Translate

Thursday, May 31, 2018

Successful tech #entrepreneur

What's #Blockchain do

Three levels of #blockchain

#IoT enabled teaching in #education

8 reasons to start a full scale #digitalmarketing campaign

The #Email marketing process

Amazing Customer Experience begin with people - #CX

Top three factors driving #CMO success

The experience vs expectation gap in #CustomerExperience #CX

The price premium for good customer experience #CX

Who has primary responsibility for #customer experience #CX in the company ?

10 #Growth paths in book Growth IQ for your business

5 #SEO strategies for every company

Video displays in #digitalmarketing

Conversions architecture in #digitalmarketing

Phase of #website development

6 themes of #digitaltransformation #leaders

Customer Analytics using #socialmedia

Advertisers are increasingly using #AR marketing

Wednesday, May 30, 2018

The way to #PersonalBranding

Value in #digital marketing

20 ways to achieve #digital transformation

Stay Productive all the time #TimeManagement

#Virtualization for embedded applications

#Cybersecurity and small business

5G usage scenarios

Twitter Engagement

New trend in #IoT

Securing #IoT in IBM WATSON

#Smartcity market in 2020

10 thing about #IoT attacks

5 steps to improve data security

Online platforms the heart of digital economy

Sunday, May 27, 2018

Lepaskan Energi Hidup kita untuk Hal-hal Positif dan Berguna maka kita akan baik-baik saja

_*Lepaskan Energi Hidup kita untuk Hal-hal Positif dan Berguna maka kita akan baik-baik saja*_

Kita tidak perlu memikirkan apa yang sudah orang lain katakan dan lakukan dengan kita, baik atau buruk itu adalah apa yang dinilai orang kepada kita, itu sangat bermanfaat untuk kita karena kitapun _belum tentu mengerti_ apa yang sudah kita katakan dan lakukan sendiri.

Kita perlu terus *menabur* yang baik dan positif baik tindakan dan kata kita kepada siapapun karena itulah wujud penghargaan kita kepada siapapun dan tentunya kitapun harus selalu *menaburkan* pikiran dan _self talk_ positif juga untuk diri kita sendiri agar kita terus menjadi pribadi yang positif untuk hidup kita, kita tidak perlu memikirkan apa yang sudah orang lain berikan karena tugas kita hanyalah _*terus memberikan yang baik dan terbaik untuk siapapun dan dimanapun kita berada*_, itu jelas menjadi tugas kita sampai kapanpun.

Tugas menjalankan yang baik dan positif adalah tugas kita semua karena hal itulah yang menjamin kenyamanan dan keamanan kita semua, jadi kenapa kita mesti sibuk melihat _*siapa-siapa orang yang harus kita pilih untuk menerima kebaikan kita?*_....Lakukan dan kita akan tau apa yang akan kita dapatkan nantinya..Sama seperti itu juga ketika kita bekerja, lakukan semua hal baik, optimal dan positif saat kita bekerja karena kita bekerja untuk Tuhan dan bukan untuk siapapun, katika ada kesempatan untuk menunjukkan _aktualisasi diri_ kita maka sudah sepantasnya kita mengucap syukur dengan cara melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.

Berhentilah mengeluh karena _*semakin sering kita mengeluh*_ maka semakin energi positif kita akan terkuras habis dan kita hanya akan bekerja dengan _*sisa energi diri*_ kita yang paling rusak dan lemah yang artinya itu akan melemahkan sikap, disiplin dan cara kerja kita sehingga kitapun menjadi kurang maksimal, jika sudah tidak maksimal maka kitapun sedang menunggu untuk mendapatkan kesempatan tergeser oleh pribadi baru yang lebih mampu menciptakan dan menata hidupnya dengan _*Energi besar Positif*_ mereka.

Yakinkan diri kita semua bahwa _Energi kita_ tidak akan habis ketika setiap hal kita kerjakan dengan biasa namun dengan cara luar biasa, baik kata, tindakan, sikap dan karakter hidup kita.

*Motivation Is Character*
_(Fajar Riadi Dwi Sasongko)_

Hidup Lebih Baik yang Belum Tentu Disambut Baik - Prof Rhenald Kasali

Artikel Keren dari Prof. Rhenald Kasali.. Selamat membaca.. 

*"Hidup Lebih Baik yang Belum Tentu Disambut Baik"*

(Begitulah Shifting Terjadi)

oleh Prof. Rhenald Kasali

Mungkin inilah zaman pertemuan dua generasi yang paling membingungkan sepanjang sejarah. Ini bukan soal generasi kertas vs generasi  digital semata. Melainkan soal di mana dunia kita berada, sehingga ekonomi menjadi berubah arah dan banyak yang bangkrut. Ini juga bukan soal kebijakan ekonomi, ini soal teknologi yang mengubah platform hidup, ekonomi dan kehidupan.

Saya menyebutnya shifting, tetapi sebagian besar ekonom "tua" menyebutnya resesi, pelemahan daya beli dan seterusnya. Saya menyebut apa yang dilakukan generasi Nadiem Makarim sebagai inovasi, bahkan disruption. Tetapi manajer-manajer "tua", bilang mereka "bakar uang."  Mereka bilang retail online kecil, tapi anak-anak kita bilang "besar"..

Saya bilang mereka punya "business model," tetapi regulatornya bilang itu sebagai industri predator. Maka regulasinya pun berpihak ke masa lalu.

Hari semakin petang saat satu persatu usaha konvensional berguguran, tetapi saya belum melihat yang tua ikhlas menerima proses shifting ini. Mengakui belum, blame jalan terus, tetapi usaha-usaha lama bakal berguguran terus.

 *Dari Armada laut ke retail dan bank* 

Tiga tahun lalu kita membaca tentang keributan dalam industri jasa angkutan penumpang taksi. Di sini mulai ramai pertempuran antara ojek pangkalan vs. Gojek. Lalu antara pengemudi angkot dengan Gojek. Disusul demo sopir taksi melawan taksi online.

Tahun lalu, korbannya adalah angkutan laut dan hotel. Produsen kapal asal Korea (Hanjin) meminta perlindungan bangkrut. Lalu disusul oleh Maersk dan Hyundai. Setelah itu Rickmers Group (Jerman), Sinopacific Dayang, Wenzhou Shipping dan Zhejiang (China). Jumlah kapal yang dibutuhkan oleh perdagangan dunia sudah berubah menyusul penggunaan telekomunikasi dan aplikasi baru yang serba tracking dan perubahan pola peletakan industri global.

Setelah itu tahun ini kita melihat empat industri: Mainan anak-anak, retail, perbankan dan industri-industri tertentu. Level of competition meningkat, dan pendatang-pendatang tertentu masuk dengan platform baru. Industri mainan anak-anak Indonesia mengeluh penjualannya drop 30%, karena masih mengandalkan mainan berbahan plastik. Jangankan mainan anak-anak seperti itu, boneka Barbie saja pun kena imbas. Bahkan Toy 'R' Us di Amerika mengajukan pailit.

Sementara industri mainan anak-anak konvensional kesulitan, industri pembuatan game online di Indonesia berkembang pesat. Diduga omsetnya mencapai USD 10 juta.

Kita juga membaca satu per satu retail di Indonesia menutup outletnya. Terakhir Debenhams dan Lotus. Tapi nanti dulu, itu bukan cuma terjadi di sini. Di USA, tahun ini saja sudah 1430 toko milik Radio Shack yang ditutup, lalu 808 outlet milik toko sepatu Payless, 238 outlet Kmart, 160 toko Crocs (sepatu), 138 outlet JC Penny, 98 Sears, 68 Macy's, 70 outlet CVS, 154 toko untuk Walmart, 128 outlet Michael Kors dan seterusnya.

Dari Jepang pagi ini saya mendengar Mizuho bank akan mengurangi 19.000 dari 50.000 karyawannya setelah keuntungannya banyak dimakan fintech.  Ini sejalan dengan bank-bank nasional yang mulai melakukan hal serupa, minimal tak lagi membuka cabang baru.

Jadi kalau kita melihat baru beberapa toko besar yang ditutup di sini, dan mulai sepinya belanja di Glodok dan toko grosir Tanah Abang, maka sesungguhnya itu belum seberapa. Ini baru tahap awal. Nanti, saya bisa ceritakan bahwa, brand pun berubah bagi millennials: Branded (luxuries) akan menjadi public brand.

 *Bencana atau peluang* 

Shifting tentu berbeda dengan krisis atau resesi yang lebih banyak dipandang sebagai bencana yang amat memilukan. Shifting dapat diibaratkan Anda tengah bermain balon eo'. Masih ingatkah balon yang terdiri dari dua buah dan berhubungan. Kalau yang satu ditekan, maka anginnya akan pindah ke balon yang besar dan berbunyi eo', eo' …

Ya seperti itulah. Angin berpindah, lalu ada yang terkejut karena terjepit dan ruangnya hampa. Manusia-manusianya akan bertingkah polah mirip cerita Who Moved My Cheese. Manusianya bolak-balik kembali ke tempat yang sama dan berteriak-teriak marah: Kembalikan keju saya! Kembalikan! Duh, siapa yang mencurinya? Siapa yang memindahkannya?

Padahal, menurut Ken Blanchard & Johnson yang menulis perumpamaan itu, keju adalah symbol dari apa saja yang membawa kebahagiaan. Ia bisa berupa kue, pekerjaan, kekasih, kekayaan, perusahaan, atau bahkan keterampilan. Dan semuanya tak abadi, bisa pindah atau dipindahkan "ke tempat" lain.

Dan di dalam cerita itu disebutkan ada dua ekor tikus yang selalu bekerja dan mencari "keju" itu ke tempat lain. Anda yang mempunyai "Shio" tikus barangkali punya perilaku yang sama: Tak bisa diam di tempat. Nah, keduanyalah yang menemukannya. Ternyata di tempat lain itu ada keju-keju lain yang sama nikmatnya dan jauh lebih besar.

Mereka menuding resesi atau daya beli itu ibarat "manusia" tadi. Tidak bisa melihat keju yang telah berpindah ke tempat lain. Ia hanya mengais rejeki di tempat yang sama. Resesi atau lemahnya daya beli, kalau balon, maka itu diibaratkan satu balon yang mengempis atau kalau krisis, balonnya pecah.

Dan harap diketahui kita baru saja berada di depan pintu gerbang Disruptions. Saya harap Anda sudah membaca bukunya. Dalam proses disruption itu, teknologi tengah mematikan jarak dan membuat semua perantara (middlemen) kehilangan peran. Akibatnya margin 20-40% yang selama ini dinikmati para penyalur (grosir – retailer) diserahkan kepada digital marketplace (± 5%), seperti Tokopedia, Bukalapak, OLX, dan konsumen. Konsumen pun menikmati harga-harga yang jauh lebih terjangkau.

Ditambah lagi, kini generasi millennials telah menjadi pemain penting dalam konsumsi. Dan tahukah Anda, setidaknya satu dari beberapa anak Anda telah menjadi wirausaha baru. Mereka beriklan di dunia maya seperti di FB dan IG, dan mendapatkan pelanggan di sana, berjualan di sana, dan perbuatannya tidak terpantau regulator bahkan orang tua mereka sekalipun.

Di era ini, para pengusaha lama perlu mendisrupsi diri, membongkar struktur biaya, bukan bersekutu dengan regulator, mengundang kaum muda untuk membantu meremajakan diri, agar siap bertarung dengan cara-cara baru. Biarkan saja kaum tua meratapi hari ini dengan mengatakan daya beli, krisis, atau resesi.

Dunia ini sedang shifting. Orang tua-orang tua muda sedang memangku cyber babies, kaum remaja terlibat cyber romance. Mereka belajar di dunia cyber, dan menjadi pekerja mandiri. Dan masih banyak hal yang akan berpindah, bukan musnah. Ia menciptakan jutaan kesempatan baru yang begitu sulit ditangkap orang-orang lama, atau orang-orang malas yang sudah tinggal di bawah selimut rasa nyaman masa lalu.

Ayo ikuti shifting ini, terlibat dan ambil bagian di dalamnya

Semoga bermanfaat 🙏🏻

Constraint of 4IR technology

26 emerging technologies for #supplychain