Translate

Thursday, October 21, 2010

MATI

Kuburan tua itu tidak terurus. Beberapa batu batanya sudah copot.
Tanaman liar tumbuh tinggi di sekelilingnya. Walau bekas-bekas
kemegahannya dulu masih tampak; tiang penyangga berlapis keramik di
bagian tengah, juga kayu jati berukir ikan dan ular yang menaungi
batu nisan. Di batu nisan itulah tulisan ini tertera: "Hidup ini
fana. Demikianlah kiranya ujung dari kehidupan. Pun mereka yang
memegang jabatan setinggi langit; menggenggam kekayaan sebanyak
pasir di laut." Konon, itu kuburan seorang pedagang kaya raya yang
hidup jauh sebelum zaman kemerdekaan.

Begitulah, akhir kehidupan di dunia: kematian. Maka sebetulnya, aneh
kalau ada saja orang yang sampai mau mengorbankan apa pun,
menghalalkan segala cara, termasuk cara-cara yang kotor dan keji,
demi meraih atau mempertahankan jabatan dan kekayaan. Sebab toh pada
akhirnya semua itu akan ditinggalkan juga. Tidak akan dibawa mati.

Bacaan Alkitab hari ini menceritakan babak terakhir dari kehidupan
Salomo, persis setelah perikop sebelumnya memaparkan tentang segala
kejayaannya (2 Tawarikh 9:13-28). Dengan urut-urutan perikop
demikian, penulis 2 Tawarikh seolah-olah mau mengatakan, betapa pun
hebatnya manusia, ia tetap makhluk fana. Di batas akhir hidupnya,
yang tinggal hanyalah seonggok kenangan.

Pesan untuk kita, jangan dimabukkan oleh jabatan dan jangan lupa
diri karena harta kekayaan. Apalagi kalau karena itu, lalu kita mau
berbuat apa saja, mengorbankan apa saja. Jangan. Sebab semua itu
tidak abadi. Pada akhirnya, cepat atau lambat akan kita tinggalkan
--AYA
JANGAN KARENA UNTUK SESUATU YANG FANA
KITA KEHILANGAN YANG KEKAL

e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-10-21
Infrastructure-Application-ManagedServices.Visit
www.dayaciptamandiri.com for details..