Translate

Thursday, August 10, 2006

Mulailah atau.. nanti akan terlambat..

Mungkin menunda pekerjaan salah satu favorit hal yang paling aku suka lakukan. Mulai dari bayar tagihan di selalu hari terakhir, hingga berangkat keluar kantor selalu 15 menit sebelum janji meeting dengan klien. Huuuhh.. mungkin sudah tabiat, jadi agak susah dihindarkan.

Tetapi, meskipun sudah belajar, dan berupaya sebaik mungkin memperbaiki, tetap saja saya merasakan sering terjebak dalam suasana yang sama.

Tetapi tidak dengan masa pelayanan yang selama ini, puji Tuhan, saya layani.

Dan semakin hari, makin saja penasaran, apa yang bisa aku buat untuk Tuhan. Memang kata Tuhan, ladang banyak tersedia, tetapi sedikit pekerja. Dan itu benar. Hari ini aja, saya penasaran sekali. Bukan karena saya tidak senang mendapat telepon dari Ibu Ari - petugas Sekretariat Gereja, tetapi karena saya penasaran, kenapa sering sekali saya ditelpon diminta untuk bertugas melayani di kebaktian sore hari, khususnya kedukaan.

Jumlah penatua kami 36 orang, tetapi mencari 3 orang saja yang dpt bertugas pada hari ini, sudah membuat tim Sekretariat gereja pusing tujuh keliling. Alhasil, seringkali tidak kedapatan, keduluan acara yang lain.

Ini membuat saya penasaran, sebenarnya prioritas pelayanan kita itu mendapat nomor berapa sich dalam hidup kita? Apakah kerja untuk Yesus itu, dengan serta merta akan terkalahkan acara makan malam keluarga, acara makan bersama teman, ketemu Klien di Pizza Hut, dan serangkaian acara lain, yang disebut dengan kata simple 'aduch, maaf saya tidak bisa bertugas'.

Jadi, kalo sekarang kita bicara komitmen dan motivasi, kalo diantara penatua sendiri saja, ini masih kurang, ya jangan salahkan dengan para aktifisnya yang juga memble. Saya tidak mencela siapapun, tapi ini otokritik untuk diri saya, yang seringkali memang menomorduakan pelayanan ini, dibandingkan dengan meeting sore hari dengan prospek client.

Jadi, saya bertanya ke diri saya sendiri, lalu mau apa? Jangan bisa bicara soal komitmen dan motivasi, kalo diri kita sendiri saja tidak benar. Jangan minta orang lain rajin ke gereja, kalo diri kita sendiri saja hanya datang bertugas , baru ke gereja.

Maka, sekali lagi, saya mau bilang (kepada diri saya sendiri). Mulailah dengan diri saya sendiri, tumbuhkan motivasi pelayanan itu, kembangkan komitmen. Bukan karena kita dilihat orang, tampil di muka, tetapi di hati, bergalau bagai perasaan. Dan bertanya di dalam hati, Tuhan, apakah aku layak menjadi pelayanMu? Aku ini sering mangkir. Aku ini sering lalai akan tugas yang Engkau berikan. Aku ini sering lupa tanggung jawabku, lebih asyik mengkritik dan membicarakan orang lain.

.. atau.. nanti akan terlambat. Terlambat dimana Tuhan tidak akan memakai diri saya lagi. Terlambat di mana Tuhan tidak akan mengindahkan saya lagi. Lalu, apabila demikian.. untuk apa saya hidup? bukankah hidup kita seharusnya untuk Tuhan.

salam,
midnight@cipinang