Translate

Tuesday, April 05, 2022

THE TEST OF A LEADER

THE TEST OF A LEADER
**
Masih banyak yang berpikir bahwa saya terlalu menakut-nakuti, atau membuat orang lain dengan panik, pada saat saya menulis bahwa kita harus berubah atau punah. Bahkan ada yang menyampaikan hal itu setelah selesai membaca buku terakhir yang saya tulis bersama teman-teman saya ("Berubah Atau Punah"), yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas (best seller, dan sudah dicetak ulang).
Padahal perubahan sedang terjadi begitu dahsyat, dalam dunia bisnis, dalam kehidupan pada umumnya dan pada perilaku pelanggan.
Perusahaan-perusahaan maskapai besar dunia sedang kelimpungan menangani krisis karena pandemi. Perusahaan-perusahaan harus berjuang keras untuk terus survive dan berjaya setelah pandemic.
Profesional yang tidak terobsesi dengan belajar, akan digantikan talent yang lebih muda , yang lebih murah, dan mempunyai semangat baja.
Atlet-atlet olahraga yang tidak bekerja keras seperti waktu mereka muda, harus siap digantikan oleh atlet-atlet yang lebih muda.
**
Italia adalah salah satu negara terhebat dalam sepakbola. Berkali-kali menjadi Juara Dunia, atau Juara Eropa. Klub-klub mereka begitu berjaya (dulunya), bahkan pernah pada jaman di mana ada 3 kejuaraan club Eropa (waktu itu masih bernama C1, C2, dan C3), ketiga-tiganya dimenangkan oleh klub Italia. Negara lain tidak kebagian satu apapun.  Italia berjaya, dan terakhir kali bahkan menjadi Juara Eropa, tahun lalu.
Seperti halnya semua siklus alam. Kalau tidak waspada, kalau tidak berubah, kita akan menelan pil pahit, dan dipaksa menerima kenyataan. Minggu lalu, Italia dikalahkan oleh negara kecil, dengan team sepak bola anak bawang dari Macedonia Utara. Hal yang tidak terpikirkan di masa lalu, kini terjadi.
Dan kekalahan itu menyingkirkan Italia dari Piala Dunia yang akan datang. 
Yang jelas, suporter team Italia tidak perlu menangis pada Piala Dunia nanti, karena air mata mereka akan kering sebelum Piala Dunia dimulai. Mengapa tragedi ini terjadi?
Tiga hal: teamnya terlalu tua, semangat teamnya tidak sehebat dulu, dan kompetisi Italia tidak berkembang lagi.
**
Kalau kita melihat team Italia sekarang, ternyata banyak sekali pemain tua. Ini adalah olahraga keras, di mana usia dan stamina fisik menjadi faktor penting. Bahkan Perancis yang disepelekan di Piala Dunia di Rusia, berhasil menjadi Juara Dunia, dengan team termuda di turnamen itu.
Karena banyak pemain tua, yang merasa jaya dan kaya, mereka tidak terlalu semangat lagi. Tidak akurat. Tetap bermain dengan baik, tetapi tembakannya meleset, dan tidak masuk ke gawang. Tidak produktuf!
Terakhir, kompetisi sepakbola sebuah negara adalah sumber pencetakan pemain bola terbaik. Liga Italia tidak berkembang lagi, membosankan, kalah jauh dibandingan dengan Liga Inggris.
Lengkaplah sudah!
**
Saya menulis artikel ini 
untuk mengingatkan kita semua sebagai leader, bahwa sehebat apapun kita, maka kita tidak akan bisa lepas dari siklus alam. Berubah atau Punah. Tetap waspada, atau suatu saat akan sengsara. 
Hal ini berlaku bagi bisnis, dan bagi karier seorang leader.
Maka semua leader harus percaya diri (tidak boleh rendah diri), tetapi juga tidak boleh lupa diri, dan harus tetap mawas diri.
Sehebat apapun kita, kalau tidak open mind, tidak belajar lagi, maka kita akan menyusul nasih Kodak, Nokia Phone, Photocopy Xerox, dan team sepakbola Italia, yang kehilangan relevancy-nya.
Yes, relevancy! It is the right word. Dengan terus menerus relevant, maka kita akan bisa bertahan dalam bisnis di masa depan.
**
Terus sebagai leader, apa yang bisa kita lakukan untuk selalu mawas diri?
Robert Kaplan, dalam bukunya Fear Your Strength, merekomendasikan 3 hal ini:
a) ACCEPT YOURSELF
b) TEST YOURSELF
c) OFFSET YOURSELF
**
Kita bahas satu persatu.
ACCEPT YOURSELF
Pertama, jangan terlalu "keras" pada diri kita sendiri. Kalau kita berada dalam posisi ini, berarti pasti ada banyak hal-hal tepat yang kita lakukan. Enjoy, and celebrate.
Dan menerima diri kita itu berarti bukan hanya menerima yang positive, tetapi juga mengenali, memahami dan menerima hal-hal yang perlu diperbaiki dalam diri kita.
Jangan membuat diri kita "insecure", tetapi catatlah untuk perbaikan diri kita sendiri.
Kalau anda sendiri tidak bisa menerima anda, siapa yang akan menerima?
Accept your self as you are, not what you wish you want-to-be.
**
 
TEST YOURSELF
Setelah menerika diri kita, apa adanya, mari kita mengetes diri kita. Mampukah kita untuk mengerjakan tantangan yang lebih berat, atau tanggung jawab yang lebih besar atau jabatan yang lebih tinggi?
Test lah diri anda. Jangan telalu lama berkutat pada jabatan yang sama, belasan tahun, dan baru sadar kita tidak belajar hal baru dan karier kita tidak berkembang.
Cobalah cari dan apply untuk jabatan baru. Kalau sudah bertahun-tahun di jabatan itu di perusahaan itu, dan tidak ada vacant position, ya coba cari di luar. Intinya? Otak harus berkembang, karier harus berkembang, pendapatan harus bertambah.
Kita semua dilengkapi dengan 100 milyard sel otak sejak lahir. Gunakan itu untuk mencoba hal baru, belajar hal baru, mengerjakan hal baru, sampai bisa.
Sometimes we have to force ourself. Hasil akhirnyaakan  sangat menggembirakan! You succed or you learn. Try, learn , experiment!
Kalau gagal gimana? Learn, Improve quickly and try again!

OFFSET YOURSELF
Dunia diciptakan dengan dua sisi yang saling menyeimbangkan. Malam dan Siang. Yin dan Yang. Gelap dan Terang.
When you are a leader, you will feel lonely at the top. Pada saat anda sendirian, anda merasa percaya diri, kadang lupa diri. Louis XVI hancur karena merasa kekuasannya mutlak. "L'etat c'est moi" (artinya negara itu adalah saya, apapun yang saya omongkan, akan menjadi undang undang yang harus dituruti). Akhirnya dia hancur!
Leader yang baik membuat sistem "oposisi" yang sehat, mengelilingi dirinya dengan orang-orang pintar untuk memperingatkan dia.
Steve Jobs sangat keras kepala dan temperamental. Suatu saat dia mau mengambil keputusan siapa partner yang akan diberikan contract untuk memberikan chip maker. Saat dia memutuskan "A", seorang staffnya menentang keras, dan menyarankan "B". Mereka berdebat keras, dan akhirnya Steve Jobs berkata,"Saya tidak bisa menentang talent yang cerdas seperti anda. Dan itulah mengapa saya merekrut anda.". Akhirnya mereka memutuskan "B".
DDC: debate, decide, commit.  Ada waktu untuk melahirkan ide yang visionaire, ada waktu untuk menchallenge diri kita sendiri dengan mendengarkan talent-talent cerdas di sekeliling kita.
**
Ingat, the test of leadership, bagaimana membuat kita terus relevant, ada tiga hal: Accept Yourself, Test Yourself and Offset Yourself.
**
Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto