Translate

Wednesday, January 30, 2019

WHEN AN INTROVERT IS TRAPPED IN AN "EXTROVERT" WORLD?

WHEN AN INTROVERT IS TRAPPED IN AN "EXTROVERT" WORLD?

( Bagaimana seorang introvert bisa sukses di tempat kerja?)

Siang itu saya baru saja selesai membantu Putri mem-fasilitasi strategic discussion untuk timnya.
Saat Putri mengucapkan terima kasih di koridor, Putri memperknalkan  saya dengan seorang Intern di timnya. Sebut saja namanya Fahmi (lulusan Ekonomi dari sebuah Universitas terbaik di negeri ini).
Tertarik dengan apa yang saya paparkan siang itu,
Fahmi langsung mendekati saya dan mengajukan sebuah pertanyaan,"Pak, bagaimana saya bisa berprestasi di kantor ya? Padahal saya seorang introvert. Sepertinya dunia kerja diciptakan untuk para extrovert. Dan memang benar apa yang Bapak sampaikan bahwa untuk berprestasi di tempat kerja, kita perlu 3C, Competence, Confidence, Communication. Makanya teman teman saya yang extrovert semuanya berprestasi baik pak. Karena mereka dengan lancar menyampaikan ide-idenya dan berhasil menarik perhatian atasannya. Bagaimana dengan kami pak? Kami adalah orang orang introvert? Apakah ada masa depan bagi kami?"

Wah pertanyaannya keren banget. Sayangnya hari itu saya harus terburu buru drive ke Sentul. Jadi saya hanya menjawab secara ringkas. But I really want to help him. Itulah mengapa saya menulis artikel ini.
(Fahmi, artikel ini ditujukan untukmu dan juga semua orang introvert yang ingin sukses!)

Pertama, mari kita bahas dulu, dunia kerja yang sedang kita tekuni. Saya selalu menyampaikan, banyak yang kariernya tidak berkembang, bukan karena mereka tidak pintar, bukan karena mereka tidak competent. Tetapi ternyata competent saja ternyata tidak cukup. Kita harus mempunyai 2 C yang lain yaitu confidence dan communication skills.

Karena anda tidak akan bekerja sendirian. Pada akhirnya anda akan bekerja dalam sebuah tim. Jadi prestasi anda tidak hanya diukur dari kepintaran anda atau kompetensi anda.
Tapi prestasi anda diukur juga dari :
- kontribusi anda kepada hasil kerja tim secara keseluruhan
- apakah anda menyumbangkan ide anda kepada tim
- quality of idea that you bring to the team
- kemampuan anda menyuarakan, mempresentasikan dan menjual hasil kerja tim anda kepada tim- tim yang lain

Lihatlah betapa ternyata mempunyai competence yang tinggi sama sekali tidak menjadi jaminan bagi kesuksesan kerja anda. Confidence dan communication memegang peran yang sangat penting!

Dan disinilah dunia kerja sedikit memberikan advantage kepada mereka yang extrovert.
Orang extrovert memang menemukan energynya (mengecharge batteray nya) dengan berinteraksi dengan orang lain. Dan mereka ini frustasi bila harus berada di sebuah tempat sendirian selama beberapa waktu.
Dan tentu saja orang orang extrovert kalau bekerja bersama dengan yang lain dan harus banyak ngomong, mereka akan seperti ikan dalam air. Mereka akan dengan lincahnya berenang, berkomunikasi, mengeluarkan joke atau bahan candaan dan juga menyampaikan ide ide mereka. Padahal menurut orang orang introvert, ide ide orang extrovert itu belum tentu lebih bagus. 

Bagi orang orang extrovert, congratulations! Selamat menikmati kelebihan anda, namun anda juga harus berhati-hati. Jangan sampai anda dikenal sebagai sesorang yang hanya bisa ngomong saja tapi tidak bisa mengimplementasikan. Make sure that you are a "talker" and also a "doer".

Sekarang, bagaimana seandainya anda seorang introvert?
Congratulations, selamat!
Karena  yakin anda punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Anda harus mengidentifikasi kelebihan itu dan menjadikannya bekal untuk rasa percaya diri  anda.

Namun anda juga harus menyadari bahwa kemajuan karier anda akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan anda berkomunikasi dengan orang lain.
Jadi bagaimana dong? Kalau anda mau maju karier anda, mau dipromosi berarti selain kompetensi anda juga harus mengasah confidence dan communication skills anda.

Ada yang pernah bertanya ke saya,"Pak Pam, bukankah kita justru harus menjadi diri kita sendiri? Be yourself? Kalau memang kita introvert bukankah sebaiknya kita tetap introvert?"
I did  not say that you have to be someone else. Saya tidak bilang anda harus menjadi orang lain.
You have to be yourself, with better and updraded version everyday.
Sebaiknya anda menjadi diri anda sendiri dan anda juga memperbaiki diri anda setiap hari. Memperbaiki diri anda dengan belajar satu hal yang baru untuk melengkapi port folio anda, untuk memperbaiki CV anda (dan menaikkan gaji anda kan?).

Itulah mengapa saya menyarankan bahwa dengan kelebihan yang anda punyai, dan meskipun anda introvert, tetapi seandainya anda mengembangkan confidence dan communication anda, jalur career path anda akan lebih maju lagi.

Terus bagaimana dong melatih dan membina confidence dan communication skills anda?
Coba terapkan langkah langkah di bawah ini ....

1. BUILD YOUR CONFIDENCE

Buatlah daftar dari kemampuan yang anda miliki : akademis, olahraga, seni, bahasa, apapun.
Daftar ini unik dan hanya anda memiliki daftar kemampuan seperti itu.
Bangunkan rasa percaya diri anda dengan daftar ini.
Ingat kalau anda bisa menjadi bagus dalam hal hal tersebut, berarti anda juga bisa mengasah kemampuan lainnya.

2. WRITE DOWN YOUR IDEA, BEFORE YOU SAY IT
Pada meeting meeting seringkali anda kesulitan menyampaikan ide anda. Terapkan cara ini:
- Mengertilah masalahnya
- Pikirkan ide untuk memperbaik atau memecahkan masalahnya
- Tuliskan dulu ide anda
- Sampaikan ide itu pada meeting
- Kalau anda susah mengentirupsi orang, angkat tangan anda, minta ijin untuk berbicara

3. PRACTICE YOUR PRESENTATION SKILLS DURING THE WEEK END
Pada hari sabtu atau minggu, latihlah presentation skills anda dengan cara, misalnya;
- mengajar bimbingan tes kepada anak anak SMA pada mata pelajaran yang anda suka
- mengajar atau memberikan motivasi kepada anak-anak panti asuhan
- atau apapun yang akan melatih anda untuk tampil dan presentasi di depan public

4. VOLUNTEER TO DO PRESENTATION FOR YOUR TEAM
Seringkali pada saat team meeting atau training, akan ada seseorang yang ditunjuk  untuk mempresentasikan hasil diskusi.
Angkat tangan anda dan jadilah volunteer bagi group anda.
The best way to face the fear is "just do it"

5. HAVE LUNCH WITH OTHERS, SHARE YOUR STORIES
Sering seringlah makan siang dengan teman anda di kantor. Mulai tanyakan sesuatu kepadanya dan dengarkan. Dan setelah itu mulailah anda menceritakan tentang anda sendiri atau pengalaman anda.
Kalau susah , kalau perlu bikinlah script anda, dan anda edit sendiri biar menarik. Dan juga pilihlah pengalaman hidup anda sendiri yang menarik, inspiring atau bahkan lucu. Hal hal di atas akan melatih kemampuan anda berbicara di depan orang lain.

Selamat mencoba dan semoga hal hal di atas akan meningkatkan competence, confidence dan communication skills anda.

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id

Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI

Friday, January 25, 2019

Negara paling banyak lulusan STEM

*Kepribadian Berdasarkan Kopi Yang Disukai*

*Kepribadian Berdasarkan Kopi Yang Disukai*

*Espresso*
Tipe peminum espresso dipercaya adalah tipe seorang pemimpin, pekerja keras dan tau bagaimana menyelesaikan pekerjaan mereka.

*Double Espresso*
Sama pekerja kerasnya dengan peminum espresso. Namun, peminum espresso dengan dosis dua kali lipat dipercaya sangat mengandalkan logika.

*Latte*
Penyuka latte biasanya termasuk pribadi yang suka dengan kenyamanan, tidak senang terburu-buru, cenderung lebih santai.

*Cappuccino*
 Sama dengan penampilan cappuccino yang terlihat klasik, peminumnya pun cenderung terlihat seperti itu. Meski tidak terlihat 'lepas', penggemar cappuccino sangat pandai bersosialisasi.

*Frappuccino*
Jiwa petualang ada di dalam diri penggemar Frappuccino. Senang dengan spontanitas dan menyukai tantangan, membuat sebuah pesta menjadi lebih hidup karena senang berbagi kebahagiaan dengan energi yang tak ada habisnya.

*Kopi Saset*
Penggemar kopi saset adalah manusia-manusia sederhana. Senang dengan gaya hidup minimalis dan  dompet tipis.

*Monggoo.....he..he..he* 👍😃

Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id

Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI

6 steps in Email Marketing

Alibaba Core Commerce Revenue

5 steps action plan for Influencer Marketing

2022 Skills Outlook

Saturday, January 19, 2019

Smart city investments

Prepare the future of work

Which technologies in digital factories ?

What are your unique differentiators? (Apa yang membuat anda berbeda dengan yang lain?)

What are your unique differentiators?
(Apa yang membuat anda berbeda dengan yang lain?)

Nasib sarjana fresh yang harus berkompetisi dengan ratusan saingan.
(Pambudi Sunarsihanto)

Tanpa sengaja minggu lalu bertemu dengan seorang teman lama saya. Dengan bangganya dia bilang kepada saya bahwa anaknya (sebut saja namanya Tommy), akan diwisuda minggu depan setelah menyelesaikan program S1 dari sebuah Universitas ternama di Jakarta.
Dalam perjalanan pulang saya membayangkan kebanggaan ibu bapaknya pada keberhasilan anaknya. Saya yakin ibunya akan menangis, dan bapaknya akan sibuk mengambil foto, diupload di Facebooknya sambil bersyukur kepada Allah swt dengan comment comment yang sangat religious. Obviously, syah-syah saja ibu bapak tersebut bersyukur, meskipun ….
 
Pada saat saya search terakhir, data menyatakan bahwa ratusan ribu sarjana masih menganggur, ditambah ratusan ribu lagi yang akan lulus tahun ini dari ribuan universitas di Indonesia.

Saya tidak tega untuk mengirimkan pesan ke bapaknya,"Congratulations. Selamat. Anak anda menjadi sarjana. Berarti dia adalah satu di antara ratusan ribu orang yang akan mencari kerja."
Terus terang saya tidak tega (meskipun bapaknya mungkin akan membaca catatan ini di Facebook saya :-)

So, bagaimana? Apakah jangan kuliah S-1 saja? Noooo. You still need your S-1 untuk memasuki dunia kerja. At least for now, mungkin beda di masa depan. Tapi sekarang anda masih memerlukannya. Pertanyaannya adalah, apakah yang akan membuat anda berbeda dengan yang lain?

What is your unique combination of competences that make you different from others? Ingat bahwa kalau anda hanya mengandalkan ijasah S-1, anda harus berkompetisi dengan ratusan ribu yang lain. Bagaimana anda akan memenangkan kompetisi kalau anda hanya mengandalkan itu. Bahasa gaulnya,"Kalau Cuma S-1 mah banyaaaaaaaaaakkkkkk" Nah lu …. Terus gimana dong?

Saya pernah melakukan sharing di sebuah Universitas di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Dan setelah saya menyampaikan pemikiran di atas, terus ada yang mengacungkan tangannya (dengan gagah berani) dan bilang,"Bahasa Inggris saya lancar pak. Apakah itu akan membantu saya mencari pekerjaan?"

Saya menjawab,"That's great. Sekarang anda bukan satu di antara 700,000. Tetapi anda satu di antara 500,000"

Ya iyalah, hari giniiiiii, siapa yang gak bisa bahasa Inggris lagi.

Dari 700,000 lulusan sarjana, kita bias mengasumsikan bahwa 500,000 bisa berbahasa Inggris. 

Bahasa gaulnya, kalau gak bisa bahasa Enggres yak ke laut aja lu. Dan satu ruangan auditorium itu (sekitar 800 orang pun terdiam). Saya nggak tahu apakah mereka benar-benar merenungkan masa depannya atau main gadget. But, I want all of us (not only to the fresh graduates), but to all of us.

What are our unique combination of qualifications (or competences) that would make us different from the crowd. Apa yang membuat anda berbeda dengan yang lain.

Ingat, yang nyari kerjaan banyak. Yang ngirim CV ribuan (atau ratusan ribu). Kalau anda gak berbeda (atau lebih baik dengan yang lain), ngapain saya memanggil atau menerima anda?

Saya menutup sessi saya waktu itu dengan pertanyaan tersebut.

Dan tiga bulan kemudian (berarti sekitar pertengahan tahun 2010), tanpa saya duga, ujug-ujug (meminjam istilah temen saya, yang artinya suddenly), datanglah message ke Inbox saya di Facebook (yes, I read them, I don't reply to all of them, but I read them).

Mahasiswa ini sebut saja bernama Dodon, mengirimkan saya message berbunyi begini.

Pak Pambudi ysh (and I still don't know the meaning of ysh, until now, but it's not important).

Saya benar benar memikirkan pertanyaan bapak waktu itu.

Setelah saya pikir-pikir … saya akan lulus S-1 Akuntansi tahun ini pak, dan saya lancar berbahasa Inggris pak. Benar pak, saya mungkin saat ini adalah satu di antara 500,000. Tapi tunggu dulu pak ….saya dulu lancar bahasa Arab (karena saya anak pesantren).

(Dalam hati saya bilang, nah ini mulai menarik, mungkin sekarang dia menjadi satu di antara 50,000 karena saya nggak yakin ada sepersepuluh sarjana lancar berbahasa Arab. Still saya belum mengerti bagaimana bahasa Arab akan membantunya mencari pekerjaan, sampai saya membaca kelanjutan suratnya…..)

Pak, saya juga akan kuliah ke Malaysia untuk belajar perbankan syariah. And BINGO ! the guy got it ! Jadi bayangkan bahwa dia akan punya ijasah S1 Akuntansi, S2 perbankan syariah, lancar berbahasa Inggris dan lancar berbahasa Arab.

Setelah merenung selama 3 bulan (sejak sessi saya), dan membuat personal development plannya, sekarang dia meninggalkan kompetisi dari 1 di antara 700,000 menjadi satu di antara sedikit sekali orang yang pada tahun 2010 memiliki unique combination of competences (or qualification) that others don't have.

Singkat cerita, setelah pulang dari Malaysia, Dodo  dengan mudah mendapatkan pekerjaan di Jakarta, dan sekarang Dodon sudah berkarier di sebuah bank internasional di Dubai. Now you see what happen when you look at your career from different way, by creating your unique combination of competences.

I call this the pyramid of differentiators (lihat gambar terlampir).

And it worked for me too.

Tahun 2008, saya berkarier sebagai HR di beberapa negara, setelah sebelumnya saya juga punya background sebagai Telecom engineer dan project manager. Jadi pada saat ada operator Telco besar di Indonesia mencari HR dengan international experience, obviously they consider my name, and I choose one of them. My differentiators adalah Bachelor and Master Degree in IT, MBA, experiences is IT engineer, project managers and relevant experiences in other countries.

That's the power of your own pyramid of differentiators.

Jadi sekarang mari kita refleksikan:

-         Qualification, skills, competences apa saja yang kita punya

-         Put everything on the paper
(Tulis semuanya di kertas putih)

-         Based on that, you will build your confidence to analyze your chance in the job market competition
(Gambarah piramida differentiator anda sendiri)

-         Find another competence so that you can make your differentiator even more unique, develop your competences on that area
(Carilah satu kompetensi lagi yang akan membuat piramida anda semakin unik, develop kompetensi anda di situ)

-         Now, go out, attack the market (internally or externally) and get your dream job, you deserve it
(Sekarang dapatkan job yang anda mimpikan (promosi di dalam perusahaan atau mencari di luar) yang relevant dengan piramida differentiator anda. Semakin relevant, semakin besar kemungkinan anda untuk mendapatkannya. 

Are you ready?

Salam Hangat,

 

Pambudi Sunarsihanto

Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id

Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI

Bisa Rugi Besar, RI Harus Hati-hati Nego Pusat Data & GSP


Bisa Rugi Besar, RI Harus Hati-hati Nego Pusat Data & GSPFoto: Suasana konferensi pers terkait negosiasi fasilitas pembebasan bea masuk Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat (AS) di Gedung Ombudsman, Jakarta, Jumat (18/1/2019). (CNBC Indonesia/Samuel Pablo_

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah diminta berhati-hati menegosiasikan fasilitas pembebasan bea masuk Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat (AS), terutama terkait isu lokalisasi pusat data.

Pelaku usaha pusat data (data center) dan industri turunannya, mulai dari cloud computing hingga hosting mengatakan hal tersebut usai menemui Ombudsman RI (ORI) terkait revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem & Transaksi Elektronik (PP PSTE).

CTO Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Muhammad Salahuddin menjelaskan, sebenarnya pertanyaan pihak AS terkait PP PSTE tidak secara spesifik mempermasalahkan lokalisasi pusat data, melainkan kepastian regulasi pemerintah bagi investor teknologi asal AS.

"Pada kenyataannya, perusahaan-perusahaan besar, calon investor asal AS sudah menunjukkan minatnya dan sudah memutuskan untuk berinvestasi di Tanah Air. Artinya, dari sisi regulasi itu [lokalisasi data] tidak menjadi persoalan bagi mereka. Yang mereka persoalkan barangkali adalah kepastian regulasi bagi investasi mereka di Indonesia," ujarnya.

Foto: Infografis/GELIAT PASAR CLOUD DI DUNIA OKTOBER 2018/Aristya Rahadian Krisabella





Ketua Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) Alex Budiyanto mengatakan, ada tiga hal yang menjadi pertimbangan AS melakukan market access review GSP terhadap RI, yakni kebijakan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN), PP PSTE, dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). 

Alex mengungkapkan, nilai ekonomi yang diperoleh RI melalui fasilitas GSP jauh lebih kecil dibandingkan potensi kerugian apabila pusat data tidak diwajibkan berada di dalam negeri.

"Kalau kita pelajari, potensi loss kita jauh lebih besar kalau data ada di luar Indonesia dibandingkan dengan nilai ekonomi dari GSP. Kita harapkan pemerintah berhati-hati sekali, harus punya pandangan ke depan, apalagi fasilitas GSP hanya sampai 2020 sebelum dikaji kembali," ujar Alex di Gedung Ombudsman, Jumat (18/1/2019).

"Masa kita mau menukarkan sesuatu yang jangka panjang dengan sesuatu yang nilainya tidak terlalu signifikan dan jangka waktunya hanya dua tahun?" imbuhnya

Anggota Ombudsman RI Ahmad Alamsyah meminta pemerintah, khususnya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, untuk berhati-hati dalam setiap tahap negosiasi GSP serta mengonsultasikannya dengan pelaku usaha, termasuk industri pusat data domestik.

"Ombudsman menyarankan agar pemerintah sangat berhati-hati dalam negosiasi ini, jangan tinggalkan pelaku industri. Sepakati betul, harus ada konsensus. Jangan pikirkan dampak dari sisi perdagangan saja, tapi bisa jadi nanti akan menghambat pertumbuhan ekosistem digital lokal yang pada akhirnya akan backfire ke perekonomian negara sendiri," jelas Ahmad.

Pada Oktober 2017, Pemerintah AS melalui USTR mengeluarkan Peninjauan Kembali Penerapan GSP Negara (CPR) terhadap 25 negara penerima GSP, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Pada 13 April 2018, USTR secara eksplisit menyebutkan akan melakukan peninjauan pemberian GSP kepada Indonesia, India, dan Kazakhstan. Hal ini tertuang dalam Federal Register Vol. 83, No. 82. 

Pada 30 Mei 2018, AS juga mengumumkan akan melakukan peninjauan GSP terhadap Thailand. Dalam tujuh bulan terakhir, Pemerintah RI telah berkomunikasi dan berkoordinasi secara intensif dengan Paman Sam agar status Indonesia dapat tetap dipertahankan dalam skema GSP, karena program ini memberi manfaat baik kepada eksportir Indonesia maupun importir AS yang mendapat pasokan produk yang dibutuhkan.

sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20190118192426-4-51419/bisa-rugi-besar-ri-harus-hati-hati-nego-pusat-data-gsp

Investment in IOT industry

Data volume is increasing exponentially in 2020

Indonesia masuk 10 negara dengan GDP terbesar di 2030

10 tactics to attract more customers to your Ecommerce

Saturday, January 12, 2019

*KUNCI UNTUK MEMBUAT HIDUP ANDA LEBIH BAIK

*KUNCI UNTUK MEMBUAT HIDUP ANDA LEBIH BAIK,*

 terdiri atas  
*Personality,* 
*Community* and 
*Life.*  


   *A.  PERSONALITY:*

*1*. Jangan membandingkan hidup Anda dengan orang lain karena Anda tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui dan rasakan.

*2.* Jangan berpikir negatif akan hal-hal yang berada di luar kendali Anda, melainkan salurkan energi Anda menuju kehidupan yang Anda jalani saat ini, secara positif

*3.* Jangan bekerja terlalu keras, jangan lewati batasan Anda.

*4*. Jangan paksa diri Anda untuk selalu perfect, tidak ada satu orang pun yang sempurna.

*5.* Jangan membuang waktu Anda yang berharga untuk gosip.

*6*. Bermimpilah saat anda bangun 
(bukan saat tertidur).

*7*. Iri hati membuang-buang waktu, Anda sudah memiliki semua kebutuhan Anda.

*8*. Lupakan masa lalu. Jangan mengungkit kesalahan saudara , pasangan dan teman Anda pada masa lalu. Hal itu akan merusak kebahagiaan Anda saat ini.

*9.* Hidup terlalu singkat untuk membenci siapa pun itu. 
Jangan pernah membenci.

*10*. Berdamailah dengan masa lalu Anda agar hal tersebut tidak mengganggu masa kini Anda.

*11*. Tidak ada seorang pun yang bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda kecuali Anda.
 
*12*. Sadari bahwa hidup adalah sekolah, dan Anda berada di sini sebagai pelajar. 
Masalah adalah bagian daripada kurikulum yang datang dan pergi seperti kelas aljabar (matematika) tetapi, pelajaran yang Anda dapat berlangsung seumur hidup.

*13*. Senyumlah dan tertawalah sesering mungkin agar Anda lebih dapat menikmati hidup ini

*14*. Anda tidak dapat selalu unggul dalam perbedaan pendapat. Belajarlah menerima kekalahan dan bertoleransilah

      *B. COMMUNITY:*

*15.* Hubungi keluarga Anda sesering mungkin

*16*. Setiap hari berikan sesuatu yang baik kepada orang lain.

*17*. Ampuni setiap orang untuk segala hal

*18.* Habiskan waktu dengan orang-orang di atas umur 70 dan di bawah 6 tahun.

*19*. Coba untuk membuat paling sedikit 3 orang tersenyum setiap hari.

*20.* Apa yang orang lain pikirkan tentang Anda bukanlah urusan Anda.
Itu urusan mereka.
Jangan pikirkan hal tsb.

*21*. Pekerjaan Anda tidak akan menjaga Anda pada saat Anda sakit, tetapi keluarga dan teman Anda. 
Tetaplah berhubungan baik dgn mereka dan lingkungan Anda.

          C. *LIFE:*

*22.* Lakukan hal yang benar.

*23.* Sebaik/ seburuk apapun sebuah situasi, hal tersebut akan berubah.

*24*. Tidak peduli bagaimana perasaan Anda, bangun, berpakaian, dan beraktivitaslah !.

*25.* Yang terbaik belumlah tiba, tapi nikmati saja yg ada.

*26*. Buang segala sesuatu yang tidak berguna, tidak indah, atau mendukakan.

*27.* Ketika Anda bangun di pagi hari, berterima kasihlah pada Tuhan untuk itu.

*28.* Jika Anda memutuskan menjalani hidup yang bahagia, Anda akan selalu bersukacita. So, be happy.

Mati tidak menunggu Tua.

Mati tidak menunggu sakit.

Nikmati hidup....

Sebelum hidup tidak bisa lagi dinikmati.

Semangat pagi ....

Mari ciptakan kehidupan yang berkualitas



Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id

Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI

Tuesday, January 08, 2019

TERNYATA ADA YANG LEBIH PENTING DARIPADA KECERDASAN

TERNYATA ADA YANG LEBIH PENTING DARIPADA KECERDASAN
(There is something more important than your intelligence)

Namanya Angela Duckworth. Dari kecil ayahnya selalu bilang,"Kamu kan tidak genius."
Dan Angela memang menyadari bahwa kecerdasannya memang tidak jauh di atas rata-rata.
Tetapi Angela bukan menganggap itu sebagai penghalang, dan dengan  bekerja keras akhirnya Angela berhasil meraih beasiswa "Mac Arthur Fellowship Program" yang hanya bisa dikenal diperuntukkan bagi mereka yang jenius.
Kisah lengkap Angela Duckworth dapat dibaca di buku "Grit" karangannya sendiri.

Namanya Ilma. Dia juga pernah kecewa dengan hasil IQ test yang biasa biasa saja.
Namun ayahnya mengajarinya bahwa potensi atau bakat itu hanya 1 persen dari keberhasilan, yang 99 persen adalah usaha, kerja keras dan doa. Makan Ilma pun bekerja keras, sekeras-kerasnya, belajar 8 jam per hari di luar sekolah. Akhirnya Ilma mendapatkan hasil score SIT yang tinggi, mendapatkan beasiswa di jurusan Teknik Kimia di salah satu universitas di Amerika. Dan dengan kerja keras yang sama Ilma selalu mendapatkan score straight A pada ujian semesternya.
Voila!

Angela dan Ilma mempunyai kesamaan. Mereka berdua sama sama menyadari bahwa potensi mereka biasa-biasa saja.Tetapi itu tidak mengecilkan harapan mereka. Mereka bekerja keras, berusaha maximal dan akhirnya mencapai prestasi yang luar biasa!

Sementara itu, saya membaca di sebuah situs internet, seorang gadis mengeluhkan nasibnya. Dia dari kecil di tes IQ di empat lembaga psikology yang berbeda, dengan hasil yang sama persis, dia dinyatakan genius.
Tetapi ternyata nilai kuliahnya biasa biasa saja dan sekarang kariernya biasa biasa saja.
Saya yakin bahwa meskipun potensinya genius tetapi dia tidak berusaha bekerja keras dengan maximal. Itulah mengapa banyak orang cerdas bahkan genius tetapi kariernya biasa biasa saja.

Ternyata ada yang lebih penting daripada kecerdasan.
Angela Duckworth menamakannya Girt. Paul Stoltz menamakannya Adversity Quotient. Atau istilah anak jaman now adalag "greget". Artinya sama saja,  daya juang, kegigihan, ketegaran, ketabahan, fighting spirit, persistence atau perserverance.
Dan daya juang inilah yang harus kita didik dan kita bina sejak kita kecil.
Dan sampai sekarang pun kita harus mengasah diri kita agar terus menerus meningkatkan daya juang atau fighting spirit kita.
Bagaimana caranya? Kita coba terapkan lima langkah di bawah ini ....

a) Set goals. 
Semuanya dimulai dengan menetapkan goal yang ingin dicapai.
Itulah kenapa anak-anak kecil harus sudah punya cita-cita dan terobsesi untuk mencapainya.
Saya dulu waktu kelas 1 SD sudah terobsesi untuk mendapatkan beasiswa ke Eropa, dan saya belajar dan bekerja keras untuk itu.
Michael Angelo, seorang pelukis jaman Renaissance pernah berkata,"Yang bahaya itu bukannya punya cita-cita tinggi dan tidak tercapai. Yang bahaya itu adalah mempunyai cita-cita rendah dan tercapai"

b) Keep the end in mind. 

Pikirkan tujuan akhir (yang besar) yang ingin anda capai.
Mulailah dengan memikirkan apa yang akan anda capai pada akhirnya. Ini akan memotivasi anda untuk bekerja keras.
Don't just think of small goals. Think of the big win. What will persisting to the end do for you? This trick has seen me through seemingly impossible circumstances more times than I can count.

c) Improve your pace and renew your enthusiasm. 

Terapkan project management dengan sasaran yang harus dicapai di setiap millestone. Bikin sistem pengukuran yang jelas di setiapmphase. 
If you can set goals, you can measure progress. Working against deadlines and milestones enables us to accomplish more, more quickly. And the progress we make can keep us energized for the long haul.

d) Run and walk. 

Jaga stamina. Perjalanan anda akan memerlukan waktu panjang untuk mencapai objective anda. 
When we're working on a big project, it's impossible to go all out all the time. But proper pacing improves endurance. We can go farther if we take breaks, go easy, relax, and rejuvenate.

e) Kill the distractions. 

Focus. Focus. Focus.
Gunakan semua energy positive untuk mencapai tujuan anda.
Untuk sementara, singkirkan dan buang jauh-jauh semua kegiatan yang tidak membantu pencapaian objective anda.
Focus hanya kepada semua aktivitas yang membantu tercapainya goal anda.

Jadi ingat ya, ibaratnya mobil, kecerdasan itu memang ukuran mesin mobil anda (CC), jadi semakin besar CC-nya memang akan semakin cepat jalannya mobil, KALAU anda mampu menyetir mobil itu dengan baik.
Jadi ternyata ada yang lebih penting daripada mesin mobil itu, kemampuan anda menyetir.

Sama persis dengan analogy itu. Seringkali orang yang paling pintar, atau yang IP nya paling tinggi. Karena ternyata ada yang lebih penting daripada kecerdasan , yaitu daya juang, kegigihan, ketegaran,
ketabahan, fighting spirit, persistence atau perserverance.

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto



Fanky Christian
IT Infrastructure Specialist
Smartcityindo.com
StartSmeUp.Id

Chairman DPD DKI APTIKNAS
Vice Chairman ASISINDO
Secretary ACCI

The Social Media Trends

Top ten retail #banking trends for 2018 and it's actual trends

Personal Data Ecosystem

Smartcity Privacy

Sunday, January 06, 2019

Industri Ritel di Ambang Kematian? Tengok Ini, Ternyata Harapan Masih Ada

Suasana Diskusi Masa Depan Retail diselenggarakan Program Pendidikan S1 Branding Prasetiya Mulya
Bisnis.com, JAKARTA - Pesimisme mewarnai bisnis ritel di Indonesia belakangan ini. Banyak kalangan menganggap hanya tinggal menunggu waktu untuk menutup gedung-gedung bekas usaha rites dengan kain hitam.
Namun, pesismisme itu bukannya tak akan berakhir. Meski masa-masa emas bisnis ritel di Indonesia mulai redup dan banyak ritel raksasa gulung tikar atau menutup gerainya, masih ada semangat untuk menyatakan bahwa bisnis ritel belum benar-benar akan mati.
Tak bisa dipungkiri, akibar maraknya bisnis belanja online, eksistensi bisnis ritel pun tergerus. Itu tak hanya berlaku di Indonesia, Amerika lebih dulu mengalaminya. Kondisi tersebut justru menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan cerdas. "
Tantangan tersebut tentunya merupakan hal serius yang harus segera diantisipasi semua pelaku bisnis ritel. Penyesuaian terhadap perkembangan pun harus dipikirkan dengan matang, bukan hanya sekadar mengubah bisnis model," demikian disampaikan School of Business & Economics Universitas Prasetiya Mulya dalam pernyataan resminya, diterima Senin (23/7/2018).
Lebih jauh disebutkan, dibutuhkan strategi baru untuk mengembangkan bisnis ritel sesuaiperkembangan zaman yang serba digital saat ini. Pelibatan faktor luar dalam mengambil keputusan bisnis, seperti strategi omni-channel marketing, menjadi hal yang perlu dilkaukan. Dengan begitu terjalin interkoneksi aktivitas bisnis secara onlinedan offline.
“Bukan hanya menjalankan bisnis secara online dan offline saja, melainkan dibutuhkan omni-channel marketing karena konsumen cenderung mengkombinasikan aktivitas di toko online dan offline sebelum melakukan pembelian. Kadang mereka review produk secara online, lalu ke toko offline untuk membeli. Sehingga kegiatan marketing antara online dan offline yang terintegrasi sangat dibutuhkan,” papar Prof. Agus W. Soehadi, Dekan School of Business & Economics Universitas Prasetiya Mulya, dalam talkshow Branding Update yang digagas Program Pendidikan S1 Branding Prasetiya Mulya, bekerja sama dengan Indonesia Branding Association (IBA).
Sementara itu, berdasarkan riset Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO) pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia per tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 9% dibanding tahun 2014 yang mencapai angka dua digit di 14% hingga 15%.
Krisetiadi Purwanto selaku Product Leadership Director Nielsen Indonesia menjelaskan menurut hasil riset The Nielsen Company Indonesia, penetrasi internet yang luar biasa membuat daya beli masyarakat Indonesia kian mengalami transisi dari yang mengutamakan belanja produk menjadi mendahulukan belanja pengalaman.
“Dari hasil riset terhadap 1.500 responden rumah tangga di Indonesia, konsumen masa kini lebih cenderung menghabiskan dana untuk rekreasi dan gaya hidup ketimbang untuk konsumsi fast moving consumer goods (FMCG),” ungkap Krisetiadi dalam acara yang sama.
Kini tengah terjadi transisi daya beli masyarakat karena konsumen yang semakin cerdas. Kegiatan berbelanja kini bukan hanya sebatas proses membeli kebutuhan, konsumen menuntut adanya pengalaman yang ‘lebih’ ketika mereka berbelanja.
Di sisi lain, Chief Marketing Enabler startup Anterin Jessica Carla menyebutkan bahwa konsumen saat ini melihat social currency yang akan didapat ketika melakukan pembelian suatu brand. "Peritel harus mengedepankan pengalaman dan interaksi dalam setiap touch point dengan konsumennya,” kata Jessica.
Senada dengan Jesica, Direktur Jakarta Aquarium Hans Manansang memaparkan perlunya pendekatan personal kepada konsumen, yang selanjutnya ia sebut sebagai EPIC Point. “Ritel harus menawarkan engagement, personalisation, interaction, dan convenience atau EPIC point ke sisi pengunjungnya,” jelas Hans.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (APRINDO), Roy N. Mande yakin masih ada jalan keluar bagi bisnis ritel untuk keluar dari lorong suram. Meski banyak toko ritel yang tutup, masih terlalu dini untuk mengatakan industri ini di ambang kematian.
Sebagai upaya untuk meningkatkan kembali performa dari bisnis ritel di Indonesia, Roy menegaskan bahwa industri tidak mati asalkan pebisnis mau menyesuaikan bisnis modelnya guna menyiasati industri ritel yang sedang under performed.
“Mal konvensional cenderung sepi pengunjung, sementara new retail seperti mal berbasis lifestyle yang memberikan experience kuliner, hiburan, dan rekreasi semakin ramai dipadati pengunjung. Penyesuaian ini yang harus dilakukan,” jelas Roy.
sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20180723/12/819660/industri-ritel-di-ambang-kematian-tengok-ini-ternyata-harapan-masih-ada

IDC: AI Buka Peluang Pertumbuhan Pasar Retail Indonesia


Jakarta, Selular.ID – Beberapa waktu lalu JD ID memperkenalkan dua cara baru dalam berbelanja di Indonesia. Pengguna bisa berbelanja dengan cara scan QR code melalui JD ID Virtual dan pengguna bisa berbelanja dengan memanfaatkan AI di JD ID X.
Dua cara baru itu disebut IDC membuka peluang baru untuk pasar ritel di dalam negeri. Merujuk pada investasi teknologi yang dilakukan oleh JD ID store seperti Facial Recognition, NFC tags, dan Mobile Commerce, konsumen lokal saat ini dapat menikmati pengalaman ritel yang baru dan berbeda.
Untuk mendukung perkembangan teknologi ini, IDC memperkirakan anggaran teknologi informasi ritel mencapai Rp3,2 miliar di tahun 2018 dan akan tumbuh pada CAGR 17% (2017-2021) dan merupakan salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat untuk belanja TI di Indonesia.
Sebagai dampak dari implemetasi teknologi ritel terbaru di Indonesia, industri ritel diharapkan dapat menjadi lebih kompetitif dan responsif terhadap perubahan perilaku dan ekspektasi berbelanja konsumen.
IDC memperkirakan retailer memprioritaskan transformasi digital untuk meningkatkan business operations, customer engagement dan pemahaman yang lebih baik tentang referensi berbelanja konsumen.
“Kami melihat retailer di Indonesia masih menggunakan pendekatan tradisional untuk berinteraksi selagi membangun solusi yang inovatif untuk meningkatkan pengalaman konsumen. Teknologi seperti Augmented/virtual Reality (AR/VR), Artificial Intelligence (AI), dan Big Data Analytics (BDA) memiliki daya tarik tersendiri di pasar ritel lokal,” jelas Mevira Munindra, Sr. Consulting and Head of Operations IDC Indonesia.
Mevira Munindra menambahkan Customer Experience menjadi lebih penting dari sebelumnya bagi konsumen dan bisnis di dalam negeri. Oleh karena itu, bisnis ritel di Indonesia harus mengedepankan inovasi dengan melibatkan konsumen secara langsung serta centricity model untuk memperoleh loyalitas pelanggan karena Indonesia memiliki jumlah konsumen yang besar.
“Pelanggan adalah stakeholder utama bagi semua industri. Oleh karenanya, menciptakan omni-channel experience menjadi faktor penting bagi bisnis ritel. Salah satu contoh adalah yang dilakukan oleh JD.ID dengan JD.ID X dan JD.ID Virtual yang menggunakan platform online to offline (O2O) untuk memberikan kemampuan digitalisasi yang disertai pengalaman unik melalui pembayaran digital bagi konsumen di Indonesia.”
Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah konsumen yang besar pada pasar ritel di Indonesia telah bertransformasi, terutama karena dorongan jumlah konsumen yang relatif dari generasi muda dengan peningkatan pendapatan dan daya beli. Oleh karena itu, dengan meningkatnya pelaku digital di Indonesia menyebabkan layanan yang memberikan kemudahan, kecepatan dan user-friendliness lebih atraktif dikalangan konsumen.
IDC percaya dengan keberhasilan strategi O2O oleh JD ID dengan JD IDX dan JD ID Virtual merupakan dampak dari implementasi teknologi yang tepat dan memfokuskan layanan pada minat, kebutuhan pelanggan, produk yang menarik, dan customer journey. Karenanya, sangat penting bagi retailer lokal untuk berinovasi dan memberikan pembaharuan Omni-channel experience yang akan sangat atraktif bagi pelanggan mereka.
Kendala bisnis bagi pelaku ritel di Indonesia saat ini meliputi kurangnya inovasi, tingginya biaya eksternal, dan sulitnya mempertahankan pelanggan tetap.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kendala tersebut, IDC berharap inovasi dari JD ID dapat menjadi benchmark bagi bisnis ritel tradisional untuk menyelaraskan pemahaman terhadap konsumen mereka dan berfokus kepada pengalaman ritel yang unik bagi pelanggan sehingga dapat membedakan mereka terhadap kompetitor lain.
Retailer lokal harus percaya diri dalam mengimplementasikan strategi-strategi transformasi digital yang tepat sehingga memungkinkan hadirnya pengalaman-pengalaman digital baru untuk meningkatkan pengalaman dan loyalitas pelanggan.
sumber:https://selular.id/2018/09/idc-ai-buka-peluang-pertumbuhan-pasar-retail-indonesia/

Prediksi TIK Indonesia 2019

Kami di Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS) berusaha sebaik mungkin merangkul para pengusaha IT (baca: TIK = Teknologi Informasi dan Komunikasi) di Indonesia. Memang kami berangkat dari asosiasi terdahulu, APKOMINDO, dimana sebagian besar anggotanya adalah pengusaha komputer, terutama di retail, namun seiring perkembangan TIK, kami membuka diri lebih luas lagi dengan melibatkan banyak pengusaha lain, tidak hanya terkait hardware, tetapi software dan services.
Dan inilah beberapa hal yang kami lihat akan tumbuh berkembang di dunia TIK Indonesia.
  1. Kami melihat tren transformasi digital semakin kuat, dan sekarang tidak hanya di level korporasi (enterprise) [lihat strategi transformasi digital], tetapi juga pemerintahan (smart city - SPBE). Hal ini berarti peluang bisnis, kerjasama terkait transformasi digital masih sangat luas. Pemerintah akan sangat memerlukan konsultasi dan asistensi dari dunia industri dan akademis. Transformasi digital juga harus melibatkan masyarakat, dan ini yang akan diexplorasi terkait smart city + SPBE. [lihat 5 sektor Smart City] Korporasi akan memaksimalkan tren ini dengan pendekatan Smart 4.0 (Smart Building, Smart Factory , Smart Hospital, Industry 4.0). Akademis akan mendukung dengan konsep Smart Campus dan terlibat erat dengan industri.
  2. Penggunaan atas data, pemanfaatan atas data semakin tinggi di berbagai sektor. Ini semua akan mengarah kepada data monetisasi. Dari tahun lalu kita melihat berbagai sektor bergeliat mengeksplorasi tentang big-data.[lihat 12 karir baru terkait big-data] Dan inilah tahunnya, memaksimalkan potensi data yang kita miliki. Penggunaan atas data ini akan diperkuat oleh berbagai aturan pemerintahan (Revisi PP82, SPBE dan aturan sektoral yang akan mengubah penggunaan dan akses data). Tidak lupa faktor data security akan memegang peranan penting, termasuk pemilihan perangkat terkait dengan 'AS-China-Trade-War'. Pemerintahan dan korporasi akan sangat teliti memilih teknologi hardware dan software ini.
  3. Pergerakan dari basis perangkat keras, ke perangkat lunak dan jasa-jasa di para pengusaha TIK. Dari yang semula berbasis hardware, pengusaha TIK mulai mengembangkan diri ke software dan IT services. Hal ini menuntut pembelajaran bisnis baru, model bisnis baru serta memaksimalkan potensi customer existing mereka. Pengusaha TIK 'jaman-old' harus membuka wawasan mereka, memulai menggunakan marketplace, apps, digital marketing dan mempersiapkan tim millenials mereka. [lihat strategi digital marketing]
  4. Jamannya Digital-Twin saat ini. Semua dirubah menjadi digital, semua bisa dimonitor secara digital, semua bisa dikontrol secara digital. Ini akan mengembangkan potensi terkait IoT (pemanfaatan IoT untuk industri, perusahaan, pemerintahan), big-data (storage, hyperconvergence), dan mulai mengarah ke edge-computing selain cloud computing.
  5. Explorasi API akan semakin marak. Semua industri akan mulai membuka datanya, diijinkan diakses dan saling mengakses, semua akan mengembangkan diri untuk memaksimalkan data yang dimiliki. Bank akan membuka diri, pemerintahan akan membuka akses, korporasi harus menyiapkan diri. Perangkat appliance dan software yang mendukung 'API-world' ini akan semakin marak, disamping faktor IT sekuriti yang harus diperkuat. Oleh karena itu, korporasi akan memulai divisi baru - IT Security, tidak hanya di finansial sektor.
  6. Pengembangan software (devops) akan semakin dinamis (agile), dan semakin banyak tools yang digunakan para 'google-programmer'. Meskipun posisi programmer akan menjadi semakin langka (baca: laris) di Indonesia, karena geliat start-up, termasuk start-up industri yang akan semakin banyak. Metode pengembangan aplikasi berbasis BlockChain akan semakin marak digunakan, dan ini juga mendukung teknologi edge-computing selain cloud-computing yang semakin kuat digunakan para devops.
  7. Mulainya penggunaan Artificial Intelligence dalam berbagai bidang. Pemerintahan mulai menggunakan AI atas data mereka, rekaman CCTV akan dieksplorasi dengan License Plate number - Face recognition dan beragam lainnya. Korporasi menggunakan AI untuk memaksimalkan analisa customer mereka (CRM+AI, ERP+AI). Oleh karena itu, Korporasi akan merubah strategi pengadaan menjadi penyewaan / sewa pakai, mereka menuntut 'agile', sehingga strategi cloud+AI akan diambil.
  8. Kebutuhan SDM TIK terbesar tetap terkait dengan sales, technical support dan programmer. [lihat tren skill abad 21]. Tim sales harus sangat akrab dengan sosial media, karena sebagian besar market akan datang via sosmed + LinkedIn. Kemampuan technical support yang dicari akan sangat beragam, tapi skill technical support terkait networking dan security akan sangat tinggi. Programmer juga akan menjadi incaran dan paling cepat 'lompat' apabila perusahaan tidak berhasil mengelola mereka dengan baik.
Meskipun tahun 2019 adalah tahun politik, dimana ada beberapa bulan yang tidak efektif maksimal, diantaranya April - Mei dan Oktober. Pengusaha menantikan kemungkinan yang terjadi, bila terjadi penggantian kepemimpinan nasional, apabila tidak , maka cenderung akan stabil seperti biasa. Gelihat pengadaan pemerintahan sudah mulai dikebut di Januari, tetapi mega proyek akan terhambat menunggu hasil pemilu. Korporasi akan bergerak hati-hati dengan investasi TIK, dan cenderung mengambil pendekatan sewa-pakai. Langkah penggunaan jasa pihak ketiga juga diambil untuk menekan resiko dan meningkatkan profit. Sehingga geliat jasa IT outsourcing akan merambah korporasi diluar telko, migas dan finansial yang selama ini banyak menggunakan. Cloud computing dan DRC berbasis cloud akan berkembang baik, meskipun para investor data center dunia sedang menunggu kepastian revisi PP82. Pertempuran selanjutnya ada di memastikan kebijakan sektoral untuk mendukung data center tetap di Indonesia. SPBE akan menajamkan skill dan kebutuhan implementasi e-Government, dan semoga kesamaan aplikasi e-Gov semakin terjadi di Indonesia. Meskipun para vendor dunia sedang menggenjot isu edge-computing selain cloud computing, tapi perlu 1-2 tahun untuk bisa menggunakannya secara optimal. Pendekatan edge-computing mungkin cocok untuk kondisi infrastruktur Indonesia, tapi mempersiapkan aplikasi edge-computing + block-chain akan perlu skill yang kuat. Kami di pelaku Industri memang sangat 'gemas' melihat kurikulum pendidikan yang masih jauh dari harapan industri, dan akan semakin banyak melibatkan diri dengan dunia edukasi untuk memastikan kualitas lulusan mereka bisa diserap.
Tetap semangat TIK Indonesia.