Translate

Sunday, January 17, 2021

Pilih miskin atau kaya ?

 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur." (Lukas 16:22)

Kalau dilihat dari ayat diatas, anda mau jadi yang mana? yang orang miskin atau orang kaya ??


Nah, bingung kan. Pastinya anda berpikir, akh lebih baik jadi orang miskin saja. Tapi tidak enak menjadi orang miskin di dunia ini. Kita selalu dipinggirkan, tidak dianggap orang, dan dilupakan. Apapun yang kita perbuat seolah salah, dan tidak memenuhi harapan orang. Belum lagi keluh kesah tiada habisnya, karena kesulitan yang bergantian menerpa orang miskin. Sungguh sulit bukan jadi orang miskin.

Lalu bagaimana dengan orang kaya, semua orang mau jadi kaya, semua orang mau terkenal. Dan menjadi kaya itu dipandang orang, dianggap orang, semua orang melihat cara dia berbicara, berpakaian, dan ditiru banyak orang. Menjadi orang kaya kelihatannya lebih enak.

Tapi sekarang ini, covid19 tidak mengenal orang kaya atau miskin. Anda tidak tertib protokol kesehatan, anda memiliki penyakit sebelumnya (dan banyak ini terjadi di orang kaya), maka kemungkinan anda akan terjangkit, dan bisa saja mati. Meskipun kematian hanya 2%, tapi tetap saja, banyak orang takut mati bukan. 

Kematian mungkin menjadi ketakutan bagi sebagian orang, terutama non Kristen. Karena kematian identik dengan kehidupan lain. Beda dengan iman Kristen, yang meyakini justru dengan kematian kita akan mengalami hidup kekal bersama Tuhan. Dan impian untuk dibawa malaikat, bahkan sampai ke pangkuan Abraham. Wow..

Tapi tetap saja tidak banyak orang mau mati dengan sia-sia. Oleh karena itu, buatlah hidup kita bermakna. Memiliki tujuan hidup baik, tapi memiliki hidup berdampak jauh lebih mulia. 

Baik kita yang hidup dalam garis kemiskinan, atau kaya berlebihan, itu tidak akan berguna, bila hidup kita tidak berdampak. Dan itulah yang kita lihat di ayat tadi. Anda miskin, anda kaya, pastikan hidup kita berdampak bagi orang lain, seperti yang Tuhan ajarkan kepada kita.