Translate

Wednesday, July 18, 2018

BUILDING YOUR DIFFERENTIATORS TO ACHIEVE YOUR CAREER DREAM

BUILDING YOUR DIFFERENTIATORS TO ACHIEVE YOUR CAREER DREAM

Hari itu saya melakukan mentoring discussion saya dengan seorang HR Manager di sebuah perusahaan nasional. Sebut saja namanya Tito yang sudah delapan tahun ini menjadi HR Manager, dan dia happy dengan kariernya.

Masalahnya dia juga ingin mengembangkan kariernya lagi, dan dia ingin menjadi HR Director di sebuah perusahaan besar, tidak seperti perusahaan menengah seperti tempat bekerjanya saat ini. Beberapa kali dia diproses dan diwawancara di perusahaan besar atau perusahaan asing, tetapi selalu gagal. Kenapa ya? Dan Tito pun bertanya apa yang harus dia lakukan untuk mencapai cita-citanya untuk menjadi HR Director di perusahaan besar?

Banyak di antara kita yang merasakan atau mengalami hal seperti ini.  Kita merasa tadinya karier kita maju terus, tetapi ternyata setelah sampai di level tertentu tiba tiba mandhek dan jalan di tempat. Tidak maju lagi, tidak progressing lagi. Apa yang terjadi? Apa yang kita bisa lakukan?

Marshal Goldsmith menulis dalam bukunya,”What got you here, will not get you there”
Maksudnya apa yang anda lakukan dengan baik dan membawa anda pada level tertentu belum tentu menjamin bahwa dengan melakukan hal yang sama , akan membuat anda bisa dipromosikan  ke level berikutnya. It is a completely different game!

Contohnya ...
anda belajar keras hingga anda mendapatkan IP terbaik dari Universitas terbaik, belum tentu cara belajar yang sama bisa membuat anda menjadi karyawan terbaik. Pada saat anda bekerja keras dengan cara tertentu dan menjadi karyawan terbaik dan akhirnya bisa dipromosi menjadi supervisor, belum tentu cara yang sama membuat anda dipromosi ke level berikutnya.
Dengan logika yang sama, Tito yang bekerja keras dengan cara tertentu dan menjadi HR Manager di perusahaan menengah ,  belum tentu bisa menjadi HR Director di perusahaan besar.

What is missing?
Saya pun menganalisa CV nya Tito. Ternyata Tito ini punya ijasah S-1 dalam bidang English education. Kemudian dia bekerja sebagai HR. Dia belajar dengan cepat ilmu HR dan bisa beradaptasi dengan baik. Kemudian dia mendapatkan beasiswa ke Eropa untuk belajar Master dalam bidang HR.
Pulang ke Indonesia kariernya mulai maju. Dan karena masih bersemangat belajar, dia pun ingin mengejar sertifikasi coaching dan juga kuliah lagi dalam bidang komunikasi.
Wah hebat, Tito ini memang hobby belajar, bekerja keras dan punya semangat luar biasa. Again, what is missing then?

Kalau kita lihat, semua yang dipelajari Tito adalah soft skills yang ada kaitannya dengan “hubungan antar manusia”, pendidikan, HR, coaching and communication. Itu mungkin membuat Tito sukses kariernya sampai dia menjadi seorang HR Manager yang berprestasi.
Untuk menjadi HR Director (apalagi di perusahaan besar) tentu saja itu tidak cukup.
Anda membutuhkan kombinasi antara soft skills (hubungan antar manusia) dan hard skills (kemampuan memahami bisnis: finance, strategy, sales, marketing, ...etc).
Dan tentunya Tito punya kelemahan besar di situ yang harus segera anda isi.

Mengapa demikian?
Karena menjadi member of Board of Directors itu sebenarnya berbeda.
Seorang Marketing Director itu bukan hanya orang yang mengerti Marketing.
Seorang Finance Director itu bukan hanya seorang yang mengerti Finance. Dan seorang HR Director itu bukan hanya seorang yang mengerti HR.

So, who are they?
Seorang HR Director itu sebenarnya adalah seorang anggota Board of Director, yang kebetulan mengerjakan tugas-tugas HR.
Tetapi mereka harus mengerti semua permasalahan bisnis yang lain dan harus siap membantu teman-temannya yang lain di Board of Directors.
Bagaimana dia bisa membantu Board of Director lain, kalau dia hanya mengerti masalah HR kan?

Ini hampir sama dengan pemain bola, semuanya harus siap membantu yang lain. Itulah mengapa permain bertahan juga harus bisa menyerang (dan mereka memang sering mencetak goal). Penyerang harus membantu lini belakang. Bahkan kadang bek juga harus menggantikan kiper kalau kipernya kena kartu merah. That’s the teamwork.

Semua orang pada akhirnya harus mempunyai kombinasi antara soft skills (hubungan antar manusia: leadership, teamwork, communication  etc) dan hard skills (finance, strategy, sales ...etc)

Jadi apa yang harus Tito lakukan ...
Coba ikuti beberapa langkah di bawah ini....

a) What is your dream?
Coba pikirkan apakah job (position) yang anda incar.
Mengertilah kekuatan dan passion anda sendiri. Dan tentukan job apa yang anda ingin dapatkan dalam 2-3 tahun lagi.

b) What are the competences needed to achieve the dream

Analisalah, untuk menempati posisi itu kompetensi apakah yang anda perlukan.
Anda bisa menanyakan teman anda, senior anda, boss anda atau orang yang sudah menempati posisi itu.
Buatlah daftar 5-6 kompetensi itu.
Dan di sini anda akan melihat betapa untuk mencapai sebuah job di posisi C-level anda membutuhkan kombinasi antara soft skills dan hard skills. Dan anda membutuhkan kompetensi dan skills dalam beberapa bidang yang di luar core competence anda (seorang sales director harus mengerti HR, seorang finance director harus mengerti marketing , seorang HR director harus mengerti business ...etc ...etc)

c) Assess yourself and identify your gaps
Dari beberapa kompetensi itu, assess diri anda sendiri dengan objective, kalau perlu minta bantuan teman anda agar atau senior anda agar kebih objective . Jadi anda tahu di mana anda masih mempunyai kekurangan (competence gap).

d) Close the gaps: develop your  competences

Nah, setelah katahuan, apa saja competences yang masih gap (terjadi kekurangan), sekarang waktunya mengembangkan kompetensi tersebut.
Dengan baca buku, ikut training (kalau perlu bayar sendiri), belajar dari teman teman anda di divisi lib, cari coach yang bisa ‘mengajari anda, dan terutama dengan learning on the job melalui project project khusus.

e) Perform at maximum level in your current job!

Terakhir, meskipun anda sedang mengembangkan kompetensi, mengembangkan karier anda dan mengincat job anda berikutnya, jangan sampai lupa bahwa tugas anda yang paling penting adalah untuk tetap perform maximum level di job anda sekarang.
Anda harus profesional, dan anda juga harus tahu bahwa siapapun yang merekrut anda akan minta rekomendasi terlebih dahulu dari kolega anda di tempat yang lama.
Kalau anda gak perform maximum, ya akan susah bagi anda untuk mendapatkan job yang bagus di tempat berikutnya.

Jadi ingat ya, untuk mengembangkan karier anda, coba ikuti kelima langkah di bawah ini ...
a) What is your dream?
b) What are the competences needed to achieve the dream
c) Assess yourself and identify your gaps
d) Close the gaps: develop your competences
e) Perform at maximum level in your current job!

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto