Senin, 7 Januari 2008 - 12:13 wib
Riset adalah bagian inheren dari aktivitas pemasaran yang terencana dengan baik. Melalui riset pemasaran, kita mendapatkan data-data yang kita perlukan mengenai segmentasi, profil dan perilaku konsumen, apresiasi terhadap produk kita, dan banyak lagi hal lain yang menarik dan bermanfaat. Oleh karena itu, walaupun tidak semua dari kita pernah terlibat secara langsung dengan riset pemasaran, sedikitnya kita pasti pernah memanfaatkan data yang berasal dari riset pemasaran yang berkorelasi terhadap produk kita.
Walaupun demikian, apakah sebagian besar dari kita dapat betul-betul memanfaatkan data riset tersebut? Seringkali dalam pembuatan sebuah riset pemasaran, user data yang merupakan bagian dari produk yang sedang diteliti merasa bahwa riset lebih sebagai evaluasi nyata terhadap hasil kerja keras mereka dibandingkan sebagai upaya untuk membantu menentukan arah dan strategi pemasaran produk.
Seringkali para researcher pemasaran menemui pertanyaan (atau lebih tepatnya pernyataan) seperti ini, "Apakah produk baru yang kita rencanakan tidak akan jadi diluncurkan apabila tanggapan konsumen berdasarkan hasil riset buruk?", atau "Haruskah kita menurunkan harga jika produk ita dianggap terlalu mahal?"
Menyikapi hal tersebut, ada baiknya bagi kita untuk memahami, apa sebenarnya yang dilakukan oleh riset pemasaran, mengapa hal ini diperlukan, benefit apa yang kita peroleh, dan hasil seperti apa yang ingin kita raih dengan riset tersebut. Untuk itu, ada beberapa hal yang dapat kita jadikan sebagai acuan, yaitu:
1. Riset pemasaran perlu dipahami sebagai sebuah input. Riset bukanlah hasil akhir yang kita inginkan, data riset justru berfungsi sebagai input yang akan kita olah lebih lanjut sesuai dengan tujuan dan kebutuhan kita. Contohnya, apabila kita melakukan riset pemasaran sebelum meluncurkan produk baru, riset bukanlah penentu apakah kita akan memasarkan produk tersebut atau tidak. Riset merupakan input yang nantinya akan kita olah menjadi strategi pemasaran.
2. Sebagai sebuah input riset akan memberikan output. Output ini yang membuat riset menjadi hal yang penting dan dibutuhkan, yaitu informasi. Informasi dari riset dapat berupa data respons konsumen terhadap produk, profil konsumen baik dari segi demografi maupun psikografi, persepsi konsumen terhadap merek dan produk, serta banyak lagi hal yang lain.
Pada dasarnya, informasi inilah yang seringkali kita tanggapi secara emosional, hal ini sebenarnya dapat dipahami, karena secara psikologis hasil riset terhadap produk kita seringkali seperti memaksa kita untuk bercermin saat kondisi kita tidak dalam keadaan prima.
Padahal, dalam tahap selanjutnya atau tahap ke tiga, kita akan memperoleh benefit dari informasi yang telah kita miliki. Dengan bahan informasi yang lengkap dan valid dari data yang kita miliki kita dapat merumuskan policy yang akan kita ambil. Policy ini adalah dasar dari strategi pemasaran yang kita miliki. Dengan data yang lengkap, kita tidak hanya terpaku pada dua pilihan saja, seperti "go" or "no go" atau "maintain" or "expand". Karena apabila kita memutuskan untuk "go" umpamanya, kita sekaligus dapat merumuskan strategi "go with what, how and why".
Sebagai contoh, saat kita melakukan tes produk dan produk tersebut tidak disukai konsumen. Dengan informasi yang lengkap kita dapat mengetahui alasan mengapa konsumen tidak menyukainya dan apa yang sebenarnya diinginkan oleh konsumen, sehingga kita dapat merumuskan dengan apa kita dapat mempengaruhi konsumen tersebut untuk berubah.
Singkatnya, dengan informasi yang kita miliki kita dapat mengambil policy sesuai dengan result atau hasil yang kita inginkan. Dari benefit yang telah kita capai, kita akan merasakan impact atau dampaknya. Impact tersebut dapat berupa maintain dari market share yang telah kita miliki, atau improve profit. Kondisi tersebut bergantung dari policy yang kita pilih untuk kita lakukan.
Dari sini jelas bahwa tujuan pemanfaatan riset pemasaran bukan sekadar untuk mengevaluasi tim pemasar dan perancang produk yang telah bekerja siang malam, namun lebih dari itu, riset pemasaran memiliki manfaat untuk membimbing kita untuk lebih mendekat kepada hasil akhir yang ingin kita capai.
Inu Machfud R
BMI Research Jakarta (//mbs)