Translate

Saturday, April 11, 2020

Sabtu Sunyi tanpa Perjamuan Kudus Nya

1 Korintus 11:26-32 (TB)  Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.
Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. 
Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. 
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. 
Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.


Seharusnya kita menerima perjamuan Kudus kemarin, tapi karena kondisi wabah dan mengharuskan semua gereja untuk berhenti, kegiatan itu tidak dilakukan.

Ada makna dalam dari tiap pelaksanaan Perjamuan Kudus, terutama pada saat memperingati Jumat Agung. Seluruh umat Kristen melaksanakan Perjamuan Kudus ini.

Sesuai dengan namanya, Perjamuan Kudus, tentu ada makna kudus dan sangat penting didalamnya. Maka pada saat ini, dimana kita tidak atau belum dapat melakukan kegiatan itu, hati kita berkecamuk.

Pertama. Perjamuan Kudus mengukuhkan janji kita , janji penyertaan Tuhan kepada kita untuk memberitakan kabar Injil, kabar bahwa Tuhan akan datang kembali.

Kedua. Perjamuan Kudus bukan hanya seremonial, upacara keagamaan biasa. Ada makna dan persiapan dalam yang dilakukan untuk bisa mengambil bagian di dalamnya.

Ketiga. Bila kita tidak siap, bila kita menganggap remeh ini, kita malah akan kena hukuman. Hukuman ini yang akan menimpa kita. Bisa sakit penyakit yang menimpa kita yang lemah.

Membayangkan dan berusaha mengerti ayat ini dalam konteks sekarang sungguh mengagetkan saya.

Seringkali kita menganggap remeh Perjamuan Kudus yang diadakan gereja. Dan memang sekarang kita merasakan seolah kita dihukum.

Kita yang lemah akan cenderung sakit karena wabah Covid-19 ini. Kita harus menguji diri kita sendiri. Apakah kita selama ini melakukan hal yang benar di hadapan Allah? Apakah selama ini kita menerima Perjamuan Kudus dengan sukacita dan penuh kesadaran? Apakah selama ini Perjamuan Kudus membuat kita bisa menjalankan tugas yang Allah berikan? Ataukah malah tidak sama sekali berdampak untuk kita?

Maka bila sekarang kita benar-benar mengalami Sabtu Sunyi, Sabtu yang tidak ada aktifitas lain selain berdiam diri dalam rumah, maka kita seolah dihukum dan harus menerima ini semua. Karena ternyata banyak yang Tuhan minta, tidak kita lakukan. Saatnya kita merenungkan kembali semua ini. Apa yang Tuhan inginkan kita berikan dalam hidup kita.

Sabtu Sunyi tanpa Perjamuan Kudus ini mengingatkan saya akan semua hal itu. Semoga kiranya juga dengan anda.