Translate

Thursday, February 02, 2017

Mengatasi 5 Dosa Pikiran

*Mengatasi 5 Dosa Pikiran* 

Dosa pikiran? 
Maksudnya bagaimana? 

Dosa adalah melakukan sesuatu yang tidak benar, dan kali ini dosa pikiran 
yang dimaksud adalah Distorsi Pikiran, yang dalam bahasa Psikologi dikenal 
dengan Distorsi Kognitif. Menurut salah satu jurnal distorsi kognitif 
adalah "Cara berpikir yang meyakinkan diri tentang sesuatu yang tidak 
benar" atau gampangnya "Membenarkan yang Salah". 

Distorsi pikiran ini terjadi karena manusia sebagai pembuat makna, juga 
memiliki filter pikiran dalam otak. Filter ini bisa jadi menghasilkan 
suatu makna yang tidak memberdayakan atau bahkan mematikan otak kita. 

Jadi apa saja itu 5 distorsi pikiran? 

*1. Menyalahkan (Blaming)* 
Sering melihatkan di sekitar kita banyak orang suka menyalahkan keadaan 
atau orang lain bila tidak mencapai keinginannya? Contoh: "Maaf saya 
gagal, karena saya belum diajari hal ini dan itu oleh Bapak". Akibatnya: 
orang tsb tak dapat mengambil tanggung jawab untuk diri sendiri 


Cara mengatasinya: 
Tanyakan padanya: apa tanggung jawab atau perannya dalam kejadian gagal 
yang dialami? 


*2. Generalisasi* 
Kemarin saya baru diskusi dengan salah satu coach, coach tersebut lumayan 
dikenal dan selalu cerita dia punya sertifikat international dari 3 
lembaga lebih. Dia cerita di grup kami, SEMUA ilmu coach berasal dari NLP? 
Ah masa iya? Lha wong coaching sudah ada sejak jaman olimpiade olahraga. 
Nah, setelah diskusi panjang lebar kata SEMUA itu menurutnya adalah akibat 
dari ketemu dengan beberapa pakar coach.

Tapi realitanya ga semua lho ya? 

Jadi, paham kan itu bentuk generalisasi pikiran. 


Cara mengatasinya: 
Berpikir secara kontekstual atau Gunakan Meta model untuk memahami 
struktur terdalam bahasa yang digunakan.


*3. Melabel* 
Pernah denger orang disekitar kita bilang: kita ini rakyat jelata, dari dulu sudah pas-pas an, mana mungkin bisa sukses, ya nikmati aja lah hidup ini, yang penting berkah. 

Aha, apa yang terjadi?

Bener lho jadi ga sukses seperti yang orang tersebut bayangkan. 

Apakah Masalah Berkah?
Hanya Tuhan yang menentukan, kita hanya mampu merasakan.


Cara mengatasinya: 
Tes kenyataannya, cari data-data secara nasional/internasional, apakah  semua orang sukses dari orang kaya? 

Nyatanya banyak dari orang ga punya 
lho… 


*4. Berpikir Hitam (salah) atau Putih (benar)* 
Membagi seluruh kehidupan kita menjadi hitam dan putih saja, hanya akan 
memberikan 2 pilihan saja dalam hidup.

Akibatnya: saat dia tidak dia tidak 
mampu mencapai hal putih (missal kemenangan/sukses) selanjutnya dia akan 
memaknainya sebagai orang gagal dan seterusnya hidup dalam kegagalan. 


Cara Mengatasinya: 
Mencari dan berpikir tentang opsi/pilihan di tengahnya. Sehingga saat tidak mampu mencapai bisa memaknai hidup dengan lebih bahagia dan bersyukur. 

Naikkan ke level berpikir Otak Neo Korteks.

*5. Keharusan* 
Keharusan disini menyangkut pemikiran yang memaksa diri sendiri atau orang 
lain untuk melakukan sesuatu dengan kata harus, wajib, ataupun musti. 

Contoh: saya harus menyelesaikan materi ini hari ini, apapun yang terjadi. 

Akibatnya: ada tekanan batin dalam diri, kalau tidak selesai maka saya akan merasa sangat buruk. 


Cara mengatasinya: 
Ujilah kata harus dan Tanyakan, harus kenapa? Harus kata siapa? 
Gantilah kata harus dengan kata "perlu". 


Semoga Bermanfaat

Best Regards,

Sobri Al Majid 
- Peraih Medali Olimpiade Sains Nasional Kimia
- Best Corporate Business Consultant Astra International Isuzu
- International NLP Trainer 
- Master Instructor BNSP Republik Indonesia