Translate

Wednesday, January 04, 2017

Yesus berkata: 'Inilah ibumu'

Yesus berkata:
'Inilah ibumu'

Saya bukan Katolik dari lahir,
saya menjadi Katolik krn perkawinan dgn suami saya.
Jadi sangat susah kalau saya diminta berdoa Rosario ataupun Salam Maria.
Karena saya tidak mengimaninya, buat saya figur Maria, adalah figur Maria, ibu Tuhan Yesus.
Dia bukan apa2, tidak ada artinya dlm kehidupan saya.

Saya menikah di usia  sangat muda, sering terjadi konflik diantara suami/istri.
Tapi Puji Tuhan saya memiliki anak pertama, seorg perempuan yg  sangat lembut hatinya.
Dia bagaikan malaikat pelindung saya.
Dia sll menjadi penengah diantara kami.
Hubungan saya dan anak sangat erat, bahkan kami bersahabat.
Dia adalah anak saya juga sahabat saya.
Di buku harian dia menulis bhw:
"Ibuku adalah idolaku".

Saya berikan perhatian & kasih sayang kepadanya secara istimewa tapi dia tidak manja.

Krn saya seorg wanita karir, maka waktu masuk SMA saya masukkan dia ke Asrama Putri Gembala Baik di Bogor,
maksud saya spy dia aman dari pergaulan yg jahat di Jakarta.

Tgl 12 Jan 1995 siang, saya di telepon anak saya dari Asrama di Bogor bhw dia sakit.
Segera saya jemput dia dan masukkan ke RS.
Karena tidak ada kmr VIP saya masukkan di bangsal, esok pagi saya berjanji akan pindahkan ke kmr VIP jadi saya bisa menunggunya.
Dia tersenyum dan berkata: "Nggak apa2, mama pulang aja, kan mama capek kerja, nggak usah ditunggu".

Saat itu kondisinya bagus, dokter berkata tidak ada yg perlu dikhawatirkan.
Ternyata pd pk 22:00 saya mendpt telepon dari RS bhw anak saya koma dan ........
ANAK SAYA MENINGGAL DUNIA
pd subuh pk 4
dlm usia 16 thn 5 bln .
HATI SAYA HANCUR !!!!
SAYA KEHILANGAN KEHIDUPAN SAYA !!!!!!!!!

Saya membenci semua orang termasuk Tuhan!
Saya tidak bisa menerima keadaan ini dan .....
SAYA MENJADI GILA .

Secara phisik saya tidak terlihat gila,
tapi kalau kumat, saya mengamuk, mencoba bunuh diri, memaki2 dan menangis ....
Keadaan itu saya alami selama 2 thn.

Saya kehilangan pekerjaan,
anak kedua tidak mau lagi  tinggal dgn saya krn malu, untung suami saya tabah.

Mula2 dgn sabar dia ajak saya ke gereja,
walau kalau mendengar lagu2 gereja dan ingat anak, saya mengamuk dan menangis ber-teriak2.
Lama kelamaan suami saya juga menjadi malu.

Dia jual rumah & mobil,  kemudian mengajak saya pindah rumah.
Setelah pindah rumah keadaan bukan semakin  baik, saya tetap saja GILA.

Saat Paskah thn 1997, suami tergerak mengajak saya ke gereja mengikuti Misa Jumat Agung.
Suami sdh pasrah dan siap menerima keadaan jika tiba2 saya kumat lagi.
Tetapi ..........
sewaktu prosesi Jalan Salib dan Yesus jatuh ke tiga kalinya,
badan saya terasa hangat dan merasa Tuhan Yesus berkata:
"Inilah lbumu"...........

Waktu itu secara rohani saya disadarkan bhw Bunda Maria pun sudah terlebih dulu mengalami hal yg sama dgn yg saya alami,
yaitu kehilangan Anak yg dikasihinya.......
Tetapi Bunda Maria menerimanya dgn tabah krn itu kehendak Bapa.

Saya jatuh terduduk dan menangis,
suami saya sdh ber-siap2 mengangkat saya keluar gereja,
takut saya mengamuk lagi.
Tapi saya berkata:
"Tidak ..... biarkan saya sendirian".
Saya terus menangis sampai jalan salib selesai, bahkan sampai pulang kerumah....
Tetapi saya sudah tidak mengamuk lagi.

Saat itu juga,
depresi saya hilang dan saya sadar dari kegilaan saya.
Saya memperoleh kehidupan saya kembali.
Saya kuat menerima kenyataan.
Saya mau berkata spt  Bunda Maria:
"Terjadilah menurut kehendak-Mu".

Sejak saat itu,
Devosi saya kpd Bunda Maria sangat kuat.
Saya berdoa Rosario
setiap pagi dgn rajin.
Saya mengasihi dia.
Bunda Maria adalah figur yg bisa mengembalikan kehidupan saya ...

Kini saya adalah seorg ibu yg berbahagia,
krn Tuhan mengaruniai saya 2 anak,
Puji Tuhan.

Saya berbahagia karena saya memiliki seorg Bunda yg sll mendoakan saya.
Dan saya sll dekat dgn Sang Terang Yesus Kristus, Putra-nya.....

Sungguh saya mau berkata:
"Bunda Maria,
aku mengasihimu ."