Translate

Tuesday, July 05, 2011

DETEKSI DINI MATA JULING

Segeralah ke dokter bila kita menemukan kelainan di mata si kecil. Jangan

ditunda, demi masa depannya.

Mata memiliki banyak fungsi. Di samping untuk melihat dalam arti

ketajaman penglihatan, mata juga berfungsi untuk melihat warna dan

melihat luas lapangan. "Selain itu, fungsi yang paling tinggi adalah

kesadaran ruang (stereovision)," ujar dokter spesialis mata dari RS Mata

Aini, Dr. Abdul Manan Ginting.

Kesadaran ruang adalah kemampuan membedakan jauh dekat dan hanya bisa

dilakukan jika kedua mata memiliki fungsi yang baik. "Kedua belah mata

harus mempunyai penglihatan yang baik atau hampir sama baiknya dan

mempunyai kemampuan untuk berfusi atau bekerja bersama," lanjut Ginting.

Nah, apa yang terjadi jika mata juling? "Mata juling yang tidak segera

ditangani akan mengakibatkan si penderita kehilangan kemampuan

stereovision untuk selama-lamanya," tegas Ginting. Orang-orang ini akan

kehilangan lapangan pekerjaan tertentu, misalnya pilot, ahli bedah, dan

sebagainya. "Ia tidak memiliki perspektif. Jadi, jangan anggap sepele.

Harus segera dikenali dan ditangani."

FUNGSI RUSAK

Menurut Ginting, mata harus selalu bergerak harmonis, baik ke kanan, ke

kiri, ke atas, maupun ke bawah. Selain itu, mata juga harus selalu menuju

pada satu titik, baik melihat jauh maupun dekat. Gerakan kedua mata ini

bisa harmonis karena ada 6 buah otot yang menggerakkannya. Keenam otot

ini memiliki 3 buah syaraf mata yang berpusat di otak.

Juling atau strabismus atau squint bisa terjadi karena berbagai faktor.

Misalnya saja, faktor bawaan. Juling juga bisa terjadi karena kerusakan

pada otot, syaraf, atau karena pusatnya yang rusak. Pusat yang rusak ini

bisa di pusatnya sendiri, tetapi bisa juga akibat mata yang tidak

mendapat rangsangan. "Kalau mata tidak mendapat perangsangan, ya,

sentrumnya tidak bisa bekerja. Akibatnya, tidak bisa mengatur ke mana

mata akan melihat," ujar Ginting.

Pada orang dewasa, juling lebih banyak terjadi karena kelainan syaraf,

misalnya karena radang atau stroke. Sedangkan pada anak, yang paling

banyak terjadi adalah juling karena gangguan pada otot-otot mata. Pada

anak, juling karena gangguan syaraf seringkali terjadi karena trauma

persalinan. "Misalnya persalinan yang menggunakan vacuum. Ini bisa

membuat salah satu otot menjadi lumpuh," lanjut Ginting.

Gangguan otot mata bisa karena impuls/rangsangan yang diberikan oleh

syaraf bekerjanya tidak sama untuk semua otot. "Ada yang over action atau

under action, sehingga mata menjadi tidak harmonis," lanjut dokter

lulusan UI ini.

Selain fungsinya yang rusak, bisa juga karena ototnya yang memiliki

kelainan. "Ada otot yang memang terlalu lemah dan ada yang terlalu besar,

sehingga mata dalam gerakannya tidak normal. Ini biasanya dibawa dari

lahir dan seringkali ada faktor-faktor genetik," ujar Ginting.

Ada lagi juling yang tidak ada hubungannya dengan otot atau syaraf, yaitu

pada bayi atau anak yang penglihatannya jelek atau bahkan buta. "Dalam

keadaan istirahat, mata akan bergerak keluar, misalnya saat tidur. Nah,

mata yang tidak bisa melihat, tidak bisa dipacu untuk melihat suatu

benda, sehingga akan bergerak ke arah luar. Akibatnya, mata akan menjadi

juling."

Di sisi lain, terdapat pula juling yang bukan juling, yang terjadi pada

kelompok etnis Cina atau Jepang. Bayi yang baru lahir dari kelompok etnis

ini, secara relatif memiliki jarak antara pinggir kelopak mata yang

lebar. Akibatnya, terkesan matanya masuk ke dalam (telecanthus) dan

dianggap juling. "Juling semacam ini disebut juling palsu (pseudo

strabismus) dan akan hilang sendiri setelah anak dewasa," ujar Ginting.

JENIS KELAINAN

Juling dibagi menjadi 2 bagian, yakni juling manifest (trophia/nyata).

Juling jenis ini bisa dilihat langsung oleh orang awam. Misalnya, mata

keluar, satu ke atas satu ke bawah, atau satu ke kanan satu ke kiri.

Juling trophia harus lebih cepat ditangani. Karena pada juling jenis ini,

biasanya salah satu mata akan menjadi lebih dominan, sementara yang

lainnya menjadi tidak dominan. "Nah, mata yang tidak dominan ini tidak

pernah bisa memberikan impuls ke otak sehingga otak tidak bisa

berkembang. Akibatnya, penglihatannya pun tidak berkembang," ujar

Ginting. Ini yang disebut ambyopia atau lazy eyes atau mata malas.

Jika ini yang terjadi, sebaiknya segera ditangani sedini mungkin. "Jangan

sampai menunggu hingga anak berusia lebih dari usia 4 tahun."

Penanganannya bisa dengan merangsang mata yang malas.

Yang paling sederhana adalah dengan menutup mata yang berfungsi bagus,

kemudian memaksa mata yang juling tersebut untuk digunakan. "Kalau sudah

ada kemajuan, baru dilakukan operasi supaya mata tidak kembali menjadi

malas," ujar Ginting. Atau sebaliknya, dilakukan operasi terlebih dulu,

kemudian baru dilakukan perangsangan. "Tetapi biasanya yang didahulukan

adalah mengembalikan fungsinya."

Ada juga juling manifest tetapi bermasa depan bagus, yakni alternating

squint. "Juling jenis ini, mata yang digunakan bergantian. Pada posisi

tertentu mata kanan yang digunakan dan pada posisi tertentu mata kiri

yang dipakai. Jadi, tidak terjadi lazy eyes," ujar dokter yang juga

praktek di Jakarta Eye Center.

Juling yang kedua adalah juling yang disebut intermitten atau phoria.

"Juling ini hanya terjadi kadang-kadang saja dan biasanya lebih susah

didiagnosis karena secara fisik tidak tampak. Ini dapat dikenali misalnya

saat melamun," ujar Ginting.

Penanganan juling intermitten masih bisa menunggu sampai anak menjadi

lebih dewasa. "Karena untuk juling jenis ini, pada saat tertentu kedua

mata bisa bekerja bersama. Sehingga, kalau pada suatu saat ia dioperasi,

kedua matanya sudah memiliki kemampuan melihat bersama-sama (fusi)."

Sebetulnya, semua operasi mata juling adalah untuk memperkuat dan

melemahkan otot, karena impulsnya sama namun responnya beda. Impuls A

pada satu otot, gerakannya dibuat menjadi 10, tetapi di otot lain menjadi

20 sehingga tidak harmonis. Karena itu, otot yang salah ini diperlemah.

"Tetapi, kalau satu saja yang diperlemah, otot bisa menjadi disfungsi.

Karena itu, yang kuat dilemahkan dan yang lemah dikuatkan supaya

seimbang," jelas Ginting lebih lanjut.

BISA PULIH

Begitulah, ada juling yang bisa dengan mudah dikenali dan ada juga yang

tidak mudah dikenali. "Jadi, sebaiknya anak segera diperiksakan ke dokter

mata sedini mungkin supaya tidak terlambat. Jika usia anak sudah di atas

9 tahun, prospek kesembuhannya hampir tidak ada," tambah Ginting.

Juling juga tidak mengenal perbedaan strata sosial maupun ekonomi. "Bisa

menimpa anak perempuan atau laki-laki. Banyak anak yang juling berasal

dari orangtua yang tidak juling. Yang penting adalah bagaimana kita

mengenali dan melakukan tindakan supaya fungsi mata tidak terganggu.

Kalau ditemukan lebih dini, maka 100 persen bisa dipulihkan, kok," ujar

Ginting.

Hasto Prianggoro. Foto: Dok.Jakarta Eye Center

Terapi Mata Juling

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah anak juling atau

tidak. Tentu, yang paling baik adalah membawanya ke dokter. Beberapa tips

dari Dr. Abdul Manan Ginting di bawah ini bisa membantu untuk mengetahui

apakah anak juling atau tidak:

* Hirsberg Test

Caranya dengan menyenter kedua mata dari jarak sekitar 50 cm. Kemudian

lihat, di mana titik cahaya lampu senter. Kalau kedua titik cahaya berada

di tengah mata, berarti mata normal (ortho).

Selain mengarahkan tepat dari depan, tes ini juga bisa dilakukan dengan

menggerakkan lampu senter ke kiri atau ke kanan. Yang normal, letak titik

selalu simetris. Kalau lampu senter diarahkan miring ke kanan, maka kedua

titik cahaya di mata pun dua-duanya ke sebelah kanan. Kalau titik cahaya

satu di tengah dan satu di pinggir, maka kemungkinan besar anak juling.

* Cover Uncover Test

Tes ini biasanya untuk anak yang lebih besar, misalnya setelah usia 1

tahun. Caranya, dengan menggunakan lampu senter atau boneka yang

diletakkan di muka anak. Kemudian mata kiri dan kanan kita tutup

bergantian.

Pada mata normal, mata tidak akan bergerak dan tetap menghadap ke arah

lampu senter atau boneka. Ini berarti fungsinya bagus. Otak akan berkata,

"Kamu lihat ke senter/boneka itu!" Kalau bergerak pada waktu tutupnya

dipindahkan, maka kemungkinan besar ia juling.

* Menutup Satu Mata

Caranya, tutuplah sebelah mata anak. Misalnya, mata kanannya. Jika mata

kanannya jelek, maka ketika ditutup, anak tidak akan marah atau mencoba

menepis tangan yang menutupi matanya tersebut. Anak akan marah ketika

Anda menutupi mata kirinya, karena penglihatannya terhalang. Ini

menunjukkan bahwa mata sebelah kanannya tak baik.

Selain tes untuk mengetahui apakah anak juling, tes ini juga penting,

karena ada anak yang tidak juling tetapi salah satu matanya tidak

melihat. Misalnya, anak yang lahir dari ibu yang menderita toksoplasma.

"Matanya bagus, tapi ia tidak bisa melihat, karena bagian vital retinanya

mengalami kerusakan karena parasit toksoplasma," ujar Ginting.
build, access and manage your IT infrastructure and web applications