Translate

Monday, April 11, 2011

Kanker: Kesadaran Rendah, Ancaman Membesar

http://cetak.kompas.com/read/2011/04/11/0314466/kesadaran.rendah.ancaman.membesar

Kesadaran masyarakat terhadap penyakit kanker masih rendah. Padahal,
kanker semakin menjadi ancaman, termasuk di negara berkembang seperti
Indonesia.
"Masyarakat cenderung tidak menyadari bahaya kanker. Namun, begitu
terkena kanker, cenderung putus asa dan menganggap sebagai vonis mati.
Padahal, terkena kanker bukan berarti hidup selesai. Ada tindakan
dapat dilakukan dan survivor juga banyak. Masyarakat perlu melihat
kanker itu sebagaimana penyakit lain dan harus selalu waspada," kata
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dalam peringatan ulang
tahun ke-34 Yayasan Kanker Indonesia, Sabtu (9/4) malam di Jakarta.
Jenis kanker yang perlu diwaspadai, antara lain kanker leher rahim dan
payudara pada perempuan. Adapun kanker yang banyak menyerang laki-laki
adalah kanker paru dan prostat.
Endang yang tengah berjuang melawan kanker paru berbagi cerita. "Saya
anggap sebagai anugerah. Saat ini masih terkendali dan rutin berobat
dua bulan sekali kemoterapi," katanya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari
Gumelar juga memberikan testimoninya sebagai orang yang bertahan dari
kanker payudara 16 tahun lalu. Dia menekankan pentingnya deteksi dini
dalam memperbesar peluang bertahan dari kanker dan peranan dukungan
keluarga serta masyarakat.
Lebih lanjut, Endang mengatakan, kanker termasuk penyakit tidak
menular yang makin menjadi ancaman lantaran naiknya angka kesakitan
dan kematian.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi tumor/kanker
adalah 4,3 per 1.000 penduduk. Kanker merupakan penyebab kematian
nomor 7 (5,7 persen) setelah stroke, tuberkulosis, hipertensi, cedera,
gangguan perinatal, dan diabetes.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, kematian karena kanker
akan meningkat 45 persen dari tahun 2007 hingga tahun 2030 (dari 7,9
juta menjadi 11,5 juta kematian) di dunia. Kasus baru kanker pada
periode yang sama diperkirakan melonjak dari 11,3 juta menjadi 15,5
juta.
Endang mengatakan, Kementerian Kesehatan mengalokasikan Rp 35 miliar
tahun ini untuk deteksi dini kanker.
Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Adiati Arifin Siregar
mengatakan, kanker merupakan penyakit yang dapat menjadi beban berat
bagi penderita. YKI berkomitmen untuk membantu penderita kanker yang
tidak mampu.


build, access and manage your IT infrastructure and web applications