Joko Widodo kini menjadi sosok yang paling menyedot perhatian. Kegigihannya mempromosikan mobil Kiat Esemka, membuat karya siswa SMK itu melambung ke level nasional.
Sebagai Wali Kota Solo, langkah Jokowi hanyalah salah satu upaya melayani dan memberdayakan masyarakat. Kredo melayani dan memberdayakan masyarakat inilah yang dijalankan Jokowi hingga mengantarkannya menjadi wali kota terbaik se-Indonesia.
Ada lima terobosan penting yang dilakukan Jokowi hingga mencapai prestasi itu. Ia sukses merelokasi pedagang kaki lima tanpa penggusuran dan kerusuhan. Dia sukses menata pasar tradisional, tanpa mal. Sukses membawa Solo go international. Sukses menjadikan Solo kota tebersih dari korupsi. Terakhir, dia berhasil mengangkat pamor mobil produk anak bangsa tadi.
Jokowi menjadi sosok yang fenomenal karena berani melawan arus dengan pola pikir yang out of the box, namun konkret. Ketika pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) memerlukan waktu dua minggu, dia bisa mengubahnya menjadi satu jam. Saat banyak kota berlomba membangun mal-mal mewah, dia memoles pasar-pasar tradisional menjadi apik dan bersih.
Waktu para pejabat hidup bermewah-mewah dan menuntut gaji tinggi, dia hidup sederhana dan tidak pernah mengambil gajinya. Dengan kebijakan-kebijakannya yang dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat itu, Jokowi menjadi sangat dicintai. Dia terpilih menjadi Wali Kota Solo selama dua periode, 2005-2010 dan 2010-2015. Rakyat memilih Jokowi dengan hati nurani karena tak ada politik uang, bahkan nyaris tanpa publikasi.
Jokowi bisa melakukan itu semua karena memulainya dengan pribadi yang bersih, bekerja sepenuh hati untuk mengabdi, pro terhadap kepentingan rakyat, memiliki kemampuan manajerial. Dia tidak hanya berpidato, tapi bekerja. Joko berorientasi pada solusi, merangkul semua kalangan, mengedepankan komunikasi dan dialog, serta bersikap terbuka. Sebuah gaya kepemimpinan yang seharusnya dimiliki seluruh pejabat.
Berkaca pada keberhasilan Jokowi, ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik. Sesungguhnya yang dibutuhkan rakyat dari para pemimpinnya tak muluk-muluk. Rakyat hanya butuh tindakan konkret yang berdampak langsung pada peningkatan hidup. Rakyat tak butuh pemimpin yang pintar dengan segudang teori, namun tak pernah terealisasi dalam kehidupan nyata.
Membaca keberhasilan Jokowi juga melihat sebuah ironi yang tengah berlangsung di negeri ini. Langkah Jokowi sebetulnya biasa saja, tak istimewa, karena memang begitulah seharusnya seorang pejabat sebagai pelayan masyarakat. Langkah-langkah Jokowi menjadi tampak istimewa hanya karena langkanya pejabat yang memosisikan diri secara benar sebagai abdi masyarakat.
Jokowi seperti menjadi asing dan menentang arus besar ketidakberpihakan pejabat pada rakyat. Di balik itu, sosok Jokowi juga menerbitkan setitik harapan bagi rakyat banyak. Apa pun yang tengah terjadi pada para pejabat, rakyat masih boleh berharap sosok "aneh" seperti Jokowi akan muncul. Sosok yang akan menghadirkan masa depan yang lebih baik.
Diresensi M Ilyasa, warga Depok
Judul : Kisah Wali Kota yang Inspiratif: Jokowi, Dari Jualan Kursi hingga Dua Kali Mendapat Kursi
Penulis : Zaenuddin H.M.
Penerbit : Ufuk Publishing House, Jakarta
Cetakan : I, Maret 2012
Tebal : xiv 138 halaman
Harga : Rp39.900
Pejabat Perlu Belajar dari Joko Widodo

ISTIMEWA
Membaca keberhasilan Jokowi juga melihat sebuah ironi yang tengah berlangsung di negeri ini. Langkah Jokowi sebetulnya biasa saja, tak istimewa, karena memang begitulah seharusnya seorang pejabat sebagai pelayan masyarakat. Langkah-langkah Jokowi menjadi tampak istimewa hanya karena langkanya pejabat yang memosisikan diri secara benar sebagai abdi masyarakat.
build-access-manage at dayaciptamandiri.com