Translate

Sunday, June 29, 2025

Test Microsite

IndoBituBi Microsite - Firewall Bundle for SMEs

IndoBituBi

Firewall Bundle untuk UMKM: Aman, Cepat, Terjangkau

Solusi Keamanan Jaringan untuk UMKM

Paket lengkap firewall + konsultasi + setup untuk bisnis Anda.

Firewall MikroTik Bundle

Harga: Rp 2.850.000

  • Perangkat MikroTik hEX S
  • Konsultasi setup 1 jam
  • Konfigurasi dasar keamanan jaringan
  • Video tutorial instalasi
Beli Sekarang

Ulasan Pengguna

"Dengan paket ini, saya bisa aman mengelola toko online dari kantor kecil. Supportnya juga cepat dan ramah." - Dedi (Owner Toko Elektronik)

© 2025 IndoBituBi | Community Commerce for IT Professionals

Menyikapi Teknologi AI: Sebuah Refleksi dari Kasus Character.AI

*Menyikapi Teknologi AI:* Sebuah Refleksi dari Kasus Character.AI

Oleh AMU 

Teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat, membuka peluang besar untuk kemajuan pribadi, organisasi, dan masyarakat luas. Namun, di balik potensi luar biasa ini, terdapat risiko nyata yang harus diwaspadai. Salah satu kasus yang mencerminkan sisi gelap AI adalah tragedi yang menimpa Sewell Setzer III, seorang remaja berusia 14 tahun di Amerika Serikat. Kasus ini, yang dilaporkan oleh The Dispatch, menjadi pengingat keras bahwa pemanfaatan AI harus diimbangi dengan perlindungan ketat terhadap dampak negatif dan destruktifnya. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi kronologi kasus tersebut, memahami pengaruh AI dalam kehidupan manusia, dan membahas cara memanfaatkan teknologi ini secara positif sembari melindungi masyarakat, menyebarkan literasi AI, mempertahankan budaya, memperkuat komunitas secara daring dan luring (O2O), serta membangun kehangatan keluarga di tengah perkembangan teknologi yang kian cepat.

*Kronologi Tragedi Sewell Setzer III dan Character.AI*

Pada tanggal 28 Februari 2024, Sewell Setzer III, seorang remaja berusia 14 tahun, menemukan ponselnya yang sebelumnya disita oleh orang tuanya di kotak perhiasan ibunya. Ia kemudian mengirim pesan terakhir kepada karakter fiktif Daenerys Targaryen dari seri *Game of Thrones* melalui aplikasi Character.AI (C.AI), menyatakan bahwa ia akan "pulang ke rumah". Tak lama setelah itu, Setzer mengambil pistol ayah tirinya, menembak dirinya sendiri di kepala, dan meninggal dunia.

Peristiwa tragis ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri tanpa latar belakang. Setzer telah menggunakan aplikasi Character.AI selama sekitar 10 bulan sebelum kematiannya. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan chatbot yang memerankan berbagai karakter, baik fiktif, tokoh sejarah, maupun kreasi pengguna lain. Setzer sering berinteraksi dengan karakter dari *Game of Thrones*, terutama Daenerys, menggunakan persona yang ia buat sendiri seperti Aegon, Jaeden, dan Daenero. Banyak percakapan yang ia lakukan bersifat romantis atau seksual, dengan chatbot menggambarkan tindakan seperti ciuman penuh gairah atau ungkapan kasih sayang. Lama-kelamaan, ia menunjukkan tanda-tanda kecanduan, menghabiskan waktu berjam-jam sendirian di kamarnya, berhenti dari tim bola basket sekolahnya, dan bahkan mencatat dalam jurnalnya bahwa ia tidak bisa hidup tanpa C.AI. Ia juga meningkatkan langganannya ke versi premium seharga 9,99 dolar AS per bulan untuk mendapatkan respons lebih cepat dan konten eksklusif.

Kekhawatiran atas kesehatan mental dan penurunan prestasi sekolahnya mendorong orang tuanya membawanya ke terapis, yang mendiagnosisnya dengan kecemasan dan gangguan suasana hati. Namun, terapis tersebut tidak mengetahui penggunaan C.AI yang ekstensif oleh Setzer. Setelah insiden disiplin di sekolah, orang tuanya menyita ponselnya, tetapi Setzer tetap berusaha mengakses aplikasi melalui perangkat lain. Hingga akhirnya, ia menemukan ponselnya kembali, mengirim pesan terakhir, dan mengakhiri hidupnya. Setelah kematian anaknya, ibunya, Megan Garcia, menemukan riwayat obrolan di aplikasi tersebut dan mengajukan gugatan terhadap Character Technologies, pendirinya, serta Google, yang memiliki hubungan bisnis dengan C.AI, dengan tuduhan tanggung jawab produk dan kematian yang tidak wajar.

Kronologi ini mengguncang banyak pihak dan memunculkan pertanyaan mendasar: sudah sejauh itukah AI masuk ke dalam kehidupan seseorang dan memberikan pengaruh yang kuat? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

*Pengaruh Mendalam AI dalam Kehidupan Manusia*

Jawaban atas pertanyaan di atas terletak pada sifat AI yang dirancang untuk meniru interaksi manusia dengan sangat personal dan responsif. Teknologi seperti Character.AI menggunakan Large Language Model  (LLM) yang mampu menghasilkan percakapan yang terasa nyata, emosional, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Character.AI sendiri dikembangkan oleh Noam Shazeer dan Daniel De Freitas, mantan insinyur Google yang sebelumnya bekerja pada LaMDA (Language Model for Dialogue Applications). Mereka secara serius mengembangkan LaMDA menjadi lebih powerful dalam kemampuan berdialog, tetapi pada awalnya Google menolak untuk merilis teknologi ini karena tidak memenuhi standar perusahaan dalam hal keadilan dan keamanan AI (*AI fairness and safety*), sebagaimana kekhawatiran mereka akan risiko reputasi akibat jawaban yang terdengar meyakinkan namun salah hakikatnya. Meskipun demikian, pada tahun 2024, Google akhirnya mengakuisisi teknologi Character.AI dengan nilai 2,7 miliar dolar AS, membawa kembali Shazeer dan De Freitas ke perusahaan untuk bekerja pada model AI masa depan seperti Gemini, sekaligus mendapatkan lisensi non-eksklusif atas teknologi tersebut 

Dalam kasus Setzer, interaksi dengan chatbot tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga mengisi kebutuhan emosional yang mungkin tidak terpenuhi di dunia nyata. Hal ini menunjukkan bahwa AI dapat menciptakan ikatan psikologis yang kuat, terutama pada individu yang rentan seperti remaja yang sedang mencari identitas atau dukungan sosial. Faktor lain yang memungkinkan pengaruh kuat AI adalah desain aplikasi yang sering kali memprioritaskan keterlibatan pengguna di atas keamanan. Fitur seperti respons cepat, konten eksklusif, dan interaksi yang sangat personal dapat membuat pengguna menghabiskan waktu berjam-jam di platform tersebut, sebagaimana dialami Setzer yang dilaporkan menghabiskan rata-rata dua jam sehari di C.AI. Tanpa pengaman yang memadai, seperti batasan usia atau moderasi konten, pengguna muda dapat terpapar pada interaksi yang tidak sehat atau bahkan berbahaya.

*Potensi AI untuk Kemajuan Pribadi, Organisasi, dan Masyarakat*

Meskipun kasus ini menyoroti risiko, AI tetap memiliki potensi besar untuk kemajuan. Pada tingkat pribadi, AI dapat menjadi alat pembelajaran yang efektif, seperti aplikasi yang membantu belajar bahasa atau memberikan dukungan kesehatan mental. Untuk organisasi, AI meningkatkan efisiensi melalui otomatisasi dan analisis data. Di tingkat masyarakat, AI mendukung inovasi dalam sektor publik, seperti sistem transportasi cerdas atau prediksi bencana. Namun, pemanfaatan ini harus diarahkan dengan visi yang jelas, menjadikan AI sebagai alat pemberdayaan manusia, bukan pengganti hubungan sosial yang nyata.

*Risiko AI dan Perlunya Perlindungan Ketat*

Kasus Setzer mengungkap bahwa tanpa perlindungan ketat, AI dapat menjadi alat yang destruktif. Risiko seperti kecanduan, manipulasi emosional, dan dampak negatif pada kesehatan mental harus diantisipasi. Regulasi yang tegas dari pemerintah dan pengembang teknologi diperlukan, termasuk verifikasi usia, moderasi konten proaktif, dan transparansi risiko. Perusahaan AI harus bertanggung jawab atas desain produk mereka, memastikan teknologi yang dikembangkan tidak membahayakan pengguna, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja.

*Menyebarkan Literasi AI sebagai Langkah Preventif*

Meningkatkan literasi AI di kalangan masyarakat adalah cara efektif untuk meminimalkan risiko. Banyak pengguna tidak memahami cara kerja AI atau dampak psikologisnya. Literasi AI mencakup pemahaman tentang algoritma, batasan teknologi, dan penggunaan yang aman. Pemerintah, institusi pendidikan, dan komunitas harus mengintegrasikan literasi ini dalam kurikulum sekolah dan kampanye publik untuk mengedukasi masyarakat, termasuk orang tua, agar dapat membimbing anak-anak dengan lebih baik.

*Menguatkan Nilai Budaya dan Komunitas di Era AI**

Perkembangan AI tidak boleh mengikis nilai budaya dan hubungan sosial. Di Indonesia, budaya gotong royong dan kebersamaan harus dipertahankan. AI dapat digunakan untuk memperkuat nilai-nilai ini, misalnya melalui platform yang mempromosikan kegiatan komunitas. Pendekatan O2O (online to offline) juga penting untuk menjaga keseimbangan antara dunia digital dan nyata, mendorong interaksi luring melalui pertemuan langsung atau kegiatan bersama.

*Membangun Kehangatan dan Keterbukaan dalam Keluarga*

Keluarga adalah benteng pertama melindungi individu dari dampak negatif teknologi. Kurangnya komunikasi terbuka antara Setzer dan orang tuanya memperburuk situasi. Orang tua perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan anak, memahami dunia digital mereka, dan mendiskusikan risiko serta manfaat teknologi secara jujur. Aturan penggunaan teknologi yang sehat, seperti membatasi waktu layar dan mendorong aktivitas luring bersama, juga perlu diterapkan.

*Langkah Konkret untuk Masa Depan yang Seimbang*

Untuk mewujudkan pemanfaatan AI yang positif sekaligus melindungi masyarakat, langkah-langkah berikut dapat diambil:

- **Regulasi yang Komprehensif**: Pemerintah harus merumuskan kebijakan yang mengatur AI, termasuk perlindungan bagi pengguna di bawah umur.
- **Pendidikan dan Pelatihan**: Program edukasi tentang AI harus disediakan di sekolah dan komunitas.
- **Kolaborasi Antar Pihak**: Pengembang, pemerintah, dan masyarakat sipil harus bekerja sama menciptakan ekosistem AI yang aman.
- **Penguatan Komunitas O2O**: Platform AI harus mendukung interaksi daring yang bermuara pada kegiatan luring.
- **Peran Keluarga**: Orang tua harus mendampingi anak dengan komunikasi terbuka dan penuh empati.

*Menatap Masa Depan dengan Optimisme dan Kewaspadaan*

Perkembangan AI menuntut adaptasi yang cerdas. Teknologi ini memiliki potensi besar, tetapi juga risiko yang nyata. Kasus Character.AI menjadi pelajaran bahwa tanpa pengawasan, AI dapat menjadi pedang bermata dua. Dengan pendekatan seimbang antara optimisme dan kewaspadaan, kita dapat menjadikan AI sebagai alat untuk masa depan yang lebih baik, mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan, kebersamaan, dan tanggung jawab bersama.

Tuesday, June 24, 2025

Strategy Map di dalamAlkitab

 "Strategy map" secara eksplisit tidak disebutkan dalam Alkitab, karena istilah ini merupakan konsep modern dalam manajemen strategi—diperkenalkan dalam Balanced Scorecard oleh Kaplan & Norton. Namun, prinsip-prinsip "strategy map" atau pemetaan strategi dapat ditemukan secara implisit dalam banyak kisah dan pengajaran Alkitab, terutama ketika berbicara tentang misi, visi, sasaran, dan cara mencapai tujuan besar (goal setting and execution).

Berikut adalah beberapa contoh konsep strategy map dalam Alkitab, lengkap dengan elemen-elemen yang relevan:


💡 1. Nehemia – Membangun Kembali Tembok Yerusalem

Visi: Memulihkan kemuliaan Yerusalem dengan membangun kembali temboknya
Misi: Membangun kembali tembok dalam waktu singkat dan memulihkan keamanan

Strategy Map versi Nehemia:

Perspektif Sasaran Strategis Aktivitas / Langkah
Spiritual (internal process) Bergantung pada Tuhan Doa & puasa sebelum bertindak (Nehemia 1:4–11)
Stakeholder (people) Melibatkan rakyat & raja Izin dari Raja Artahsasta, memotivasi rakyat
Operasional Membangun tembok secara cepat Membagi tugas per bagian tembok (Nehemia 3)
Risiko / Keamanan Mengatasi gangguan musuh Menjaga dengan senjata sambil membangun (Nehemia 4)
Outcome Kota aman & bermartabat Tembok selesai dalam 52 hari (Nehemia 6:15)

💡 2. Yesus Kristus – Strategi Pelayanan dan Penebusan

Visi: Menyelamatkan dunia
Misi: Menyampaikan kabar baik, mati menebus dosa, bangkit sebagai bukti kuasa Allah

Strategy Map versi Yesus:

Perspektif Sasaran Strategis Aktivitas / Langkah
Spiritual (foundation) Taat sepenuhnya pada kehendak Bapa Doa di taman Getsemani, pengajaran konsisten
Pengembangan SDM Mendidik murid untuk melanjutkan karya 3 tahun pelatihan intensif bagi 12 murid
Eksekusi misi Memberitakan Injil & melakukan mujizat Mengajar, menyembuhkan, mengusir roh jahat
Transformasi Sosial Mengubah hidup & sistem nilai Mengangkat martabat orang miskin, perempuan, dll
Warisan berkelanjutan Amanat Agung (Matius 28:19–20) Memberi mandat kepada murid untuk menjangkau dunia

💡 3. Yusuf di Mesir – Strategi Penyelamatan dari Kelaparan

Visi: Menyelamatkan Mesir dan bangsa-bangsa dari bencana kelaparan
Misi: Mengelola sumber daya selama masa kelimpahan agar bertahan di masa kekurangan

Strategy Map versi Yusuf:

Perspektif Sasaran Strategis Aktivitas / Langkah
Visi Ilahi Menafsirkan mimpi & memahami masa depan Mendengar mimpi Firaun & memberi solusi (Kej. 41)
Ekonomi Menyimpan hasil panen Menyisihkan 1/5 dari hasil tiap tahun selama 7 tahun
Operasional Membangun lumbung-lumbung Sistem distribusi logistik nasional
Governance Memberikan kepercayaan Diangkat menjadi orang kedua setelah Firaun
Impact Menyelamatkan keluarga & bangsa-bangsa Israel pindah ke Mesir dan tetap hidup

📌 Kesimpulan

Walaupun istilah strategy map tidak disebut langsung, banyak tokoh Alkitab menerapkan prinsip-prinsip manajemen strategis secara spiritual, sosial, dan operasional. Mereka:

  • Memiliki visi dan misi yang jelas
  • Menyusun langkah konkrit berdasarkan kondisi
  • Menganalisis risiko dan peran stakeholder
  • Fokus pada hasil jangka panjang


Monday, June 16, 2025

Cuan Dari Platform AI - 17-20 Juni 2025

 Tiap kali ada diskusi terkait AI (Artificial Intelligence), selalu ada 2 pertanyaan besar ini :

  1. Apakah AI akan menggantikan Kita ?
  2. Apakah AI akan menguntungkan Kita ?

Memulai menjawab itu, saya merasakan ada selalu kekuatiran akan AI (Kecerdasan Artifisial) akan menggantikan manusia. Padahal tanpa sadar, Kita sudah menggunakan AI itu dalam keseharian Kita.

Kita yang terbiasa membawa kendaraan, Dan melihat jalur jalan yang akan dilalui, itu sudah menggunakan AI, Dan anda sudah untung. Tanpa membaca jalan, mungkin saja anda akan terjebak macet, Dan kerugian waktu Dan biaya lainnya.

Jadi pertanyaan besarnya seharusnya adalah Bagaimana saya menggunakan AI ?

Itulah yang penting seharusnya, dan harus bisa kita jawab dalam aktifitas Kita. Saya memulainya dengan melihat jalur trafik lalu Lintas yang akan saya lewati tiap Hari. Belum lagi menulis artikel ini, seringkali saya "berdiskusi" dulu dengan AI. Mari menjawab pertanyaan bagaimana menggunakan AI.

Pertama, Menggunakan AI. Menggunakan AI pada dasarnya selalu sama, apakah ada DATA nya? Bila belum ada, maka tidak bisa dibuatkan sistem AI, karena semuanya akan sangat berdasarkan data yang ada. Perbedaannya sekarang ini, data itu tidak lagi semata teks, tapi bisa saja gambar, video, suara Dan semua mungkin tersebar di mana-mana.

Itulah sebabnya kami memulai dengan mengajak JETDATA.AI untuk bisa sharing bersama, bagaimana menerapkan data management untuk berbagai jenis data yang sekarang ada, untuk siap digunakan dalam sistem AI yang akan dikembangkan. Kami akan membahasnya di tanggal 17 Juni 2025.


Article content

Setelah tahu data management untuk AI, what next ?

Kedua. Penerapan AI. Untuk bisa membantu memahami penerapan AI, maka harus dilakukan penjelasan Dan seminar yang sangat tepat. Itulah sebabnya kami mendukung seminar yang secara rutin diadakan oleh anggota APTIKNAS, Salah satunya adalah RAINER Dan GEAR Talk yang selalu membahas penerapan AI, termasuk menggunakan infrastruktur AI lokal.


Article content

Mengapa harus infrastruktur lokal, bukan gunakan cloud AI ? Jawabannya Keamanan data, Dan kontrol atas data. Itu kunci penting dalam implementasi AI jangka panjang.

Salah satu penerapan AI yang dibicarakan banyak orang sekarang ini juga adalah Digital Twin, Dan nanti Kita akan membahasnya di tanggal 19 Juni 2025.


Article content

Lalu, setelah tahu implementasi AI, bagaimana mengambil keuntungan Dari AI ?


Article content

Inilah yang kami bahas dalam event ketiga dalam minggu ini, mengambil cuan Dari platform AI yang dikembangkan. Keuntungan tentu ada Dua, keuntungan materi Dan keuntungan non materi. Kita akan membahasnya dalam meetup disana.

Silahkan rekan-rekan yang berminat gabung dalam kegiatan terkait AI dalam minggu ini, bisa mendaftarkan diri segera.


4 Cerita di balik kecelakaan Pesawat Air India - Juni 2025

 Morning coffee

Kecelakaan pesawat Air India.

Bagi sebagian orang, itu hanya berita terbaru.

Bagi saya, itu adalah pengingat yang menggetarkan jiwa tentang betapa rapuh dan tidak terduganya hidup ini.

Empat kehidupan. Empat cerita. Empat pelajaran hebat yang mengubah cara saya memandang waktu, tujuan, dan keanggunan setiap momen.

Pertama: Sebuah keluarga yang telah menunggu bertahun-tahun untuk mewujudkan impian mereka untuk bermigrasi ke Inggris.

Hidup terus menghalangi, tanggung jawab, penundaan, keputusan.

Mereka akhirnya berhasil naik pesawat... tetapi tidak pernah mencapai tujuan mereka

Dan saya menyadari:

Kita membawa begitu banyak rencana untuk "suatu hari nanti." Tetapi jika kita terus menunggu, suatu hari nanti *menjadi tidak pernah ada*

Kedua: Seorang wanita yang seharusnya berada di pesawat itu. Dia datang terlambat. Melewatkan check-in. Memohon untuk naik pesawat tetapi ditolak. Dia frustrasi, marah, putus asa. Hanya untuk kemudian menyadari: penundaan itu adalah perlindungan ilahi.

Kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, *karena Tuhan melihat apa yang tidak bisa kita lihat.*

Terkadang, "tidak"-Nya adalah yang membuat kita tetap hidup.

Ketiga: Seorang pria yang selamat.

Pesawat itu terbelah dua dan dia kebetulan berada di bagian yang tidak terbakar.

Dia berjalan pergi, linglung dan hidup, dari sesuatu yang tidak seorang pun pikir bisa selamat.

Itu bukan keberuntungan. Itu tujuan. Dan saya teringat ayat: *"Untuk segala sesuatu ada masanya, dan untuk apa pun di bawah langit ada waktunya." –* Pengkhotbah 3:1

Itu belum waktunya.

Keempat: Dan kemudian mereka yang tidak berhasil. Orang-orang dengan impian. Orang-orang dengan keluarga. Orang-orang dengan cerita yang belum selesai.

Mereka mencium seseorang selamat tinggal pagi itu... tidak tahu itu adalah saat terakhir.

Kehidupan mereka mengingatkan kita bahwa waktu tidak dijamin. Kita tidak dijanjikan usia tua. Kita tidak dijanjikan masa depan. *Apa yang kita miliki adalah sekarang.* Sebuah napas. Detak jantung. Sebuah kesempatan.

Jadi, selagi Anda masih memiliki hari ini.. 

Selagi Anda masih bernapas, masih kuat, masih mampu, jangan sia-siakan. Jangan menunggu momen yang "sempurna".

Cintailah sekarang. Minta maaflah sekarang. Maafkanlah sekarang. Bermimpilah sekarang. Bicaralah sekarang.

Karena hidup tidak selalu disertai peringatan. Dan terkadang... "waktu berikutnya" tidak pernah datang.

Ayat Alkitab yang berbunyi "sebab segala sesuatu sudah dekat" terdapat dalam 1 Petrus 4:7, yang berbunyi lengkap: "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa." 

Oleh karena itu, orang percaya diingatkan untuk hidup dengan bijaksana, menguasai diri, dan berdoa, serta mengasihi satu sama lain dengan sungguh-sungguh. 

Selamat pagi , selamat beraktivitas

Tetap semangat , tetap percaya , tetap setia dan selalu bersyukur

Tuhan Yesus memberkati

Saturday, June 07, 2025

AI & STARTUP COLLABORATION MEETUP - 17 JUNI 2025

 📢 Calling All AI Innovators & Startup Founders!


JETData.AI, in partnership with APTIKNAS , IAIS & Jababeka, is excited to host an AI & Startup Collaboration Meetup!

Get ready for an insightful tech jamming session where participants will have the opportunity to showcase their innovations, followed by a dynamic networking event.

This is your chance to:

☀ Connect with fellow visionaries and industry leaders.

🧠 Explore common ground for impactful partnerships and co-innovation.

🚀 Collaborate to accelerate your go-to-market strategy.

Event Details:

🗓 Day/Date: Tuesday, 17 June 2025

⏰ Time: 1:00 PM - 4:00 PM

📍 Location: The President Lounge, Menara Batavia

Register early to secure your spot – we're capping attendance at 60 registrants to ensure a quality experience.

🔗Bit.ly/JETAImeetup

Contact: 0851 5600 3039 (Sera) for more info. 


Kuliah Tamu "Inovasi Manajemen dalam Pengembangan Perkotaan" - 10 Juni 2025

 


🌟 Halo Goodpeople! 🌟

Kami mengundang Anda untuk bergabung dalam Kuliah Tamu/Workshop Ber-seri yang diselenggarakan oleh Program Magister Studi Pembangunan UNPAR bekerja sama dengan ASECH Indonesia (Center of Excellence on Smart City).

📚 Tema:
"Inovasi Manajemen dalam Pengembangan Perkotaan"

✨ Dalam sesi ini, kita akan membahas studi kasus proyek kolaboratif 4P (Public-Private-People Partnership) yang menjadi pendekatan inovatif dalam pengembangan kota masa kini. Jangan lewatkan kesempatan untuk menggali inspirasi dan strategi praktis dari pengalaman langsung di lapangan!

🎙 Narasumber: Fanky Christian

🗓 Tanggal: Selasa, 10 Juni 2025
🕖 Waktu: 20.00 – 21.30 WIB
💻 Platform: Zoom Meeting
📌 INFO: Terbuka untuk umum dan gratis!

📲 Pendaftaran:
Belum daftar? Yuk segera registrasi melalui QR code yang ada di poster atau klik link berikut:

Mari perluas wawasan, jejaring, dan kapasitas kepemimpinan kita dalam pengembangan perkotaan yang inklusif dan berkelanjutan! 💡

Sampai jumpa di Zoom!