. Anda telah merasakan sebagian, Video call gratis, HP Murah, Belajar & Baca Buku, Nonton Film dan dengar musik gratis, dll. Inilah fase Abundance for All: Keberlimpahan buat semua). Peter Diamandi menulis buku khusus yg menjelaskan fenomenna "Abundance" ini. Sekedar intermezzo: Saat Bill Clinton mempromosikan buku ini, Peter ditanya sama Bill, "mengapa anda jadi orang kok sangat optimis?" Peter menjawabnya, "Karena saya tidak pernah baca berita (apalagi hoax), dan saya hanya percaya sama data2 ilmiah. Dan semua data ilmiah ini mengarah kesana, bahwa kita semua akan berkelimpahan, abundance for all". Mungkin ada baiknya kita tiru kebiasaaan Peter Diamandis ini agar kita tidak serba pesimis dan ketakutan: Jangan banyak baca berita, mulailah baca data2 ilmiah. 

Maka mestinya, era disruption itu tidak perlu ditakuti atau bikin panik, cuman perlu dipahami bahwa ini bagian dari revolusi kemajuan peradaban yg makin lama akan makin cepat dan insya Allah mengarah pada perbaikan buat semua.. the greatest good for the greatest number of people. Kalau dalam revolusi ada korban2 yg bergelimpangan karena ndak cukup paham dan tanggap, itu hal yg biasa. Nanti juga mereka akan belajar. Dan kita semuapun perlu belajar lebih tuntas untuk menyambut Era Baru yang sangat menjanjikan ini.


Kesimpulan:

Terimakasih Prof. Renald Kasali, yang atas jasa bapak telah menggugah banyak orang dan perusahaan untuk shock dan mau berubah. Tapi semoga ini jangan kebablasan jadi ketakutan dan kekhawatiran massal. Karena itu perlu dilengkapi juga dengan wacana penyeimbang yang menyuntikkan optimisme dan harapan. 

Karena ide2 besar kreatif dan terobosan2 baru inovatif untuk survive dan Berjaya di era disruption ini tidak akan pernah lahir dari rasa takut dan panik, tapi akan tumbuh subur di pikiran orang2 dan perusahaan2 yg tenang dan optimis. 

Salam takdzim buat Prof. Rhenald Kasali dan kawan2 semua yg membaca tulisan ini.


Bloomington, 14 November 2017

Ahmad Faiz Zainuddin
Mahasiswa MBA
Warwick Business School, UK
Indiana University, USA
Alumni Singularity University, Silicon Valley, USA



Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Tuesday, November 14, 2017

Hidup Seperti Uap

Aku terkesan dengan puisi Rendra : WS RENDRA
Kelahiran  SURAKARTA   1935
Mennggal di DEPOK.      2009     

* Puisi terakhir WS Rendra 
 di buat sesaat sebelum dia wafat)*

Hidup itu seperti UAP,  yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap !! 
Ketika Orang memuji MILIKKU,
aku berkata bahwa ini HANYA TITIPAN saja.

Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA ...

Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
MENGAPA DIA menitipkannya kepadaku?
UNTUK APA DIA menitipkan semuanya kepadaku.

Dan kalau bukan milikku, 
apa yang seharusnya aku lakukan untuk milik-NYA ini?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-NYA?

Malahan ketika diminta kembali,
kusebut itu MUSIBAH,
kusebut itu UJIAN,
kusebut itu PETAKA,
kusebut itu apa saja ...
Untuk melukiskan, bahwa semua itu adalah DERITA....

Ketika aku berDoa, 
kuminta titipan yang cocok dengan
KEBUTUHAN DUNIAWI,
Aku ingin lebih banyak HARTA,
Aku ingin lebih banyak MOBIL,
Aku ingin lebih banyak RUMAH,
Aku ingin lebih banyak POPULARITAS,

Dan kutolak SAKIT,
Kutolak KEMISKINAN,
Seolah semua DERITA adalah hukuman bagiku.

Seolah KEADILAN dan KASIH-NYA,  
harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku. 

Aku rajin beribadah, 
maka selayaknyalah derita itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku ...

Betapa curangnya aku,
Kuperlakukan DIA seolah Mitra Dagang-ku 
dan bukan sebagai Kekasih!

Kuminta DIA membalas perlakuan baikku 
dan menolak keputusan-NYA yang tidak sesuai dengan keinginanku ...

Padahal setiap hari kuucapkan,
Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-MU.

Mulai hari ini, 
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu bersyukur dalam setiap keadaan 
dan menjadi bijaksana, 
mau menuruti kehendakMU saja ya ALLAH ...

Sebab aku yakin....
ENGKAU akan memberikan anugerah dalam hidupku ...
KEHENDAKMU  adalah yang ter-BAIK bagiku ..

Ketika aku ingin hidup KAYA, 
aku lupa, 
bahwa HIDUP itu sendiri 
adalah sebuah KEKAYAAN.

Ketika aku berat utk MEMBERI,
aku lupa, 
bahwa SEMUA yang aku miliki
juga adalah PEMBERIAN.

Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, 
....aku lupa, 
bahwa dalam KELEMAHAN,
Tuhan memberikan aku KEKUATAN.

Ketika aku takut Rugi, 
Aku lupa,
bahwa HIDUPKU adalah 
sebuah KEBERUNTUNGAN,
kerana AnugerahNYA.

Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepada NYA

Bukan karena hari ini INDAH kita BAHAGIA. 
Tetapi karena kita BAHAGIA,
maka hari ini menjadi INDAH.

Bukan karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS. 
Tetapi karena kita Optimis, RINTANGAN akan menjadi tak terasa.

Bukan karena MUDAH kita YAKIN BISA. 
Tetapi karena kita YAKIN BISA.!
semuanya menjadi MUDAH.

Bukan karena semua BAIK kita TERSENYUM. 
Tetapi karena kita TERSENYUM, maka semua menjadi BAIK,

Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.

Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar, 
cukuplah menjadi JALAN SETAPAK 
yang dapat dilalui orang,

Bila kita tidak dapat menjadi matahari, 
cukuplah menjadi LENTERA 
yang dapat menerangi sekitar kita,

Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang, 
maka BERDOALAH untuk
kebaikan.
=========❤=========
Semoga bermanfaat...

Tuesday, November 07, 2017

How to Move On

HOW TO MOVE YOUR FOCUS FROM THE "PAST" TO THE FUTURE ....

(Bagaimana memindahkan fokus anda dari masa lalu ke masa depan).

Dewi bekerja di sebuah perusahaan asing di Indonesia. Dia baru saja pulang setelah menyelesaikan 3 tahun  job rotasi dari Inggris. 
Dan setelah 3 bulan di posisi ini, Dewi tidak bisa menyembunyikan frustasinya.
Setiap kali dia mengajak teamnya untuk memulai sesuatu inisiative baru, selalu saja teamnya menjawab,"But ... that's not how we did it in the past"
Tapi dulu kita tidak mengerjakan seperti itu.
Dan meskipun Dewi selalu berusaha menjelaskan bahwa mereka harus mengganti cara baru untuk mencapai objective yang baru, masih saja Dewi melihat "ketidakikhlasan" di mata mereka.
"I dont what to tell them, they really need to move their focus from the past to the future".

Sylvia juga baru saja pulang dari 5 tahun job rotasi di Australia. Sekarang dia adalah CEO dari sebuah perusahaan asing di Indonesia.
Pada saat dia tiba di Indonesia bulan September lalu, suasana bisnis sedang tidak kondusif.
Tahun lalu performance business mereka jeblok, jauh sekali di bawah apa yang seharusnya mereka capai.
Dan terpaksa Sylvia memutuskan tidak memberikan bonus kepada para karyawannya.
Sylvia mengirimkan strong message bahwa kalau tahun depan mereka mencapai performance business yang bagus, mereka akan mendapatkan bonusnya lagi.
Dan terjadilah perdebatan sengit di Board Room.
Semua Direktur lain menentang keras dan menyatakan
- Bahwa tahun tahun sebelumnya mereka selalu mendapatkan bonus
- Bahwa ini akan menyakiti hati karyawan (mereka tidak mencapai objective karena macro economi, mengapa karyawan terkena getah pahitnya)
- kalau bonus nggak dibayarkan karyawan yang bagus bagus bisa pergi dan join ke competitor.

Sylvia pun membantah dengan mengatakan,"But if we pay the bonus, we will set a bad precedent for the future"

Dan di sinilah masalahnya, ternyata yang lain befokus pada masa lalu ("But in the PAST, we always paid the bonus").
Dan Sylvia bilang ("We should not set the precedent for the FUTURE").
Again kita berada pada situasi di mana sebagian besar timnya berfokus pada masa lalu, sementara Sylvia berfokus pada masa depan.

Fons Trompenaars dalam bukunya "Riding the wave of culture" menuliskan bahwa memang beberapa bangsa itu lebih berorientasi ke masa lalu (India, China, Indonesia).
Sementara banyak bangsa-bangsa barat lebih berorientasi ke masa depan.
Waktu saya kuliah di Perancis tahun 1987, walikota Paris sudah mempunyai visi "Paris 2010".
Seorang teman saya yang bekerja di sebuah perusahaan Jerman sudah bisa menceritakan apa visi perusahaannya untuk tahun 2030, lengkap dengan 9 inisiatif yang akan mereka lakukan.
Looks how far beyond the create the vision for the future.
Sementara India masih saja mengulang-ulang cerita kejayaan Mahabarata, China mengulang-ulang kejayaan Dinasti Ming, dan Indonesia masih mengulang-ulang menceritakan masa kejayaan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Which is good, kita harus membangkitkan rasa confidence kita sebagai bangsa , dan kemudian harus segera mengganti fokus kita kepada masa depan!

Saya nggak yakin banyak yang bisa menjawab tentang "Indonesia itu akan seperti apa dalam 10 tahun ke depan?"
How does our country will look like in 10 years?

Jadi kita ini ternyata terlalu banyak fokus ke sejarah, dan lupa merencanakan masa depan.
Makanya beberapa pembangunan kita seperti tidak terarah.

Parahnya, masih juga mengingat-ingat masa lalu... 
dulu kita jaya....
kita dulu adalah bangsa yang besar....
kayaknya presidennya lebih bagus presiden yang dulu (Sambil menggambar wajah presiden jaman dulu di truk truk Pantura dan menuliskan "enak jamanku mbiyen le")

Why do we even have to compare with him? It is in the past!
With all my respect to him, we cannot bring him back here, so lets move on and stop comparing with the past ....

By the way, this is valid for our country, our business, our career our family....
- Do you know how the company will look like in 3 years
- Do you know how your family will look like in 3 years
- do you know how your career will look like in 3 years

Use your past to create the inventory of your strength, to build a solid fondation for the future.

Gunakan masa lalu anda, untuk membuat inventory kekuatan anda yang akan menjadi fondasi yang kokoh untuk masa depan anda.

Bagi orang orang yang berfokus pada masa depan, long term goal akan menjadi dasar kegiatan dan aktivitas sehari hari.
This keeps them ambitiously working, saving, and planning for a better.

Future-focused people are more successful professionally and academically. 

But if they focus too much on their future, they often do not fully appreciate the present. Think of the stereotype of the successful executive who is always too busy for his family. (Friends and family require your attention to be in the present.

On the other hand, 
Present-focused people actively seek activities and relationships that bring pleasure, variety and short-term payoffs. They avoid anything requiring effort, maintenance, or routine. They're playful and impulsive, engaging in leisure activities (until it becomes boring).

They are the least likely to be successful.

While some present-focus is needed to enjoy life, too much present-focus can compromise your life of the deeper happiness of accomplishment.

Tentu saja jawabannya adalah dengan mem-balance kan masa sekarang dan masa depan.

Terus bagaimana dong ... supaya kita bisa terus menerus perform well (and enjoy) during the present while focusing on the future?

1. Define your goals (what you want to achieve) in 3-5 years time
Pikirkan apa yang ingin anda capai dalam 3-5 tahun ke depan.

2. Define how you will achieve your goals (how, values, way of working, dos and dont)
Pikirkan bagaimana anda akan mencapainya? Anda tidak akan menghalalka  segala cara kan? Pikirkan apa yang anda boleh lakukan dan yang anda tidak boleh lakukan.

3. Work hard (while keeping yourself in the values that you defined)
Setelah rencana, plan dan strategy nya kelar, it is time to implement them.
Bekerjalah sekeras kerasnya untuk mencapai goal anda , tanpa melanggar nilai nilai yang sudah anda sepakati dengan diri anda sendiri.
You need to have strong commitment to yourself.

4. Balance the work hard and reward
Seimbangkan kerja keras anda dengan reward, take-a-break, hobby dan passion anda.

5. Continue to learn
Terus meneruslah belajar. Ikuti perkembangan terakhir.
Ubah cara anda memandang sebuah masalah.
Siapa tahu ada skills baru yang mempercepat kerja anda.
Siapa tahu goal anda harus diganti.
Siapa tahu anda harus pindah industry.
Siapa tahu anda harus menambah network baru.
Watch. 
Listen. 
Observe. 
Learn. 
Improve.

Selamat mencoba!

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com

Sunday, November 05, 2017

Trend konsumsi (Bisnis).

MILYARAN PENDUDUK HIDUP dengan PERUBAHAN NYATA !!! 
Tak heran hampir di SELURUH PELOSOK DUNIA ... 
OBJEK2 TOURISTIK dibanjiri TOURIS ASAL CHINA !!!

Trend konsumsi (Bisnis).

Ketika Pendapatan per kapita di China tembus USD 5000 per tahun, sahabat saya yang juga pemimpin Venture Capital di China mengatakan bahwa akan terjadi perubahan gaya hidup orang china.

Ketika pendapatan dibawah USD 1000, orang cenderung mengutamakan konsumsi makanan dan produksi pangan menjadi primadona. Makan menjadi tujuan kenyang biar bisa kerja keras.

Ketika Pendapatan per kapita naik jadi USD 3000, orang sudah mulai memperhatikan penampilan pakaian. Kalau tadi beli baju baru dan aksesori pakaian setahun sekali berubah jadi sebulan sekali.

Dan ketika Pendapatan per kapita tembus USD 5000 per tahun, maka orang tidak lagi mikirkan pakian bermerek dan sesuai trend model. Yang di utamakan nyaman dipakai. Tidak lagi mikirkan makan asal kenyang tapi makan untuk sehat sambil menikmati waktu santai.

Apa yang terjadi di China juga terjadi di negara manapun. Karena trend gaya hidup sesuai dengan penghasilan.

Kini terjadi di Indonesia, dimana bisnis retail yang menjual pakaian, mainan anak, eletronic sudah kehilangan daya beli.

Ini bukan karena orang tidak ada uang untuk belanja, tapi meningkatnya kelompok kelas menengah di era Jokowi yang juga telah mengubah trend belanja.

Orang hanya datang ke Mall dengan tujuan utama menikmati waktu santainya. Makan di Pujasera yang dulu terasa mewah walau berdesak ramai tapi kini orang lebih memilih restoran yang menawarkan kenyaman sambil bersantap. Harga, engga penting.

Apa yang terjadi ?
Orang tidak mau makan kenyang karena takut gemuk. Akibatnya konsumsi beras turun. 

Orang males beli baju bermerek karena di era sosial media, orang tidak harus ketemu tiap hari. 
Dengan fake show lewat sosmed orang sudah merasa seperti atis tenar.

Dan lagi Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan yang dikenal the best couple on the world selalu tampil sederhana, tapi kekayaanya minta ampun, sukar terhitung.

Sekarang anak usia 3 tahun sudah mahir gunakan smartphone untuk main game, akibatnya penjualan mainan anak anak juga turun.

Orang juga sudah engga tertarik untuk beli kebutuhan hari hari datang ke Supermarket dan ini sudah menjadi urusan ART alias asisten rumah tangga, akibatnya? Buy by order tanpa ada kemampuan menjebak belanja lebih.

Dengan adanya smartphone, udah pasti memangkas konsumsi tape recorder, video game, video, radio, kamera, dan buku serta majalah.

Lantas kemana uang berlebih dari adanya peningkatkan income masyarakat? Uang itu lebih banyak mengalir ke sektor personal investasi seperti reksadana dan cicilan Property dan kalaupun ada uang sisa maka konsumsi untuk kebutuhan leisure time.

Dulu orang suka datang ke dunia hiburan malam karena alasan prostitusi tapi kini orang lebih suka ke cafe berkelas sambil melakukan networking siapa tau mendapat kesempatan usaha baru.

Bukan lagi orientasi dugem tapi touching friendship saling berdiskusi dalam satu visi dan minat. 

Makanya Orientasi berubah menjadi lebih kepada sikap terbuka dan modern yang gemar piknik didalam maupun luar negeri.

Jangan kaget ditengah daya beli menurun malah Pariwisata menyumbang pendapatan nomor dua terbesar di Negeri ini, bahkan bisa mengalahkan migas.

Bagaimana kita menyikapi ini? Kalau anda tetap ingin berbisnis tradisional maka jangan tinggal dikota besar yang middle class nya terus tumbuh tapi pindah kedaerah lain yang middle class nya masih rendah.

Kalau anda ingin sukses mendapatkan potensi pasar dari tumbuhnya middle class di kota besar di Indonesia maka ciptakanlah "business model" yang sesuai dengan trend konsumsi mereka.

Hanya itu. Pilihan ada pada anda.

Ingat perubahan terjadi dengan sendirinya dan tidak bisa dibendung dan tidak ada gunanya mengeluh karena itu semakin mununjukan anda lemah dan mudah tersingkir.

Apalagi menyalahkan pemerintah dengan berkembangnya business digital/online.

Mari bersikap kritis dan hidup cerdas.
🙏🙏🙏 😎

(kirman seorang sahabat di KG, Jakarta).

Saturday, November 04, 2017

Menuju 100 Smart City Indonesia

Gerakan menuju 100 Smart City di Indonesia merupakan moment seksi yang menjadi rebutan para kepala Daerah di Indonesia. Pasalnya Gerakan ini akan mengawal Daerah-daerah yang dipilihnya untuk menjadi sebuah kota cerdas.
Kota dan Kabupaten yang mengikuti program Gerakan Menuju 100 Smart City ialah, Kota Bekasi, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Purwakarta, Kota Bandung, Kota Bogor, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kabupaten Sleman, Kota Semarang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Bandung, Kota Singkawang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, Kota Makassar, Kota Tomohon, Kabupaten Mimika, Kota Jambi, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Banyuasin.
Pada tahun pertama, telah terpilih 25 kota/kabupaten yang akan mengikuti tahap pertama Gerakan Menuju 100 Smart City, elanjutnya 50 pada tahun 2018, dan 25 pada tahun 2019. diharapakan di tahun 2019 sudah terdapat 100 Kota/Kabupaten yang menjadi role model dalam implemantasi program Smart City.
program ini ditunjukkan untuk memperkuat peran ICT sebagai enabler di semua pilar Smart City dalam menciptakan ekosistem Smart
Gerakan Menuju 100 Smart City ini sendiri merupakan gagasan bersama dari Departemen Dalam Negeri, Kementerian Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Kantor Staf Kepresidenan. Sedangkan tim ahli terdiri dari akademisi dan praktisi dari UI, ITB, UMN, Perbanas, Citiasia, dan berbagai institusi lainnya.
Akan tetapi dalam konteks yang lebih luas, gerakan ini diharapkan bisa menjadi payung besar dari program smart city yang ada di Indonesia, baik yang diinisiasi institusi pemerintah maupun swasta. Dengan gerakan bersama dan terkoordinasi, Gerakan Menuju 100 Smart City diharapkan bisa menjadi embrio yang membentuk kota-kota di Indonesia sebagai kota yang ramah bagi warga sekaligus mampu menjawab tantangan di masa depan..
sumber : 

A STORM IS A SIGN THAT A SAILOR WILL MOVE TO THE NEXT LEVEL

A STORM IS A SIGN THAT A SAILOR WILL MOVE TO THE NEXT LEVEL

(Badai itu adalah pertanda  bahwa seorang nahkoda akan naik kelas)

Pagi itu saya breakfast di sebuah cafee di Jakarta Selatan, bersama seorang sahabat saya, sebut saja namanya Reyhan, dia bekerja sebagai sebagai Head of Sales Operations untuk Asia Pacific region dan berbasis di Singapore.
Yang saya kagum dari Reyhan adalah prestasinya di kariernya dia yang selalu emerlamg yang membuat dia selalu mendapatkan promosi jabatan ke posisi yang lebih tinggi setiap tiga atau empat tahun. Sementara saya mengenal begitu banyak teman yang juga bekerja keras tetapi kariernya jalan di tempat.

Waktu saya menanyakan itu ke Reyhan, dia bilang,"My father always taught me how to work hard and smart"
Kita harus melakukan kedua-duanya. Bekerja keras secara cerdas. Jadi waktu saya di kelas 2 dan 3 SMA, saya tidak membabi buta bekerja keras dan belajar semua pelajaran. Saya akan memilih mata pelajaran yang penting yang akan membuat saya bisa mendapatkan beasiswa untuk ke Universitas terbaik. Jadi saya akan belajar keras dan fokus ke mata pelajaran tersebut, sambil tetap belajar (tapi dalam jumlah waktu yang minimum) agar tetap lulus di semua mata pelajaran.
Akibatnya apa? Saya tetap lulus dari SMA saya, waktu lulus SMA saya tidak akan dapat rangking terbaik (karena memang ada beberapa mata pelajaran yang nilai saya hanya pas-pasan), tetapi nilai-nilai saya di beberapa mata pelajaran sangat tinggi melebihi yang lain (karena memang saya belajar jauh lebih banyak daripada yang lain dalam mata pelajaran tersebut). Dan mata pelajaran tersebut adalah  mata pelajaran yang paling mempengaruhi masa depan saya, karena itu saya diterima di universitas terbaik dan mendapatkan beasiswa!
That's the strayegy!

Saya pun bertanya lagi,"Terus bagaimana menerapkan hal itu dalam pekerjaan kita?"
Reyhand meneguk minumannya dan meneruskan,"Dalam sebuah pekerjaan apapun yang kita tangani, kita juga punya beberapa task atau action yang harus kita jalankan. Saya juga harus mengerti task apa yang akan lebih mempengaruhi performance kita secara keseluruhan. Biasanya dari seluruh task yang kita punya, ada 20 percent tasks yang pada akhirnya akan mempengaruhi 80 percents dari performance kita. Berarti kita harus  berhati hati memilih, apa sih yang 80 percent itu, dan kemudian kita fokus di sana dan benar benar bekerja keras di situ, nah yang 20
percent kita tetap kerjakan dengan minimum effort asalkan kita mencapai hasil yang diinginkan (tanpa melampauinya). Dengan cara itu, nanti performance kita akan melebihi yang lain! Itulah yang saya namakan work hard in a smart way!

Reyhan meminta maaf sebentar karena ada telpon yang harus dia angkat, seorang anakbuahnya di Australia menelponnya.
Saya pun berfikir benar juga ya. Banyak sekali motivator yang bilang "Work smart, not hard". Well, biasanya mereka ini adalah motivator yang belum pernah bekerja di sebuah perusahaan besar, atau belum pernah mencapai posisi tinggi (level direksi) di sana. Karena memang untuk mencapai prestasi yang bagus , we need to work hard and smart. 
Kita harus bekerja keras secara cerdas!
Dan dengan cara itulah Reyhand bersekolah, kuliah , bekerja dan mengembangkan kariernya dan sekarang dia berhasil menduduki sebuah jabatan tinggi di Asia Pacific!

Waktu Reyhand kembali saya pun bertanya lagi,"Saat anda bercerita tentang karier anda, semuanya terdengar seperti mudah? Apakah memang semudah itu? Bagaimana bertransisi dari sebuah jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi?"

Pagi itu saya bertanya,"Bukankah pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain itu beresiko? Bagaimana sih Reyhand menghandle resiko itu?"

Reyhan meminum sparkling water "Reflections" nya dan tersenyum,"Tentu saja sangat beresiko! "
Reyhan meneruskan, katanya ini beberapa prinsip yang harus kita mengerti:
1. Tidak ada perusahaan yang mempromosikan anda ke jabatan lebih tinggi dengan gaji yang lebih mahal, untuk menyuruh kita mengerjakan pekerjaan yang lebih mudah
2. Semakin tinggi gajinya berarti semakin sulit pekerjaan yang harus dilakukan, dan itu berarti semakin berat problem yang dimiliki perusahaan itu (yang harus anda selesaikan)
3. Kalau anda menempati posisi baru, anda akan memasuki lorong gelap yang beresiko, anda tidak tahu apakah anda akan berhasil atau gagal. 
4. Kompetensi yang anda punya sama sekali tidak menjamin bahwa anda akan berhasil di perusahaan yang baru, banyak hal lain yang berhubungan dengan working style, leadership style, process, culture dan way of working yang akan lebih menentukan apakah anda berhasil atau tidak

Reyhan menjelaskan lagi ...
Seperti sebuah club yang tahun lalu menjadi juara di Divisi Satu,
dan sekarang naik ke Premier League. Apakah club tersebut pasti akan berjaya di Premier League? Belum tentu kan?
Saya mengangguk-angguk dan setuju dengan pendapat Reyhan. 
"Wah berat juga ya? Kalau memang seberat itu, kenapa Reyhan masih tetap mau melakukan itu?"

"Because my friend, saya suka challenge. Dan challenge itu yang membuat saya maju. Saya menolak untuk hidup seperti yang lain yang selalu bekerja standard-standard saja, dengan kenaikan gaji minimum setiap tahun, dan mengharapkan boss berbelas kasih untuk mempromosikan saya. No, I dont want that. Saya mau mengontrol hidup saya sendiri, saya mau mengendalikan karier saya sendiri. 
Maka saya akan bekerja keras, lebih keras dari yang lain. Saya juga belajar sendiri sebanyak-banyaknya. Saya akan bersikap profesional, perform dan berkontribusi semaksimal mungkin ke perusahaan .
Berarti setelah 3-4 tahun saya akan berhak mendapatkan promosi. I work much harder than anyone else. I deserve to get more reward and recognitions than anyone else. Fair, kan?"

Waitress mengantarkan Egg Benedicts yang kami pesan, kami pun mulai makan pelan-pelan sambil tetap ngobrol.

"Reyhand kan baru saja dipromosi 6 bulan yang lalu. Situasi apa yang harus Reyhan tangani saat ini?"

Reyhan menjelaskan ...
Pada saat terganti pergantian leadership, itu berarti bahwa ada masalah besar yang harus kita selesaikan. Kalau enggak, ya ngapain juga leadernya diganti?
Jadi, bersiap-siaplah, pada saat anda dipromosikan ke jabatan baru, atau pada saat anda pindah ke perusahaan baru, pasti akan terjadi krisis. Anda harus bersiap-siap untuk itu. Jangan pernah berharap bahwa anda dipromosi atau pindah ke perusahaan lain, dengan gaji yang lebih besar, dan kemudian situasinya semua baik-baik saja? It never happen to me. Dan seandainya pun situasinya selalu baik-baik saja, ngapain juga mereka mempromosikan atau mendatangkan anda dan menggaji anda lebih tinggi?
Be prepared for a crisis!

Reyhan sudah tahu akan terjadi krisis? Dan tetap saja dia berani melangkah ke sana? Bukannya krisis itu berat untuk dijalani? Mengapa dia selalu memutuskan untuk menghadapi krisis dengan gagah  berani , dan bukannya malah mencari tempatnya yang aman dan nyaman?

Reyhand meneruskan,"Saya percaya pada tiga hal.
Satu, bahwa kita akan selalu dihadapkan pada krisis yang sesuai dengan level kita. Tidak akan pernah kita dihadapkan pada krisis yang levelnya lebih tinggi dari level kita. Jadi kalau saya dihadapkan pada sebuah krisis yang berat, saya akan bersyukur, berarti level saya sudah lebih tinggi.
Kedua, bahwa krisis itu pertanda bahwa kita akan naik kelas ke level yang lebih tinggi. Berarti kalau ada krisis itu pertanda baik bahwa kita akan naik kelas lagi. This is great!
Ketiga, saya selalu percaya bahwa nahkoda yang hebat selalu ditempa di tengah badai yang hebat. kalau saya takut menghadapi badai , berarti saya akan menjadi nahkoda yang biasa-biasa. Saya ingin menjadi nahkoda hebat!

Keren juga ya? Well, saya gak tahu, itu keren atau nekat. Tetapi kenyataannya dengan prinsip itu Reyhan sukses mengembangkan kariernya.

Reyhan menceritakan bahwa perusahaannya sekarang sedang mengalami krisis. Mereka adalah market leader yang akhir-akhir ini menghadapi kompetisi yang sangat keras dari challenger mereka, akibatnya market mereka pun tergerus. Growth mereka mulai decline meskipun secara market share mereka masih nomer satu.
Tetapi mereka harus sangat berhati hati dan segera berusaha agar growth mereka kembali, kalau tidak, mereka akan makin terpuruk dihajar oleh kompetitor mereka.

"Are you sure , you will be able to survive from this crisis?"
"Yes, we will survive. This is not the first time I have been in this situation.
If we are committed and stay strong together , we will surface again!"

Wah, optimis banget ya? 
Dan karena ini bukan pertama kalinya Reyhan menangani sebuah krisis ,
saya pun bertanya, bagaimana caranya menghadapi sebuah krisis?

Reyhan pun sharing lima tips di bawah ini

1. DO YOUR BEST TO AVOID CRISIS

Pertama kali, the best way to manage the crisis is to avoid it.
Do your best. 
Preventing is still much better than curing a problem.
Make sure everybody in the organization understand this and do their best to avoid it.

2. LEARN and MAKE SURE YOU UNDERSTAND  THE CRISIS MANAGEMENT PROCESS

Kedua, setiap perusahaan mempunyai proses tersendiri untuk memanage crisis sesuai dengan budaya kerja, working style dan compliance mereka.
Pelajari prosesnya supaya semua orang mengerti apa yang harus dijalankan.

3. IF THE CRISIS STILL COME, RELAX ,  IT CAN HAPPEN TO ANYONE ANYTIME

Setelah anda mengerjakan semua persiapan, dan krisis masih terjadi, relax, itu bisa terjadi pada semua orang!
Jaman sekarang , bisnis kita begitu penuh dengan ketidakpastian, kerancuan dan kerumitan,
kadangkala memang kita tidak bisa memprediksi semua resiko.
Relax, jangan blaming sesama team members, jangan komplain , jangan mengeluh, jangan menyalahkan.
Fokus pada langkah berikutnya.

4. FOCUS ON HOW TO GET OUT OF THE CRISIS

Fokuskan semua usaha dan kerja keras seluruh team untuk menyelesaikan masalah dari segala aspek.
Perhatikan dan analisa lagi semua resiko yang masih mungkin terjadi dan lakukan semua yang diperlukan untuk mengamankan resiko tersebut.

5. USE YOUR NETWORK, GET HELP

Hubungi kolega anda di perusahaan lain atau di industri lain. Besar kemungkinan akan ada yang pernah mengalami krisis sejenis. Tanyakan apa yang mereka lakukan pada saat mereka menyelesaikan masalah tersebut.

6. EVALUATE THE LEARNING POINTS

Setelah krisis berakhir, akan selalu ada hal-hal yang bisa dipelajari. Diskusikan dengan team apa yang bisa dipelajari dan bagaimana tim anda  bisa memperbaiki team anda di masa depan. 

Jadi ingat ya, ini adalah enam tips yang anda bisa praktekkan kalau anda harus me-manage sebuah crisis ....

1. DO YOUR BEST TO AVOID CRISIS
2. LEARN and MAKE SURE YOU UNDERSTAND  THE CRISIS MANAGEMENT PROCESS
3. IF THE CRISIS STILL COME, RELAX , IT CAN HAPPEN TO ANYONE ANYTIME
4. FOCUS ON HOW TO GET OUT OF THE CRISIS
5. USE YOUR NETWORK, GET HELP
6. EVALUATE THE LEARNING POINTS

Dan terutama, kalau anda sedang menghadapi sebuah krisis, bersyukurlah, karena itu berarti anda akan naik kelas, dan itu berarti anda sudah berada di jalur yang benar untuk menjadi seorang nahkoda handal!


Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com