Banyak kaum istri berdoa agar suaminya bisa cepat naik pangkat dan
punya jabatan yang baik. Karena biasanya rejeki (baca: penghasilan)
otomatis ikut naik. Tapi tunggu dulu, janganlah sembarangan berdoa
demikian.
Dari pengalaman konseling, kami temukan fenomena berikut ini:
Saat gaji suami pas pasan, suami pulang kantor itu on time.
Suami punya waktu main dengan anak dan bersedia bantu istri di rumah.
Ada waktu berdoa bersama anak-istri.
Namun Sesudah punya jabatan strategis, dan berpenghasilan
tinggi, suami mulai jarang pulang. Tak ada waktu dengan anak. Sering
lembur dan jadwal pulang mulai tidak teratur. Banyak meeting, sering
pergi ke luar kota, dan hmmmm, mulai ada sms-sms dari wanita yang
tidak dikenal. Suami mulai sulit diajak bicara oleh istrinya dan
sulit ditegur. Apalagi para pria yang mendadak kaya ini tahu bagaimana
"menutup" mulut istrinya. Yakni "menyuap" istrinya dengan cara membri
uang, mobil baru, kartu kredit dll.
Istri mulai menemukan di saku sang suami kuitansi suami
nginap di hotel. Padahal suaminya malam hari tetap tidur di rumah.
Rupanya suami Bobok Bobok Siang di hotel dengan mitra bisnisnya. Namun
istri mulai tidak berdaya.
Makin suami punya jabatan, gaji tinggi, maka dia punya
kesempatan membeli hal hal yang tadinya dia nggak bisa beli.
Kesenangan, seks, pesta, dan lain lain. Dengan uang yang berlimpah,
tadinya pas-pasan, membuat para suami ini mudah lupa diri. Makin
banyak sahabat nempel, dan tanpa disadari bisa terjebak dengan
persahabatan yg salah.
Tentu TIDAK semua pria (suami) demikian. Ini hanya fenomena
dalam pengalaman beberapa klien kami. Kita perlu kita cermati dan
waspadai, agar kita tidah jatuh ke dalamnya.
Pesan kami ialah, agar para istri bijak dalam berdoa dan memotivasi
pasangan. Berdoalah bukan agar suami punya jabatan dan gaji besar.
Tapi agar suami diberi roh hikmat, takut akan Tuhan dan sayang pada
keluarga. Sebab rezeki orang yang takut akan Dia selalu tersedia
dengan cukup.
Julianto & Roswitha
build-access-manage on www.dayaciptamandiri.com