Translate

Monday, October 16, 2017

KENAPA BANYAK PROFESIONAL MELARAT DI MASA PENSIUNNYA?



KENAPA BANYAK PROFESIONAL MELARAT DI MASA PENSIUNNYA?πŸ€”

Ketika saya lari pagi bersama istri, entah kenapa  dalam 1 tahun belakangan ini ada begitu banyak rumah dipasangi plang "dijual". Tentu tidak mudah menjual rumah dengan kaveling ukuran besar di atas 600 m² dalam kondisi seperti sekarang ini. Kebetulan perumahan kami kebanyakan memang rata² pensiunan pejabat dan profesional yang bekerja di perusahaan² besar dulunya (saya tau karena warga sering kali berkumpul setiap 1 bulan sekali). Saya acapkali mendengarkan bagaimana para manula bercerita begitu mengebu-gebu mengenai hebatnya mereka di masa masih memiliki jabatan/posisi. Saya juga tak menyangka ternyata orang² yang tinggal di sana pun tidak semuanya kaya raya. Dulu memang mereka kaya, tetapi ketika pensiun dan anak² sudah pergi meninggalkan rumah, mereka kesulitan membayar dan maintain bulanan rumah yang memang sudah mulai naik keleher.

*MENABUNG* berbeda mas bro dengan *BERINVESTASI* 😊

SAVING memang baby step yang harus dilalui, tetapi itu cuma langkah awal saja. Orang tak bisa cuma hanya dengan mendepositokan uang pensiun, WHY? Karena saving dalam bentuk tabungan dan doposito cuma membuat uang justru BERKURANG nilainya? Nah lho kok bisa? Yap..... karena INFLASI tidak bisa dilawan dengan cuma bermain di instrument deposito. Coba lihat bagaimana bunga deposito sekarang cuma 4,5%. Jadi kalo punya duit 100 juta, cuma dapet bunga 4,05 juta atau cuma dapet Rp135.000/perhari dan 5 -10 tahun kedepan bisa jadi harga 1 piring nasi+telur+sayur seharga 135.000. Jadi uang pensiun tak akan cukup.

PROFESIONAL YANG PALING SERING KESULITAN SAAT PENSIUN 

Kebanyakan Profesional (gak semua lho) merupakan safety player. Mereka orang² yang memang dikondisikan seperti itu. Semakin profesional maka semakin menjauh dari karakter risk taker.

YANG JADI PERTANYAAN, APAKAH SAAT USIA ORANG SEMAKIN MENUA, MEREKA SEMAKIN RISK TAKER? πŸ˜‰

Saya jauh-jauh hari sudah berjanji jika MENUA nanti, tak akan membuat REPOT anak², karena mereka sudah dipusingkan dengan urusan keluarga mereka sendiri. Kami tak mau dicap sebagai BENALU.

JADI APA DONG YANG HARUS DILAKUKAN?πŸ€”

1. Pensiunlah semuda mungkin kalo bisa πŸ™‚. Karena saat anda sudah selesai dengan diri sendiri, tentu itu waktunya BERBUAT SESUATU untuk orang lain. Sudah barang tentu akan jauh lebih mudah memberi makan orang lain, saat perut sudah kenyang.

2. Belajarlah tentang FINANCIAL PLANNER. Belajar tentang bagaimana membuat balance sheet, mengatur post pengeluaran, pengeluaran tak terduga, mempertahankan asset, melawan inflasi dll.
Tentu belajar tentang financial tidak akan membuat anda jadi MATREALISTIS TAPI JUSTRU JADI REALISTIS.

3. Banyaklah berteman dengan orang di luar kelompok. Nggak perlu minder atau malah menjauhi mereka. Anda tak perlu iri hati melihat orang lain maju, tetapi dekati dan banyak- banyaklah bertanya. Mereka akan suka berbagi pengalaman.

4. Belajar berinvestasi yang benar, bukan bermain money game, investasi abal² yang sering kali menggoda logika. Berinvestasi itu bukan seperti membuat telor ceplok mas bro.πŸ˜ƒ

5. Bekerjalah lebih keras, tekun dan cerdas.

6. Teruslah menginfluense orang untuk maju, bukan cuma sekedar pamer sana, pamer sini. Itu cuma membuat anda makin berjarak, walaupun di depan anda dipuji, tapi di belakang anda dicemooh. Budaya masyarakat kita belum bisa mengapresiasi keberhasilan orang secara tulus.

7. Hiduplah apa adanya. Itu membuat hidup jadi lebih RINGAN. Sesuaikan gaya hidup dengan income. Anda tak perlu kok pura² kaya atau sukses dengan membeli GENSI. Terlalu mahal pertarungannya untuk masa depan. Approval orang lain bahwa kita sukses akan datang sendiri kok nantinya, nggak perlu teriak-teriak. πŸ˜ŠπŸ˜ŠπŸ˜‰

so... benang merahnya: 

PENSIUN ADALAH SAAT DIMANA ANDA BERBUAT SESUATU UNTUK ORANG LAIN, BUKAN MENYUSAHKAN ORANG LAIN. πŸ™‚

BRAVO

Penulis yang selalu tertarik pada Human, Finance and Marketing πŸ™‚

Sharing dr Herry Widjaja.

Fanky Christian
mobile: 08121057533
fankychristian.blogspot.com