Translate

Monday, January 04, 2021

LITURGI KEHIDUPAN SETIAP HARI

 

LITURGI KEHIDUPAN SETIAP HARI


Umat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, sampai saat ini penggunaan leksionari masih menjadi pergumulan bahkan perdebatan bagi banyak gereja dan jemaat. Alasan yang dikemukakan biasanya bersifat praktis. Misalnya waktu ibadah menjadi lebih panjang. Tidak semua bacaan (tiga (3) bacaan dan Mazmur) diuraikan dalam khotbah. Oleh sebab itu banyak cara ditempuh untuk mengakomodasi bacaan leksionari. Beberapa jemaat melakukan modifikasi sedemikian rupa sehingga bisa memakai leksionari. Apa sebenarnya leksionari sehingga kita menggunakannya dalam ibadah Minggu kita? Leksionari adalah suatu kumpulan daftar bacaan Alkitab yang disusun dan ditujukan untuk memproklamasikan firman Tuhan. GKI menggunakan The Revised Common Lectionary (RCL) yang disusun oleh The Consultation on Common Texts. Penyusunan leksionari pada hakekatnya merupakan suatu upaya ekumenis dari berbagai denominasi gereja untuk mewujudkan keesaan gereja-gereja Tuhan yang dilandasi oleh pengalaman bersama dalam membaca Alkitab yang adalah Firman Tuhan. Dengan menggunakan leksionari, berbagai gereja dari denominasi yang berbeda dapat menghayati kebersamaan dan keserasian sebagai tubuh Kristus.

Tujuan Penggunaan Leksionari:
a. Menyediakan pola umum (common pattern) dan keseragaman (uniform) dari kesaksian Alkitab bagi gereja-gereja dan denominasi yang terwujud dalam kalender gerejawi.

b. Menyediakan pedoman dalam penggunaan teks Alkitab yang dibaca setiap hari Minggu bagi penyelenggara ibadah (pf, pl, pemusik, dll) dan umat.

c. Sebagai petunjuk dan sumber bagi penyelenggara ibadah dari berbagai jemaat untuk berbagi sumber-sumber inspirasi dan ide-ide teologis dalam menyiapkan ibadah.

d. Sebagai sumber bagi mereka yang menerbitkan buku panduan khotbah-khotbah ekumenis dan berbagai buku liturgi.

e. Sebagai pembimbing untuk individu dan kelompok dalam membaca dan mempelajari Alkitab serta berdoa. Hal ini bisa dilakukan dengan mencantumkan daftar bacaan Alkitab untuk minggu berikutnya dalam warta jemaat, sehingga umat dapat mempersiapkan diri lebih dahulu.

f. Dengan menggunakan leksionari, pembacaan Alkitab dari minggu ke minggu berkaitan dan berkesinambungan sesuai dengan kalender gerejawi.

Apakah Saudara merasakan tujuan-tujuan di atas tercapai dalam hidup Saudara? Saudara semakin menghayati derap ekumenis dalam kehidupan bergereja di Indonesia. Saudara dapat mempersiapkan diri lebih baik karena tema, tujuan dan bacaan Alkitab sudah disampaikan satu minggu sebelumnya.

Pola Pembacaan Leksionari
Pola pembacaan leksionari adalah pola 3 tahun yaitu A, B, dan C. di mana tahun A berfokus untuk Injil MatiusTahun B berfokus untuk Injil Markus. Dan tahun C berfokus pada Injil Lukas. Sedangkan Injil Yohanes dibaca setiap tahun khususnya dalam masa sekitar Natal, Pra-Paskah dan Paskah. Injil Yohanes juga akan lebih banyak dibaca pada tahun B yang berfokus pada Injil Markus. Sebab Injil Markus lebih singkat (hanya terdiri 16 pasal) dibandingkan Injil-Injil yang lain.

Manfaat Penggunaan Leksionari
1. Dengan menggunakan pembacaan leksionari, seorang pengkhotbah tidak lagi bertanyatanya, “Apa yang harus aku khotbahkan pada Minggu mendatang?” melainkan “Pesan apakah yang hendak Tuhan sampaikan kepada umat melalui pembacaan ayat-ayat Alkitab ini?” Pengkhotbah juga terhindar dari kecenderungan untuk hanya mengkhotbahkan perikopperikop favoritnya.

2. Dengan menggunakan leksionari terjadi keseimbangan dalam pemberitaan firman Tuhan. Daftar pembacaan Alkitab yang disediakan oleh RCL menyajikan teks-teks Alkitab secara seimbang antara Perjanjian Lama, Mazmur, Surat-surat dan Injil.

3. Dengan menggunakan leksionari, pengkhotbah dapat menemukan perspektif teologis yang baru dalam menggali teks atau ayat-ayat Alkitab daripada yang biasa telah dikhotbahkan.

4. Dengan menggunakan leksionari, seluruh elemen liturgi (nyanyian, doa, elemen visual dan dramatik dapat lebih berfokus pada tema.

Umat yang terkasih, diharapkan penggunaan leksionari membuat keseluruhan ibadah dapat bermanfaat secara maksimal bagi umat, pelayan ibadah dan keseluruhan proses yang menyertainya. Sehingga pertumbuhan dan kesukacitaan sungguh mewarnai setiap kita yang menghayati setiap bagian dari ibadah dengan kesungguhan hati dan kesadaran diri, lebih dari sekedar ritual dan rutinitas. Selamat berbahagia. (Buku Pedoman Liturgi)…..bersambung.

Forum Pendeta

sumber: https://gkipengadilan.or.id/gkipengadilanbogor/februari-2020/