Translate

Monday, August 01, 2016

Agama Dan Toilet

Renungan 047
Minggu, 31 Juli 2916

"Pasca kejadian kasus Tanjung Balai Asahan"

Dikutip dari jawaban Ajhan Bram mengenai pertanyaan seorang wartawan "Apa yang Ajhan Bram lakukan bila seseorang memasukkan Kitab Suci Agama Buddha dalam toilet?
Beliau menjawab, saya akan panggil tukang untuk mengangkat kitab suci itu dan membersihkan toilet. Supaya toilet tidak buntu.
Wartawan itu tertawa dan mengatakan ini baru jawaban yang masuk akal.

Selanjutnya beliau mengatakan:
Saya menjelaskan, seseorang mungkin bisa meledakkan banyak patung Buddha, membakar Vihara" atau membunuh Bhiksu dan Bhiksuni, mereka mungkin menghancurkan semuanya, tetapi saya tidak akan pernah membiarkan mereka menghancurkan Ajaran Buddha.

Kalian bisa saja membuang Kitab Suci ke dalam toilet, tetapi saya tidak akan membiarkan kalian membuang pengampunan, kedamaian, dan welas asih ke dalam toilet.

Buku bukanlah Agama, demikian juga dengan patung, bangunan dan para pemuka agama. Ini semua hanyalah "kontainer"

Apa yang telah buku ajarkan kepada kita? Patung itu merepresentasikan apa?

Kualitas apa yang seharusnya diwujudkan para pemuka agama? Inilah yang disebut dengan "isi"

Ketika kita dapat mengetahui perbedaan antara "kontainer" dan "isi", maka kita akan mampu mempertahankan "isi" meskipun kontainernya telah dihancurkan.

Kita dapat mencetak lebih banyak buku, membangun lebih banyak Vihara dan patung", bahkan melatih lebih banyak Bhiksu dan Bhiksuni, tetapi ketika kita kehilangan cinta kasih dan rasa hormat kepada sesama dan diri kita sendiri dan menggantinya dengan kebencian, maka keseluruhan agama itu telah jatuh ke dalam toilet.

Ajahn Brahm.

Fanky Christian
fankychristian.blogspot.com