Translate

Sunday, February 21, 2016

Mengenal Arus 4 - 20 mA

Arus 4 - 20 mA

Anda pasti sering mendengar tentang arus 4-20 mA, terutama dalam bidang instrumentasi. Angka 4-20 mA tersebut bukan muncul begitu saja, tetapi ada sejarah yang membentuk angka tersebut.

Dahulu industri pemanas, ventilasi dan pengkondisian udara (Heating, ventilating dan air conditioning; HVAC)  telah menggunakan control pneumatic (control udara). Dalam system ini,  rasio controller, PID controller, sensor suhu dan actuator digerakkan oleh udara yang di kompressi. Pada sistem itu 3-15 pound/inche2 adalah standar modulasinya, 3 psi untuk “zero” dan 15 psi untuk “100%”. Setiap tekanan di bawah 3 psi adalah “dead zero” dan kondisi alaram.
Pada tahun 1950-an, kontrol listrik dan elektronika berkembang. Bentuk sinyal yang baru 4-20 mA berusaha menyamai sinyal pneumatic 3-15 psi. Bentuk arus sinyal ini cepat menjadi metode pilihan karena kabel lebih mudah di pasang dan dipelihara dibandingkan dengan jalur tekanan pneumatic. Selain itu dapat mengirimkan arus sinyal pada jarak yang jauh dan membutuhkan energi yang jauh lebih rendah. Anda tidak lagi membutuhkan compressor 20-50 tenaga kuda, dan dengan elektronik kita dapat menambah algoritma control yang rumit.


Dasar-dasar Loop Arus 4-20 mA
Loop arus 4-20 mA ini sangat berpeluang menjadi sinyal standar sensor, yang ideal untuk menjadi transmisi data, karena ketidak pekaannya terhadap noise (gangguan) listrik. Dalam loop 4-20 mA ini arus sinyal mengalir ke semua komponen, mengalirkan arus yang sama bahkan pada sambungan kabel yang kurang sempurna sekalipun. Semua komponen dalam loop mengalami tegangan jatuh karena arus sinyal yang mengalir melaluinya. Arus sinyal tidak terpengaruh oleh tegangan jatuh tersebut selama tegangan listrik power supply lebih besar dari pada jumlah tegangan jatuh dalam loop pada arus sinyal maksimum 20 mA.

Gambar 1 menunjukkan skema dari loop sederhana 4-20 mA.
Ada 4 komponen di sana yaitu :
1.    Sebuah catu daya DC;
2.    sebuah transmitter 2-Wire;
3.    Sebuah resistor penerima (Rpenerima) yang mengubah sinyal arus menjadi tegangan;
4.    Kabel yang menghubungkan semuanya.

Dua “R kabel” merupakan simbol yang menggambarkan perlawanan kabel dari transmitter ke catu daya dan Rpenerima (kontroler).
Gambar 1: 
Skema Dasar Loop Arus
Pada Gambar 1, arus disuplay dari catu daya melalui kabel ke transmitter dan transmitter mengatur aliran arus dalam loop. Arus yang diizinkan oleh transmitter disebut arus loop yang sebanding dengan parameter yang sedang diukur. Arus loop mengalir  kembali ke controller melalui kabel, dan kemudian mengalir melalui resistor Rpenerima ke tanah dan kembali ke catu daya. Arus yang mengalir melalui Rpenerima ini menghasilkan tegangan yang mudah diukur dengan input kontrol analog. Untuk resistor 250Ω ,tegangan akan terukur 1 VDC pada 4 mA dan 5 VDC pada 20 mA.

Komponen-komponen pada Loop Arus 4-20 mA
1. Catu Daya 
Catu daya untuk transmitter 2-wire harus selalu DC,  karena perubahan arus merupakan parameter yang sedang diukur. Jika daya AC yang digunakan, arus dalam loop (lingkaran) akan berubah sepanjang waktu. Oleh karena itu, perubahan arus dari transmitter akan mustahil untuk dibedakan dari perubahan arus yang disebabkan oleh catu daya AC.
Untuk loop 4-20 mA dengan transmitter 2-wire, catu daya umumnya  dipasok dengan tegangan 36 VDC, 24 VDC, 15 VDC dan 12 VDC.
Loop Arus yang menggunakan transmitter 3-wire dapat menggunakan power supply AC atau DC. Catu daya AC yang paling umum adalah transformator kontrol 24 VAC. Pastikan untuk memeriksa literatur instalasi transmitter untuk kebutuhan tegangan yang tepat.
2. Transmitter 
Transmitter adalah jantung dari sistem sinyal 4-20 mA. Merubah besaran fisik seperti suhu, kelembaban atau tekanan menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik yang proporsional terhadap suhu, kelembaban atau tekanan yang diukur. Dalam loop 4-20 mA, 4 mA merupakan titik pengukuran terendah dan 20 mA merupakan titik tertinggi.
Beberapa transmitter saat ini menggunakan range catu daya, misalnya 15-24 VDC untuk transmitter kelembaban atau 7-40 VDC untuk transmitter suhu .Tegangan rendah adalah tegangan minimum yang dibutuhkan untuk menjamin operasi yang tepat dari transmitter. Tegangan tinggi adalah tegangan maksimum transmitter untuk dapat bertahan dan beroperasi dengan spesifikasi yang ditetapkan.
3. Resistor Penerima 
Adalah jauh lebih mudah untuk mengukur tegangan daripada untuk mengukur arus. Oleh karena itu, banyak sirkuit loop saat ini (seperti rangkaian pada gambar 1) menggunakan Rpenerima untuk mengubah arus menjadi tegangan. Dalam Gambar 1, Rpenerima adalah sebuah resistor presisi 250Ω. Arus yang mengalir melaluinya akan menghasilkan tegangan yang mudah diukur oleh input kontrol analog. Untuk resistor 250Ω, tegangan akan terukur 1 VDC pada arus loop 4 mA dan 5 VDC pada arus loop 20 mA. Rpenerima yang paling umum dalam sebuah loop 4-20 mA adalah 250Ω, namun tergantung pada aplikasinya, resistor 100Ω sampai 750Ω dapat digunakan juga.
4. Kabel
Mengirim arus melalui kabel menghasilkan drop tegangan yang  proporsional dengan panjang dan tebal (ukuran) darikabel tersebut. Semua kawat memiliki tahanan, biasanya dinyatakan dalam ohm per 1.000 feet.

Tabel 1 Tahanan Kabel Tembaga @ 20 ° C (68 ° F) Amerika

Drop tegangan dapat dihitung dengan menggunakan hukum Ohm :
E = I x R
E = tegangan resistor dalam volt;
I = arus yang mengalir melalui konduktor dalam ampere;
R = resistensi konduktor dalam ohm.
Resistansi kabel alat ukur umum diperlihatkan pada Tabel 1 di atas.
Ketidakpekaan terhadap Gangguan(noise) Listrik
Keuntungan terbesar menggunakan loop arus untuk transmisi data adalah ketidakpekaan suatu loop arus terhadap gangguan (noise) listrik. Setiap transmitter saat ini memiliki beberapa resistansi output yang terkait dengannya. Idealnya, resistansi output transmitter adalah tak terbatas. Namun, transmitter saat ini sudah sangat besar,  tetapi tidak terbatas pada resistensi output. Misalnya, transmitter suhu memiliki resistansi output 3.640.000 Ohm atau 3,64 MegΩ. Resistansi keluaran ini dapat direpresentasikan sebagai resistor dalam skema rangkaian gambar 2.
Skema rangkaian pada gambar 2 menunjukkan komponen tahanan dari sebuah loop arus 4-20 mA dengan sumber ganguan (noise) yang ditambahkan ke loop. Karena resistansi keluaran tinggi dari pemancar (3,64 MegΩ), sebagian besar dari tegangan noise drop (jatuh)  di transmitter, dan hanya sebagian kecil drop di Rpenerima. Sejak kontroller dibuat hanya melihat tegangan di Rpenerima, tegangan noise hampir tidak berpengaruh pada kontroler.

















Gambar 2, Model Arus loop noise

Contoh Reduksi gangguan (noise):
Jika sumber noise pada gambar 2 memiliki amplitudo 20 Volt, maka tegangan gangguan yang terlihat pada  Rpenerima hanya 0,0014 Volt.
Hal ini karena tegangan gangguan yang diukur pada setiap resistor adalah sama dengan Ohm dari resistor dibagi dengan total ohm pada rangkaian dikalikan dengan tegangan gangguan.

Tegangan noise pada Rpenerima = Vnoise  x Rpenerima / (Rkabel + Rtransmitter + Rpenerima)

Vnoise = 20 x 250 / 3.640.260 = 0,0014 Volt
Tegangan Rpenerima pada loop 20 mA saat ini adalah lima volt. Menambahkan 0,0014 volt noise hanya 0,028% dari lima volt, merupakan suatu kesalahan yang tidakberarti.
Prinsip yang sama berlaku juga untuk tegangan fruktuasi dalam power supply. Impedansi output tinggi transmitter suhu menolak kesalahan karena fruktuasi catu daya. Jika catu daya dari gambar 1 adalah bervariasi sehingga tegangan jatuh di transmitter bervariasi 7-24 VDC, output hanya merubah arus sebesar 0,000005 amper, atau 5 mikro-amper. Ini sama hanya 0,00125 volt di resistor Rpenerima 250Ω, yang merupakan fruktuasi yang tidak berarti.
Tergantung pada sumber saat ini untuk loop, perangkat dapat diklasifikasikan sebagai aktif (penyediaan daya atau supplying Power) atau pasif (mengandalkan kekuatan loop). Misalnya, perekam grafik dapat menyediakan tenaga loop untuk transmitter tekanan. Transmitter tekanan memodulasi arus pada loop untuk mengirim sinyal ke strip chart recorder, tetapi tidak dengan sendirinya menyuplai power ke loop dan begitu juga pasif. (Sebuah instrumen 4-wire memiliki masukan power supply terpisah dari loop arus) loop lain mungkin berisi dua perekam pasif grafik, transmitter tekanan pasif, dan baterai 24 V.. (Baterai adalah perangkat aktif).


Dipilihnya 4-20 mA menjadi sinyal standar instrumentasi antara lain karena :
- Sinyal analog dari 4 sampai 20 mA dapat merepresentasikan dengan baik 0 sampai 100% dari variabel
  proses.
- 4 mA cukup untuk menyuplai arus yang di butuhkan oleh power loop dan tidak cukup untuk menyebabkan kehilangan daya.
- Dipilih karena resistansi 250 Ohm, 4 mA x 250 = 1 Volt, dan 20 mA x 250 = 5 Volt, merupakan range kerja dari sinyal digital. Standar Analog ke Digital adalah 1 ke  5 V dengan resistan 250 Ohm yang sesuai dengan Zero dan Full digital.
- Memberikan suatu sinyal minimum yang bukan nol untuk memungkinkan pendeteksian kehilangan sinyal, dan batas tegangan sinyal minimum menyediakan batas antara sinyal minimum  dan setiap gangguan yang mungkin ada.
- Sangat mudah memahami 4 mA adalah low level dan jika dibawah 4 mA artinya instrument tidak bekerja atau fail.
- Ketidakpekaan loop arus terhadap gangguan (noise) listrik dan fruktuasi catu daya.
- Peralatan akan ready untuk  pengembangan dan kemungkinan histerisis alat akan dikurangi.
- Loop arus yang sama (disebut transmitter 2-wire) dapat digunakan untuk mengukur tekanan, temperatur, aliran (flow), pH atau variabel proses lainnya. Sebuah loop arus juga dapat digunakan untuk mengontrol positioner aktuator valve atau output lainnya.
- Komunikasi digital untuk perangkat tambahan dapat ditambahkan ke loop arus dengan menggunakan HART Protocol.
- Ini adalah standar untuk memastikan keselamatan pada area kerja. Sinyal 20 mA tidak cukup untuk memicu percikan api dan kita dapat membatasi daerah bahaya api di area kerja.

sumber: http://bangunpane.blogspot.co.id/2010/05/arus-4-20-ma.html

Memasuki Dunia Digital Economy


Digital Economy, apalagi ini, sebuah istilah baru yang mulai akrab dan kita lihat dimana-mana. Menurut Amir Hartman "the virtual arena in which business actually is conducted, value is created and exchanged, transactions occur, and one-to-one relationship mature by using any internet initiative as medium of exchange” (Hartman, 2000). 
Intinya, bisnis yang menggunakan Internet. Dan memang, sekarang makin banyak bisnis yang menggunakan media Internet, entah sebagai media pemasarannya, sebagai media penghubung, sebagai media informasi (ini yang paling banyak), dan terlebih lagi, menjalankan bisnisnya via Internet.

Kita akan semakin akrab dengan model seperti ini, dimana tidak diperlukan lagi keberadaan fisik, seperti toko untuk menampilkan produk atau barang yang dijual. Melainkan cukup mengakses via website, via Internet dan bahkan bertransaksi pun semua melalui Internet. 
Lalu apa yang harus kita persiapkan dalam memasuki era digital economy ini:

1. Pengetahuan / Knowledge. Mungkin semua orang bisa menjual, tapi tidak semua bisa menjelaskan produk dengan tepat. Pengetahuan kolektif inilah yang merupakan value dari perusahaan dalam proses penciptaan produk dan jasa. Kita harus memiliki pengetahuan yang cukup terkait produk dan jasa yang ditawarkan melalui media Internet ini. 

2. Pendigitalisasi / Digitization. Dengan kata lain, jika produk dan jasa yang ditawarkan dapat direpresentasikan dalam bentuk digital, maka perusahaan dapat dengan mudah dan murah menawarkan produk dan jasanya ke seluruh dunia. Electronic publishing, virtual book store, internet banking, dan telemedicine merupakan contoh berbagai produk dan jasa yang dapat ditawarkan di internet.

3. Virtualisasi. Proses menjalankan bisnis dalam dunia Internet tidak memerlukan aset fisik, kita bisa memulainya secara virtual. Yang diperlukan adalah proses pertukaran data dan informasi secara virtual, tanpa kehadiran fisik, si pembeli bisa melihat produk, berkomunikasi dengan penjual, tanpa batasan tempat dan waktu. Bahkan secara online, 24 jam.

4. Molekulisasi / Molecularization. Perusahaan yang akan bertahan dalam era ekonomi digital adalah yang berhasil menerapkan bentuk molekul. Bentuk molekul merupakan suatu sistem dimana organisasi dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap perubahan dinamis yang terjadi di lingkungan sekitar perusahaan. Ingat, yang dihadapi persaingannya bukan hanya lingkungan sekitar, tapi mendunia. Perilaku mereka setiap hari akan sangat mempengaruhi struktur pasar dan industri terkait yang seringkali akan merubah berbagai kondisi. Hal ini tentu saja merupakan manifestasi dari persaingan bebas
dan ketat yang terjadi disamping merupakan strategi untuk memenangkan rivalitas. 

5. Saling bekerjasama / Internetworking. Tidak ada perusahaan yang dapat bekerja sendiri tanpa menjalin kerja sama dengan pihak-pihak lain,
demikian salah satu prasyarat untuk dapat berhasil di dunia maya. Berdasarkan model bisnis yang dipilih, perusahaan terkait harus menentukan aktivitas inti-nya (core activity) dan menjalin kerja sama institusi lain untuk membantu melaksanakan proses-proses penunjang (supporting activities).

6. Disintermediation. Ciri khas lain dari arena ekonomi digital adalah kecenderungan berkurangnya mediator (broker) sebagai perantara terjadinya transaksi antara pemasok dan pelanggan. Termasuk dalam hal ini adalah wholesalers, retailers, broadcasters, record companies, dan lain sebagainya. 
7. Konvergensi / Convergence. Kunci sukses perusahaan dalam bisnis internet terletak pada tingkat kemampuan dan kualitas perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga sektor industri, yaitu: computing, communications, dan content. Persaingan sesungguhnya terletak pada industri content yang merupakan jenis pelayanan atau jasa yang ditawarkan sebuah perusahaan kepada pasar di dunia maya. Ketiga hal di atas merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki dan dikuasai pemakainnya untuk dapat berhasil menjalankan bisnis secara sukses.

8. Inovasi. Inovasi yang terus menerus sangat diperlukan agar perusahaan dapat bertahan. Apalagi dalam dunia Internet yang sangat cepat berubah. Perusahaan harus memperhatikan inovasi yang dapat dihasilkan dari waktu ke waktu.

9. Prosumption. Dalam ekonomi digital batasan antara konsumen dan produsen yang selama ini terlihat jelas menjadi kabur. Hampir semua konsumen teknologi informasi dapat dengan mudah menjadi produsen yang siap menawarkan produk dan jasanya kepada masyarakat dan komunitas bisnis.

10. Immediacy. Di dunia maya, pelanggan dihadapkan pada beragam perusahaan yang menawarkan produk atau jasa yang sama. Dalam memilih perusahaan, mereka hanya menggunakan tiga kriteria utama. Secara prinsip mereka akan mengadakan transaksi dengan perusahaan yang menawarkan produk atau jasanya secara cheaper, better, dan faster dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Perusahaan harus peka terhadap berbagai kebutuhan pelanggan. 

11. Globalisasi / Globalization. Esensi dari globalisasi adalah runtuhnya batas-batas ruang dan waktu (time and space). Pengetahuan atau knowledge sebagai sumber daya utama, tidak mengenal batasan geografis sehingga keberadaan entitas negara menjadi kurang relevan di dalam menjalankan konteks bisnis di dunia maya.

12. Discordance
Ciri khas terakhir dalam ekonomi digital adalah terjadinya fenomena perubahan struktur sosial dan budaya sebagai dampak konsekuensi logis terjadinya perubahan sejumlah paradigma terkait dengan kehidupan sehari-hari. Semakin ringkasnya organisasi akan menyebabkan terjadinya pengangguran dimana-mana, mata pencaharian para mediator (brokers) menjadi hilang, para pekerja menjadi workoholic karena persaingan yang sangat ketat, pengaruh budaya barat sulit untuk dicegah karena dapat diakses bebas oleh siapa saja melalui internet, dan lain sebagainya merupakan contoh fenomena yang terjadi di era ekonomi digital. Ketidaksiapan sebuah organisasi dalam menghadapi segala kemungkinan dampak negatif yang timbul akan berakibat buruk (bumerang) bagi kelangsungan hidup perusahaan.



Pasarindo menyediakan platform, dimana semua orang, semua perusahaan bisa menjual, menawarkan produk dan jasanya dengan mudah. Hanya dengan klik, hanya dengan jepret, semua akan naik masuk ke web, bisa diakses via web atau mobile. Semua akan mudah. Kita bisa melihat kesuksesan dan rating iklan yang diberikan via Pasarindo.com. Semua mudah untuk masuk ke dunia Digital Economy.

Sunday, February 14, 2016

Pemerintah Brazil gunakan open source seluruhnya.

Brazil at forefront of open source initiatives
Posted 15 Aug 2012 by 
up
9 readers like this
Open source in government
Image by : 
opensource.com

Since the workers’ party won the Brazilian Presidential election in 2003, an open source movement has continued to grow in government and public spheres. Now, the country appears to be at the forefront of open source initiatives, which isn’t news to most inside the community that, despite initial uncertainties, saw the movement growing each year. The workers’ party has without a doubt signaled that open source should be included at the top of the government's agenda.
Before this presidential win, some states governed by the party were already making efforts to implement open source initiatives, but due to knowledge limitations, economic pressures, and prevailing attitudes, these initiatives were not as valued as they deserved to be. The first open source ATM network implemented in Rio Grande do Sul, Brazil's southernmost state, was not credited as it should had been. Even Forum Internacional Software Livre, now in its 13th year with world-wide recognition as a mainstream event, was starting to take off. But today, due to several factors—wider adoption of and trust in open source software, pressure to cut expenses due to the current economic crisis, a well-formed and regular user base, and concern with digital inclusion—the open source scene in Brazil has changed, and additional initiatives are starting to get off the shelves and into practice. And some cases are worth mentioning, as they could be replicated by others. 
One lesson to be learned is that without government support, these initiatives probably would not have happened; the market would not have allowed such initiatives to succeed as they were not principally matters of competition but rather matters of "sharing the cake." In such cases, open source is the uninvited guest at the party—hence myths that open source is not profitable and inferior.
One initiative in the Brazilian government is an open source software portalmaintained by the Ministry of Planning, Budget and Management. Created in 2007, the portal offers open source software programs developed by government bodies and hosts communities so that citizens, companies and public administrations can have access to a great variety of software. Everything on the portal is produced and made available according to the standards ruled by the normative instruction (N.1), a legal document based strongly on FSF rules, and a free license model created specifically for the portal; though all FSF license models prohibit the use of proprietary tools, libraries, software, or components. The aim was and is to keep the software free in the spirit of FSF philosophy.
The portal now has 59 available software programs and the list keeps growing. Each has its own community of users who are free to participate in any other community, and all together represent a great variety of uses from education to banking. Linux Educational is a local Kubuntu version modified for public schools. And Tucunaré is a debian modified version developed by Banco do Brasil, one of our most successful banks capable of deploying a hole telecentre with a few keystrokes. These programs have all been part of a huge effort that is starting to show by returning value to the society, which is the open source philosophy!
Another initiative is CDTC, a project first designed to disseminate open source software between IBM and the National Institute of IT, a government organization linked to the presidential cabinet. It has since evolved into an e-learning platform under the management of Djalma Valois Filho, a well-known member of the open source community in Brazil and founder of CIPSGA. Filho was able to rally open source supporters and explain the potential of open source with courses and seminars—even those taken by the Brazilian parliament. The project's framework was then transformed using Moodle, as the base, and university scholarship students were hired to develop written material and moderate forums.
CDTC started with four courses and now it has 160! And includes courses that aren't available anywhere else. For example, I have used LaTeX software for years and was curious, so I reached out to the community and found the first free e-learning class for it in the world at CDTC. Before, I would have had to start from scratch, searching in books for answers. 
Note: All courses and seminars are written in Portuguese, none are in-depth like on Coursera (but they have great potential to be), and there are many interesting unpublished courses (like Audacity, Joomla, SQL, Brazilian Literature, and more). 
Initially, training was planned to be for government employees only, but now all public courses are free to any citizen with a .br email account. Citizens can even qualify for certifications if they complete a certain number of courses. At the end of 2011, the CDTC project was migrated to the Ministry of Work with the idea to turn some free courses into qualification courses so that thousands at telecentres or unemployment centers could be certified. The goal is: 1 million by 2014.
All in all, CDTC has given more than 18,000 classes and reached almost 95,000 people in 4,305 cities. And all without marketing! Many well-connected people in the open source community didn't and don't know about the project, so imagine how much it could grow. 
Another national program, Telecentros, supports digital inclusion in communities who have access to the following: students for hire, an uninterrupted power supply, HVAC, drinking water, furniture, and Internet. In remote locations without cable access, a telecentre can qualify for the funding to buy a satellite antenna. And through a program called Formations Network, students from 16 to 28 years of age are trained to act as “multipliers of digital technologies appropriation in public equipment”.
What's important is to have a space where the local community can connect to the Internet with proper software, hardware, and people support. And what makes all the difference is that the software is open source. Like, Tucunaré, a suite used at these telecentres so that students can qualify for certification using CDTC training—closing the loop and returning value back to the society; more than just internet access.
These initiatives are good examples of the solid open source foundation developing in Brazil. Those who were once excluded can now connect, qualify, and get certificated. They now have hope for a better life like never before thanks to open source.
And because these initiatives don't start by themselves, there must be a strong commitment from the government and society to understand and contribute to them. They must offer a better return to the taxpayers by ceasing to spend huge amounts of money on software licenses that only return value to the owner. The true spirit of community is collaboration, sharing and returning, and something I believe will never happen outside of an open source sphere.
Recently, Ricardo Fritsch, General Coordinator for the Software Livre Association, wrote a letter to President Dilma Rousseff on behalf of FISL participants alerting her to recent happenings that are not in line with community thinking (and not in their best interest). It is an alert to show that sometimes problems arise, directions change, and projects evolve into something different than originally planned—but that's all part of it and support must continue. Otherwise, we risk losing rewards we've reaped from past and current efforts.
In the beginning, open source was viewed only as an alternative to a paid model, but with its evolution and maturity, open source is a proven new environment for growth. Among the BRICS group—developing or newly industrialized countries like Brazil—open source is a necessity because these governments simply cannot afford the price of a licensed model. Today, Brazil has a strong open source community allowing us to be at forefront of open source initiatives and it's up to us to continue to support candidates who understand the importance of open source

source: https://opensource.com/life/16/1/my-linux-story-carlos-aguayo

Sunday, February 07, 2016

Selamat Tahun Baru Imlek 2567


Tahun Baru Imlek Ada Baiknya Kita Baca dan Renungkan Makna Dari 10 Renungan dari negeri Tiongkok.

父 母 不 孝 , 奉 神 無 益 。
Fumu buxiao ; fengshen wuyi
Bila tdk berbakti pada orang tua ; Percuma menyembah TUHAN.

兄 弟 不 和 , 交 友 無 益 。
Xiongdi buhe ; jiaoyou wuyi
Bila dgn saudara sendiri tdk rukun ; Percuma menjalin persahabatan dg Orang Lain.

存 心 不 善 , 風 水 無 益 。
Cunxin bushan ; fengshui wuyi
Bila hati penuh pikiran jahat ; Percuma saja mengatur Fengshui

行 止 不 端 , 讀 書 無 益 。
Xingzhi buduan ; Dushu wuyi
Bila tindak tanduknya tanpa tata krama suka menyakiti Orang Lain ; Percuma sekolah tinggi-tinggi.

心 高 氣 傲 , 博 學 無 益 。
Xingao qiao ; Boxue wuyi
Bila bersifat angkuh ; Percuma saja menjadi seorang Pemimpin yg katanya Terpelajar

作 事 乖 張 , 聰 明 無 益 。
Zuoshi guaizhang ; chongming wuyi
Bila seenaknya sendiri dlm melakukan sgl sesuatu ; Kepintaran pun percuma krn tak menjadikan Bijak

時 運 不 通 , 妄 求 無 益
Shiyun butong ; Wangqiu wuyi
Bila blm tiba saatnya diberi Tuhan ; Berkolusi dgn manusia penentu sekalipun juga percuma

不 惜 元 氣 , 服 藥 無 益 。
Buxi yuanqi ; fuyao wuyi
Bila tdk mau menghargai kesehatan ; Minum obat pun akan percuma.

妄 取 人 財 , 布 施 無 益
Wangqu rencai ; Bushi wuyi
Sembarangan mengambil harta orang dan hak orang lain ; Percuma saja kalo mereka berderma.

淫 惡 肆 欲 , 陰 騭 無 益
Yin e siyu ; Yinzhi wuyi
Bila suka mengumbar hawa nafsu ; Percuma saja berbuat kebajikan.

新 年 快 乐,万 事 如 意 
Xin Nian Kuai Le Wan Shi Ru Yi  

PT DAYA CIPTA MANDIRI SOLUSI

Perangkat apa yang dipakai untuk akses Internet ?

Perangkat apa yang digunakan oleh kebanyakan orang Indonesia untuk mengakses Internet ?

Jawabannya adalah mobile phone. Perkembangan pesatnya pengguna Internet mobile ditandai dengan semakin tingginya penjualan smartphone, semakin rendah dan bersaingnya para mobile operator menawarkan paket Internet.

Tinggal kita memikirkan bisnis apa yang bisa berjalan di atasnya (Over the top) dari ketersediaan jaringan ini, selain menjual smartphone yang beragam.

Saturday, February 06, 2016

Manisnya madu koneksi Internet

Mengikuti berita perkembangan di kementrian terkait, banyak kementrian Dan pihak yang memfokuskan diri untuk membangun koneksi , khususnya Internet hingga ke pelosok negeri kita ini.   

Apa yang membuatnya bisa begitu? Ada 3 hal yang bisa memacu (driven by):
Pertama adalah user-driven. User yang meminta dan memacu hal itu terjadi. Ini karena perkembangan Internet yang sangat cepat terutama dari sisi konten. Perkembangan aplikasi, konten yang cepat ini menyebar seperti virus yang menjalar cepat. Sehingga pengguna Internet, terutama yang menggunakan media mobile akan menjadi titik penyebar informasi. Pertumbuhan jumlah pengguna yang terus meningkat, khususnya yang mengakses dari mobile devices, yaitu smartphone Dan tablet.

Tapi jangan lupa, ada juga vendor driven. Vendor driven akan lebih punya kepentingan agar produk dan barangnya digunakan lebih luas. Vendor driven ini bisa punya urusan terkait dengan operator, smartphone hingga produk komputer yang selama ini kita pegang.

Lainnya lagi, adalah technology driven. Ini salah satu nya adalah kepentingan Indonesia untuk menggelar jaringan 4G dalam waktu secepatnya. 

Tapi yang jelas, sekarang ini menyasar kepada ketersediaan jaringan Internet yang merata. Dengan koneksi Internet yang tersedia , maka berbagai industri lain bisa tumbuh , dan tentu saja sangat kita harapkan akan mendongkrak kebutuhan komputer dan lainnya. 

Koneksi Internet akan menarik, karena sekarang semua instansi, sekolah menggunakan koneksi internet untuk bertukar informasi. Sebagian besar PNS kita menggunakan layanan free email seperti gmail dan yahoo untuk bertukar data dan informasi. Lebih lagi sekarang android merajai smartphone, dan hampir dipastikan semua user penggunanya memiliki account gmail. Tidak ketinggalan makin banyak perusahaan menggunakan komputer , website dan akses internet untuk meningkatkan nilai kompetensi perusahaannya . 

Masalahnya adalah kita yang harus menyesuaikan diri. Kita harus berkembang, tidak hanya menjual komputer, kita harus siap juga menjual solusi lain, seperti jaringan , mulai dari perkabelan , hingga switch, router dan wifi yang sekarang sudah sangat akrab di masyarakat . Tidak lupa CCTV yang menjadi standar keamanan dimana-mana. Kemudian, jangan lupa, software dan aplikasi. Software tidak hanya terbatas untuk penggunaan kantor seperti MS Office, tetapi juga banyak aplikasi perkantoran lain yang dapat kita tawarkan. Jangan pusing soal aplikasi. Umum nya pengembang software yang baik pasti memiliki tim support aplikasi yang baik juga, tinggal kita memastikan dan membantu user untuk dapat menggunakan dan mendapat dukungan yang baik. 

Seringkali kita lupa, peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih besar akan kita dapat pada saat kita menjual aplikasi. Selain penjualan, kita bisa memberikan jasa terkait instalasi, training. Apabila kita ada tim, maka kita bisa memberikan jasa maintenance. Dan aplikasi adalah bisnis jangka panjang , berbeda dengan penjualan hardware . Yang harus kita amati lagi adalah, semakin banyak aplikasi menggunakan aplikasi berbasis cloud. Disini pun kita masih tetap bisa terlibat. Dengan membantu mengimplementasi, menjual layanan dukungan teknis dan maintenance , semua tetap bisa memberikan keuntungan. 

Karena itulah, koneksi Internet sedang dikebut, baik secara broadband, ataupun dengan beragam koneksi untuk rural area. Tinggal kita yang harus cermat. Begitu kita tahu ada koneksi Internet tersedia, maka segera tawarkan hal lainnya, mulai dari jaringan , komputer hingga aplikasi. Karena itulah 'madunya' koneksi Internet. 


Tuesday, February 02, 2016

Smart Thing

Istilah "smart thing" menjadi salah satu yang akan diangkat dalam Mega Bazaar 2016. Istilah ini merujuk kepada penggunaan teknologi yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Seiring dengan penggunaan komputer dalam berbagai bentuk dalam perangkat rumah tangga, kemudian adanya sensor-sensor yang ada di sekeliling kita, tidak lupa penggunaan CCTV yang semakin meluas dalam masyarakat. Ini dikenal juga secara global sebagai "Internet of Things", karena umumnya semua bisa diakses via Internet.

Semua ini menjadi tantangan baru, dan juga peluang baru bagi para pemain komputer untuk ambil bagian.
Yang paling mudah pertama adalah CCTV. CCTV seolah sekarang menjadi standard dalam keamanan, baik kantor , sekolah, pabbrik hingga rumah. Tidak ketinggalan ruko, toko retail menggunakan CCTV dalam berbagai bentuk dan ukuran.
 
Kedua, penggunaan komputer dalam rumah, atau dikenal dengan smart-home. Semua perangkat rumah tangga sekarang bisa 'bicara' satu dengan yang lain. Semua ini bisa terjadi dengan sensor. Kemudian semua sistem ini umumnya sekarang bisa diakses dari smartphone, sehingga menambah kemudahan lagi bagi pengguna.

Ketiga, pemerintah kita sedang asyiknya menggarap "smart-city". Dimana semua aspek pemerintahan, dari penggunaan hingga pengawasan akan dimonitor, diambil datanya, dianalisa, semua ini menggunakan komputer , jaringan komputer (network) dan sensor-sensor. Smart City juga diterapkan dalam bentuk CCTV, sensor-sensor yang dipasang di lokasi strategis, dan adanya aplikasi yang dikembangkan untuk mengelola data ini. 

Nah, kita sebagai pemain komputer, harus mulai terbiasa, mencari tahu tentang sensor, teknologi komputer yang terkait, jaringan / network, WiFi, CCTV dan semua aplikasi yang bisa digunakan untuk mendukung smart-thing. Setelah itu, jangan berdiam diri, sambut berbagai peluang yang sedang dikerjakan Pemerintah yang sedang fokus menggarap "Desa", sekolah SMK yang akan menjadi basis titik jaringan di daerah, Kominfo yang sedang menggelar jaringan Rural di daerah - dimana dalam jarak terbatas disediakan Wifi, tidak lupa banyak pihak yang sedang serius menggarap pasar UKM dengan menyiapkan "Waroeng digital". Semua ini membuat kita bersemangat lagi, menyiapkan solusi, produk dan dukungan teknis untuk mereka.