Translate

Saturday, October 15, 2016

ASISTEN FREDRICK SILABAN, ARSITEK MASJID ISTIQLAL JAKARTA


*ASISTEN FREDRICK SILABAN, ARSITEK MASJID ISTIQLAL JAKARTA*

Bila anda datang ke Masjid Istiqlal tolong sempatkan temui Pak Suparno. Siapa dia?

Pak Parno adalah tukang bikin kopi/teh Pak Fredrick Silaban, arsitek Masjid Istiqlal. Selama 17 tahun jadi asisten insinyur perancang masjid kebanggaan umat Islam Indonesia itu.

Seminggu berlalu, saya jadi guide rombongan guru2 agama se DKI dalam program Wisata Rumah Ibadah (WRI). Program yang difasilitasi ICRP dan Yayasan Cahaya Guru. Dirancang utk menguatkan keinsyafan kebhinekaan dalam diri siswa-siswi. Negara, kini berhadapan dengan "the lost generation", generasi yang luntur rasa kebangsaan dan keindonesiaannya.

Dalam kunjungan ini saya baru tahun bahwa Istiqlal dalam sehari dikunjungi 250-300 wisatawan asing. Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia. Tentu muslim dan non muslim.

Selama 17 tahun Pak Parno jadi tukang kopi/teh Pak Silaban. Tukang insinyur beragama Kristen ini memiliki  disiplin kerja dan perhatian kepada anak buah. Ia bercerita, ada 37 an rancangan masjid yang ikut bertender. Ternyata Bung Karno memilih rancangan Pak Silaban. Saat tahu rancangannya menang, Silaban bersyukur dan berucap "Haleluya, demi Tuhan Yesus saya akan bangun masjid ini sampai tuntas".

Luar biasa. Perancang masjid itu seorang Nasrani. Betapa hebatnya Bung Karno. Visioner. Istiqlal satu2nya masjid paling besar yang zero AC di lantai2 utamanya. Padahal Jakarta sangat panas. Masuk ke Istiqlal sangat sejuk.

Tidak bisa saya bayangkan bila kejadian masa lalu itu terjadi saat nalar keberagamaan umat berubah ekstrim, radikal dan fundamentalistik. Yang lebih heboh lagi, beruntung gereja Katedral berdiri puluhan tahun lebih awal dari Istiqlal. Coba sekarang. Pasti gerombolan vandal akan datang berposter ria dan teriak2: Nasi bungkus!

Saat itu ada 3 bangunan monumental yang digarap Bung Karno: Masjid Istiqlal, Gelora Bung Karno dan Monas.

Sesekali Bung Karno datang kontrol. Ia datang pakai becak. Tanpa pengawalan. Para pekerja Masjid Istiqlal didatanginya. Salah satunya Pak Parno. Ditepuknya pundaknya. "Kamu tau siapa?", katanya."Yang mulia presiden", jawab Pak Parno. "Bukan. Aku ini bapakmu. Bukan presiden. Bapakmu".

Kini, Pak Parno berusia 88 tahun. Masih mengabdi di Masjid Istiqlal sebagai karyawan.

Karya lain dari Frederick Silaban adalah masjid agung Bogor sebelah timur terminal, di Jalan Pajajaran.

Saya pernah ketemu keluarga Silaban ini. Dia bercerita, jika presiden Sukarno ingin menekan budget nya, Frederick menukas; Pak presiden, jangan terlalu pelit lah sama Tuhan. Sukarno diam.
Lanjut Frederick; jangan membangun rumah ibadah hanya untuk bertahan 10 - 20 tahun saja. Kita buat yg bisa bertahan hingga 100 tahun..!👍👍👍🙏

Fanky Christian
fankychristian.blogspot.com