By. Julianto Simanjuntak***
“Sesungguhnya kita tidak bisa mengubah di atas kita, yakni orangtua. Tetapi kita bisa mempengaruhi keturunan kita” (JS)
Siapa
menyangka, seorang anak yang lahir diluar nikah, lalu menjadi anak
adopsi, menjadi orang ternama, sangat kaya dan mengubah dunia. Steve
Jobs. Ia berada di urutan 110 orang terkaya dunia.
Meski tidak
pernah mengenyam pendidikan formal di bidang engineering, Steve Jobs
tercatat sebagai pemegang lebih dari 300 hak paten hardware dan
software. Ia meninggalkan istrinya Laurene Powell Jobs dan tiga orang
anak mereka Eve, Erin dan Reed.
Anak Diluar Nikah
Abdulfattah
John Jandali, 80 tahun, adalah ayah biologis Steve Jobs. Jandali,
berasal dari Syria. Lalu menjadi Professor Politik Sain. Jandali pacaran
dengan Joanne di University of Wisconsin, dimana Jandali adalah
profesor dan Joanne adalah mahasiswa.
Mereka ingin menikah, tapi
ayah Joanne Simpson tidak akan membiarkan dia menikah dengan seorang
imigran Suriah dan beragama Muslim. Steve merupakah Buah hubungannya
(diluar nikah) dengan Joanne Schieble (sekarang Joanne Simpson). Jobs
lahir di San Fransisco 24 Feb 1955.
Anak Adopsi
Joanne
terpaksa pindah ke San Fransisco bersama bayinya (Jobs). Disana ia
memutuskan melepaskan Steve pada Clara dan Paul Jobs. (ortu angkat)
Setelah
ia besar, Jobs menerima dan merangkul ibu kandungnya. Jobs juga
menerima dan mengakui adik yang kemudian dilahirkan Joanne. Mereka
bertemu saat Mona berusia 27 tahun, lalu sering bertemu sebagai
adik-kakak.
Ayah yang Tak Pernah Kukenal
Tapi
tidak untuk ayahnya, Jandali. Meski ayahnya sempat menghubungnya
berkali-kali dengan email, Jobs telah menutup hati untuk sang Ayah.
Seolah Steve Jobs berkata: “Sorry Ayah, aku sama sekali tidak
mengenalmu”.
Kemudian hari, Steve Jobs yang terkenal tertutup mau
membuka dirinya, dan bersedia biografinya dituliskan. Walter Isaacson
dipilih menuliskan riwayat hidupnya. Nampaknya dia mengantisipasi
hidupnya tidak lama lagi. Ternyata benar, tak lama kemudian Steve
meninggal dunia.
Memutus Rantai
Dalam
biografi itu Steve menekankan, betapa sakitnya tidak dekat dengan ayah
kandung. Betapa miskin emosi seorang anak yang terasing jauh dari
ayahnya. Lewat pengalaman itu Steve jobs tidak ingin ketiga anaknya
mengalami hal ini. Cukup berhenti pada dirinya saja, rantai itu harus
diputus.
Ada banyak contoh mereka yang menjadi tokoh, meski berasal dari pohon keluarga yang cacat dan retak. Diantaranya Salomo.
Sesungguhnya kita tidak bisa mengubah di atas kita, yakni orangtua. Tetapi kita bisa mempengaruhi keturunan kita.
Meski latar belakang kita buruk, pernikahan orangtua kita gagal dan
hancur, tetapi tidak demikian masa depan dan keturunan kita.
Meski
kita gagal tapi rancangan Tuhan untuk keturunan kita tidak bisa
digagalkan siapapun. Yang penting kita memilih dan bersikap, cukup
berhenti di saya. Anak-anak saya jangan mengalaminya. Jika rantai itu
diputus semoga ada masa depan yang lebih baik untuk generasi berikutnya.
Bang JS
Sumber
*) Kompas, 8 Oktober 2011
**)http://internasional.kompas.com/read/2011/10/07/16103412/Steve.Jobs.dan.Keluarga.yang.Terpecah
***)http://sosok.kompasiana.com/2011/10/06/siapa-steve-jobs/