Translate

Saturday, June 30, 2018

Bangun brand atau customer dulu?

Bangun brand atau customer dulu?

Fanky Christian
Waktu saya memulai bisnis, pertanyaan ini pernah hinggap di pikiran saya.
Mana duluan, brand atau customer? Dengan keterbatasan dana awal usaha, tentu tidak bisa promosi besar-besaran. Yang bisa dilakukan, hanya memastikan agar orang mengetahui usaha yang saya lakukan, apa yang kami jual, dan apa manfaatnya untuk customer.
Tapi itu 13 tahun yang lalu, dimana smartphone belum ada, hanya ada sms. Sekarang ini, hanya dengan jurus Facebook, Instagram dan WhatsApp , semua usaha promosi bisa dilakukan dengan mudah.
Cek saja, berapa banyak kawan anda yang punya ketiga platform tadi, dan semuanya adalah potensial market (baca: customer) dan juga sekaligus network anda.
Jadi sekarang ini, membangun brand dengan mempromosikannya sudah sangat mudah. Tinggal pastikan anda punya waktu untuk membuat blog, atau website serta sosial media yang sesuai dengan target anda.
Tapi tetap, pastikan anda berfokus kepada customer anda, berikan layanan terbaik, dan pastikan customer anda mempromosikan produk, layanan, jasa anda ke orang lain.
Jadi, tetap customer yang utama, barulah brand akan terpupuk dengan baik. Customer first, itu kata orang jaman now.

Startsmeup.id
Join telegram: t.me/startsmeup

Mencoba hal baru

Mencoba hal baru

Fanky Christian

Lebih baik hidup satu tahun sebagai harimau daripada hidup 100 tahun sebagai domba. --Madonna


Mungkin ada benarnya, lebih baik menunjukkan siapa kita sebenarnya dibandingkan hidup di belakang bayang-bayang orang lain.

Ini yang menjadi dasar awal bagaimana orang bisa menjadi pengusaha, bahasa kerennya entrepreneur.

Menunjukkan diri kita sesungguhnya harus bisa dimulai dengan satu hal, yaitu mencoba hal baru.

Dengan mencoba hal baru, keluar dari zona nyaman. Mungkin selama ini anda bekerja dengan orang lain, mungkin selama ini anda hanya ikut perintah orang lain, sudah saatnya anda keluar.

Menjadi 'harimau' tidak menunjukkan kesombongan kita, tetapi lebih kepada kemampuan kita untuk terus mencoba hal baru. Dan hal inilah dasar dari seorang entrepreneur.

Ayo tunjukkan 'harimau' dalam diri anda.

@startsmeupID

Thursday, June 28, 2018

Wednesday, June 27, 2018

#AI fits into inbound marketing

The Power of EQ

THE POWER OF EMOTIONAL INTELLIGENCE ...

Beberapa minggu yang lalu saya diundang untuk menghadiri sebuah acara berbuka puasa temu kangen alumni sebuah perguruan tinggi paling top di negeri ini.
Acaranya cukup meriah dan banyak yang datang untuk kangen kangenan ...
Dan saya perhatikan bahwa ada beberapa yang sangat berhasil dalam kariernya, tetapi ada juga yang kariernya masih biasa biasa saja (meskipun usianya hampir mendekati setengah abad).
Kontrasnya ... saya tahu di ruangan itu siapa yang kira kira gajinya paling tinggi dan saya juga tahu siapa yang kariernya berjalan di tempat.
Dan saya bisa mengestimasi bahwa ... beda pendapatan (halal) mereka sekitar 50 kali lipat. Padahal mereka alumni dari perguruan tinggi yang sama (jurusan yang sama, dan tahun kelulusan yang sama).
Ingat... ini kita ngomong tentang Perguruan Tinggi Paling Top di negeri ini , mestinya tes masuknya juga paling sulit, dan berarti semua lulusannya juga luar biasa cerdas.

Ok ... lets stop first... here...
I am not saying that money should be the only measure of the success. There should be other parameters ... happiness, family, balance of life,  significance to community ...etc. 
And in the business, the reality is the more important you are to the company, the higher your salary will be ... so yes... money is one parameter of the success, among other parameters that we have to measure.

Ok , kembali ke topik di mana kadang kadang lulusan dari perguruan tinggi yang sama, jurusan yang sama, tahun kelulusan yang sama, tetapi mengapa beda gajinya bisa sampai 50 kali lipat?

Berdasarkan pengamatan saya selama bergelut di dunia pengembangan sumber daya manusia ...di belasan negara .... jawabannya adalah pada Emotional Intelligence, kemampuan kita untuk mengendalikan dan mengontrol emosi kita sendiri dan menerapkannya dalam tindakan kita sehari hari untuk bekerjasama dalam sebuah tim.

Dan di sebuah perusahaan di mana saya bekerja dulu, saya pernah meneliti hal itu.
Suatu saat saya melakukan tes Emotional Quotient kepada 100 orang anggota leadership team di sana. Yang ikut tes ini ada yang levelnya (dari paling rendah sampai paling tinggi): Manager, Vice President, Senior Vice President, Director dan Managing Director .
Jadi ada lima kelompok.
Dan menariknya adalah bahwa rata rata nilai Emotional Intelligence dari setiap kelompok ternyata berbanding lurus dengan level mereka di perusahaan.

Itulah mengapa salah satu pendapat yang popular di dunia bisnis adalah ...
IQ will bring you inside the building ... but EQ will define how high you will be in the building.
Maksudnya ... pada jaman yang competitive seperti sekarang ... kalau anda tidak pintar jangan berharap terima di perusahaan bonafid.
Index Prestasi (IP) dan Intellectual Quotient (IQ) adalah syarat mutlak untuk diterima sebagai karyawan di perusahaan ternama.
So anda akan melalui kompetisi pertama (seleksi recruitment) untuk memasuki perusahaan.
Tetapi begitu anda masuk, seleksi kedua sudah siap menanti, siapa yang akan dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
Dan di sinilah ternyata...Emotional intelligence menjadi parameter penting yang akan membuat anda dipromosi ke level yang tinggi atau tidak.

Ingat... saya tidak bilang bahwa kecerdasan itu tidak penting lagi .... penting banget ... tapi ingat kan ... kecerdasan itu sudah dites masuk di awal, waktu anda pertama kali masuk.
Jadi kecerdasannya sekarang ya kurang lebih sama. Dan ternyata ada faktor lain yang sangat menentukan apakah anda akan dipromosikan ke level lebih tinggi atau tidak.

Again... lets stop here. I am not saying that the company will measure your emotional intelligence ... and then will promote you based on your score. I hope we all understand that. However your ability to conrol and manage your own emotion will represent your positive behaviors.... your positive behavior will produce positive result that will increase your chance to be promoted.

Jadi... apa sih sebenarnya emotional intelligence itu?

Kemampuan mengontrol dan  mengendalikan emosi, yang itu mencakup 4 hal ini:
- Understanding self
- Managing self
- Understanding Others
- Managing Others

Kita bahas satu per satu yuk 
..
Understanding self
Kemampuan anda untuk mengerti diri anda sendiri.
Mengerti emosi anda, mengerti tindakan anda dan bagaimana emosi dan tindakan anda akan mempengaruhi orang lain.
Anda mengerti kekuatan dan kelemahan anda dan anda mempunyai percaya diri yang tinggi.

Managing self
Anda mengerti impact dari emosi dan tindakan anda.
Dan anda menggunakannya dengan positif untuk berinisiatif, menghormati komitmen anda sendiri dan anda mampu beradaptasi dengan lingkungan yang terus menerus  berubah.

Understanding others
Anda mengerti emosi orang lain, kekhawatiran mereka, concern mereka. Anda mengerti bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata mereka . 
Anda merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain. Dan anda mengerti pentingnya membina hubungan baik dengan orang lain.

Managing others
Anda mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain, anda mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas, anda mampu mempengaruhi (influencing) orang lain, anda mampu bekerjasama dengan baik dalam sebuah tim dan anda mampu me-manage conflict dengan baik dan sehat.

And that is the definition of emotional intelligence.
Apa perbedaan antara IQ dan EQ?
Your intelligence  (sayangnya) adalah sesuatu yang anda mulai sejak kecil dan susah (hampir tidak mungkin) bertambah setelah itu.
Your emotional intelligence is something you can develop or improve.
Jadi untungnya anda bisa belajar dan berusaha untuk memperbaiki Emotional Intelligence anda.
Dan kalau anda memang bisa memperbaikinya ... hasilnya akan sangat bagus bagi karier anda.

Jadi bagaimana dong cara memperbaiki Emotional Intelligence kita ...

a) Increase your own self understanding

Leader dengan Emotional Intelligence yang tingi terus menerus berusaha mengerti dirinya sendiri. Menggali strength dan weaknessnya diri sendiri (bukan mencari cari weakness orang lain 😀).
Dan mereka akan menggunakan strengthnya untuk berkontribusi pada organisasi.
Mereka juga terus menerus berusaha memperbaiki diri dengan mencari dan menanyakan feedback kepada orang lain, menerimanya dengan open mind dan menggunakannya untuk memperbaiki diri sendiri. Bagi mereka self improvement adalah "never-ended ling-life-project"

b) Develop genuine interest in others

Leader dengan emotional intelligence yang tinggi benar benar tertarik.
Mereka mengenal orang lain bukan hanya dengan nama dan job title.
Mereka benar benar tertarik dengan kehidupan orang lain. Menanyakan tentang keluarga, hobby dan hal hal personal lain ... dan menyatakan kekaguman mereka (bukan hanya kepada customer atau bossnya) tetapi juga kepada peer dan seluruh anak buahnya.
Because everybody must have uniqueness and strength thay we can learn.
You can learn from everybody, not only from your boss but also from your "anak buah"

c) Improve your listening skills

After your become interested you need to listen to others.
Susah banget ya menjadi pendengar yang baik.
Ingat kata "listen" itu kalo dibolak balik (anagram) akan menjadi "silent".
Berarti selama anda mendengarkan anda harus benar benar silent. Tidak ngomong dengan sebelah anda dan tidak memotong pembicaraan.
Hanya dengan itu anda benar benar bisa mendengarkan.
Ada juga yang pada saat mendengarkan orang lain sudah sibuk memikirkan argumen yang akan digunakan untuk mementahkan pendapat temannya. That's not listening!
Remember... mendengarkan dengan telinga, dengan mata, dengan bahasa tubuh dan dengan hati dan otak.
Hanya dengan cara itu kita bisa mendengarkan, belajar dan improve.
Formulanya adalah:
- Interested
- Silent
- Listen
- Learn
- Improve

d) Improve your ability to control your (and others) emotions.

Leader dengan high EQ akan memproses semua informasi sebelum bereaksi pada saat berinteraksi dengan orang lain.
Informasi itu adalah kata kata, bahasa tubuh, eye contact, facial expression, tone of conversation ....etc.
Apalagi bagi orang Indonesia, seringkali yang lebih penting adalah "yang tidak diucapkan" dan bukannya "what is being said".
Leader dengan high EQ memgerti impact dari setiap kata yang diucapkan dan setiap signal yang dia kirimkan (bahasa tubuh, eye contact, tone ... etc).
Di situlah kita bisa melatih diri kita untu mengontrol emosi dan tindakan kita.
Dengan cara mengerti orang lain (partner bicara kita) dab menyesuaikan style kita sesuai dengan situasi dan partner bicara agar kita mencapai objective kita.

e) Develop a strong sense of appreciation

Leader leader yang sukses selalu menyadari bahwa mereka tidak pernah mencapai sukses tanpa bantuan orang lain. Jadi mereka selalu mengidentifikasi dan mengingat siapa siapa mereka yang membantu kesuksesan tersebut dan berterimakasih secara genuine dan menyampaikan apresiasinya kepada mereka.

Jadi secara singkat .... ini yang kita bisa lakukan untuk meningkatkan our emotional intelligence ...

1. Increase your own self understanding

2. Develop genuine interest in others

3. Improve your listening skills

4.  Improve your ability to control your (and others) emotions

5. Develop a strong sense of appreciation

Good luck .... I really hope you can work on it and will be successfull in improving yourself.

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Firmware security is important too - #cybersecurity

Build better back links for your business- #sosialmedia

Who's data controllers in #GDPR ? #CyberSecurityIndonesia

7 tips for managers in digital age

Apakah usaha #manufacturing anda sudah gunakan #digital infrastructure - #industry4.0

Your business should be #customer centric

Possible attacks on #IoT - #CyberSecurityIndonesia

Wednesday, June 20, 2018

#IoT framework for cross-cutting business models

Digital marketing strategy for #Smartcity

5 Alasan mengapa blogging tetap yang terbaik untuk Content Marketing

Saya ditanya, mengapa tetap aktif menggunakan blogging, terutama blogger.com dalam seluruh website yang saya kelola?

Pertanyaan simple, dan selalu saya jawab dengan 5 hal ini.
Pertama, blog itu mudah digunakan, mudah diakses oleh pengguna, yang sebagian besar selalu mencari jawaban di dunia Internet. Perhatikanlah, sebagian besar blog, selalu menulis tentang suatu hal tertentu, dan itu merupakan jawaban bagi orang lain. Blog telah berkembang tidak hanya sebagai tempat curhat, tetapi menjadi sumber informasi yang tiada habisnya bagi banyak orang. 
Blog telah menjadi salah satu sarana ampuh dari content marketing, ilmu marketing yang menekankan pada pentingnya konten untuk membagikan informasi terkait produk atau solusinya. Oleh karena itu, blog tidak hanya membagikan informasi, tapi juga memberikan saran, arahan, hingga how to. Dan inilah yang dicari orang, bukan tentang produk atau solusi yang mereka jual.

Kedua, setelah artikel dinaikkan, blog diakses, kita bisa mengarahkan, minimal dengan menggunakan media komentar (comment), hingga Call-To-Action (CTA) yang bisa dimasukkan di sela artikel. Juga halnya dengan klik bisa mengakses membagikan media sosial, semua bisa dilakukan dengan mudah dari blog.

Ketiga, meskipun kita membangun website dengan sangat bagus, tapi apabila tidak mudah diakses oleh Google atau search engine, maka tentu sia-sia. Jangan lupa Google sangat suka dengan website yang selalu updated, dan tentu blog menjadi salah satu pilihan yang tepat.

Keempat, dengan blog, kita bisa memilih ketertarikan customer kita. Saya sendiri mengelola beberapa blog sesuai dengan fokus customer nya, dan kita bisa menggali informasi lebih dalam dari customer yang tertarik dengan solusi dan produk yang kita tawarkan.

Kelima, tentu blog tidak mahal. Bandingkan dengan mengelola sendiri blog di website sendiri, dengan menggunakan blog yang disediakan di blogger atau wordpress, dimana search engine lebih mudah menemukannya. Tentu kita bisa membeli domain sendiri, mengarahkannya ke blog yang kita punya, dan tetap kita bisa mendapatkan data yang lebih detail. Selama ini saya banyak mengelola dengan Blogger.com dan Wordpress.com. Kedua platform ini yang paling banyak digunakan, paling mudah, dan sangat tersedia berbagai template. Jadi biaya akan lebih murah, tidak harus menggunakan biaya mahal untuk hosting website. Dengan blogger.com, kita mendapatkan hingga 15Gb untuk semua layanan Google termasuk didalamnya. 

Jadi blogging tetap yang terbaik untuk konten marketing Anda. Dalam implementasinya, untuk kita yang telah memiliki tempat usaha yang tetap, bisa diintegrasiakan dengan Google My Business, dan jangan lupa dengan sosial media lainnya.

Salah satu divisi kami (www.startsmeup.id) bahkan menggunakan kemampuan blog - sosialmedia untuk membantu usaha kecil menengah (UKM). Silahkan kontak kami bila memerlukan bantuan kami.

36 Good Workplace Habits to Build a Successful Career (work habits to build unstoppable success)

36 Good Workplace Habits to Build a Successful Career (work habits to build unstoppable success)

#Apps mendominasi waktu akses via #mobile di seluruh dunia termasuk #Indonesia

10 keys to #DigitalTransformation - #DX

Apakah IOT itu ?

The W Shaped for Strategic Planning and Execution

#AI for enterprise

Pizza as a service - #cloudcomputing