Translate

Monday, May 13, 2013

Mendalami mimpi Tokopedia..

Melihat keputusan Multiply.com yang tutup per Mei 2013 ini membuat saya merinding. Artinya, bukan hanya kekuatan modal dan kapital yang harus menyertai mimpi entrepreneur online, tapi juga mental dan kalkulasi yang tepat untuk membuat bisnisnya menjadi nomor 1. Ini yang membuat saya teringat cerita hasil diskusi dengan William, yang membangun mimpinya bersama Tokopedia.
Ada artikelnya dari startupbisnis.com, saya akan menyimpannya di blog saya untuk menjadi semangat dan motor saya menjalani mimpi enterpreneur online

mari kita simak.

dari: http://startupbisnis.com/perjalanan-william-membangun-tokopedia-sampai-mencapai-transaksi-8-miliar-per-bulan/




Perjalanan William Membangun Tokopedia Sampai Mencapai Transaksi 8 Miliar Per Bulan

Posted  by  & filed under FeaturedInterview.
Suatu hari di pertengahan tahun 2009, saya sedang mengantri di loket registrasi partisipan Awarding Night Bubu Awards v06. Tiba-tiba saat mengantri saya dihampiri seorang panitia registrasi yang tersenyum pada saya dan terjadi percakapan sebagai berikut :
Panitia: “Silahkan”
Saya:  “Halo, saya salah satu finalis malam ini”
Panitia: “Dari mana?”
Saya: “Dari Tokopedia”
Panitia: “Oooo dari Tokopedia… William Tanuwijaya ya?”
Saya: “Iya.. Betul, saya William Tanuwijaya”
Panitia: “Saya pikir tadi William itu sudah bapak-bapak loh, taunya masih muda. Tadi malahan pas saya pertama lihat, saya pikir anak SMP loh”
Saya: “……” (cuma sanggup membalas dengan senyuman..)
Lolos menjadi salah satu finalis / nominator untuk Indonesia ICT Award 2009 dan Bubu Awards v06 sudah merupakan kebanggaan luar biasa buat team Tokopedia. Website tokopedia saat itu masih berbentuk html prototype, lalu saat penjurian masih dalam tahap demo version, kemudian saat awarding night masih dalam tahap closed BETA version. Sementara para nominator lainnya adalah mereka yang sudah eksis sebagai content digital dot-com di tengah para netters Indonesia.
Ketika Sarah Sechan mengumumkan sang pemenang satu-per satu,
Sarah Sechan: “And the winner is… TOKOPEDIA
Tiba-tiba orang-orang di sekeliling saya bergemuruh, dan saling mengucapkan “Selamat!” sambil mengajak berjabat tangan. Saya panik, tidak siap, dan luar biasa terkejut. Rasanya tidak mungkin, mustahil!
Moral story dari malam itu barangkali, “Tidak ada yang tidak mungkin!” Semuda apapun usia kita, seprematur apapun hasil karya kita, selama kita pupuk dengan penuh dedikasi, semangat, keringat dan kerja keras; pengakuan dan penghargaan akan datang dengan sendirinya.
Keberhasilan menjadi pemenang ini membawa hikmah karena para pemenang diumumkan di media cetak Kompas, juga website Detik dan Kompas.com. Hal ini membuat orang-orang jadi penasaran dan membuka Tokopedia.com, di beberapa online media justru ada beberapa komentar negatif dari masyarakat umum, seperti “loh kok website beginian tidak bisa login bisa juara BuBu Award?”, “ah paling 2 tahun lagi sudah tidak bisa diakses websitenya”, apa boleh buat, pada saat itu sangat minim cerita sukses di dunia web entrepreneur lokal sehingga kami terus berjalan maju dengan mengacuhkan pandangan pesimis mengenai web entrepreneur.
Berangkat dari Masalah
Entrepreneur mendapatkan suatu masalah dan berusaha memecahkannya, Tokopedia berangkat dari sebuah masalah juga. Ketika tahun 2007-2008 sewaktu saya membantu Forum Kafegaul sebagai Super Moderator, saya beberapa kali menemukan kasus penipuan dalam transaksi jual beli, saya tidak bisa membantu korban pada saat itu, i feel very helpless with that situation. Apa yang saya rasakan pada saat itu merupakan awal dari Tokopedia yang berusaha memecahkan masalah antara penjual dan pembeli, di mana pembeli tidak perlu memiliki trust terhadap penjual, tetapi cukup trust kepada Tokopedia sebagai mediator antara keduanya.
Tokopedia.com adalah mall online tempat bertemunya penjual dan pembeli yang memungkinkan terjadinya transaksi online yang aman dan nyaman, digawangi oleh William Tanuwijaya (@liamtanu) sebagai CEO dan Leontinus Alpha Edison (@leon_psm) sebagai COO, keduanya adalah Co Founder Tokopedia.
Saat ini Tokopedia telah memiliki lebih dari, 15.446 merchant aktif, 367.000 produk, 15 juta pageviews per bulan, 800 ribu pengunjung. Sementara total transaksi yang terjadi di Tokopedia telah mencapai lebih dari 8,38 Milyar Rupiah / bulan.
Tokopedia saat ini memiliki 3 divisi. Divisi Product & Technology yang bertanggung jawab atas pengembangan situs,  Divisi Customer Service sebanyak 8 orang yang dibagi 2 shift, bekerja dari jam 9 pagi s/d 10 malam, dan Divisi Content yang bertanggung jawab mengoptimalkan pengalaman berbelanja di masing-masing kategori .


Besar dari Forum Komunitas
Keaktifan saya di Forum Kafegaul adalah sebuah kisah tersendiri, saya menemukan “rumah” saya di Kafegaul yang merupakan hiburan setelah lelah pulang kerja, karena isi komentarnya yang lucu-lucu, menarik tetapi bukan “nyampah”, Kafegaul memiliki sebuah kanal forum yang bernama “Forum Pertanyaan” yang pada tahun 2007 terlihat tidak aktif, padahal kanal itu adalah forum kesukaan saya. Yang merupakan tempat member bisa bertanya apa saja dan menjawab apa saja seenaknya – sehingga kelucuan, keanehan dan segala hal yang absurd dari manusia pun muncul di sana -  Karena saya merindukan isinya yang sangat lucu dan menghibur hari-hari saya, saya pun menawarkan diri untuk meramaikan kembali  kanal tersebut.
Singkat cerita, saya dan seorang rekan saya membuat karakter DJ (Disc Jockey) dan membranding kanal tersebut sebagai “#56” dengan slogan “Ask Anything, Expect Nothing” , dalam beberapa bulan #56 menjadi kanal paling hidup di Kafe Gaul, personal branding saya sebagai DJ yang asyik pun mulai terbentuk dan saya mendapatkan banyak teman dari Kafegaul.
Bercerita tentang Kafegaul, saya jadi ingat pada saat Tokopedia masuk nominasi INAICTA (waktu itu masih berupa prototype), ada seorang juri menanyakan :
“Kenapa penjual dan pembeli harus percaya kepada kalian yang masih sangat muda ?”  Saya pun menjawab “Karena Tokopedia ini kami kelola sebagai perusahaan bukan sekedar produk. Kami punya badan hukum, akan merekrut orang untuk service, memiliki kantor fisik yang bisa didatangi”
Pertanyaan berikutnya dari juri adalah “Siapa yang mau percaya kalian untuk pertama kalinya dan akan menjadi penjual pertama kali?” pada waktu itu saya kebingungan menjawab dan akhirnya hanya terdiam tanpa menjawab.
Hari ini, setelah beberapa tahun setelah pertanyaan itu dilontarkan, saya pun sadar bahwa seharusnya saat itu saya menjawab  “Yang akan memakai service Tokopedia pertama kalinya adalah online-online seller yang mengenal saya sebagai DJ di kafegaul – walaupun sebagian besar tidak pernah bertemu secara fisik.”.
Terbukti ada 70 online seller yang bergabung di Tokopedia pada hari pertama situs ini diluncurkan, sebagian berasal dari online-seller kafegaul, dan sebagian lain nya dari hasil approach pribadi Leon satu-per-satu ke seller-seller di forum-forum besar Indonesia lainnya.
Memperkenalkan Tokopedia
Cara kami memperkenalkan Tokopedia di masa awal kami berdiri adalah melibatkan komunitas, mencari exposure gratis yang tidak murahan (lewat kompetisi) dan pintar-pintar memanfaatkan momentum.
Pada 6 Februari 2009, PT. Tokopedia resmi berdiri dan mendapatkan pemodalan, tetapi sangat sulit mencari karyawan di saat itu, mungkin karena di Indonesia belum ada success story startup di web, oleh karena itu kami lebih banyak memanfaatkan komunitas forum online untuk mempercepat proses development. Misalnya begitu ada draft desain logo, user interface, maupun fitur yang akan dikembangkan, selalu kami lempar ke komunitas. Feedback yang kami dapatkan justru sangat positif dan objektif.
Tanpa disadari sebenarnya telah terjadi conversation di komunitas forum online,  hype tentang akan adanya situs ecommerce Tokopedia telah dibangun bahkan sebelum produknya bisa diakses oleh umum, hal itu yang memungkinkan hanya dalam waktu 6 bulan pada Agustus 2009 akhirnya Tokopedia.com sudah bisa diakses oleh umum dan berkat emotional connection yang terjadi dengan para beta tester dari komunitas tersebut, saat launching, Tokopedia telah memiliki 70 toko online yang aktif, kekuatan komunitas itu luar biasa, bahkan 2 employee pertama kami saya kenal dari komunitas, satu dari komunitas game dan satu lagi dari komunitas forum online.
Momentum
Tokopedia launching pada hari kemerdekaan Indonesia tahun 2009, saat itu gerakan Indonesia Unite sangat kuat di komunitas internet Indonesia. Tokopedia pun mengajak para seller berpartisipasi dengan berjualan kaos “Kami tidak takut” . Hasilnya para seller dengan segala kreatifitas membuat berbagai disain bahkan ada yang glow in the dark dan hanya butuh 12 menit dari waktu launching , Tokopedia telah mendapatkan order valid pertama.
Setelah itu Tokopedia tidak henti-hentinya memanfaatkan momentum yang sedang hangat di Indonesia, misalnya ketika acara sulap sedang marak di layar televisi kita,  Tokopedia memberikan exposure lebih pada para seller sulap. Ini terus berlanjut ke event Chinese New Year, Valentine, World Cup dan sebagainya.


Berjuang Mendapatkan Seed Funding
Dalam kurun waktu 2008-2009 kami pun berjuang untuk mendapatkan seed funding, singkat cerita kami mendapatkan kepercayaan dari PT.Indonusa Dwitama yang memberikan kami seed funding, pada saat itu target dari investor hanya dua : 1. Sebelum dana ini habis, Tokopedia harus bisa membuatnya menjadi untung atau 2. Sebelum dana ini habis, Tokopedia harus mencari investor berikutnya. Kami pun langsung memilih opsi ke-2 karena ekosisteme-commerce di Indonesia tidak memungkinkan untuk create profit dalam waktu singkat.
Kami sangat bersyukur di tengah perjalanan, bahkan sebelum dana dari investor pertama habis, kami bertemu East Ventures (early stage investor) yang bersedia menyuntikkan dana pada kami untuk membantu kami hidup dalam beberapa tahun ke depan, sisa dana dari investor pertama pun kami kembalikan.
Selama 2 tahun terakhir kami mencari investor, umumnya pertemuan kami dengan investor akan berakhir dengan nasihat monoton dari investor “Umurmu berapa sekarang? 21? 22? Udah jangan buang-buang waktu, bisnis yang seperti ini tidak akan bisa jalan, carilah hal lain untuk dikerjakan.”
Namun pertemuan kami dengan East Ventures ditutup dengan kesepakatan untuk investasi di Tokopedia, hanya dengan bertemu beberapa kali dalam dua hari terakhir.
Salah satu tokoh di belakang East Ventures adalah Batara Eto, co founder Mixi.jp, Indonesian-born Japanese,  yang selalu mengingatkan, “There’s no such thing as luck, luck is when preparation meets opportunities.”
Bulan April 2011 kami kembali mendapatkan investasi dari Cyber Agent Ventures, yang merupakan venture capital arms dari CyberAgent, world-wide internet company group, digital agency dan juga blog platform terbesar di Jepang,  dan juga social gaming provider yang mempunyai visi untuk mengembangkan internet bisnis bersama dengan entrepreneurs-entrepreneurs kreatif di dunia.

Founder harus suka belajar dari founder lain
Saya suka membaca dan mengkoleksi buku yang bercerita tentang founder start up di luar negeri, saya melihat setiap orang memiliki jalan yang berbeda-beda dan kita bisa belajar dari pengalaman mereka tanpa harus melakukannya sendiri, tidak sedikit pula yang kontradiktif, ada yang ekstrim kanan, ada juga yang ekstrim kiri, misalnya founder Google memikirkan segi produk dulu, profitnya belakangan, berbeda dengan founder 37signals yang memiliki prinsip harus generate profit dari hari pertama. Saya melihat keduanya tidak ada yang salah, hanya saja kita akan lebih bijaksana jika bisa memahami pandangan dari dua sisi aliran ini, kadang saya penasaran juga apa jadinya jika dua jenis founder ini dipertemukan dalam satu meja dan berdebat, pasti seru ya?
Banyak aspek yang dijalankan di Tokopedia belajar dari buku atau bahkan dari sebuah tulisanblog. Misalnya saat akan menentukan harga di Tokopedia memilih diskon (bisa ditawar) ataufixed-price (tidak bisa ditawar), sedangkan kita semua tahu bahwa culture di Indonesia itu menawar sebelum membeli.
Kemudian kami berkaca pada case di China, Ebay sewaktu masuk China menggunakan sistem harga lelang karena Ebay melihat orang China suka menawar harga, tetapi Taobao sebagai e-commerce lokal China justru menerapkan sistem harga fixed price, dengan tujuan untuk mempermudah dan mempersingkat proses jual beli. Dan kini di China Taobao justru lebih berhasil di China, mungkin selain karena faktor “local”, juga karena buyer di Taobao bisa lebih cepat memperoleh barang yang diinginkan tanpa proses yang berkepanjangan. Lagipula dengan sistem patok harga pas, seller umumnya akan men-set harga bawah yang masih bisa diterima oleh seller lainnya, dan pada akhirnya menguntungkan para buyer.
Apa jadinya jika Tokopedia menetapkan harga diskon (bisa ditawar)? Tentunya buyer akan menelpon seller secara langsung dan menanyakan “Apakah bisa lebih murah?” sehingga transaksi tidak terjadi di Tokopedia. Selain itu transaksi juga menjadi lebih rumit dan lama karena harus menawar dulu. Tantangan Tokopedia saat ini adalah membangun ekosistem jual beli yang aman dan nyaman, transaksi juga harus terjadi di Tokopedia. Berkaca pada case Taobao Vs Ebay di China, kami pun menetapkan harga fixed price. Dan, hal tersebut sejauh ini membuahkan hasil. Di bulan pertama kami launching, Agustus 2009, total transaksi per bulan hanya 33 juta Rupiah. Bulan Maret 2011, total transaki per bulan telah mencapai angka 3 Milyar Rupiah. Berarti pertumbuhan transaksi hampir 100x lipat dalam waktu 19 bulan.

Di Kantor ..   “Let’s take it to the next level”
Adalah filosofi saya dalam menjalankan Tokopedia, kami selalu memacu diri kami untuk maju.
Seperti umumnya sebuah ruang meeting, Tokopedia juga memiliki sebuah papan tulis besar –sebuah brainstorming wall – untuk menuangkan ide-ide dan kami membahasnya bersama tim, minimal seminggu sekali kami melakukan brainstorming, setiap orang akan membayangkan apakah jika mereka sebagai seller akan terganggu dengan fitur ini? Sebagai buyer apakah tambah nyaman atau tidak? Semuanya memberikan pendapat tanpa takut merasa salah atau dianggap bodoh.
Leon and I believed that everything we did was for the sake of Tokopedia, thus we listened to each other’s view because we were on the same boat. This is also applied for the whole team