11:3 Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu
yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu
dengan kelicikannya.
11:4 Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang
lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu
roh yang
lain dari pada yang telah kamu terima atau Injilyang lain dari pada yang telah
kamu terima.
Malang sekali, banyak orang merasa sudah mengenal TUHAN Yesus. Padahal mereka
hanya mengenal nama-NYA, tetapi tidak mengenal pribadi-NYA. Itu berarti mereka
sesungguhnya belum mengenal-NYA, apalagi dikenal oleh-NYA, sebab mengenal
nama-NYA belum berarti mengenal pribadi-NYA.
Dewasa ini telah beredar banyak ajaran yang sebenarnya sangat bertentangan
dengan kebenaran Injil. Ajaran-ajaran itu menggunakan nama Yesus, tetapi TUHAN
Yesus yang mereka perkenalkan bukanlah TUHAN Yesus yang orisinal. Walaupun
mereka mengunakan Alkitab sebagai landasan ajarannya, sejatinya mereka tidak
paham bagaimana menggali kebenaran dalam Alkitab dengan benar. Harus diingat
bahwa bidat-bidat atau ajaran sesat di lingkungan Kristen yang pernah ada di
dunia ini pun selalu menggunakan Alkitab sebagai landasan berpikirnya, tetapi
mereka sesat akibat tidak memahami isi Alkitab dengan benar.
Sangat menyedihkan karena begitu mudahnya orang menggambarkan sosok TUHAN
Yesus. Mereka menggunakan nama Yesus kapan saja, di mana saja dan untuk tujuan
apa saja. Sedikit-sedikit orang mengatakan, "Dalam nama Yesus" sebagai mantra
yang dianggap berkekuatan gaib. Kalau begini, di manakah sikap hormat mereka
terhadap pribadi TUHAN Yesus? Rupanya Yesus yang mereka imajinasikan itu
bukanlah Yesus dalam Alkitab, tetapi Yesus yang lain. Ini bisa terjadi, sebab
Paulus sendiri menyinggung mengenai Yesus yang lain. Memberitakan Yesus yang
lain berarti memberitakan Injil yang lain. Ini mengakibatkan seseorang yang
yakin dirinya dikenal oleh TUHAN ternyata tidak dikenal-NYA. Betapa mengerikan
manakala TUHAN Yesus berkata, "Yesus yang mana yang kaukenal? AKU
tidak seperti
yang kaubayangkan. AKU tidak kenal kamu!"
Banyak orang Kristen membayangkan Yesus sebagai pribadi yang sangat
mistis dan
magis. Berbicara mengenai TUHAN Yesus selalu dihubungkan
perbuatan-perbuatan-NYA yang ajaib dan supranatural. Padahal kalau
kita membaca
Alkitab, TUHAN mengajar agar kita melakukan kehendak-NYA, bukan kehendak kita
sendiri. TUHAN Yesuslah Majikan Agung kita, Tuan Besar kita; tetapi mengapa
kita menyejajarkan DIA dengan kuasa-kuasa yang bisa dimanfaatkan untuk
kepentingan kita sendiri? Tidakkah ini kurang ajar? Marilah kita
mulai sekarang
ini bertekad untuk membangun karakter kita agar semakin seperti Kristus dan
berkenan di hadapan-NYA. Tempatkan diri kita sebagai hamba; posisikan DIA
sebagai TUHAN dan katakan, "Jadilah kehendak-MU, TUHAN."
Kita harus melakukan kehendak TUHAN, bukan memanfaatkan TUHAN untuk memenuhi
kehendak kita.
Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
Infrastructure-Application-ManagedServices.Visit www.dayaciptamandiri.com for details..