Menjadi Ayah 1 Menit
( Julianto Simanjuntak )
Anak-anak membutuhkan banyak waktu dari ayahnya. Namun banyak anak merasa kehilangan Ayah, karena Sang Ayah sibuk luar biasa. Anak ingin sekali Ayahnya menemani main game atau petak-umpet. Mendampingi ke Toko Buku atau ngobrol.
Dalam banyak kesempatan di rumah, anak seringkali hanya butuh satu menit saja. Anak senang jika Sang Ayah menatap wajahnya. Kadang anak minta didengarkan saja sebentar, terutama kesulitannya mencari buku yang hilang. Anak akan senang sekali jika ayahnya rela berhenti sejenak saat dpanggil anaknya. Mungkin si Ayah sedang motor lalu menanyakan kepada si anak, "ada yang papa bisa bantu…? Nanti ya habis papa cuci motor…". Itu akan sangat melegakan hati si anak. Saat anak butuh Anda, dan sedang menikmati televisi, apa salahnya matikan selama 1 menit untuk memberi perhatian dengan penuh konsentrasi kepada si Anak. Dengan demikian anak akan merasa betapa Ayahnya sayang kepadanya. Perasaan ini sangat penting buat anak-anak kita sejak dini. Dia merasa diri dicinta dan berharga, dan itu akan sangat mempengaruhi harga dirinya.
Saat anak-anak masih kecil, saya memberi pesan kepada anak-anak bahwa jika mereka butuh saya dapat mengetuk ruangan konseling saya. Kebetulan salah satu kantor kami hanya beberapa meter dari rumah. Jika anak-anak perlu saya dan tidak bisa digantikan orang lain, saya akan ambil waktu satu atau dua menit berbicara dan mengarahkan anak-anak apa yang mereka harus lakukan. Setelah saya selesai bekerja, saya menindaklanjuti kebutuhan mereka di sore hari.
Tentu saja kita perlu menyediakan waktu khusus yang lama (kuantitas) bersama anak, apakah main catur atau badminton dlsb. Bercerita menjelang anak tidur, atau menyediakan waktu liburan bersama. Namun, ada banyak kesempatan anak-anak hanya butuh satu atau dua menit saja dari ayahnya. Selamat mencoba, menjadi Ayah yang peduli walau hanya satu menit.
build-access-manage on www.dayaciptamandiri.com