From: e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
Date: Tue, 06 Jul 2010 11:10:00 -0400
Subject: (e-RH) Juli 07 -- PENGABDIAN TANPA SYARAT
To: e-RH <i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org>
e-RH(c) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
e-Renungan Harian
Sarana untuk bertumbuh dalam iman & menjadi saksi Kristus
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Tanggal: Rabu, 7 Juli 2010
Bacaan: Daniel 3:13-30
Setahun: Ayub 34,35; Kisah Para Rasul 15:1-21
Nats: Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan
melepaskan kami tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku
mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku
(Daniel 3:17-18)
Judul:
PENGABDIAN TANPA SYARAT
Dalam keadaan "darurat", ada orang-orang yang membuat semacam
"perjanjian transaksional" dengan Tuhan. Jika pekerjaan ini
berhasil, saya akan giat melayani Tuhan. Kalau sembuh, saya akan
memberi persembahan. Kalau lulus ujian, saya akan membaca Alkitab
sampai selesai. Dan sebagainya. Pertanyaan yang muncul adalah:
Mengapa seseorang perlu menunggu "dapat sesuatu" dulu untuk
"melakukan sesuatu" buat Tuhan?
Sebuah cerita yang "lain dari biasa" terjadi pada Sadrakh, Mesakh,
dan Abednego. Mereka diperhadapkan pada dua pilihan: menyembah dewa
orang Babel atau masuk ke perapian yang menyala-nyala. Dalam keadaan
"darurat" itu mereka tidak merancang "perjanjian transaksional"
dengan Tuhan. Mereka tidak melakukan tawar-menawar demi keselamatan
sendiri, tetapi membulatkan tekad untuk setia pada prinsip imannya:
setia hanya kepada Allah dan tidak mau menyembah dewa apa pun
risikonya. Bahkan, mereka siap untuk kemungkinan "terburuk" jika
Tuhan mengizinkan mereka untuk tidak selamat dari perapian yang
menyala-nyala itu! Teguh mengabdi, itu yang dilakukan Sadrakh,
Mesakh, dan Abednego. Hasilnya? Tuhan mengizinkan mereka masuk ke
perapian dan mereka tetap selamat.
Mengabdi kepada Tuhan berarti menyerahkan hidup 100% kepada-Nya
tanpa syarat. Bahkan, ketika ada orang yang menolak kita; atau
seandainya Tuhan mengatakan "tidak" untuk keinginan kita,
kesungguhan pengabdian itu mestinya tidak menjadi pudar. Demikian
juga dalam setiap doa, kiranya kita tidak "mengancam Tuhan" atau
membuat janji-janji di hadapan-Nya sekadar demi mendapatkan sesuatu
seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego —-HA
KESETIAAN UNTUK TUNDUK PADA OTORITAS TUHAN
MEMERLUKAN KEYAKINAN BAHWA TUHAN TAKKAN
TINGGAL DIAM
e-RH Situs: http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-07-07
e-RH arsip web: http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/07/07/
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Ayat Alkitab: http://alkitab.sabda.org/?Daniel+3:13-30
Daniel 3:13-30
13 Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya
untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah
orang-orang itu dibawa menghadap raja,
14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh,
Mesakh dan Abednego,bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak
menyembah patung emas yang kudirikan itu?
15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi
sangkakala, seruling, kecapi,rebab, gambus, serdam dan
berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung
yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan
dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang
menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari
dalam tanganku?"
16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar:
"Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia
akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu,
dan dari dalam tanganmu, ya raja;
18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja,
bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan
menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
19 Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar, air mukanya berubah
terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego; lalu diperintahkannya
supaya perapian itu dibuat tujuh kali lebih panas dari yang
biasa.
20 Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya
dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego
dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala
itu.
21 Lalu diikatlah ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan
pakaian-pakaian mereka yang lain, dan dicampakkan ke dalam
perapian yang menyala-nyala.
22 Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan
luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang
yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.
23 Tetapi ketiga orang itu, yakni Sadrakh, Mesakh dan Abednego, jatuh
ke dalam perapian yang menyala-nyala itu dengan terikat.
24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera;
berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang
telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?"Jawab mereka
kepada raja: "Benar, ya raja!"
25 Katanya: "Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan
bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan
yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"
26 Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala
itu; berkatalah ia:"Sadrakh, Mesakh dan Abednego,hamba-hamba Allah
yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!" Lalu keluarlah
Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.
27 Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri
raja datang berkumpul;mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang
ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka
tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau
kebakaranpun tidak ada pada mereka.
28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan
Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan
hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya,dan
melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena
mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah
mereka.
29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari
bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan
penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi
timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat
melepaskan secara demikian itu."
30 Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan
Abednego di wilayah Babel.
Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Ayub+34,35
http://alkitab.sabda.org/?Kisah+15:1-21
e-RH(c) +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria