Translate

Wednesday, December 16, 2009

Masa depan Digital Signage

Janji datangnya sang prospek klien pada jam 11 terlewatkan sampai jam
14, tapi saya senang menerima kehadiran mereka di kantor kecil kami.
Dalam diskusi singkat mengenai perusahaan, kami mengakui bahwa kami
memang memiliki fokus untuk mengembangkan Digital Signage di
Indonesia.

Yang menarik bagi saya, Digital Signage ini bukan barang baru, tapi
teknologinya terus berkembang. Secara umum terbagi menjadi 2, yaitu
hardware Digital Signage dan software Digital Signage. Kami terus
terang, lebih berfokus kepada Digital Signage berbasis software karena
lebih luas dan fleksibelnya pengembangan yang dapat dilakukan.

Digital Signage sekarang dengan mudah ditemukan dimana-mana. Di jalan,
diatas pos polisi, persimpangan jalan utama, hingga di depan lift
gedung perkantoran, ada beberapa di apartemen. Konteksnya tetap sama,
yaitu memperkenalkan atau memvisualisasi dengan menggunakan media
digital, khususnya adalah teknologi display. Teknologi ini konon
adalah teknologi yang paling mudah menyerap perhatian orang, membuat
orang teringat tentang apa yang disampaikan, tetapi juga bisa menjadi
terlalu cepat untuk dilupakan.

Oleh karena itu, visualisasi, penampilan dalam media display, yang
mungkin hanya dilihat sebentar saja itu, menjadi sangat penting. Kami
dalam beberapa tahun ini mengembangkan aplikasi finosMDS sebagai
pilihan, khususnya industri perbankan untuk menggunakan media digital
signage menggantikan media tampilan kurs berbasis led atau manual.
Tapi toh, tetap kurang maksimal. Kami sempat beralih ke industri lain
beberapa tahun yang lalu, belum mendapat respon. Tapi sekarang, luar
biasa. Dimana-mana kita temukan, bahkan ada yang menggunakan mobile
unit untuk membawa display yang luar biasa besar, guna mempublikasikan
iklan mereka.

Belakangan kami tertarik dengan Navori, perusahaan berbasis di
Switzerland yang memiliki fokus di Digital Signage Software. Kami
sedang menggodok beberapa strategi membawa produk tersebut masuk ke
Indonesia dengan mudah, meskipun cost nya tidak sedikit. Beberapa
peluang pernah hampir kami raih dengan menggunakan software ini,
tetapi belum ada yang gol secara maksimal.

Navori menawarkan konsep yang menarik tentang Digital Signage
Software, yang tentu saja, balik ke konsep awal saya, dengan mudah
dikonfigurasi, dibuatkan template, sehingga saya dapat mengganti-ganti
dengan cepat. Navori juga menantang untuk dikoneksikan dengan aplikasi
lainnya, seperti queuing system yang telah kami miliki sejak lama.

Digital Signage, mungkin suatu saat tidak hanya kita temui di media
luar ruang, atau dalam ruang yang kita masuki, tetapi mungkin juga
dalam pesawat mobilephone Anda. Who knows? Yang penting tetap sama
yang dimaksudkan menyampaikan pesan secara lebih menarik. Bahkan, ada
demand dari beberapa prospek untuk membuat Digital Signage interaktif,
jadi bisa berkomunikasi, kita bisa memilih apa yang ingin kita lihat,
kita dapat merespon. Dalam konsep kiosk, hal ini telah lazim
digunakan. Tapi dalam digital signage mungkin akan jadi hal menarik.
Belum lagi, apabila bisa dipersonalisasi. Contoh, adalah saya yang
masuk ke ruang lobby kantor saya, maka tampilan digital signage nya
adalah khusus untuk saya. Wow. unlimited ideas khan.

Ok, kita lihat saja,apakah kami berhasil memperkenalkan Navori di
Indonesia dengan lebih baik pada tahun 2010.