Translate

Sunday, March 31, 2013

E-voting Lebih Hemat Biaya dan Efektif


E-voting Lebih Hemat Biaya dan Efektif

JAKARTA, KOMPAS - Pemilihan umum secara elektronik dinilai lebih menghemat biaya dan efektif daripada secara konvensional. Sistem elektronik dapat menghemat sejumlah biaya, di antaranya biaya cetak surat suara dan biaya logistik. Selain itu, penghitungan dan tabulasi suara juga lebih cepat, mencegah terjadinya kecurangan, baik di tempat pemungutan suara maupun saat pengiriman, serta meningkatkan aksesibilitas.
Hal itu dikemukakan Sekretaris Eksekutif Center for Information and Development Studies (CIDES) Rudi Wahyono dalam acara forum kajian strategis CIDES dan The Habibie Center, ”E-voting, Solusi Alternatif Konsep Pemilu Hemat Biaya, Seberapa Efektifkah?”, Sabtu (30/3), di Jakarta.
Hadir dalam acara itu peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Indria Samego; Kepala Program Rekomendasi Sistem Pemilihan Umum Elektronik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Andrari Grahitandaru; serta anggota Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, Sumarno.
Menurut Rudi, jika pemilu dilakukan secara elektronik (e-voting), Komisi Pemilihan Umum dapat mereduksi beberapa komponen biaya yang sering menimbulkan biaya tinggi dalam pemilu, seperti biaya pencetakan surat suara, kotak suara, tinta, pita, pengiriman logistik pemilu, dan honor panitia pemungutan suara.
Dengan e-voting, pemilu dilakukan secara komputerisasi sehingga tidak perlu mendistribusikan banyak logistik pemilu.
Selain itu, jumlah panitia yang terlibat dalam pemilu juga tidak sebanyak ketika pemilu dilakukan dengan cara konvensional sehingga honor bagi petugas pemilu lebih rendah.
Contoh keefektifan e-voting dalam mereduksi biaya terbukti pada pemilu di India tahun 2004. Dengan jumlah pemilih 387,4 juta orang, biaya pemilu yang dibutuhkan hanya 286 juta dollar AS. Sementara di Indonesia pada Pemilu 2009, dengan jumlah pemilih 174 juta orang, biaya pemilu mencapai 932 juta dollar AS. Karena itu, Rudi optimistis, jika diterapkan di Indonesia, e-voting akan mampu mereduksi biaya pemilu karena kondisi India tidak jauh berbeda dengan Indonesia.
Sementara itu, menurut Andrari, selain menghemat biaya, sistem e-voting juga memungkinkan terjadinya pemilu secara transparan dan akuntabilitasnya terjamin. Dengan e-voting, validitas data terjamin, perbedaan hasil perhitungan manual antara panitia pemilu dan para saksi yang sering terjadi pada pemilu konvensional dapat diatasi. Selain itu, setiap tahapan dalam proses pemilu juga dapat dilakukan audit.
Andrari menambahkan, e-voting akan meningkatkan aksesibilitas karena memudahkan penyandang cacat dalam memilih. ”Tinggal menyentuh layar komputer saja,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, anggota KPU, Ida Budhiati, saat dihubungi secara terpisah, menuturkan, Mahkamah Konstitusi sebenarnya sudah menyetujui adanya sistem e-voting dalam pemilu. Namun, karena belum dimasukkan ke dalam Undang-Undang Pemilu, KPU tidak bisa menerapkannya saat ini. (K13)

Semangat Berbagi Masih Ada di Ibu Kota


Semangat Berbagi Masih Ada di Ibu Kota


Gedung Gereja Katedral yang hanya berseberangan dengan Masjid Istiqlal, Jumat (29/3), tampak padat dengan kendaraan karena umat Katolik akan mengikuti misa Jumat Agung.
Menghadapi kedatangan umat yang sedemikian banyak, Masjid Istiqlal yang berada di seberang pun rupanya menyediakan sebagian lapangan parkirnya bagi umat Katolik yang akan beribadah. Padahal, pada hari yang sama, umat Islam juga hendak menjalankan shalat Jumat.
”Tidak masalah, selagi masih ada tempat, karena kalau kami sedang merayakan Idul Fitri, umat kami juga parkir di gereja depan,” ujar petugas Masjid Istiqlal.
Hal serupa ditemukan di Gereja Mahanaim dan Masjid Al-Muqarrabien yang terletak di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kedua tempat ibadah ini hanya dipisahkan oleh sebuah tembok.
Bahkan, dapat dikatakan tembok itu seakan ”menyatukan” kedua tempat rumah ibadah itu. Dengan berbagi tembok itu, nyanyian gereja dan azan terdengar saling bersahutan tanpa seteru.
Setiap pukul 18.00, nyanyi-nyanyian dari Gereja Mahanaim sudah dimulai. Tak lama, giliran suara azan Magrib berkumandang dari bangunan sebelahnya. Memang suara azan dan lagu-lagu gereja tak terdengar keras karena gereja dan masjid sepakat tidak menggunakan pengeras suara di luar agar masing-masing ibadah tetap khusyuk.
”Alhamdulillah, meski berbeda, tidak jadi persoalan. Kita sebagai masyarakat yang tinggal di satu negara, satu rumpun, harus menjadi contoh. Tidak seharusnya antarumat beragama saling gontok-gontokan,” ujar imam besar Masjid Al-Muqarrabien, Haji Tubagus Chotib, Sabtu (30/3).
Sudah 57 tahun masjid dan gereja ini hidup berdampingan bagai bersaudara. Sampai detik ini, tidak pernah terjadi gesekan atau konflik. Menanggapi fenomena konflik antarumat beragama yang marak terjadi di Tanah Air, Haji Tubagus Chotib menjelaskan bahwa ia selalu menekankan umatnya harus tetap waspada. Umat jangan mau diadu domba dan umat tetap harus prihatin.
Pengurus Gereja Mahanaim, Merry Dauhan, menjelaskan, sejak gereja berdiri, 31 Oktober 1957, pihak gereja juga selalu berusaha untuk tidak mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar dan umat Islam yang beribadah di sebelah.
”Warisan dari dulu yang tetap kami pertahankan, toleransi dalam bentuk berbagi tempat parkir dan juga menyesuaikan jadwal ibadah. Jika hari raya Idul Fitri jatuh pada Minggu, gereja meniadakan ibadah pagi karena kami menghormati umat Islam yang akan shalat Id,” Ujar Merry.
Pemuda-pemuda masjid juga bertanggung jawab menjaga keamanan gereja saat perayaan Natal atau Paskah. Kerukunan terbukti saat gereja akan dibakar pada kerusuhan di Tanjung Priok tahun 1980-an. Seketika, 100-an warga masjid malah pasang badan menjaga gereja.
”Ini contoh praktis dan bukti nyata bahwa kerukunan beragama itu terjadi. Kita sebagai bangsa berasas Pancasila, di mana keanekaragaman diakui, harus menyadari bahwa beragama itu hak asasi semua,” ujar Pendeta Beatris Marasut. (*)

Membangun Negeri dengan Korporasi Unggul


Membangun Negeri dengan Korporasi Unggul

Jansen Sinamo
• Judul: Life story not job title: setiap orang bisa menjadi pemimpin dan membuat perbedaan dalam hidup dan karier 
• Penulis: Darwin Silalahi
 
• Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
 
• Cetakan: I, 2012

• Tebal: xviii + 219 halaman
• ISBN: 978-979-91-0518-9
Menurut pelopor studi kepemimpinan modern, Warren G Bennis, menjadi pemimpin sejati sama artinya dengan menjadi manusia otentik. Pendapat Bennis ini rupanya sudah dihayati lama oleh Darwin Silalahi yang mengisahkan hidupnya dalam bingkai kepemimpinan modern dalam bukunya yang cantik: Life Story, not Job Title.


Saya sebut cantik karena perkisahan dirinya dari pesisir Danau Toba hingga menjadi pejabat eksekutif tertinggi (CEO) sebuah korporasi unggul di negeri ini merupakan perjalanan yang berliku-liku dan heroik, meski Darwin sendiri mengaku: perjuangan yang sarat anugerah Tuhan.
Kisah Darwin sebagai anak Batak kampung yang lewat pendidikan bertiwikrama menjadi pemimpin terpandang di pentas Indonesia merdeka sesungguhnya mengikuti jejak pendahulunya, seperti TB Silalahi dan Sudi Silalahi, atau generasi yang lebih awal, seperti AH Nasution dan TB Simatupang. Namun, berbeda dengan putra-putri Batak lainnya yang lebih memilih jalur militer, politik, birokrasi, hukum, dan pendidikan, Darwin merambah jalan baru: korporasi profesional.
Jalan korporasi tidak hanya baru bagi anak-anak Batak pintar, tetapi juga bagi putra-putri Indonesia cerdas lainnya, dipelopori sekitar empat dekade lalu oleh Tanri Abeng dari Bugis dan Jonathan Parapak dari Toraja. Kini ribuan anak-anak Indonesia dari segenap penjuru Tanah Air sedang mengukir jejak masing-masing, kiranya bisa mencapai panteon korporasi seperti yang pernah dijejaki Tanri Abeng, Jonathan Parapak, dan kini Darwin Silalahi.

Perkisahan diri
Menghabiskan masa kecil dan remajanya di Hinalang dan Siborongborong—desa dan kota kecil di tenggara Danau Toba—Darwin menuntaskan sekolah menengahnya di Jakarta. Bermodalkan nilai 10 untuk Matematika pada ijazahnya, ia pun diterima di Jurusan Fisika, Universitas Indonesia. Dengan wibawa Fisika UI (1985) inilah ia bekerja di British Petroleum Indonesia—salah satu raksasa korporasi migas dunia—sebagai geofisikawan. Perusahaan ini kemudian mengirimnya ke Houston, Amerika Serikat, untuk sebuah penugasan internasional. Dengan etos belajar dan semangat juang yang besar, dalam dua tahun saja, memanfaatkan waktu sore-malamnya untuk kuliah, Darwin pun meraih gelar MBA dari Houston University.
Kembali ke Jakarta (1993), Darwin menjumpai Indonesia yang sedang bergegas. Korporasi dan ekonomi nasional bergerak ekspansif. Konglomerat lokal bermekaran, korporasi multinasional berkiprahan, dan Tanri Abeng—berjulukan manajer satu miliar—menjadi idola baru anak-anak kampus yang cerdas.
Setelah mampir sebentar di Grup Dharmala (1994), Darwin direkrut oleh Tanri Abeng untuk membantunya mengelola Grup Bakrie, dan berlanjut ke Kementerian BUMN, mengikuti Tanri yang didapuk Soeharto menjadi Menteri BUMN (1998). Pada periode inilah Darwin bergaul intensif dengan berbagai konsultan manajemen kelas dunia: McKinsey, BCG, Booz Allen, AT Kearney, EY dan PWC yang diminta Tanri turut membenahi BUMN. Selepas pergolakan moneter-politik 1998-1999 yang menumbangkan Orde Baru, Darwin malah diminta menjadi Country CEO Booz Allen Hamilton (2000-2007).
Darwin yang selalu ingin berada dalam arus utama perubahan bangsanya, tidak saja belajar keras dan bekerja cerdas untuk boleh ikut serta, dengan telaten ia juga merawat samua jejaring vitalnya dan relasi interpersonalnya sejak awal.
Lewat tangan orang-orang yang dikirim Tuhan ini—begitu ia mempersepsi mereka—Darwin pun kembali ke habitat awalnya, kali ini ditawari menjadi CEO PT Shell Indonesia (2007) yang ditekuninya hingga kini. Ini tentulah sebuah pusuk buhit (puncak gunung) mengingat Shell selalu nomor wahid pada Fortune Global 500 Companies, alias perusahaan terbesar di dunia berdasarkan pendapatan.
Akibat perjalanannya yang sarat kesulitan—disebutnya crucibles—Darwin sangat bersimpati kepada orang yang berjuang membangun diri. Belakangan ia paham, justru berbagai kesulitan inilah yang mencetaknya menjadi pemimpin andal. Tidak mengherankan bila kini Darwin banyak terlibat—lewat kiprah tanggung jawab sosial perusahaan Shell—menginspirasi kawula muda di sejumlah kampus karena jelas pula akhirnya, inspirasi adalah langkah pertama untuk melejitkan potensi kepemimpinan seseorang: Darwin dari Hinalang ke Houston, Parapak dari Rantepao ke Hobart, dan Tanri dari Selayar ke New York.
Enam tema kepemimpinan
Indonesia kini diskenariokan menjadi lima besar ekonomi dunia pada 2030. Ini tak berlebihan mengingat potensi geologi, geografi, demografi, dan lingkungan strategisnya. Yang dibutuhkan adalah seratus ribuan pemimpin sekelas Darwin Silalahi; dan tidak hanya pemimpin korporasi, tetapi juga pemimpin di sektor birokrasi, politik, hukum, pendidikan, keumatan, dan kemasyarakatan.
Berdasarkan studi Darwin yang lanjut hingga ke Harvard, yang telah ia sintesakan dengan pengalaman korporasinya yang panjang dan beragam, buku ini kemudian menyarikan enam tema kepemimpinan yang berdampak besar: tetaplah setia pada tujuan (stay connected to your purpose), hiduplah dengan tujuan tertinggi (live with the highest goal), selalu kaitkan dengan hati (relate from the heart), penuhilah janji-janji (deliver on the promises), nikmati perjalanannya (enjoy the journey), dan bangun ketangguhan pribadi (build personal resilience).
Sambil berkisah, Darwin memperkuat narasinya dengan pikiran-pikiran terbaik tentang kepemimpinan manjur dari segala zaman—terutama yang mutakhir—dari ranah pustakanya yang luas.
Hanya satu yang saya tunggu, tetapi tak tegas di buku ini: bagaimana membangun diri menjadi pemimpin yang andal tetapi juga kebal terhadap rayuan korupsi—kelemahan pribadi yang menjerembapkan banyak pemimpin Indonesia—yang dapat pula menghadang negeri ini menjadi lima besar ekonomi dunia seperti yang didambakan. Tampaknya Darwin perlu menulis buku berikutnya.
Jansen Sinamo Mantan Geofisikawan, Penulis 14 buku. Tinggal di Jakarta
***

Saturday, March 30, 2013

Data Center dengan HP Converged Infrastructure Solution


Diversified Agency Services HP Data Center On-Site

Diversified Agency Services (DAS) has launched Consolidated Data Services, a new venture that is an internal IT services provider for Omnicom Group's more than 100 creative marketing communications agencies across 71 countries worldwide. DAS has created three data centers in Atlanta, Phoenix and London, deploying a homogenous HP Converged Infrastructure that includes compute servers, storage, networking, software and services. The end result is that DAS can support their agency customers that previously had data and applications localized and in rigid silos, with a new centralized HP infrastructure that offers a major step up in application performance, security and data reliability. HP and DAS brought Storage Review on-site to tour the Atlanta facility and learn more about why DAS selected the HP Converged Infrastructure solution.
DAS Atlanta Data Center
The Atlanta data center is the second DAS data center to come online in the US, Phoenix being the first. The Atlanta center followed the Phoenix model, with a scaled back size. The suite itself is 2,740SF within the capacious 990,00SF Quality Technology Services (QTS) facility in downtown Atlanta. QTS provides a secure suite for DAS complete with 8 foot separation walls and card key access with overhead video monitoring.
Additionally, QTS handles building-level security, cooling and redundant power from two grids and emergency power services. 
The DAS data center is capable of housing up to 80 48U equipment racks, configured in 4 rows. Overhead are ladder racks for copper and fiber connectivity. Underneath the 4 foot raised floor is power distribution that's managed by QTS. For connectivity DAS has two 10Gb MPLS, two 10Gb Internet lines, 10Gb point-to-point between the Atlanta and Phoenix data centers and a 100Mb Internet out-of-band management network.
HP Converged Infrastructure Within DASThe current DAS Atlanta layout includes 32 racks, which are mostly 48U APC NetShelter SX family of racks that are 42" deep.
The network in place may be as impressive as the compute and storage, DAS has deployed HP's FlexFabric switching, which includes:
The net result is wire-speed performance to all ports, which improves the data center efficiency and ultimately drives more rapid access to applications for the agency users. All switches feature built-in HP Intelligent Resilient Framework (IRF), that allows multiple switches to be virtualized and operate as a single entity. Further, the HP Intelligent Management Center (IMC) allows for single pane of glass management of both HP and other vendor's devices across the network fabric. DAS has also deployed HP TippingPoint, which protects virtual and physical environments across the network.
On the compute side, DAS has deployed 119 total servers from the ProLiant family:
  • 10 HP DL380 for Exchange
  • 26 HP DL380 for Virtualization
  • 9 HP DL380 Media Servers
  • 40 HP DL380 Client Servers
  • 18 HP DL580 Client Servers
  • 16 HP DL360 Client Servers
When it comes to storage and monitoring DAS is leveraging:
DAS executives have been thrilled with the storage piece of the deployment, commenting about the ease of use of the 3PAR system as well as the above-promised data reduction of the StoreOnce. Further, the tape library, 3PAR and StoreOnce can all scale nicely with the growth in DAS business requirements, which will almost certainly explode once the Omnicom agencies figure out the full potential of the new centralized infrastructure. 
Bottom LineDAS could have selected a myriad of individual vendors for their data centers, but they selected HP for the actual "convergedness" of their converged infrastructure solution. DAS executives pressed hand on that theme throughout the day, clearly illustrating that HP looked and acted different from the competition. From a unified sales front to the HP "white glove" deployment service to the HP Proactive 24 Services for support and maintenance, DAS felt like HP's hardware solutions weren't just integrated, but the entire team was too.
DAS has kept a running log of the build and decision process at A DAS Journey.
Additional DAS Atlanta Photos

Technopreneurship ?

Warga AS Kini Enggan Jadi Karyawan, Indonesia Juga?

Kamis, 28 Maret 2013 | 12:53 WIB

KOMPAS.com - Amerika Serikat merupakan negara yang berperan penting dalam sejarah technopreneurship dunia. Silicon Valley, lembah yang terletak di negara bagian California, AS, menyimpan banyak cerita sukses tentang technopreneurship.

Budaya inovasi dan technopreneurship yang berkembang di lembah yang menjadi markas bagi kampus-kampus ternama dan perusahaan-perusahaan teknologi kelas dunia itu tak hanya menginspirasi anak-anak muda di negeri Paman Sam, tetapi juga anak-anak muda di seluruh dunia.

Memiliki bisnis sendiri sudah menjadi sebuah "American dream"—mimpi orang Amerika. Belum lama ini, perusahaan software Intuit mengumumkan hasil studinya. Pada tahun 2020, lebih dari 40 persen tenaga kerja produktif di AS atau sekitar 60 juta orang akan bekerja sendiri.

Dikutip dari BusinessInsider, menurut hasil studi tersebut, kebanyakan penduduk di AS lebih memilih untuk bekerja sebagai freelancer, kontraktor, atau pengusaha. Studi itu pun menyimpulkan bahwa dalam tujuh tahun mendatang, jumlah usaha kecil di AS akan meningkat lebih dari 7 juta.

Hasil studi tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil studi yang dilakukan oleh Intuit, enam tahun yang lalu. Menurut studi yang mereka lakukan pada tahun 2007, seperti dikutip dari USAtoday, banyak orang Amerika merasa mentok dengan pekerjaan mereka. Lebih dari dua per tiga penduduk usia produktif di negeri itu berharap bisa segera resign (mengundurkan diri) dari pekerjaan mereka untuk merintis bisnis sendiri.

Studi itu menunjukkan bahwa sebanyak 67 persen orang Amerika selalu berpikir untuk keluar dari pekerjaaan kantoran, sebanyak 72 persen mengaku ingin memulai bisnis sendiri, dan sebanyak 84 persen merasa yakin akan lebih bersemangat dalam bekerja jika memiliki bisnis sendiri.

Terpisah dari hasil studi-studi tersebut, Profesor Scott Shane, ahli di bidang ilmu entrepreneurial yang juga mengajar di Case Western Reserve University, menyebutkan beberapa alasan kenapa orang Amerika menyukai bisnis kecil dan ingin memiliki bisnis sendiri.

Dalam sebuah artikel di Entrepreneur.com, Profesor Shane menyebutkan bahwa menjadi entrepreneur merupakan impian orang-orang Amerika. Mereka menyukai gagasan bahwa perusahaan-perusahaan besar pasti berawal dari sebuah bisnis yang kecil.

Mereka juga menilai para pemilik usaha kecil adalah orang-orang yang jujur dan punya etiket bisnis yang baik, dibandingkan dengan para CEO perusahaan besar. Selain itu, banyak orang Amerika juga memandang usaha kecil adalah cara hidup kelas menengah di negeri mereka.

Technopreneurship di Indonesia

Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia, mungkin memang belum ada survei ataupun studi khusus mengenai hal serupa. Tetapi terkait industri digital, sejarah technopreneurship di Tanah Air sudah dimulai pada era tahun 1990-an, dan geliatnya semakin terasa terutama pada akhir tahun 2000-an hingga 3-5 tahun belakangan ini.

Semakin banyak anak muda Indonesia bercita-cita ingin menjadi pengusaha, tidak bekerja untuk orang lain atau perusahaan alias bekerja untuk diri sendiri, sesuai dengan passion mereka, dan dengan jadwal kerja yang fleksibel.

Dalam buku Startup, Indonesia! dipaparkan bahwa perkembangan technopreneurship dan industri digital di Indonesia didorong oleh beberapa faktor. Di antaranya, banyak anak muda terinspirasi oleh kesuksesan perusahaan-perusahaan rintisan (startup) di luar negeri, serta semakin majunya infrastruktur dan teknologi di dalam negeri.

Selain itu, ekosistem industri digital di Indonesia juga semakin mendukung siapapun untuk memulai sebuah startup, terutama dengan munculnya berbagai inisiatif dan dukungan dari berbagai komunitas dan inkubator. Inkubator adalah pihak yang menyediakan bantuan, baik bantuan finansial ataupun pelatihan dan bimbingan untuk pengembangan startup.

Selain menampilkan cerita-cerita inspiratif mengenai bisnis digital, buku tersebut juga menampilkan wawancara dengan beberapa penggiat dan pendiri bisnis digital di Tanah Air. Mereka menyebutkan alasan mengapa mereka memilih untuk menjadi technopreneur.  

Marlin Sugama, misalnya. Salah satu pendiri Main Studios ini tertarik untuk menjadi technopreneur karena ingin berkarya dan menghibur banyak orang dengan karya-karya animasi yang dia buat bersama timnya.

Sementara Soegianto Widjaja mendirikan Sedapur.com, sebuah portal e-commerce yang fokus pada industri kuliner, karena ingin membantu mengembangkan usaha-usaha kecil di bidang kuliner, yang selama ini didominasi oleh para ibu rumah tangga.

Lain ceritanya dengan Willy Ekasalim dan Doddy Lukito. Mereka mendirikan Bistip.com, sebuah layanan untuk titip-menitip barang, untuk memberikan solusi bagi orang-orang Indonesia yang hobi titip-menitip barang dari luar kota ataupun luar negeri.

Dengan menjadi technopreneur, mereka ingin lebih leluasa dalam berkarya dan menciptakan produk sendiri. Selain itu, Bistip juga merupakan perwujudan dari mimpi mereka yang ingin membuat situs web yang mendunia.

Jadi sebenarnya, baik di dalam maupun di luar negeri, banyak orang bermimpi untuk bisa memiliki bisnisnya sendiri. Tetapi yang pasti, butuh keberanian dan banyak persiapan untuk mewujudkan mimpi itu, serta butuh kerja keras untuk bisa menjadi sukses.
build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Friday, March 29, 2013

Rekening telepon , nama baru mobile payment?


Rekening Telepon Seluler Sangat Berpotensi

KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid menjelaskan Rekening Ponsel saat peluncurannya di Jakarta, Rabu (27/3). Rekening Ponsel memungkinkan nasabah ataupun non-nasabah bisa transfer dana gratis, membeli pulsa, dan menarik uang tunai di mesin ATM.
Jakarta, KOMPAS - Jumlah pemilik telepon seluler di Indonesia lebih tinggi daripada pemilik rekening bank. Padahal, jumlah transaksi bernilai di bawah Rp 1 juta mencapai 9,2 juta transaksi per hari.
Kepada Kompas sebelum peluncuran Rekening Telepon Seluler (Ponsel) CIMB Niaga di Jakarta, Rabu (27/3), Donny Akbar dari Product Development Go Mobile dan Rekening Ponsel CIMB Niaga mengatakan, saat ini Indonesia memerlukan sarana yang dapat membantu masyarakat mempermudah transaksi, terlebih mengingat jumlah transaksi di Indonesia tinggi.
Dari data Bank Indonesia (BI), jumlah transaksi di bawah Rp 1 juta dalam sehari mencapai 9,2 juta transaksi, sedangkan transaksi di bawah Rp 5 juta mencapai 4 juta transaksi per hari. Adapun pemilik rekening di Indonesia hanya 60 juta orang. Selain itu, masih ada 120 juta orang yang layak memiliki rekening tetapi tetap memilih tidak memiliki rekening di bank.
Donny menambahkan, biaya untuk mencetak uang kartal lebih tinggi daripada nominal uang itu sendiri. ”BI mengeluarkan biaya Rp 20.000 untuk setiap lembar mata uang Rp 1.000. Bayangkan berapa biaya yang dikeluarkan BI untuk mencetak uang yang digunakan dalam transaksi sehari-hari masyarakat di Indonesia. Biaya cetak uang ini bisa ditekan dengan adanya uang digital,” ujarnya.
Untuk menjangkau warga yang tak punya rekening bank dan menekan tingginya biaya cetak uang kartal, CIMB Niaga meluncurkan produk baru yang diberi nama Rekening Ponsel. Harapannya, dengan Rekening Ponsel, masyarakat dipermudah dalam transaksi hanya dengan berbekal telepon seluler.
Dalam sambutannya pada peluncuran Rekening Ponsel, Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid mengatakan, hadirnya Rekening Ponsel bertujuan mempermudah seluruh lapisan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan tanpa batas, sekaligus sebagai bentuk dukungan program Financial Inclusion yang dicanangkan BI.
Produk Rekening Ponsel berfungsi sebagai rekening virtual yang membuat pemilik rekening tersebut dapat menerima dan mengirim uang hanya melalui telepon seluler. Adapun untuk mencairkan uang, pengguna Rekening Ponsel hanya perlu mendatangi ATM CIMB Niaga dan mengambil uang tanpa harus memiliki rekening ataupun kartu ATM CIMB Niaga.
Seluruh transaksi Rekening Ponsel hanya membutuhkan telepon seluler sebagai rekening virtual. Menurut Arwin, jumlah kartu SIM telepon seluler yang beredar di Indonesia saat ini 250 juta. ”Pengguna telepon seluler di Indonesia ada 100 juta orang. Kalau pemilik rekening di Indonesia ada 60 juta orang, berarti Rekening Ponsel bisa lebih menjangkau dan memperlancar transaksi,” ujarnya. (K10)

Saturday, March 23, 2013

Asuransi untuk penggantian gadget hilang ... ide menarik


Asuransi Handphone, Camera Dan Kartu ATM, Klaim Cepat
  • Memberikan ganti rugi atas tindak pencurian.
  • Perlindungan tambahan gratis untuk dompet, kartu kredit, handphone dan gadget lainnya.
  • Pembayaran premi per bulan tanpa biaya administrasi

 
Melindungi harta pribadi Anda kapanpun dan dimanapun!
Gadget Anda tersiram air dan rusak? Jangan khawatir, asuransi pribadi kami memberikan perlindungan terbaik. Kami berikan penggantian hingga Rp 8.000.000 atas kerusakan gadget yang tak disengaja.

idtc_faqbtnidtc_claims


Keunggulan dan Manfaat
Home Guard
Batas penggantian maksimal hingga Rp 40.000.000. Asuransi pribadi kami memberikan penggantian terhadap kerugian atas barang yang dicuri, ketika Anda sedang tidak berada di rumah, karena melakukan perjalanan pribadi. 
 
Key Guard
Batas penggantian maksimal hingga Rp 8.000.000. Asuransi pribadi kami memberikan penggantian untuk biaya perbaikan kunci rumah atau mobil yang hilang, dicuri, ataupun yang perlu diganti akibat pencurian. 
 
ATM Guard
Batas penggantian maksimal hingga Rp 4.000.000. Asuransi pribadi kami memberikan penggantian untuk kehilangan uang akibat perampokan, setelah mengambil uang tunai dari ATM. Termasuk pula biaya pengobatan yang mungkin timbul, akibat tindakan perampokan. 
 
Travel Guard
Asuransi pribadi kami memberikan batas penggantian maksimal hingga Rp 50.000.000. Penggantian atas biaya yang dikeluarkan untuk mengurus dan mengganti dokumen pribadi dan paspor yang hilang. Termasuk biaya tambahan untuk penginapan, yang mungkin timbul, karena harus mengurus dokumen perjalanan yang hilang 
 
Trip Liability
Batas penggantian maksimal hingga Rp 80.000.000. Asuransi pribadi terbaik kami memberikan penggantian atas tanggung gugat Anda terhadap kerugian pihak ketiga yang mengakibatkan luka badan atau kerusakan harta benda, ketika Anda sedang bepergian, dalam rangka perjalanan pribadi.

Personal Injury Guard
Asuransi pribadi terbaik kami memberikan perlindungan kesehatan yang komprehensif untuk cidera atau sakit akibat kecelakaan diri atau perampokan yang terdiri dari: (1) Penggantian biaya rawat inap hingga Rp 300.000 per hari, selama maksimal 20 hari. (2) Penggantian biaya bedah atau operasi hingga Rp 6.000.000, termasuk biaya dokter, ruang operasi, dan obat bius. (3) Santunan tunai sebesar maksimal Rp 150.000.000 jika kecelakaan mengakibatkan kematian atau cacat total tetap. 

Penggantian Kerugian Ganda

Batas penggantian maksimal hingga Rp 300.000.000. Apabila terjadi cidera akibat perampokan yang mengakibatkan meninggal dunia atau cacat tetap, asuransi pribadi kami akan memberikan santunan tunai sebesar 2x lipat dari nilai kecelakaan diri Anda.

Perampokan
Batas penggantian maksimal Rp 4.000.000. Asuransi pribadi dari kami memberikan penggantian atas uang dan harta benda pribadi milik Anda yang dirampok, ketika Anda sedang tidak berada di rumah.

Gratis Perlindungan Tambahan
Khusus untuk plan Gold dan Diamond, asuransi pribadi kami memberikan perlindungan tambahan: (1) E-Guard Plus. Batas penggantian maksimal hingga Rp 8.000.000. Perlindungan terhadap perangkat elektronik jinjing Anda atas risiko kerusakan yang tidak disengaja dan kemasukan cairan. (2) Wallet Guard. Batas penggantian maksimal Rp 1.000.000, untuk dompet dan biaya pengurusan surat-surat pribadi atau kartu identitas yang hilang akibat pencurian. (3) Fraudulant Charges. Batas penggantian hingga Rp 20.000.000. Jika kartu kredit anda dicuri/hilang, asuransi pribadi kami mengganti biaya kerugian yang mungkin timbul, akibat pemakaian kartu kredit oleh pihak yang tidak berwenang, selama 12 jam sebelum Anda melaporkan kejadian tersebut kepada Bank penerbit kartu kredit.


Disclaimer
Informasi mengenai produk asuransi AIG yang dimuat dalam halaman ini bersifat umum dan tidak dimaksudkan untuk menggantikan informasi yang tercantum dalam polis asuransi. Segala hal yang berkaitan dengan pengajuan klaim beserta syarat dan ketentuannya tetap mengacu pada polis asuransi yang berlaku, bukan halaman website ini.

Wednesday, March 20, 2013

Update berita Embarcadero

Five Hot RAD Offers and News From Embarcadero!
----------------------------------------------

NEW! Announcing FireDAC – Multi-Device Data Access

NEW FireDAC, simple, fast, powerful and flexible Universal Data Access for multi-device application development connected to enterprise databases. With its powerful universal architecture, FireDAC enables native high-speed direct access from Delphi and C++Builder to our widest database platform selection ever.

* Special introductory offer for developers of Professional editions of Delphi XE3, C++Builder XE3 and RAD Studio XE3. Save $100

* Developers using Enterprise or higher editions of XE3 versions will be able to download FireDAC XE3 free of charge http://cc.embarcadero.com/item/29318

* Check out the FireDAC online documentation http://docs.embarcadero.com/products/rad_studio/firedac/frames.html for technical and how-to information

VISIT THE FIREDAC WEB PAGE http://www.embarcadero.com/products/rad-studio/firedac

----------------------------------------------
Mobile "Early Bird" Special – Save 20% on Delphi Enterprise, RAD Studio Professional/Enterprise with Maintenance

Start developing now for iOS in Delphi with this Mobile "Early Bird" Special promotion. Buy Delphi XE3 Enterprise, RAD Studio XE3 Professional or RAD Studio XE3 Enterprise with 12 months maintenance and you will receive 20% off the license price.

* A great XE3 version of your favourite development tool!
* Get going now with exclusive access to iOS for Delphi pre-release
* All major releases within the next 12 months. Details of the RAD Studio Mobile Roadmap are here http://edn.embarcadero.com/article/42544

build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Monday, March 18, 2013

SOSIALISASI PP NO.82 / 2012 SEPANJANG 2013


Siaran Pers No. 89/PIH/KOMINFO/11/2012 tentang Sosialisasi PP No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik

pp 82 ite
(Jakarta, 26 November 2012). Kementerian Kominfo (dalam hal ini melalui Ditjen Aplikasi Informatika) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi PP No 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE) di suatu hotel Jakarta Selatan pada tanggal 26 November 2012. Acara tersebut dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai instansi dan pemangku kepentingan, antara lain sejumlah pejabat dari berbagai instansi pemerintahan dan swasta pusat maupun daerah, asosiasi IT, industri perbankan, penyelenggara telekomunikasi, dan juga pemerintah daerah.
Dirjen Aplikasi Informatika Dr Ashwin Sasongko dalam kesempatan itu mengatakan, bahwa PP PSTE adalah tonggak kedua bagi Kementerian Kominfo dalam pengaturan mengenai cyber space. Tonggak pertamanya adalah UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang diundangkan pada 21 April 2008.
Segera setelah UU ITE diundangkan, pemerintah telah langsung menyiapkan rancangan peraturan pemerintahnya. Dalam perkembangannya, pada rapat-rapat berikutnya disepakati, bahwa 7 amanat pasal pembentukan PP dapat disatukan menjadi satu PP. Saat itu disepakati nama yang tepat untuk RPP dimaksud adalah Penyelelenggaraan Informasi dan Transaksi Elektronik (PITE). Tim antar kementerian yang terlibat aktif dalam penyusunan RPP tersebut adalah terdiri atas Bank Indonesia, Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaqa Keuangan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kementerian Luar Negeri, Mabes Polri, Kementerian Keuangan, Sekretariat Negara, Kementerian Hukum dan HAM.
Setelah melalui dinamika pembahasan selama kurang lebih 4 tahun, akhirnya nama RPP tersebut disepakati diubah menjadi Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE). Berikutnya melalui serangkaian rapat harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM dan rapat sinkronisasi di Sekretariat Negara, akhirnya naskah PP PSTE ditandatangani oleh Presiden RI pada 12 Oktober 2012 . Selanjutnya, naskah PP PSTE diundangkan pada tanggal 15 Oktober 2012 dengan menempatkannya pada Lembaran Negara RI Tahun 2012 Nomor 189 dan Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5348. PP PSTE mengatur 7 hal pokok yakni penyelenggaraan sistem elektronik, penyelenggaraan transaksi elektronik, penyelenggaraan agen elektronik, tanda tangan elektronik, penyelenggaraan sertifikasi elektronik, lembaga sertifikasi keandalan dan pengelolaan nama domain.
Dalam PP PSTE diatur mengenai kewajiban yang harus dilakukan oleh Penyelenggara Sistem Elektronik, baik Penyelenggara Sistem Elektronik yang menyelenggarakan Pelayanan Publik, maupun nonPelayanan Publik. Salah satu kewajiban bagi Penyelenggara Sistem Elektronik untuk Pelayanan Publik adalah menempatkan Pusat Data dan Pusat Pemulihan Bencana di Indonesia. Pertimbangan Pemerintah mengatur kewajiban bagi Penyelenggara Sistem Elektronik yang menyelenggarakan Pelayanan Publik untuk menempatkan Pusat Data dan Pusat Pemulihan Bencana di Indonesia, adalah sebagai berikut:
  1. Upaya strategis Pemerintah dalam melindungi kepentingan negara dan WNI;
  2. Implementasi Pasal 40 ayat (2) UU ITE: peranan pemerintah dalam melindungi kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.
  3. Pusat data dalam teknologi informasi merupakan aset penting dalam operasional penyelenggaraan pelayanan publik dan mengandung resiko, maka pemerintah perlu untuk menerapkan kebijakan mengenai penempatan pusat data yang melindungi data nasional strategis dan menjamin kedaulatan data nasional.
Menurut Dirjen Aplikasi Informatika, pengaturan mengenai Pusat Data dan Pusat Pemulihan Bencana tersebut pada awalnya mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk dari asosiasi bank asing. Namun, setelah melalui beberapa pertemuan, para pihak yang concerned dengan pengaturan tersebut akhirnya dapat memahami kebutuhan pengaturan tersebut. Salah satu jalan keluar yang ditempuh adalah dengan menambahkan ketentuan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban penempatan Pusat Data dan Pusat Pemulihan Bencana di wilayah Indonesia diatur oleh instansi pengawas dan pengatur sektor terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah berkoordinas dengan Menteri.
Kewajiban lain bagi Penyelenggara Sistem Elekronik untuk Pelayanan Publik adalah penggunaan Sertifikasi Elektronik dan Sertifikat Keandalan. Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik. Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik. Sedangkan Sertifikat Keandalan adalah dokumen yang menyatakan Pelaku Usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik telah lulus audit atau uji kesesuaian dari Lembaga Sertifikasi Keandalan. PP PSTE juga mengatur mengenai kewajiban pendaftaran bagi Penyelenggara Sertifikasi Elektronik untuk Pelayanan Publik, Penyelenggara Agen Elektronik, Penyelenggara Sertifikasi Elektronik, dan Lembaga Sertifikasi Keandalan. Pengaturan lebih lanjut mengenai tata cara pendaftaran akan diatur dalam Peraturan Menteri. Saat ini Kementerian Kominfo tengah menyiapkan sejumlah rancangan P eraturan M enteri yang diamanatkan oleh PP PSTE.
Sebagai informasi , PP PSTE mengamanatkan pembentukan sekitar 17 Peraturan Menteri. Kementerian Kominfo akan melakukan sinkronisasi terhadap Rancangan Peraturan Menteri tersebut menjadi sekitar 10 Peraturan Menteri, yang terdiri dari:
  1. RPM tentang Penyelenggaraan Sistem Elektronik.
  2. RPM tentang Tata Cara Pendaftaran PSTE .
  3. RPM tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik .
  4. RPM tentang Lembaga Sertifikasi Keandalan .
  5. RPM tentang Tata Kelola Keamanan Informasi .
  6. RPM tentang Spam atau pengiriman informasi elektronik.
  7. RPM tentang Pengelolaan Nama Domain .
  8. RPM tentang Pengelolaan Nama Domain oleh Instansi Penyelenggara Negara .
  9. RPM tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Pelayanan Publik.
  10. RPM tentang Penggunaan Sertifikat Elektronik oleh PSE Pelayanan Publik
Kegiatan sosialisasi ini akan terus dilakukan di sepanjang tahun 2013 di Jakarta dan berbagai daerah. Oleh karenanya, Dirjen Aplikasi informatika mengharapkan berbagai kalangan dapat menyampaikan usul dan tanggapannya terhadap sejumlah RPM yang akan disusun oleh Kementerian Kominfo.
----------

PERUSAHAAN WAJIB PUNYA DATA CENTER


Mengapa Indonesia Terapkan "Wajib 'Data Center'"?

Dibaca: 9254
 Komentar : 22

(G Maxwell/GPL via Wikipedia)
JAKARTA, KOMPAS.com — Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik atau PP PSTE resmi ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Oktober 2012.

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 ini berisikan kewajiban yang harus dilakukan oleh penyelenggara sistem elektronik. Salah satunya adalah kewajiban bagi tiap penyelenggara tersebut untuk menempatkan pusat data dan pusat pemulihan bencana di Indonesia.
Hal tersebut ”memaksa”para penyelenggara sistem elektronik asing, seperti Google dan Research In Motion, untuk berpikir lebih keras jika mereka masih ingin melakukan bisnisnya di pasaran Indonesia.

Sebagai catatan, hingga saat ini masih banyak perusahaan asing yang masih enggan menaruhserver-nya di Indonesia. Untuk masalah ini, pemerintah sudah memberikan waktu 1 tahun untuk memenuhi peraturan tersebut.

Pertanyaan mengenai peraturan pemerintah ini pun terus bermunculan. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa Pemerintah Indonesia sampai harus ”memaksa” penyelenggara meletakkan data center di Indonesia?

Ternyata, peraturan ini dibuat semata-mata untuk kemudahan bagi para penegak hukum apabila terjadi suatu masalah. Apabila data tersebut ada di luar negeri, pihak penegak hukum dirasa akan lebih sulit untuk mendapatkan data tersebut.

Law & Enforcement akan lebih mudah dalam menangani suatu masalah apabila data center memang ada di Indonesia. Jika ada suatu konflik, sedangkan datanya ada di server luar negeri, akan susah nantinya,” kata Bambang Hery Tjahjono, Direktur Keamanan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, saat berbincang dengan KompasTekno di sela-sela seminar idEA Internet & E-Commerce Policy di Jakarta, Selasa (18/12/2012).

Menurut Bambang, penegak hukum bisa saja meminta data yang terkait dengan orang Indonesia ke pemerintah asing. Namun, apabila suatu saat ada masalah dengan negara tersebut, Indonesia bisa kehilangan data penting yang diperlukan.

PP PSTE sendiri merupakan turunan dari UU No 11 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang disahkan pada 21 April 2008.

Selain berisi mengenai keharusan penempatan data center di Indonesia, PP ini juga mengatur mengenai pengelolaan nama domain, tata kelola keamanan informasi, lembaga sertifikasi keandalan, dan masih banyak lagi.

Friday, March 15, 2013

Prospek Bisnis Software Lokal di Tahun 2012

semakin berkembangnya penggunaan layanan cloud computing (komputasi awan) ternyata turut mendorong kemajuan perkembangan bisnis software lokal ,diketahui bahwa jumlah perusahaan produsen software lokal yang akan berkembang pada tahun ini menjadi sekitar 350-400 perusahaan akan meningkat menjadi 12% dari 280 perusahaan pada tahun lalu.

perkembangan bisnis software as a service (SAS) untuk media hiburan (commerce) atau jaringan sosial menjadi penyebab utama.di perkirakan layanan SAS dapat berkembang 25% tahun ini sedangkan software berkembang hanya 3%.

pada tahun lalu pasar software lokal mencapai Rp 1,7 miliar ,sedangkan nilai bisnisnya mencapai 20% dari  jumlah total pasar software nasional, sedangkan yang di harapkan peluang perkembangan beberapa jenis software yaitu,system management ,small,medium business ,highend ,individual ,payment gateway,retail trading juga meningkat.

 dari hasil riset business monitor international  mengatakan semua perkembangan ini di dukung karna perencanaan tahun industri pada tahun 2009 yang memacu kemajuan software di samping itu ,237 juta  masyarakat indonesia  adalah pasar potensial  yang   mampu  menciptakan peluang perkembangan  belanja teknologi informasi(TI) di indonesia  mereka memperkirakan belanja (TI) di indonesia akan mencapai US$ 10,2 miliar pada tahun 2015 

untuk di harapkan agar software lokal mampu menekan  software  asing  yang pada saat ini menonjol  lebih banyak beredar  hanya karna harga software lokal yang masih terlalu murah  dan sangat  menurunnya modal pertumbuhan untuk kontinuitas layanan  para pengembang software  pun masih mengalami  kelemahan  dan kesulitan dalam mengembangkan usaha mereka .

sumber: www.telkomsolution.com/news/it-solution/prospek-bisnis-software-lokal-di-tahun-2012


build-access-manage at dayaciptamandiri.com

Tuesday, March 12, 2013

3 Nasihat Bisnis dari CEO Google



Dibaca: 17803
 Komentar : 

AP PHOTO/NATI HARNIKLarry Page
KOMPAS.com — Google adalah salah satu contoh perusahaan yang sukses berkat adanya inovasi yang terus-menerus. Berawal dari sebuah mesin pencari, perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin itu kini telah menciptakan beragam aplikasi dan layanan serta merajai Internet.

Ada beberapa kebiasaan unik yang dikembangkan Google untuk memupuk budaya inovasi dan kreativitas dalam perusahaannya. Salah satunya adalah pertemuan mingguan. Setiap karyawan Google dari seluruh dunia bebas memberikan pertanyaan kepada para eksekutif Google, baik secara langsung maupun melalui email.

Para karyawan juga dapat memberikan kritik ataupun mengemukakan ide-ide mereka kepada para pemimpin perusahaan.

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Wired.com, CEO Google, Larry Page, menyampaikan beberapa tips sukses perusahaannya dalam berbisnis. Berikut adalah beberapa nasihatnya yang sangat menarik.

1. Lakukan hal-hal yang "gila"


Banyak perusahaan besar menjadi lengah dan lupa berinovasi. Hal itu dihindari oleh Google dengan memupuk budaya inovasi di lingkungan perusahaannya. Setiap karyawan di perusahaan ini dituntut untuk "Think Big", berpikir dan melakukan hal-hal yang tidak biasa.

Sejak kecil, Page bermimpi untuk menjadi seorang penemu. Dia tidak hanya ingin bisa menciptakan produk yang hebat, tetapi juga ingin mengubah dunia. Mimpi itu tetap hidup hingga kini dan dia wujudkan bersama Google.

Bagi Page, kepuasan adalah ketika dia dan timnya bisa mengembangkan inovasi 10 kali lipat dari yang telah mereka kembangkan sebelumnya. Jadi, tak heran jika inovasi menjadi inti dari bisnis Google. Lihat saja Gmail, layanan email yang menawarkan kapasitas penyimpanan 100 kali lebih besar ketimbang kapasitas yang diberikan oleh layanan-layanan email lainnya.

Google juga telah menciptakan layanan penerjemah berbagai bahasa serta melahirkan Google Maps dan Google Drive, layanan penyimpanan data berbasis teknologi cloud computing. Selain itu, masih ada YouTube, Android, dan Chrome yang menarik dan telah digunakan banyak orang.

Google bahkan dikabarkan membangun sebuah proyek dan lab khusus bernama Google X. Berbagai fasilitas dalam lab Google X dibuat untuk mendukung riset Google untuk menciptakan beragam teknologi masa depan, seperti mobil yang bisa berjalan sendiri dan kacamata berbasis teknologi Augmented Reality.

“Jika tidak melakukan hal-hal gila, kamu melakukan hal-hal yang salah,” kata Page. Sebagai CEO, dia selalu mendorong timnya untuk berinovasi.

2. Inovasi harus diikuti dengan komersialisasi


Inovasi yang sukses harus diikuti dengan komersialisasi. Page mencontohkan Xerox PARC, salah satu anak perusahaan Xerox Corp, yang didirikan pada tahun 1970. Xerox PARC terkenal dengan berbagai inovasinya di bidang teknologi dan hardware. Beberapa inovasinya memegang peranan penting dalam dunia komputasi modern, di antaranya, ethernet, graphical user interface (GUI), dan teknologi laser printing.

"Namun, mereka tidak fokus pada komersialisasi," kata Larry. Hal itulah yang membuat Xerox PARC gagal.

Larry memberikan contoh lain, yakni Tesla. Tesla adalah salah satu perusahaan yang dia kagumi, yang mengembangkan mobil inovatif. Namun, perusahaan yang didirikan oleh Nikola Tesla itu menghabiskan 99 persen tenaganya untuk mengembangkan produknya agar disukai banyak orang. Hal itulah yang menyebabkan Tesla akhirnya jatuh.

Xerox PARC dan Tesla gagal karena hanya fokus pada inovasi. Setiap perusahaan membutuhkan dua hal untuk sukses, yakni inovasi dan komersialisasi.

3. Jangan fokus pada persaingan


Google berbeda dari perusahaan-perusahaan teknologi lainnya. Google fokus pada pengembangan produk-produk dan layanannya, bukan fokus pada kompetisi.

"Apa yang menarik dari bekerja jika hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah mengalahkan perusahaan lain yang melakukan hal yang sama dengan kita? Itulah yang membuat banyak perusahaan jatuh secara perlahan. Mereka cenderung melakukan hal yang sama dengan yang pernah mereka lakukan dan membuat beberapa perubahan kecil," kata Page.

Menurut Page, memang wajar jika banyak orang ingin mengerjakan hal-hal yang mereka yakin tidak akan gagal. Namun, untuk sukses, perusahaan teknologi perlu membuat suatu perubahan yang besar.

Ketika merilis Gmail, misalnya, Google masih menjadi sekadar perusahaan mesin pencari. Menciptakan layanan email berbasis web merupakan suatu lompatan besar bagi Google, apalagi Gmail berani menyediakan kapasitas penyimpanan email yang sangat besar jika dibandingkan penyedia layanan serupa pada saat itu.

Pada saat mengembangkan Gmail, sudah ada beberapa perusahaan lain yang memiliki mesin pencari. Gmail tidak akan ada jika Google hanya fokus untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan itu. Google memilih untuk fokus mengembangkan produk-produk dan layanannya.


Beginilah cara Google bikin karyawan betah


Beginilah Cara Google Bikin Karyawan Betah

Dibaca:
 Komentar :

GoogleKantor Google
KOMPAS.com — Perusahaan mana yang tidak ingin karyawannya setia, produktif, dan betah bekerja di kantor? Karena itulah, perusahaan yang baik dan sehat pasti berusaha menjaga iklim kerja dan semangat para karyawannya dengan memberikan tunjangan serta fasilitas terbaik bagi mereka.

Hal ini pun dilakukan oleh perusahaan-perusahaan teknologi yang berbasis di Silicon Valley, California, AS. Salah satunya adalah Google.

Selain dikenal baik hati kepada para karyawannya, Google juga menjadi salah satu perusahaan teknologi yang paling diincar oleh para pencari kerja. Betapa tidak? Tunjangan-tunjangan serta fasilitas yang diberikan oleh perusahaan yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ini mampu menjamin para karyawannya hidup senang, tenang, dan berkecukupan. Tampaknya tak ada hal lain yang perlu dikhawatirkan oleh para Googler (karyawan Google), kecuali pekerjaan mereka.

Apa saja fasilitas yang bisa dinikmati oleh para Googler?

Google menyediakan transportasi gratis bagi para Googler yang tinggal di sekitar Mountain View, dekat dengan lokasi Googleplex (kantor Google). Google juga menyediakan fasilitas pangkas rambut gratis di kantor bagi para karyawannya yang sibuk. Mereka tak perlu pergi ke salon sendiri dan antre untuk memangkas rambut atau poninya yang sudah mulai panjang.

Agar para Googler bisa benar-benar beristirahat di akhir pekan, Google menyediakan fasilitas laundrydan layanan dry cleaning di kantornya. Jadi, bukan hal aneh jika setiap akhir pekan para karyawan membawa pakaian kotornya ke Googleplex.

Di Googleplex, karyawan juga bisa bersantai sambil bermain ping pong, biliar, dan foosball alias tablefootball. Meja-meja permainan ini terletak di beberapa tempat dalam gedung. Bagi para Googler yang hobi "berolahraga jempol", Google juga menyediakan perlengkapan video game.

Kalau mau, karyawan Google boleh membawa hewan peliharaannya ke kantor. Akan tetapi, yang satu ini rasanya sulit jika ingin sering dilakukan karena bekerja sambil mengawasi hewan peliharaan bukan hal yang mudah dilakukan. Untuk menyambut akhir pekan, setiap Jumat, para Googler biasa berkumpul bersama sambil minum bir dan anggur gratis.

Seru, tetapi itu belum apa-apa. Masih banyak tunjangan dan fasilitas yang dapat dinikmati oleh para Googler. Daftarnya dilansir oleh Business Insider dan pasti membuat Anda bermimpi untuk bekerja di sana.

Makanan dan minuman gratis

Makan siang gratis di kantor karyawan mungkin hal yang sudah biasa di banyak kantor. Nah, di Googleplex, selain makan siang, sarapan dan makan malam pun selalu tersedia bagi karyawan. Ini karena lokasi kantor Google agak jauh dari restoran. Fasilitas yang satu ini membuat para Googler bisa menghemat waktu dan uang mereka.

Googleplex juga dilengkapi dapur-dapur kecil yang menyediakan kopi, snack, dan minuman bagi para karyawan. Dapur-dapur itu ditempatkan berdekatan dengan ruang kerja karyawan agar Googler tak perlu pergi jauh dari mejanya untuk mengambil makanan. Intinya, perut para penghuni Googleplex dijamin selalu kenyang.

Jaminan kesehatan 

Agar karyawannya tetap bugar, Google menyediakan gym dan kolam renang di lingkungan kantornya. Tak tanggung-tanggung, kolam renang itu dijaga oleh petugas khusus untuk memastikan keselamatan para penggunanya. Karyawan Google yang tidak enak badan atau terluka saat bekerja juga bisa membuat janji dengan dokter di Googleplex.

Meskipun bekerja di Google terlihat sangat menyenangkan, para karyawan juga punya tanggung jawab yang besar dan dituntut untuk berkinerja baik. Karena itu, pekerjaan juga bisa membuat mereka pusing. Namun, ketika sukses menyelesaikan suatu proyek dengan baik, mereka bisa menikmati bonus pijat selama 1 jam dari therapist yang disewa Google.

Aturan 80/20

Aturan Google yang satu ini sangat terkenal. Google menuntut para karyawannya untuk menghabiskan 80 persen waktu kerja di kantor untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan meluangkan 20 persen sisanya untuk mengerjakan proyek khusus sesuai passion mereka. Artinya, dalam waktu kerja standar selama seminggu, ada satu hari penuh yang dapat mereka gunakan untuk mengerjakan proyek di luar pekerjaan utama mereka.

Google banyak mengembangkan teknologi masa depan di Google Labs. Menurut Google, kebanyakan teknologi canggih itu justru berawal dari proyek-proyek "sampingan" para karyawan dalam program 20 persen itu.

Bertemu banyak orang pintar

Karyawan Google adalah orang-orang yang pintar. Di Googleplex, mereka juga terbiasa bertemu dan bekerja dengan orang-orang pintar lainnya, termasuk Larry Page dan Sergey Brin. Googler juga sudah terbiasa bertemu dan bekerja dengan para pemimpin, pemikir, dan seleb di industri teknologi.

Meskipun para karyawannya sudah pintar, Google tetap mendorong mereka untuk selalu belajar. Salah satu buktinya, pintu kamar mandi dan bagian atas urinoir dalam toilet kantor mereka dihiasi berbagai puzzle dan tips seputar coding. Rupanya para Googler juga percaya bahwa toilet merupakan salah satu tempat terbaik untuk menemukan inspirasi.

TechStop

TechStop adalah unit tech-support yang dijaga oleh para spesialis TI terbaik di Googleplex. Di sana, para karyawan yang mendapat kesulitan berhubungan dengan hardware dan software bisa meminta pertolongan. TechStop buka 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Urusan TI sepele sekalipun akan dilayani di tempat ini, termasuk ketika karyawan lupa membawa charger laptop-nya ke kantor.

Cuti melahirkan dan punya anak

Pepatah "banyak anak banyak rezeki" tampaknya berlaku bagi para Googler. Sementara kantor-kantor lain hanya memberikan cuti melahirkan kepada para karyawan perempuan, Google juga bermurah hati memberikan cuti "menyambut anak" bagi para karyawan laki-lakinya.

Google memberikan hadiah "libur" selama 6 minggu, dan tetap digaji, kepada Googler laki-laki yang istrinya melahirkan. Sementara itu, kepada Googler perempuan yang baru melahirkan, Google memberikan libur selama 18 minggu setelah sang anak lahir.

Bukan itu saja. Setelah kelahiran sang anak, karyawan juga mendapatkan bonus untuk meringankan biaya-biaya membeli kebutuhan bayi. Setelah sang ibu kembali bekerja, dia bisa membawa bayinya ke kantor dan menitipkannya di fasilitas Day Care yang disediakan di Googleplex.

Tunjangan kematian

Google menjamin kesejahteraan karyawannya, bahkan sampai mereka meninggal dunia. Ketika ada Googler yang meninggal dunia, perusahaan akan mencairkan asuransi jiwa karyawan dan memberikannya kepada keluarga yang ditinggalkan. Google juga akan membayarkan setengah dari gaji karyawan tersebut kepada suami/istrinya yang ditinggalkan hingga 10 tahun ke depan. Selain itu, Google juga akan memberikan tunjangan sebesar 1.000 dollar AS yang diberikan setiap bulan kepada anak-anak almarhum.