Translate

Friday, June 30, 2006

Kemajemukan - Peduli atau Enggak..

Dari acara semalam, sarasehan pemikiran Pak Eka (alm), khususnya mengenai pluralisme dan gereja, ada beberapa hal yang memang, dan mungkin baru saya dengar di sana.

Yang pertama, adalah kita sebenarnya tahu dengan pasti, betapa majemuknya bangsa dan negara Indonesia ini. Dan memang batas-batas etnis dll, sudah tidak jelas, atau sedikitnya selama ini tidak jelas. Mungkin baru beberapa tahun ini, orang mulai memilah-milah, berdasarkan suku, berdasarkan agama, berdasarkan minat tertentu, dll. Pokoknya community based.

Yang kedua, adalah isu kesetaraan, kesejajaran, persamaan hak dan kewajiban, hingga persamaan wujud di hadapan yang maha kuasa. Ini yang mungkin sudah mulai rame. Ribut pada saat, bahwa karena semua orang sama di hadapan orang lain, maka sudah seharusnya dan selayaknya semua orang mendapatkan hak dan kebebasan yang sama. Tidak ada batasnya, tiap orang, selama tidak mengganggu hak asasi atau hak orang lain, maka kebebasan, kesetaraan itu ada.

Yang ketiga, ini yang rada ruwet. Apabila keduanya di atas digabungkan dalam koridor agama. Tiap agama sama (bingung 1), tiap orang yang memeluk agama dan keyakinan adalah sama dihadapan Pencipta - dan sesama manusia (bingung 2), dan kita tidak boleh memaksakan agama dan keyakinan kita kepada orang lain, meskipun kita percaya dengan sangat amat pasti, bahwa agama dan kepercayaan kitalah yang terbaik, yang tepat (bingung 3).

suatu ketika muncul pertanyaan dari seorang ibu, mengenai , apakah di ijinkan anaknya berpacaran dengan yang lain agama, karena toch semuanya sama di hadapan sang Pencipta.

lalu, dalam konteks Kristen, dimana Kristocentris berlaku, jalan keselamatan hanya ada pada Yesus Kristus, artinya semua agama sama, dan ini bertolak belakang.

ok, saya pikir, dua itu dulu, sementara saya mencari tahu jawabnya dalam beberapa buku yang saya beli hari ini.

trus, yang terakhir, kita peduli gak sich dengan semua itu ?

let see later ya.

Thursday, June 29, 2006

Saat Teduh.. Tuliskanlah..

Saat Teduh.. Tuliskanlah..

Metode ini, baru saya mulai. Setelah beberapa lama

menikmati saat teduh, saya mencoba pola baru ini. Saya

menyediakan buku sendiri, dimana saya menuliskan

beberapa hal mengenai saat teduh yang saya baca setiap

harinya.

Pertama, saya berdoa, membaca Firman Tuhan, membaca

buku panduan saat teduh, kemudian saya menuliskan

beberapa hal.

Diantaranya,
- Isi Firman Tuhan.
ini merangkum, intisari dari apa isi
Firman Tuhan, contoh: berterimakasihlah, mengucap
syukurlah kepada Tuhan.

- Bagaimana melakukannya?
disini saya tulis apa yang saya harus lakukan thd
isi Firman Tuhan, contoh saya tulis:
- tlp mama, bilang terimakasih krn sudah bersabar
terhadap saya selama ini.
- ucapkan terimakasih kepada tim saya di kantor yang
selama ini telah mendukung saya luarbiasa.
- mengucapkan terimakasih kepada dua teman akrab
saya yang mendukung pekerjaan saya.

- Pokok doa
disini saya tuliskan apa yang saya doakan secara
khusus pada saat teduh itu.

Nah, ternyata dengan cara ini, saya menemukan beberapa

hal baru, seperti:
- saya bisa membuka kembali catatan saat teduh ini,
untuk melihat apakah saya telah melakukannya ? Apakah
saya telah melihat jawaban atas doa saya ?
- saya bisa mengingat lebih baik, dibandingkan saya
tidak menuliskannya sama sekali.
- pandangan kita tentang saat teduh dapat semakin baik
krn ternyata saat teduh, bukanlah sesaat saja, bukan
krn bangun pagi - hening - berdoa - membaca Firman
Tuhan saja, tetapi juga membuat Firman Tuhan itu
nyata, bagaimana melakukan Firman Tuhan itu, dan
bukankah ini juga bagian terpenting yang Tuhan minta.
- ternyata, setelah dijalankan, saat teduh menjadi
waktu yang enak. Waktu yang sama enaknya, pada saat
saya mencoba menuliskan agenda kegiatan hari ini,
waktu yang enak, yang sama pada waktu saya menuliskan
apa yang saya dengar dan catat pada rapat penting
di kantor. Dan memang, menulis memang membuat kita
lebih ingat. Dan buat saya, saya jadi ingat, suatu
saat, bahwa saya pernah menuliskan ini dimana, dan
saya dapat membukanya kembali untuk memahami lebih
baik.

Selamat memulai menulis di saat teduh..

fanky-29062006



Monday, June 19, 2006

Finding an open source programming job

NewsForge
The Online Newspaper for Linux and Open Source
http://business.newsforge.com/
Title Finding an open source programming job
Date 2004.05.05 4:00
Author Robin 'Roblimo' Miller
Topic
http://business.newsforge.com/article.pl?sid=04/05/04/1058254

Brian Aker, director of architecture for MySQL AB, says one good way to find an open source programming job is to contact him. He's looking. And his criteria are uniquely open source. "I'm not looking for someone who sends a resume to my mailbox and hasn't looked at our product," he says, "or who has a resume that has the all hottest current skills and every popular certification listed on it."

Aker is more interested in accompishments than credentials. He checks who's speaking at software conferences, and regularly checks open source project updates listed at freshmeat. "People whose names show up there frequently tend to get my notice," he says.

MySQL also has several email lists. The one Brian watches most closely is the internal one that "deals with the guts of the server." If someone has posted intelligently on that list, and has contributed patches, sooner or later Brian is likely to ask, "Hey, dude, would you like a job with us?"

To Brian, familiarity with MySQL is obviously an important hiring criterion. Beyond that knowledge, he says, "I'm looking for people with pure system skills, not just somebody who took Java for four years in a college class."

What makes an open source developer?

Brian says one of the major differences between proprietary and open source developers is that open source developers "tend not to want to reimplement everything themselves. They have familiarity with other projects, and know what bits of code from elswehere can be incorporated into what they're working on -- a skill you don't find in most commercial developers."

Another major difference he sees is that open source people tend to need less tech support. He says he's talked to commercial developers "who sit in their office and program but don't know how their computers work, while most open source people know how to set up a compiler (and sometimes build their own computers and set up their own networks). There's a lot less handholding needed."

"The best way to get a job is to do something"

It can be participation in an existing open source project or starting your own. Or writing documentation, especially for new grads trying to get started in the field. Brian says, "If somebody's trying to get a break, there are open source jobs besides being a developer. Documentation is not a bad starting place." He notes that most open source project leaders tend to be good communicators, and that writing documentation is a good way to show off your communications skills. "And then you get the publishers coming around wanting you to write books, too," he says, "and that's nice."

Another method of worming your way into an open source company's good graces is offering to do a project on spec. That is, if you see a feature lacking in one of its products, offer to write it and accept pay only if it works out. Many of Brian's most successful hires have started with a trial project. He notes that this is not common practice in the U.S. but is normal in many other countries, which may give an edge to non-U.S. applicants in some situations not because of exchange rates or cost of living differences, but because "try before you buy" testing of prospective employees is more common elsewhere.

(MySQL AB is headquarted in Sweden. Brian Aker lives in Seattle, Washington, USA, so technically he's an "offshore" employee. The staff he supervises is scattered all over the world, with a majority of MySQL staff developers working from their homes, connected to the company via email, IM, IRC, and telephone.)

Of course, the "something" you do if you're aiming for an open source job doesn't specifically have to be with the hiring company's code. One of the great advantages a manager has when evaluating an applicant with open source experience, says Brian, is that "the code (he or she has written) is out there. It's immediately available to look at."

Brian says, "In a typical white board interview I might ask 100 questions the applicants learned all the answers to in college. I still don't get a good feeling for them out of that. But if they've implemented open source code, I can go read it and see what they did."

Where are the open source jobs?

Brian says, "At this point ask yourself, 'How many open source companies are out there?' It's a trick question. Is Google an open source company? The answer is yes."

And Google is only one of thousands of companies competing for top open source developers. Brian says, "I can't go around hiring leaders from big-name open source projects. They're all hired. If they don't have day jobs it's because they don't need them."

Often, as with MySQL, companies that use open source heavily will give a job prospect a trial project to work on, although sometimes they'll only do this if the applicant mentions the idea. "Ask for the opportunity," Brian says, "and follow up on it."

He also notes, "You can go to Microsoft and say, 'I'll implement this wonderful feature in Windows,' and they have no way for you to do this. But someone can look at MySQL's code, say the same thing, and we can say, 'Go right ahead.'"

Even companies that aren't committed to open source can often be talked into allowing programmers to work on open source projects as part of their jobs. "I think if you say, 'I want so much of my work to be open source,' you can often get what you ask for," says Brian. He warns that such requests should be gentle, not couched in radical political terms or as a good vs. evil choice, because "companies don't like militancy." But, he adds, "If you really believe in yourself, you can get away with a lot more than if you don't."

Indeed, Brian suggests that finding a job where you can write open source software at least part of the time is a good career move even if you expect to spend most of your working life writing proprietary code. The reason for this is not idealism, but pure, pragmatic self-interest.

"When you go to the next company," he says, "you can actually point to lines in a program and say, 'This is what I've done.'"

KIAT MEMENANGKAN PENULISAN e-MAIL RESUME

Dr. Rudy Kastono Post Date : 27 March 2006

Meskipun anda adalah kandidat terbaik,
anda dapat ditolak pada tahap awal karena mengabaikan rincian keterampilan anda.

Fakta

• Lebih dari 60% resume ditolak pada menit pertama karena majikan tak dapat membuka resume, ejaan yang buruk, atau penyajian pemohon dibawah nilai baku.
• Lebih dari 80% pemohon hanya mengirimkan resume begitu saja dan berharap mendapatkan yang terbaik. Mereka kurang pengetahuan yang dibutuhkan, terlalu sibuk, atau terlalu malas berupaya agar permohonannya dibuat benar sejak awal.

Kiat ini ditujukan untuk membekalkan saran umum kepada anda sebagai kandidat potensial mengenai bagaimana memenangkan penulisan email resume, disusun dari pertimbangan praktis dan pendapat pakar.


Persiapan

1. Kualifikasi
Baca dengan teliti sebelum anda menjawab iklan tawaran kerja. Apakah persyaratan kerjanya cocok dengan kualifikasi anda?

2. Upaya Memasarkan
• Menulis resume adalah, pada akhirnya, suatu upaya memasarkan. Ini cara mengiklankan dan memperlihatkan diri anda di pasar yang dipenuhi oleh pekerja-pekerja berketerampilan dan berpengalaman yang setara atau lebih baik dari anda. Setiap pencari kerja yang berpengalaman mengetahui bahwa resume yang baik adalah kunci panggilan ke wawancara, dan pada akhirnya dipekerjakan. Selain meringkaskan kemampuan, pengalaman, pendidikan, suatu resume harus memperlihatkan nilai jual unik diri anda sehingga majikan potensial ingin mengenal anda lebih baik.
• Rahasia suatu resume yang menawan adalah cocok terhadap kerja yang ditawarkan dan posisi yang dibutuhkan. Resume yang dibuat sesuai kebutuhan lebih berdampak daripada satu resume untuk semua kebutuhan. Ingatlah, resume anda tidak dimaksudkan agar anda mendapat kerja. Misinya hanya agar anda dipanggil wawancara yang selanjutnya diharapkan akan mengantarkan ke tawaran kerja.
• Kumpulkan bahan-bahan anda. Mulailah dengan menuliskan semuanya, rincian kontak, riwayat kerja dan pencapaian, latarbelakang akademik, kehadiran pada seminar, penghargaan yang diterima, keterampilan dan keahlian, rincian pribadi, dsb. Pada titik ini jangan dipusingkan oleh penyusunannya; hanya pastikan segala yang utama, bermakna dan berkaitan tak ada yang luput. Berikan perhatian pada waktu dan tempat, masa kerja, karena kesalahan di sini dapat meninggalkan kesan anda ceroboh, kacau dan berbohong.

3. Resume vs. Curriculum Vita
Bila anda melamar kerja di dunia industri, gunakan istilah RESUME. Kerangka format resume adalah sebagai berikut:
• Keterangan Identitas Pribadi
• Objektif Kerja
• Ringkasan
• Riwayat Kerja
• Pendidikan
• Keterlibatan Profesional
• Keterlibatan Masyarakat

Catatan:
Curriculum vita (jamak: curriculum vitae) seringkali dipertukarkan dengan resume. Tetapi, menurut definisi, curriculum vita mengacu pada kerangka rinci, panjang dan terstruktur dari latar belakang pendidikan, publikasi, proyek-proyek, penghargaan dan riwayat kerja. Ini bisa mencapai 20 halaman, ditujukan untuk pendidik dan ilmuwan yang membanggakan status akademik dan profesinya untuk mencari posisi di dunia pendidikan atau riset. Berikut adalah format yang disarankan untuk curriculum vita:
• Keterangan Pribadi
• Pendidikan
• Publikasi
• Proyek-proyek
• Penghargaan
• Riwayat Kerja

4. Format Berkas
Upayakan sederhana. Kebanyakan reaksi majikan terhadap dokumen rumit yang butuh beberapa menit untuk membukanya akan dikesampingkan atau lebih buruk lagi dihapus. Resume yang butuh 10 menit waktu yang berharga untuk diformat ulang sebelum diambil atau dilihat dapat dipastikan pergi ke dasar tumpukan, atau langsung ke keranjang sampah. Cobalah mengunakan format yang kurang rumit untuk mengatasi masalah ini. Para ahli menyarankan penggunaan format ASCII (American Standard Code for Information Interchange) karena PC, Macintosh, UNIX workstations dan terminal mainframe, secara universal mengenalinya. Tiga format ASCII yang umum dikenal adalah teks sederhana – dicirikan oleh akhiran .TXT, teks diperkaya - dicirikan oleh akhiran .RTF dan hiperteks – dicirikan oleh akhiran .HTM or .HTML.

5. Lampiran
• Bila anda diminta mengirimkan melalui e-mail, selalu pindahkan resume anda ke kolom pesan e-mail. Meskipun kebanyakan format seperti huruf tebal, miring dan garis bawah hilang pada resume elektronik, anda dapat menggunakan huruf besar, tanda kutip, dan bahkan bintang, untuk menegaskan judul dan kata penting. Lampiran tak selalu disarankan, bukan karena sistem operasi penerima tak dapat membacanya, juga karena kebanyakan majikan takut ikut menarik virus komputer.
• Tetapi, bila anda harus melampirkan, lebih baik diformat dengan MS Word. Lalu resume disimpan sebagai nama anda seperti rudykastono.doc, bukan resume.doc ataupun cv.doc. Gabung surat lamaran & resume pada satu lampiran, ini membuat email cepat dibaca, mengapa harus mengambil risiko kedua dokumen terpisah.
• Hindari penggunaan .JPG, atau .PDF karena membutuhkan software khusus untuk membacanya. Beberapa komputer penerima mungkin tidak mengenali format ini. Disamping itu, editor akan kesulitan menyunting resume anda.
• Berhati-hati bila menyusun resume pada jaringan komputer perusahaan anda. Mungkin di berkas anda tersimpan masalah tersembunyi bagi jaringan lain: menghilangnya semua makro, kata kunci, logo, grafik, kolom, tepi, pola perusahaan; ini semua mungkin tidak sesuai dengan sistem lain.

6. Ukuran Dokumen
Resume biasanya dibaca dalam 30 detik atau kurang, jadi harus singkat, langsung ke sasaran. Jangan sia-siakan peluang memasarkan keterampilan anda. Gunakan penanda untuk informasi penting. Juga jarak paragraph, garis dan angka. Resume baku harus tidak melebihi dua halaman - empat halaman paling banyak bila anda punya banyak pengalaman profesional. Bila lebih, resume anda perlu disunting secara serius. Fokuskan pada keterampilan dan pengalaman saat ini; anda dapat menyediakan rincian hanya bila diminta, atau pada waktu wawancara.

7. Dijamin terbaca & Mudah dibaca
• Tak ada kesalahan huruf atau ejaan pada resume anda. Bila menggunakan angka, anda harus periksa kembali peletakan desimal atau angka nol. Tanda baca dan format tanggal harus konsisten. Sebagai contoh, bila anda menulis “25 February 2005” di suatu sesi, jangan menulis “February 25, 2005” di sesi lain.
• Resume anda harus juga enak dipandang; pengaturan resume yang sembarangan dan berantakan mencerminkan betapa malangnya anda. Jadi, buatlah agar mudah dibaca dengan memberi jarak, huruf tidak lebih kecil dari ukuran 10, garis bawah dan huruf tebal seperlunya, hanya untuk menunjukkan informasi bermakna atau mengindikasikan perpindahan seksi.
• Setelah selesai, perlihatkan resume ke teman atau kolega anda. Dengarkan komentar dan sarannya, terutama pada betapa mudah atau betapa sulit menemukan informasi penting dalam sekilas. Pertimbangkan semua ketika menulis ulang naskah akhir anda. Mengapa harus mengorbankan karir anda dengan mempercayakannya pada perusahaan, manager ataupun agensi pekerjaan untuk menulis ulang atau memperbaiki resume anda, sederhananya mereka tak punya waktu memperbaiki kesalahan anda. Menurut majikan, menjadi tanggung jawab pencari kerja untuk berkomunikasi secara jelas; ini berarti dengan membuat permohonan email yang mudah dibaca. Kerjakan dengan baik sejak awal: memboroskan waktu majikan bukan cara memajukan karir; ini pasti tidak mengesankan mereka dengan sikap dan keterampilan berkomunikasi anda.

8. Periksa Virus
Berkas Microsoft Word dapat berisiko tertular virus serius; anda harus memeriksanya untuk mencegah penolakan oleh majikan.

9. Singkatan
Penggunaan istilah dan singkatan dalam industri merefleksikan anda terbiasa dengan bisnis majikan, tetapi jangan menjadikan resume anda sulit untuk dibaca dan sulit dipahami. Anda mungkin mengerti arti istilah atau singkatan tersebut; tetapi yang ditugaskan menyeleksi belum tentu. Untuk menghindari penolakan, cobalah menjelaskan kata-kata spesifik di dalam kurung bila tidak dipahami, seperti NDT (Non Destructive Test) dan tetap memakai singkatan terutama untuk istilah-istilah teknis.


Isi Resume

1. Keterangan Pribadi
• Mulai dengan nama dan rincian kontak anda. Informasi kontak anda harus di atas resume setelah nama anda agar memudahkan rujukan bagi pembaca. Masukkan semua rincian kontak: alamat pos, nomor telepon tetap dan genggam, nomor fax dan alamat email. Yang terakhir penting, karena di masa canggih ini, alamat email menunjukkan anda, paling tidak, paham komputer. Gunakan personal email, bukan company email.
• Untuk membebaskan ruang yang terbatas, simpanlah nama dan pekerjaan orang tua, hobi dan minat, tempat lahir, dsb. untuk wawancara.

2. Objektif Kerja
• Nyatakan objektif kerja spesifik. Berhati-hati menggunakan objektif umum seperti “bekerja pada posisi yang sesuai dengan kualifikasi saya”. Pernyataan objektif kerja yang baik dapat memperlihatkan diri anda sebagai individu yang fokus. Bila anda menanggapi suatu iklan, job objektif anda dapat sesingkat titel jabatan (misalnya “Electrical Engineer”). Tetapi, bila anda bermaksud pilihan anda terbuka untuk posisi lain dalam batas kemampuan anda, anda dapat menulis uraian umum mengenai kerja dan lingkungan perusahaan yang anda inginkan ( misalnya, “Memanfaatkan pengalaman saya yang luas dalam rekayasa untuk posisi insinyur proyek senior di perusahaan multi-budaya yang maju dan berwawasan ke depan.”).
• Jangan membebani resume anda dengan pernyataan samar seperti Aggressive, Ambitious, Competent, Creative, Detail-oriented, Determined, Efficient, Experienced, Flexible, Goal-oriented, Hard-working, Independent, Innovative, Knowledgeable, Logical, Motivated, Meticulous, People person, Professional, Reliable, Resourceful, Self-motivated, Successful, Team player, Well-organized. Sangat baik bila anda mempunyai etos kerja, tetapi sebelum anda menyatakannya di dalam resume anda, pastikan anda dapat membuktikannya.

3. Ringkasan
• Tulislah ringkasan kualifikasi. Banyak majikan menghargai resume yang jelas menyediakan ringkasan kualifikasi. Mereka terkesan bahwa pemohon mengetahui kekuatannya dengan baik, tetapi yang lebih penting, ini membantu majikan menilai kemampuan anda dalam satu paragraf.
• Ringkasan kualifikasi anda harus memuat:
? Jumlah tahun pengalaman profesional
? Bidang keahlian dan karir penting (misalnya, “pada usia 26, insinyur termuda yang di promosikan ke manager pada industri rekayasa XX”)
? Keterampilan dan kemampuan unik (misalnya, “instruktur las GTAW paruh-waktu pada Institut Pelatihan Industri XY”)
? Informasi lain tentang kualifikasi khusus yang terkait dengan pekerjaan.
• Ringkasan dimaksudkan agar kecakapan anda terlihat lebih awal. Jadi, buatlah singkat; dua atau tiga kalimat sudah cukup.

4. Riwayat Kerja
• Mulailah dengan pengalaman profesional. Bila anda bukan lulus baru, anda harus mengisi resume dengan kerangka pengalaman kerja, mulai dari yang terakhir. Diurut ke bawah semua kerja yang pernah, nama perusahaan, masa kerja, jabatan dan tanggung-jawab. Daftar jangan disensor; masukkan semua. Anda harus menyediakan waktu dan upaya agar mendapat kata kunci yang tepat dan benar dari riwayat anda; jujur bila menguraikan keterampilan dan pengalaman anda. Waktu yang anda sediakan untuk ini penting bagi kesuksesan; meskipun anda adalah kandidat terbaik, anda dapat ditolak pada tahap awal karena mengabaikan rincian keterampilan anda. Tahapan karir disajikan dalam urutan terbalik, mulai dari posisi sekarang atau terakhir. Setiap posisi harus berisi uraian singkat tanggung-jawab dan apa-apa yang telah dicapai. Urutan ke bawah secara langsung dari pengalaman kerja anda menunjukkan riwayat kerja anda yang kuat dan konsisten. Kuantitaskan pengalaman anda. Angka adalah alat yang kuat.
• Ketak-teraturan dimana anda melompat dari satu perusahaan ke yang lain dalam waktu singkat, atau tidak mencatat masa kosong, akan mengundang pertanyaan mengenai etos kerja, stabilitas, loyalitas, dsb. Jadi, jangan meninggalkan kesenjangan. Isilah dengan apa saja, meskipun di luar kerja profesional (misalnya, “2000-2003—Mengasuh Anak” atau “2001-2002—Belajar dan Bepergian”).
• Tonjolkan pencapaian nyata. Ketika menguraikan pengalaman profesional anda, jangan dipenuhi dengan uraian tanggung-jawab kerja anda semata. Uraian lengkap demikian hanya memenuhi resume; simpanlah untuk wawancara. Sebagai gantinya, tekankan pada pencapaian-pencapaian kerja. Gunakan angka, statistik dan persentase bila memungkinkan.
• Banyak majikan mencari kata atau kalimat kunci tertentu yang menjadi barometer kualifikasi kandidat potensial. Ini adalah kata kerja aktif yang menguraikan si pemohon berorientasi hasil, individu yang dinamis, cerdas, berperanserta, seperti “menyelesaikan, mencapai, menganalisis, mendelegasikan, membangun.” Dengan kata lain, uraikan kerja anda dengan kalimat aktif, bukan pasif. Mengapa harus mengatakan, misalnya “Bertanggung-jawab langsung dalam pengorganisasian proyek rekayasa ” bila anda dapat mengatakan “Pimpinan proyek rekayasa dengan anggaran 5 milyar rupiah, membawahi 6 insinyur dan 3 designer; proyek berjalan lancar dan tepat waktu dalam 3 bulan.”

5. Pendidikan
• Tekankan kesiapan pendidikan anda. Bila anda baru lulus tanpa pengalaman profesional, mulailah dengan latar belakang akademik, penghargaan, dan kegiatan ektrakurikuler. Jangan percaya bila hal tersebut tidak berpengaruh di dunia nyata; pada awalnya ada pengaruhnya.
• Latar-belakang pendidikan anda harus selalu positif dan berguna, untuk mendukung pemikiran bahwa anda telah mempersiapkan diri dengan baik menghadapi ketatnya dunia usaha.
• Sertakan keterampilan dan keahlian khusus. Hal ini penting, terutama di industri berbasis pengetahuan yang sangat bersaing. Pada resume anda, muat jabatan, waktu, tempat, dan jadwal aktivitas semua pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, baik formal ataupun informal. Harus spesifik: jangan hanya mengatakan, “Pelatihan komputer,” bila anda dapat mengatakan, “pelatihan Visual Basic, SAP,” dsb. Bila anda fasih lebih dari satu bahasa, nyatakan juga fakta itu.
• Tidak perlu mengikutsertakan rujukan. Ini hanya memperpanjang resume, tetapi disediakan pada kertas lain yang bisa diberikan bila diminta. Gunakan kalimat baku “Rujukan tersedia bila diminta”. Tetapi bila anda mengikutsertakan rujukan, hendaknya memuat rincian kontak—terutama nomor telepon dan alamat email, dan juga waktu yang tepat untuk menghubunginya.
6. Keterlibatan Profesional & Kemasyarakatan
Majikan potensial yang memahami akan memberikan prioritas kepada orang muda yang memperlihatkan tugas akademik dan aktivitas yang terkait dengan sekolah. Posisi tanggung-jawab pada organisasi ekstra-kurikuler, profesional dan kemasyarakatan juga indikator yang dapat dipercaya mengenai kepemimpinan dan keterampilan interaksi sosial. Jadi, pastikan semua terikut dalam resume anda.

Ketika tiba saat wawancara, Bawalah ke sesi wawancara sedikitnya 2 eksemplar resume lengkap dan dokumen pendukungnya disertai dokumen-dokumen asli untuk tujuan pengesahan (check & recheck), seperti ijazah termasuk sertifikat keahlihan atau pelatihan, surat pengalaman kerja, dsb. Juga sedikitnya 4 lembar pasfoto 4 x 6 cm yang terbaru. Gunakan printer laser. Saat ini dengan layanan cetak laser yang tersedia bahkan di penyewaan komputer di dekat rumah anda, tinggalkan pencetakan resume dengan jet ink, karena mudah luntur dan berceceran. Pastikan hasil cetak tak bergeser, terpercik atau huruf tak jelas. Akhirnya, gunakan kertas putih atau berwarna muda yang bermutu baik. Silakan hias rumah anda, bukan resume anda. Jadi, jangan menggunakan warna norak seperti biru atau hijau, atau dihiasi grafik dan gambar; tetaplah sederhana dan langsung.

Dr. Rudy Kastono
Bina Adidaya Mandiri (BAM) International
Perkantoran Taman Pondok Kelapa A/14, Jakarta 13450
Tel. +62-21-8656085 - Fax. +62-21-8650401
Email: bamint_l@yahoo.com
http://groups.yahoo.com/group/BAM-International
http://groups.google.com/group/BAM-International



Wednesday, June 14, 2006

Bektim butuh Kepemimpinan ?


Bektim butuh Kepemimpinan ?
fankychristian@gmail.com


Sudah seminggu ini, saya bolak-balik sebuah buku karya Pak Eka, dan memang buku ini membuat saya penasaran untuk menuliskannya ulang dengan pemahaman saya, khususnya untuk gereja kita ini.Judul buku itu adalah Kepemimpinan dalam perspektif Alkitab, terbitan Kairos, tahun 2005. Latar belakang kenapa buku ini yang saya pilih, adalah karena kerinduan gereja kita dapat bertumbuh lebih baik, dan menyediakan lingkungan yang baik untuk bertumbuhnya seorang pemimpin Kristen.

Usia gereja kita yang telah melebihi 50 tahun ini, ternyata masih saja menyisakan PR besar yang senantiasa digeluti oleh pengurus gereja, yaitu bagaimana mempersiapkan seorang pemimpin yang dapat berperan aktif dalam gereja. Dan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini kembali saya ketikkan kembali untuk menjadi perenungan kita bersama..

Apakah kita seorang Penggubah atau Pengubah ?

Dalam diri seorang pemimpin, terdapat karakter pengendali, pendorong, penggerak dan pengubah. Seorang pemimpin, tidak hanya meratapi keadaan, mempertanyakan ini dan itu, sibuk dengan keamanan, kenyamanan dan kepentingannya sendiri. Seorang pemimpin dalam gereja tidak hanya berlindung di balik Tata Gereja, peraturan dan dalih ini itu untuk membuat segalanya nyaman, lebih dari itu, seorang pemimpin siap menerima, mempelajari dan bersedia, terbuka untuk hal-hal baru. Tetapi tetap, seorang pemimpin harus memikirkan kesinambungan di samping perubahan, ada diskontinuitas selain kontinuitas, dan ini perpaduan dinamis antara kesinambungan, peningkatan, koreksi dan pembaruan akan merupakan hal yang diharapkan. Oleh karena itu, pemimpin perlu menjadi seorang penggubah menawarkan konsep pemikiran, pemahaman baik yang baru, tetapi juga siap menjadi pengubah yang melakukan aksi, memimpin di depan dalam melakukan perubahan. Oleh karena itu, kita akan melihat orang yang secara spontan menawarkan hal-hal baru, ide pelayanan baru, sikap dan komitmen yang baru, di lain pihak kita juga melihat ada yang siap melakukan apa yang ditawarkan. Dan gereja memiliki tugas membentuk pribadi yang tanggap, cepat berespon, kreatif, berani mengemukakan pendapat. Juga pribadi yang ringan tangan, cekatan, tidak perlu basa-basi dalam bekerja dan bersukacita melakukan pekerjaan Tuhan.

Pemimpin = Pelayan.

Menemukan seorang pemimpin mungkin tidak mudah. Banyak pribadi yang kita kenal dalam kehidupan berjemaat seolah kelihatan menonjol, bersuara keras dan lantang, sering kelihatan mondar-mandir ke gereja. Tapi, apakah pribadi tersebut bersikap seperti pelayan ? Bersahaja, rendah hati, senantiasa bersukacita, dan siap membantu dan mengarahkan. Gereja berkewajiban membentuk pribadi ini. Pribadi yang selalu ingat dan sadar, akan pekerjaan Tuhan yang dibebankan kepadanya, dan melakukan dengan rendah hati, seorang pemimpin haruslah menjalankan kepemimpinannya dengan syukur, hormat dan khidmat.


Motivasi lagi ?

Dalam satu kesempatan pelatihan Bina Kepemimpinan, sebelum mulai, sang pembicara berbisik kepada saya, kenapa selalu motivasi, motivasi lagi ? . Dalam hati kecil saya, lha khan baru ketemu dengan kami dan memang selalu motivasi yang dibicarakan. Dan juga saya ingat, dalam persiapan acara retret, selalu masalah motivasi yang mencuat pertamakali. Apa tidak ada agenda lain? Tanya saya waktu itu. Kualitas kepemimpinan, sangat ditentukan oleh MOTIVASI. Hanya motivasi yang baik yang bisa melahirkan pemimpin yang baik, seperti cuma benih yang baik, yang dapat menghasilkan tanaman yang baik pula. Wah, apakah gereja selama ini, dengan beragam pembinaan (baca: pembibitan) yang ada telah berhasil menumbuhkan MOTIVASI yang BAIK ? Apakah bibit itu bertumbuh ? Dengan agenda pembinaan yang banyak, yang melulu bicara soal motivasi, lalu kenapa masih ada yang menolak menjadi pemimpin ? Apakah karena tidak bisa menentukan motivasi yang baik, yang digunakan untuk memimpin ? Jadi kenapa harus meributkan masalah banyaknya vokal group dan paduan suara yang ada ? Dan mengapa harus mempertanyakan kesediaan seorang menjadi GSM ? Tidak lain dan tidak bukan, adalah agar dipahami bahwa mereka melakukannya karena motivasi yang baik.

Sukses atau Skandal ?

Ini mungkin bagian yang paling menarik buat saya. Terlibat dalam kegiatan gereja dapat menyebabkan terjebak dalam rutinisme, formalisme dan verbalisme. Rutinisme karena semuanya seolah sudah diatur, sudah terjadwal, dan sulit fleksibel. Formalisme karena semuanya harus dibawa ke rapat, masalah kecil jadi besar dan rumit, masalah kritis jadi terkikis. Dan verbalisme, diomongin saja terus, tapi tidak ada yang gerak. Perlu beli ini, penting sekali, tetapi kaki dan tangan rasanya berat melakukannya. Jadi seharusnya sukses, eh, malah jadi skandal. Tanya kenapa?

Sukseskah ?

Setiap kali pelaksanaan program kerja, kita selalu bertanya, bagaimana sukses? Sukses menjadi kata yang akrab dengan telinga kita, dan seolah inilah tujuan akhirnya. Padahal, dibalik suksesnya acara Natal, kita bertanya apakah berkat Natal dirasakan oleh umat ? Dibalik suksesnya acara Paskah, seharusnya kita bertanya Apakah jemaat bertambah yakin dan percaya Yesus bangkit ? Dibalik suksesnya acara Pekan Doa Pentakosta, seharusnya kita bertanya Apakah mereka masih berdoa sekarang? Jadi, seorang pemimpin, jangan puas sampai di suksesnya suatu kegiatan, tetapi cobalah berkonsentrasi agar sukses itu dapat dipertahankan. Sukses bukanlah titik tujuan, melainkan titik kritis. Jubelium dikatakan sukses, tetapi betapa payah kita menjaga hasil dan tindaklanjutnya. Jadi lihatlah hasilnya, tindak lanjutnya, kembali yang berkesinambungan.

Nothing for free !

Semua ada harganya. Ada harga yang harus dibayar. Rapat setiap hari di gereja, pas pulang, dicemberutin istri. Sibuk mondar-mandir di gereja, saudara malah mencibir. Makin sibuk dan konsentrasi di gereja, tawaran korupsi malah makin menggila. Semua ada harganya, mana ada yang gratis.. Ini filosofi metropolitan, akrab dalam kehidupan kita, dan ini juga yang senantiasa dihadapi seorang pemimpin. Sulit memang, tetapi sang pemimpin memang harus memilih, hitam atau putih.

Kuatkan imanku..

Kalau melihat tingkahnya, rasanya saya ingin mengelus dada. Dengar ceritanya, jengkel setengah mati, dan tak sadar, mulut berucap, gosip beredar. Sering khan dengar yang aneh-aneh di gereja? Salah satu tulisan di Internet membuat saya kesal karena katanya Injil (baca: Alkitab) adalah kitab yang paling banyak memuat tentang pornografi. Terusik ? Jelas, rasio menolak, tetapi imanlah yang menyejukkan dan membawakan mereka, para penulis itu, masuk dalam pokok doa malam itu. Dan biarlah Tuhan sendiri yang menguatkan imanku..

Bersambung..