Translate

Thursday, June 30, 2011

Uji Kepuasan Pernikahan Anda


By. Julianto Simanjuntak

Secara umum ada empat kategori kepuasan dalam pernikahan.

Pertama, sangat puas

Kedua, puas kadang tidak puas

Ketiga, tidak puas tetapi kadang puas

Keempat, Sangat tidak puas

Yuk, coba baca perlahan-lahan penjelasan di bawah ini, pernikahan Anda  masuk pada kategori mana. (tes detilnya ada di bagian paling bawah)

1. Pernikahan yang Sangat Puas

Kepuasan pernikahan yang stabil. Kategori ini menghadirkan puncak kerjasama yang baik. Biasanya latar belakang mereka agak sama, banyak cocoknya sehingga sedikit cekcoknya.

Pasutri ini bisa mengerti pasangannya sedalam-dalamnya. Komunikasi mereka efektif tanpa ada pesan yang membingungkan. Tidak ada mind-reading (suka membaca pikiran pasangan).

Akibatnya  mereka mudah saling percaya.  Mereka juga mampu menerima perbedaan yang ada, sehingga kreatif membangun identitas masing-masing. Mereka dapat bekerjasama dan mengasuh anak tanpa rasa cemburu. Bukan  berarti mereka selalu setuju, tetapi mereka berusaha belajar saling menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang terbaik jika ada konflik.

2. Puas tapi Kadang tidak Puas

Meski umumnya mereka merada puas, tapi Kepuasan pernikahan mereka  tidak stabil. Meskipun mereka merasa memiliki relasi yang comfortable satu dengan lainnya, tapi rasa kecewa mereka satu terhadap yang lain  muncul  pada saat krisis. Khususnya pada saat-saat stres dan masa-masa yang sulit.  ada masalah terjadilah ledakan sikap yang agresif secara terbuka yang selama ini disembunyikan. Misal, saat anak pake narkoba atau lari dari rumah, maka langsung mereka merasa kurang puas dan saling menyerang (menyalahkan). Mereka tidak mampu mengelola konflik.

Masing-masing mulai saling melukai, dan terjadi perang dingin. Pada masa ini bisa ditampakkan sikap bermusuhan. Jadi kepuasan mereka sangat bersifat sementara pada saat baik-baik  saja. Dengan kata lain kadangkala rumah tangga seperti 'neraka', kadang seperti 'surga'. Sayangnya mereka tidak pernah berusaha mencari bantuan dari professional (konselor)

Saat krisis terjai, mereka berusaha mengalihkan perhatian mereka pada masalah anak-anak, atau sibuk dengan hobi masing-masing. Tetapi ini  hanya  upaya pelarian saja.

3. Tidak Puas Tapi Kadang Puas

Pasangan kategori tiga ini paling banyak saya temui di ruang konseling. Ini adalah pasangan yang menyadari bahwa mereka mempunyai pernikahan yang tidak menyenangkan. Tetapi mereka umumnya tidak mampu melakukan apapun untuk mengubah hal ini. Sesekali saja mereka merasa puas dengan pasangan.

Mereka sama sekali tidak dapat mengekspresikan kemarahannya secara terbuka, dari sejak awal pernikahan mereka. Karakteristik utama pasangan ini adalah berkelahi secara diam-diam. Kadang mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan secara kasar, dengan humor yang ganda, atau lelucon yang menyinggung perasaan. Metode non-verbal yang dipakai mereka mengatasi masalah adalah dengan alkohol, frigid, dan lain-lain.

Beberapa pasangan dalam kategori ini kadang sang istri 'mengijinkan' suaminya menikah lagi untuk memperoleh damai yang sementara. Atau suami mengijinkan istrinya menghabiskan sejumlah uang untuk bersenang-senang dengan membeli pakaian baru, dan sebagainya.

Mereka juga sering memberi kesan di luar seolah mereka pasangan yang seia-sekata, padahal sebenarnya mereka telah berpisah secara emosional (emotional Divorce) bahkan juga secara fisik (pisah ranjang/ rumah).

Sering pengalaman ini membawa pengaruh dalam kehidupan emosi mereka saat bekerja dan ikut mengurangi produktifitas kerja mereka.

4. Sangat Tidak Puas

Ini merupakan yang terburuk dari semua pola yang ada. Saya pernah konseling seorang Ibu (Oma) yang merasa 38 tahun pernikahannya bagai mimpi buruk dari malam pertama, hingga punya 3 cucu.

Ini terdiri dari individu yang bertumbuh sampai tua bersama dalam ketidakpuasan pernikahan. Ketidakpuasan itu stabil karena keduanya tidak dapat mengetahui akan apa ketidakpuasannya.

Anehnya mereka mengklaim bahwa pernikahan mereka oke-oke saja. Jikalau mereka pergi ke terapis atau konselor, paling hanya mengkonsultasikan masalah anak-anak mereka, atau masalah keuangan.

Mereka  tidak pernah mencari pertolongan untuk masalah mereka sendiri. Ironisnya,  sang istri  aktif ke acara agama dan bersaksi di luar bahwa hidupnya baik-baik saja (Ilustrasi: jika kita tinggal di dekat pasar tempat jualan yang berbau busuk, namun karena sudah tinggal disana bertahun-tahun maka  bau busuk  itu menjadi "biasa")

Sebaliknya sang suami bisa mengatakan seperti ini "istriku adalah yang tercinta dari semua wanita di dunia ini". Namun dalam realita sesungguhnya  dia sangat tidak puas dengan istrinya. Mereka berusaha menyembunyikan keadaan sesungguhnya.

Penutup

Perlu diingat perkawinan merupakan satu proses yang terus menerus yang harus bertumbuh dan berubah secara terus menerus. Tipe di atas bisa berubah dari satu kategori ke kategori lainnya.

Jika Anda tertarik menguji lebih detil kondisi Anda silahkan lihat di bagian lampiran di bawah. Alat ini biasa saya gunakan sebagai brainstorming dalam seminar pasutri.


Julianto Simanjuntak

Peduli Konseling Nusantara

PUASKAH ANDA DENGAN PERNIKAHANMU?

Mohon menjawab dengan jujur, kondisi pernikahan Anda enam bulan terakhir

Lingkarilah nomor yang cocok dengan kondisi Anda.

1. Kami hampir selalu dapat bekerjasama dengan baik dalam pernikahan kami

2. Saya dapat mengerti dengan jelas pasangan saya sedalam-dalamnya.

3. Komunikasi kami selalu lancar tanpa ada pesan yang membingungkan, sehingga kami selalu dapat saling mempercayai

4. Kami selalu dapat menerima satu sama lain meski dalam beberapa hal kami berbeda

5. Kami dapat secara kreatif dan bebas membangun identitas kami masing-masing.

6. Meski kami tidak selalu saling setuju, tetapi kami belajar saling menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang terbaik.

7. Meskipun saya punya relasi yang cukup baik dengan pasangan saya, namun kadang kala saya merasa kecewa dengan sifat atau karakter pasangan saya.

8. Kadang, terutama saat stres dan masa sulit, saya bisa marah sampai meledak dan menyerang pasangan saya secara terbuka dengan perkataan yang pedas.

9. Kami kadang kadang masih bisa saling melukai dan bahkan perang dingin (tidak bicara selama beberapa saat)

10. Kadangkala rumah tangga kami seperti 'neraka', namun kadangkala seperti 'surga'.

11. Meski kadang kami konflik berat, kami tidak berusaha mencari bantuan dari profesional seperti konselor

12. Kalau kami konflik, kami lebih banyak memusatkan perhatian diskusi kami seputar masalah anak-anak, keuangan atau status saya sendiri.

13. Hidup pernikahan saya lebih banyak mengalami ketidakpuasan. Kalaupun saya merasa bahagia hanya sesaat saja.

14. Sesungguhnya pada awalnya saya kurang/ tidak mencintai pasangan saya.

15. Sesungguhnya pasangan saya kurang memperhatikan saya

16. Saya merasa pernikahan kami tidak menyenangkan, namun saya merasa tak bisa melakukan apapun memperbaikinya. Saya pun segan untuk melakukan apapun mengubahnya

17. saya merasa sulit sekali mengekspresikan kemarahan secara terbuka pada pasangan saya, sebab saya takut masalah jadi tambah besar.

18. Kami cenderung lebih suka berkelahi diam-diam, atau lebih mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan secara kasar, atau lelucon yg menyinggung perasaan.

19. Menghadapi konflik saya kadang lebih memilih melarikan diri dengan kesenangan lain diluar rumah bersama teman saya, minum alkohol atau kesenangan lainnya

20. Kalau saya lagi marah, saya menghindar berhubungan seks dengan pasangan saya

21. Kadang kalau kami lagi ribut, pasangan saya minta cerai dan bahkan mengijinkan saya untuk menikah lagi dengan orang lain agar saya bisa lebih memperoleh damai.

22. Walaupun kami nampak intim di mata teman teman kami, sesungguhnya kami telah lama berpisah secara emosional bahkan juga secara fisik.

23. Saya merasa sampai tua bisa bisa terus tidak puas dengan pasangan saya dan Saya tidak mengerti mengapa saya tidak puas dengan pasangan saya

24. Saya sebenarnya merasa tidak sanggup lagi dengan pasangan saya, tapi saya malu bercerai. Saya sampai sekarang tidak pernah mencari bantuan konselor

25. Meski saya aktif ibadah dan pelayanan sosial, sesungguhnya saya kurang/ tidak merasakan keindahan rumah tangga kami

26. Meski pasangan saya aktif beribadah dan sosial, saya merasa pernikahan kami kurang/ tidak bahagia.

PEDOMAN PENILAIAN

1. Jika anda melingkari angka 1 sampai 6 lebih dari separuh maka mungkin anda masuk kategori 1, yakni merasa sangat puas dalam pernikahan Anda.

2. Jika anda melingkari nomor 7 sampai 12 lebih dari separuh, maka mungkin anda masuk kategori 2 : Puas tapi kadang tidak puas (lebih banyak puas dari tidak puas)

3. Jika anda melingkari nomor 13 sampai 22 lebih dari separuh, maka mungkin anda masuk kategori 3 : Tidak Puas tapi kadang puas (lebih banyak tidak puasnya dari puasnya)

4. Jika anda melingkari nomor 22 sampai 26 lebih separuh, mungkin anda masuk kategori 4 : sangat tidak puas

Catatan :

Tes ini hanya pedoman umum yang sifatnya hanya evaluasi bersama pasangan sejauh mana puas atau tidak dalam pernikahan.

Dipakai Bukan untuk menghakimi diri atau pasangan. Jika ada masalah baik jika anda  mengkonsultasikannya dengan terapis pernikahan.

Sumber:

William Lederer, Don Jackson. The Mirages of Marriage. (New York: WW Norton & Co, 1968)

Mengubah Pasangan Tanpa Perkataan  (Visi Press - Bandung,  Julianto  Simanjuntak & Roswitha Ndraha)

Uji Kepuasan Pernikahan Anda

Uji Kepuasan Pernikahan Anda
By. Julianto Simanjuntak
Secara umum ada empat kategori kepuasan dalam pernikahan.
Pertama, sangat puas
Kedua, puas kadang tidak puas
Ketiga, tidak puas tetapi kadang puas
Keempat, Sangat tidak puas
Yuk, coba baca perlahan-lahan penjelasan di bawah ini, pernikahan Anda  masuk pada kategori mana. (tes detilnya ada di bagian paling bawah)
1. Pernikahan yang Sangat Puas
Kepuasan pernikahan yang stabil. Kategori ini menghadirkan puncak kerjasama yang baik. Biasanya latar belakang mereka agak sama, banyak cocoknya sehingga sedikit cekcoknya.
Pasutri ini bisa mengerti pasangannya sedalam-dalamnya. Komunikasi mereka efektif tanpa ada pesan yang membingungkan. Tidak ada mind-reading (suka membaca pikiran pasangan).
Akibatnya  mereka mudah saling percaya.  Mereka juga mampu menerima perbedaan yang ada, sehingga kreatif membangun identitas masing-masing. Mereka dapat bekerjasama dan mengasuh anak tanpa rasa cemburu. Bukan  berarti mereka selalu setuju, tetapi mereka berusaha belajar saling menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang terbaik jika ada konflik.
2. Puas tapi Kadang tidak Puas
Meski umumnya mereka merada puas, tapi Kepuasan pernikahan mereka  tidak stabil. Meskipun mereka merasa memiliki relasi yang comfortable satu dengan lainnya, tapi rasa kecewa mereka satu terhadap yang lain  muncul  pada saat krisis. Khususnya pada saat-saat stres dan masa-masa yang sulit.  ada masalah terjadilah ledakan sikap yang agresif secara terbuka yang selama ini disembunyikan. Misal, saat anak pake narkoba atau lari dari rumah, maka langsung mereka merasa kurang puas dan saling menyerang (menyalahkan). Mereka tidak mampu mengelola konflik.
Masing-masing mulai saling melukai, dan terjadi perang dingin. Pada masa ini bisa ditampakkan sikap bermusuhan. Jadi kepuasan mereka sangat bersifat sementara pada saat baik-baik  saja. Dengan kata lain kadangkala rumah tangga seperti ‘neraka’, kadang seperti ‘surga’. Sayangnya mereka tidak pernah berusaha mencari bantuan dari professional (konselor)
Saat krisis terjai, mereka berusaha mengalihkan perhatian mereka pada masalah anak-anak, atau sibuk dengan hobi masing-masing. Tetapi ini  hanya  upaya pelarian saja.
3. Tidak Puas Tapi Kadang Puas
Pasangan kategori tiga ini paling banyak saya temui di ruang konseling. Ini adalah pasangan yang menyadari bahwa mereka mempunyai pernikahan yang tidak menyenangkan. Tetapi mereka umumnya tidak mampu melakukan apapun untuk mengubah hal ini. Sesekali saja mereka merasa puas dengan pasangan.
Mereka sama sekali tidak dapat mengekspresikan kemarahannya secara terbuka, dari sejak awal pernikahan mereka. Karakteristik utama pasangan ini adalah berkelahi secara diam-diam. Kadang mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan secara kasar, dengan humor yang ganda, atau lelucon yang menyinggung perasaan. Metode non-verbal yang dipakai mereka mengatasi masalah adalah dengan alkohol, frigid, dan lain-lain.
Beberapa pasangan dalam kategori ini kadang sang istri ‘mengijinkan’ suaminya menikah lagi untuk memperoleh damai yang sementara. Atau suami mengijinkan istrinya menghabiskan sejumlah uang untuk bersenang-senang dengan membeli pakaian baru, dan sebagainya.
Mereka juga sering memberi kesan di luar seolah mereka pasangan yang seia-sekata, padahal sebenarnya mereka telah berpisah secara emosional (emotional Divorce) bahkan juga secara fisik (pisah ranjang/ rumah).
Sering pengalaman ini membawa pengaruh dalam kehidupan emosi mereka saat bekerja dan ikut mengurangi produktifitas kerja mereka.
4. Sangat Tidak Puas
Ini merupakan yang terburuk dari semua pola yang ada. Saya pernah konseling seorang Ibu (Oma) yang merasa 38 tahun pernikahannya bagai mimpi buruk dari malam pertama, hingga punya 3 cucu.
Ini terdiri dari individu yang bertumbuh sampai tua bersama dalam ketidakpuasan pernikahan. Ketidakpuasan itu stabil karena keduanya tidak dapat mengetahui akan apa ketidakpuasannya.
Anehnya mereka mengklaim bahwa pernikahan mereka oke-oke saja. Jikalau mereka pergi ke terapis atau konselor, paling hanya mengkonsultasikan masalah anak-anak mereka, atau masalah keuangan.
Mereka  tidak pernah mencari pertolongan untuk masalah mereka sendiri. Ironisnya,  sang istri  aktif ke acara agama dan bersaksi di luar bahwa hidupnya baik-baik saja (Ilustrasi: jika kita tinggal di dekat pasar tempat jualan yang berbau busuk, namun karena sudah tinggal disana bertahun-tahun maka  bau busuk  itu menjadi “biasa”)
Sebaliknya sang suami bisa mengatakan seperti ini “istriku adalah yang tercinta dari semua wanita di dunia ini”. Namun dalam realita sesungguhnya  dia sangat tidak puas dengan istrinya. Mereka berusaha menyembunyikan keadaan sesungguhnya.
Penutup
Perlu diingat perkawinan merupakan satu proses yang terus menerus yang harus bertumbuh dan berubah secara terus menerus. Tipe di atas bisa berubah dari satu kategori ke kategori lainnya.
Jika Anda tertarik menguji lebih detil kondisi Anda silahkan lihat di bagian lampiran di bawah. Alat ini biasa saya gunakan sebagai brainstorming dalam seminar pasutri.

Julianto Simanjuntak
Peduli Konseling Nusantara
PUASKAH ANDA DENGAN PERNIKAHANMU?
Mohon menjawab dengan jujur, kondisi pernikahan Anda enam bulan terakhir
Lingkarilah nomor yang cocok dengan kondisi Anda.
1. Kami hampir selalu dapat bekerjasama dengan baik dalam pernikahan kami
2. Saya dapat mengerti dengan jelas pasangan saya sedalam-dalamnya.
3. Komunikasi kami selalu lancar tanpa ada pesan yang membingungkan, sehingga kami selalu dapat saling mempercayai
4. Kami selalu dapat menerima satu sama lain meski dalam beberapa hal kami berbeda
5. Kami dapat secara kreatif dan bebas membangun identitas kami masing-masing.
6. Meski kami tidak selalu saling setuju, tetapi kami belajar saling menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang terbaik.
7. Meskipun saya punya relasi yang cukup baik dengan pasangan saya, namun kadang kala saya merasa kecewa dengan sifat atau karakter pasangan saya.
8. Kadang, terutama saat stres dan masa sulit, saya bisa marah sampai meledak dan menyerang pasangan saya secara terbuka dengan perkataan yang pedas.
9. Kami kadang kadang masih bisa saling melukai dan bahkan perang dingin (tidak bicara selama beberapa saat)
10. Kadangkala rumah tangga kami seperti ‘neraka’, namun kadangkala seperti ‘surga’.
11. Meski kadang kami konflik berat, kami tidak berusaha mencari bantuan dari profesional seperti konselor
12. Kalau kami konflik, kami lebih banyak memusatkan perhatian diskusi kami seputar masalah anak-anak, keuangan atau status saya sendiri.
13. Hidup pernikahan saya lebih banyak mengalami ketidakpuasan. Kalaupun saya merasa bahagia hanya sesaat saja.
14. Sesungguhnya pada awalnya saya kurang/ tidak mencintai pasangan saya.
15. Sesungguhnya pasangan saya kurang memperhatikan saya
16. Saya merasa pernikahan kami tidak menyenangkan, namun saya merasa tak bisa melakukan apapun memperbaikinya. Saya pun segan untuk melakukan apapun mengubahnya
17. saya merasa sulit sekali mengekspresikan kemarahan secara terbuka pada pasangan saya, sebab saya takut masalah jadi tambah besar.
18. Kami cenderung lebih suka berkelahi diam-diam, atau lebih mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan secara kasar, atau lelucon yg menyinggung perasaan.
19. Menghadapi konflik saya kadang lebih memilih melarikan diri dengan kesenangan lain diluar rumah bersama teman saya, minum alkohol atau kesenangan lainnya
20. Kalau saya lagi marah, saya menghindar berhubungan seks dengan pasangan saya
21. Kadang kalau kami lagi ribut, pasangan saya minta cerai dan bahkan mengijinkan saya untuk menikah lagi dengan orang lain agar saya bisa lebih memperoleh damai.
22. Walaupun kami nampak intim di mata teman teman kami, sesungguhnya kami telah lama berpisah secara emosional bahkan juga secara fisik.
23. Saya merasa sampai tua bisa bisa terus tidak puas dengan pasangan saya dan Saya tidak mengerti mengapa saya tidak puas dengan pasangan saya
24. Saya sebenarnya merasa tidak sanggup lagi dengan pasangan saya, tapi saya malu bercerai. Saya sampai sekarang tidak pernah mencari bantuan konselor
25. Meski saya aktif ibadah dan pelayanan sosial, sesungguhnya saya kurang/ tidak merasakan keindahan rumah tangga kami
26. Meski pasangan saya aktif beribadah dan sosial, saya merasa pernikahan kami kurang/ tidak bahagia.
PEDOMAN PENILAIAN
1. Jika anda melingkari angka 1 sampai 6 lebih dari separuh maka mungkin anda masuk kategori 1, yakni merasa sangat puas dalam pernikahan Anda.
2. Jika anda melingkari nomor 7 sampai 12 lebih dari separuh, maka mungkin anda masuk kategori 2 : Puas tapi kadang tidak puas (lebih banyak puas dari tidak puas)
3. Jika anda melingkari nomor 13 sampai 22 lebih dari separuh, maka mungkin anda masuk kategori 3 : Tidak Puas tapi kadang puas (lebih banyak tidak puasnya dari puasnya)
4. Jika anda melingkari nomor 22 sampai 26 lebih separuh, mungkin anda masuk kategori 4 : sangat tidak puas
Catatan :
Tes ini hanya pedoman umum yang sifatnya hanya evaluasi bersama pasangan sejauh mana puas atau tidak dalam pernikahan.
Dipakai Bukan untuk menghakimi diri atau pasangan. Jika ada masalah baik jika anda  mengkonsultasikannya dengan terapis pernikahan.
Sumber:
William Lederer, Don Jackson. The Mirages of Marriage. (New York: WW Norton & Co, 1968)
Mengubah Pasangan Tanpa Perkataan  (Visi Press - Bandung,  Julianto  Simanjuntak & Roswitha Ndraha)

Uji Kepuasan Pernikahan Anda

Uji Kepuasan Pernikahan Anda
By. Julianto Simanjuntak
Secara umum ada empat kategori kepuasan dalam pernikahan.
Pertama, sangat puas
Kedua, puas kadang tidak puas
Ketiga, tidak puas tetapi kadang puas
Keempat, Sangat tidak puas
Yuk, coba baca perlahan-lahan penjelasan di bawah ini, pernikahan Anda  masuk pada kategori mana. (tes detilnya ada di bagian paling bawah)
1. Pernikahan yang Sangat Puas
Kepuasan pernikahan yang stabil. Kategori ini menghadirkan puncak kerjasama yang baik. Biasanya latar belakang mereka agak sama, banyak cocoknya sehingga sedikit cekcoknya.
Pasutri ini bisa mengerti pasangannya sedalam-dalamnya. Komunikasi mereka efektif tanpa ada pesan yang membingungkan. Tidak ada mind-reading (suka membaca pikiran pasangan).
Akibatnya  mereka mudah saling percaya.  Mereka juga mampu menerima perbedaan yang ada, sehingga kreatif membangun identitas masing-masing. Mereka dapat bekerjasama dan mengasuh anak tanpa rasa cemburu. Bukan  berarti mereka selalu setuju, tetapi mereka berusaha belajar saling menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang terbaik jika ada konflik.
2. Puas tapi Kadang tidak Puas
Meski umumnya mereka merada puas, tapi Kepuasan pernikahan mereka  tidak stabil. Meskipun mereka merasa memiliki relasi yang comfortable satu dengan lainnya, tapi rasa kecewa mereka satu terhadap yang lain  muncul  pada saat krisis. Khususnya pada saat-saat stres dan masa-masa yang sulit.  ada masalah terjadilah ledakan sikap yang agresif secara terbuka yang selama ini disembunyikan. Misal, saat anak pake narkoba atau lari dari rumah, maka langsung mereka merasa kurang puas dan saling menyerang (menyalahkan). Mereka tidak mampu mengelola konflik.
Masing-masing mulai saling melukai, dan terjadi perang dingin. Pada masa ini bisa ditampakkan sikap bermusuhan. Jadi kepuasan mereka sangat bersifat sementara pada saat baik-baik  saja. Dengan kata lain kadangkala rumah tangga seperti ‘neraka’, kadang seperti ‘surga’. Sayangnya mereka tidak pernah berusaha mencari bantuan dari professional (konselor)
Saat krisis terjai, mereka berusaha mengalihkan perhatian mereka pada masalah anak-anak, atau sibuk dengan hobi masing-masing. Tetapi ini  hanya  upaya pelarian saja.
3. Tidak Puas Tapi Kadang Puas
Pasangan kategori tiga ini paling banyak saya temui di ruang konseling. Ini adalah pasangan yang menyadari bahwa mereka mempunyai pernikahan yang tidak menyenangkan. Tetapi mereka umumnya tidak mampu melakukan apapun untuk mengubah hal ini. Sesekali saja mereka merasa puas dengan pasangan.
Mereka sama sekali tidak dapat mengekspresikan kemarahannya secara terbuka, dari sejak awal pernikahan mereka. Karakteristik utama pasangan ini adalah berkelahi secara diam-diam. Kadang mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan secara kasar, dengan humor yang ganda, atau lelucon yang menyinggung perasaan. Metode non-verbal yang dipakai mereka mengatasi masalah adalah dengan alkohol, frigid, dan lain-lain.
Beberapa pasangan dalam kategori ini kadang sang istri ‘mengijinkan’ suaminya menikah lagi untuk memperoleh damai yang sementara. Atau suami mengijinkan istrinya menghabiskan sejumlah uang untuk bersenang-senang dengan membeli pakaian baru, dan sebagainya.
Mereka juga sering memberi kesan di luar seolah mereka pasangan yang seia-sekata, padahal sebenarnya mereka telah berpisah secara emosional (emotional Divorce) bahkan juga secara fisik (pisah ranjang/ rumah).
Sering pengalaman ini membawa pengaruh dalam kehidupan emosi mereka saat bekerja dan ikut mengurangi produktifitas kerja mereka.
4. Sangat Tidak Puas
Ini merupakan yang terburuk dari semua pola yang ada. Saya pernah konseling seorang Ibu (Oma) yang merasa 38 tahun pernikahannya bagai mimpi buruk dari malam pertama, hingga punya 3 cucu.
Ini terdiri dari individu yang bertumbuh sampai tua bersama dalam ketidakpuasan pernikahan. Ketidakpuasan itu stabil karena keduanya tidak dapat mengetahui akan apa ketidakpuasannya.
Anehnya mereka mengklaim bahwa pernikahan mereka oke-oke saja. Jikalau mereka pergi ke terapis atau konselor, paling hanya mengkonsultasikan masalah anak-anak mereka, atau masalah keuangan.
Mereka  tidak pernah mencari pertolongan untuk masalah mereka sendiri. Ironisnya,  sang istri  aktif ke acara agama dan bersaksi di luar bahwa hidupnya baik-baik saja (Ilustrasi: jika kita tinggal di dekat pasar tempat jualan yang berbau busuk, namun karena sudah tinggal disana bertahun-tahun maka  bau busuk  itu menjadi “biasa”)
Sebaliknya sang suami bisa mengatakan seperti ini “istriku adalah yang tercinta dari semua wanita di dunia ini”. Namun dalam realita sesungguhnya  dia sangat tidak puas dengan istrinya. Mereka berusaha menyembunyikan keadaan sesungguhnya.
Penutup
Perlu diingat perkawinan merupakan satu proses yang terus menerus yang harus bertumbuh dan berubah secara terus menerus. Tipe di atas bisa berubah dari satu kategori ke kategori lainnya.
Jika Anda tertarik menguji lebih detil kondisi Anda silahkan lihat di bagian lampiran di bawah. Alat ini biasa saya gunakan sebagai brainstorming dalam seminar pasutri.

Julianto Simanjuntak
Peduli Konseling Nusantara
PUASKAH ANDA DENGAN PERNIKAHANMU?
Mohon menjawab dengan jujur, kondisi pernikahan Anda enam bulan terakhir
Lingkarilah nomor yang cocok dengan kondisi Anda.
1. Kami hampir selalu dapat bekerjasama dengan baik dalam pernikahan kami
2. Saya dapat mengerti dengan jelas pasangan saya sedalam-dalamnya.
3. Komunikasi kami selalu lancar tanpa ada pesan yang membingungkan, sehingga kami selalu dapat saling mempercayai
4. Kami selalu dapat menerima satu sama lain meski dalam beberapa hal kami berbeda
5. Kami dapat secara kreatif dan bebas membangun identitas kami masing-masing.
6. Meski kami tidak selalu saling setuju, tetapi kami belajar saling menghargai perbedaan pendapat dan mencari solusi yang terbaik.
7. Meskipun saya punya relasi yang cukup baik dengan pasangan saya, namun kadang kala saya merasa kecewa dengan sifat atau karakter pasangan saya.
8. Kadang, terutama saat stres dan masa sulit, saya bisa marah sampai meledak dan menyerang pasangan saya secara terbuka dengan perkataan yang pedas.
9. Kami kadang kadang masih bisa saling melukai dan bahkan perang dingin (tidak bicara selama beberapa saat)
10. Kadangkala rumah tangga kami seperti ‘neraka’, namun kadangkala seperti ‘surga’.
11. Meski kadang kami konflik berat, kami tidak berusaha mencari bantuan dari profesional seperti konselor
12. Kalau kami konflik, kami lebih banyak memusatkan perhatian diskusi kami seputar masalah anak-anak, keuangan atau status saya sendiri.
13. Hidup pernikahan saya lebih banyak mengalami ketidakpuasan. Kalaupun saya merasa bahagia hanya sesaat saja.
14. Sesungguhnya pada awalnya saya kurang/ tidak mencintai pasangan saya.
15. Sesungguhnya pasangan saya kurang memperhatikan saya
16. Saya merasa pernikahan kami tidak menyenangkan, namun saya merasa tak bisa melakukan apapun memperbaikinya. Saya pun segan untuk melakukan apapun mengubahnya
17. saya merasa sulit sekali mengekspresikan kemarahan secara terbuka pada pasangan saya, sebab saya takut masalah jadi tambah besar.
18. Kami cenderung lebih suka berkelahi diam-diam, atau lebih mengekspresikan kemarahan dan kekecewaan secara kasar, atau lelucon yg menyinggung perasaan.
19. Menghadapi konflik saya kadang lebih memilih melarikan diri dengan kesenangan lain diluar rumah bersama teman saya, minum alkohol atau kesenangan lainnya
20. Kalau saya lagi marah, saya menghindar berhubungan seks dengan pasangan saya
21. Kadang kalau kami lagi ribut, pasangan saya minta cerai dan bahkan mengijinkan saya untuk menikah lagi dengan orang lain agar saya bisa lebih memperoleh damai.
22. Walaupun kami nampak intim di mata teman teman kami, sesungguhnya kami telah lama berpisah secara emosional bahkan juga secara fisik.
23. Saya merasa sampai tua bisa bisa terus tidak puas dengan pasangan saya dan Saya tidak mengerti mengapa saya tidak puas dengan pasangan saya
24. Saya sebenarnya merasa tidak sanggup lagi dengan pasangan saya, tapi saya malu bercerai. Saya sampai sekarang tidak pernah mencari bantuan konselor
25. Meski saya aktif ibadah dan pelayanan sosial, sesungguhnya saya kurang/ tidak merasakan keindahan rumah tangga kami
26. Meski pasangan saya aktif beribadah dan sosial, saya merasa pernikahan kami kurang/ tidak bahagia.
PEDOMAN PENILAIAN
1. Jika anda melingkari angka 1 sampai 6 lebih dari separuh maka mungkin anda masuk kategori 1, yakni merasa sangat puas dalam pernikahan Anda.
2. Jika anda melingkari nomor 7 sampai 12 lebih dari separuh, maka mungkin anda masuk kategori 2 : Puas tapi kadang tidak puas (lebih banyak puas dari tidak puas)
3. Jika anda melingkari nomor 13 sampai 22 lebih dari separuh, maka mungkin anda masuk kategori 3 : Tidak Puas tapi kadang puas (lebih banyak tidak puasnya dari puasnya)
4. Jika anda melingkari nomor 22 sampai 26 lebih separuh, mungkin anda masuk kategori 4 : sangat tidak puas
Catatan :
Tes ini hanya pedoman umum yang sifatnya hanya evaluasi bersama pasangan sejauh mana puas atau tidak dalam pernikahan.
Dipakai Bukan untuk menghakimi diri atau pasangan. Jika ada masalah baik jika anda  mengkonsultasikannya dengan terapis pernikahan.
Sumber:
William Lederer, Don Jackson. The Mirages of Marriage. (New York: WW Norton & Co, 1968)
Mengubah Pasangan Tanpa Perkataan  (Visi Press - Bandung,  Julianto  Simanjuntak & Roswitha Ndraha)

Saturday, June 25, 2011

HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS

HR TUBUH DAN DARAH KRISTUS: Ul 8:2-3.14b-16a; 1Kor 10: 16-17; Yoh 6:51-58
"Akulah roti hidup yang turun dari sorga"
Pada masa kini di pasaran dijual aneka macam jenis roti, entah roti basah atau roti kering, dengan harga murah atau mahal dst.. Dan cukup banyak orang yang memiliki simpanan roti kering dalam kaleng atau kemasan dalam rangka persiapan menjamu tamu atau bekal dalam perjalanan agar tidak kelaparan. Bahkan juga ada jenis makanan dalam bentuk tablet yang dapat berfungsi sebagai pengganti makanan biasa, demi kepraktisan atau effisiensi.  Aneka macam jenis makanan kemasan atau minuman yang tidak sehat seperti roti, minuman berwarna, dll melanda rakyat miskin di desa-desa atau anak-anak sekolah desa/miskin. Karena begitu dominan mengkonsumsi jenis makanan kemasan yang tak sehat tersebut, maka tidak mengherankan bahwa kesehatan warga masyarakat rendah atau menurun, dan lebih memprihatinkan lagi ada kemalasan bergerak atau olahraga. Dengan kata lain boleh dikatakan ada aneka jenis makanan atau minuman dalam kemasan yang mematikan bukan menghidupkan. Memang untuk
mengkosumsi makanan atau minuman sehat lebih butuh waktu dan tenaga alias harus sabar dan kerja keras, sehingga hanya sedikit orang yang menempuhnya. Makanan dan minuman sehat dibutuhkan oleh tubuh kita agar kita hidup sehat, bergairah, dinamis, tidak bermalas-malas, dst… Hari ini kita kenangkan "Tubuh dan Darah Kristus", jenis makanan khusus yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, yang dapat kita terima selama berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi. Apa arti atau maknanya setiap kali kita menerima Tubuh Kristus? Marilah kita renungkan sabda Yesus pada hari ini.
"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu adalah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia"(Yoh 6:51)      
Kita semua mendambakan hidup berbahagia, damai sejahtera selama di dunia ini serta hidup selama-lamanya di sorga setelah dipanggil Tuhan atau meninggal dunia. Sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus kiranya kita percaya kepada sabda Yesus di atas ini, yaitu dengan menerima 'Tubuh Kristus' berarti kita akan hidup mulia selama-lamanya di sorga setelah meninggal dunia maupun hidup berbahagia dan damai sejahtera selama di dunia ini. Baiklah kepercayaan tersebut tidak hanya manis di mulut, tetapi juga menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Dengan kata lain setiap kali kita menerima Tubuh Kristus berarti kita diingatkan bahwa kita hidup dijiwai oleh semangat hidupNya, bertindak dengan meneladan cara bertindakNya.
Semangat dan cara bertindak Yesus kiranya dapat kita lihat dan fahami melalui atau dalam Kitab Suci, maka hendaknya rajin membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci untuk lebih atau semakin mengenal semangat dan cara bertindak Yesus. Semangat dan cara bertindak Yesus antara lain: kepada anak-anak Ia menciumi dan memangkunya, kepada yang lapar diberi makan, kepada yang haus diberi minum, kepada yang berdosa diampuni, yang berbuat jangan atau melanggar tata tertib ditegor keras, yang munafik dikritik pedas, yang lemah dikuatkan, yang letih lesu didampingi dan dibombong, yang frustrasi dan putus asa digairahka, yang tidak selamat diselamatkan, dst.. Tentu saja agar kita dapat meneladan semangat dan cara bertindak Yesus tersebut kita sendiri sungguh telah menjadi sahabat-sahabatNya, artinya kita sendiri dalam keadaan selamat, bahagia dan damai sejahtera, sehat wal'afiat lahir maupun batin, jasmani maupun rohani. Apakah kita yang sering
menerima TubuhNya sungguh dalam keadaan demikian ini?
Menjadi sahabat-sahabat Yesus antara lain senantiasa hidup dan bertindak melayani sesamanya dengan rendah hati, penuh dengan kasih pengampunan. Melayani berarti senantiasa membahagiakan dan menyelamatkan yang dilayani, dan seorang pelayan sejati yang baik senantiasa tidak marah atau mengeluh dan menggerutu, meskipun harus bekerja berat serta menghadapi aneka tantangan, hambatan dan masalah. Secara khusus kami berharap kepada para gembala umat/pastor beserta para pembantunya dapat menjadi teladan dalam semangat dan sikap hidup melayani dengan rendah hati; kami berharap kepada para gembala/pastor beserta para pembantunya tidak pernah marah, menggerutu atau mengeluh dalam melayani umat, meskipun harus menghadapi tantangan, masalah dan hambatan. Selanjutnya marilah kita renungkan atau refleksikan sapaan atau peringatan Paulus kepada umat di Korintus di bawah ini.
"Karena roti itu adalah satu, maka kita, sekalipun banyak adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dari roti yang satu itu" (1Kor 10:17)
Makan bersama memang sungguh menyatukan dan masing-masing merasa dalam persaatuan atau persahabatan sejati. Makan bersama sering juga menjadi tanda kasih untuk semakin memperdalam dan memperkuat persahabatan atau persaudaraan sejati. Di dalam berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi, dimana kita diberi kesempatan untuk menerima dan menyantap Tubuh Kristus, kiranya kita juga merasakan kebersamaan atau persahabatan sebagai umat Allah, paguyuban umat yang beriman kepada Yesus Kristus. Maka baiklah kita rasa kebersamaan atau persaudaraan tersebut terus kita perdalam dan perkuat dalam hidup sehari-hari, tidak hanya selama dalam ibadat atau Perayaan Ekaristi saja.
"Sekalipun banyak kita adalah satu tubuh", inilah yang kiranya baik kita renungkan atau refleksikan. Paulus menggambarkan kebersamaan atau persaudaraan kita bagaikan aneka macam anggota yang ada dalam tubuh kita. Ada aneka macam anggota tubuh kita, dan sungguh saling bekerjasama dan bergotong-royong dalam menjalankan fungsinya; tidak ada iri hati, tidak ada sabotase, tidak saling memojokkan, dan masing-masing bangga dalam fungsinya. Ambil contoh: tugas makan -> mata melihat makanan, hidung mencium makanan, tangan mengambil makanan lalu memasukkannya ke mulut, mulut mengunyah makanan seperlunya dan segera diteruskan ke perut melalui leher dan perut/usus pun langsung bekerja untuk memilah dan memilih sari makanan yang berguna bagi kesehatan dan kesematan seluruh tubuh. Jika dicermati kinerja antar anggota tubuh tersebut sungguh cepat, cekatan, akurat, saling memperhatikan dan taat, dst..
Kebersamaan hidup dan kerja kita setiap hari diharapkan bagaikan kebersamaan anggota tubuh kita tersebut. Maka marilah kita mawas diri perihal kebersamaan atau persaudaraan kita. Pertama-tama kami berharap bapak-ibu atau  orangtua dapat menjadi teladan dalam hal persaudaraan atau persahabatan sejati, dimana anda pernah mengalami persahabatan sejati dalam saling mengasihi dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tubuh, yang antara lain ditandai dengan hubungan seksual, saling memberi dan menerima dengan gembira dan gairah.  Masing-masing dari kita adalah korban kebersamaan atau persaudaraan sejati, korban kasih, diadakan dalam dan oleh kasih, dan dalam kebersamaan bapak-ibu juga kita dididik dan dikembangkan dengan bantuan rahmat Tuhan. Dengan kata lain dalam diri kita masing-masing ada benih-benih atau modal hidup persaudaraan atau persahabatan sejati, maka hendaknya benih tersebut terus menerus diperhatikan dan dipupuk,
sehingga terus tumbuh berkembang menjadi persaudaraan sejati dalam hidup sehari-hari.
Pada masa kini hanya orang yang siap sedia dan rela bekerja sama dalam kasih dan pengorbanan dapat survival. Tidak bekerjasama dengan yang lain hemat kami berarti ingkar jati diri alias tidak setia pada jati diri kita masing-masing sebagai buah kerjasama. Kepada mereka yang egois dan sombong kami harapkan bertobat dan memperbaharui diri jika anda mendambakan sehat wal'afiat, damai sejahtera dan selamat. Marilah kita fungsikan aneka macam jenis sarana komunikasi yang canggih saat ini sebagai sarana untuk mengembangkan, memperkuat dan memperdalam hidup persaudaraan sejati antar kita.
"Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anakmu di antaramu. Ia memberi kesejaheraan kepada daerahmu dan mengenyangkan engkau dengan gandum terbaik. Ia menyampaikan perintahNya ke bumi, dengan segera firmanNya berlari" (Mzm 147: 12-15)
Ign 26 Juni 2011

build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Wednesday, June 22, 2011

Besarkah Cintamu terhadap Ibu?

Suatu ketika seorang nenek-nenek terduduk di kursi rodanya suatu sore di tepi danau,

ditemani Anaknya yg sudah mapan dan berkeluarga.

Si ibu bertanya "itu burung apa yg berdiri disana?" "Bangau mama" anaknya menjawab dengan sopan.

Tak lama kemudian si mama bertanya lagi.. "Itu yg warna putih burung apa?" Sedikit kesal anaknya menjawab

"ya bangau mama?.." Kemudian ibunya kembali bertanya "Lantas itu burung apa?" Ibunya menunjuk burung bangau tadi yang sedang terbang..

Dengan nada kesal si anak menjawab "ya bangau mama. kan sama saja!..kok mama gak liat dia terbang!"

Air menetes dari sudut mata si mama sambil berkata pelan..

"Dulu 35th yg lalu aku memangkumu dan menjawab pertanyaan yang sama darimu sebanyak 10 kali,..

sedang saat ini aku hanya bertanya 3 kali, kau membentakku 2 kali.."

Si anak terdiam...dan memeluk mamanya, menangis dan minta maaf atas durhakanya....



Saat ini aku berharap aku dan kalian semua sedang berkumpul dengan ibu kita, bercanda ria hingga nanti senyum itu tetap terurai sampai ia atau kita yang menutup mata.

Aku rindu padamu Ibu...
build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Monday, June 20, 2011

HODOS

Hodos

Bacaan
: Lukas 14 : 25-35


Segala
sesuatu harus dilepaskan untuk mengikut Yesus

14:25 Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun
mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Ia berkata kepada
mereka: 14:26 "Jikalau
seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya,
anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya
sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 14:27 Barangsiapa
tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. 14:28 Sebab
siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk
dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan
pekerjaan itu? 14:29 Supaya
jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya,
jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 14:30 sambil
berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup
menyelesaikannya. 14:31 Atau, raja
manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu
untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi
lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 14:32 Jikalau
tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan
syarat-syarat perdamaian. 14:33 Demikian
pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari
segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku. 14:34 Garam
memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? 14:35 Tidak ada
lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja.
Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Mengikut Yesus adalah perjalanan
yang berat. Untuk menjadi pengikut Yesus, kita harus menganggap DIA lah yang
terpenting; segala sesuatu termasuk keluarga kita sendiri dan nyawa kita
sendiri tidak ada artinya dibandingkan dengan-NYA (ayat 26). Jalan yang berat
itu adalah jalan memikul salib (ayat 27), sehingga TUHAN mengingatkan kita
untuk menghitung dulu anggaran biayanya.

Ketika Yesus mengatakan diri-NYA sebagai jalan (Yohanes 14 :6). IA menggunakan
kata 'hodos' yang selain berarti "jalan" juga bermakna
"kemajuan" atau "jarak", dan secara figuratif
"cara", "perjalanan". Kata ini lebih menunjukkan adanya
perjalanan panjang yang harus dilalui. Pernyataan Yesus ini menekankan bahwa
akses sampai kepada BAPA hanya melalui diri-NYA; maksudnya, melalui perjalanan
memikul salib mengikut Yesus. Jadi seseorang tidak otomatis sampai kepada BAPA
setelah menjadi Kristen, tetapi harus melalui pergumulan atau perjuangan yang
harus diusahakannya sebagai orang percaya. Seperti dikatakan TUHAN Yesus dalam
bacaan hari ini, perjuangan mengikut-NYA bukan perjuangan mudah yang dapat
diselesaikan dalam waktu singkat. Sebagai ahli waris Kerajaan ALLAH, kita
memang harus menderita bersama-NYA (Roma 8 : 17).

Sayangnya banyak orang hari ini mengira mereka dapat sampai kepada BAPA tanpa
proses sama sekali. Mereka menganggap cukup mengaku dengan mulut dan percaya
dalam hati, otomatis mereka menemukan BAPA. Padahal tidak sesederhana itu.
Memang mulut mengaku bisa terdengar, tetapi hati percaya apakah bisa dibuktikan?
Ternyata bisa. Ingat, iman tanpa perbuatan seperti tubuh tanpa roh (Yakobus 2 :
26). Bagaimana bisa dikatakan seseorang hidup, jika tubuhnya tidak memiliki
roh? Demikian pula, bagaimana bisa dikatakan seseorang beriman, kalau tidak ada
perbuatan yang membuktikan imannya tersebut? Jadi iman membutuhkan tindakan
yang konkret untuk menunjukkan usahanya kepada BAPA. Dari tindakan tersebut
seseorang dapat menunjukkan bahwa ia bersungguh-sungguh melalui
"Jalan" itu untuk menemukan BAPA.

Jika kita benar-benar mengakui bahwa TUHAN Yesus adalah Jalan Keselamatan, kita
harus berusaha memikul salib di Jalan itu dengan cara memahami kehendak-NYA dan
ajaran-NYA, serta berusaha melakukannya. Jadi, ketika TUHAN Yesus berkata
"Akulah Jalan", IA memanggil kita untuk mengikuti-NYA dalam proses
perjalanan hidup yang panjang; bukan sekedar sebuah keputusan mulut sesaat.
'Hodos' adalah sebuah lorong atau jalan panjang yang harus ditapaki, bukan
jalan yang mudah.

GBus,
http://virtuenotes.blogspot.com

build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Saturday, June 18, 2011

Mendoakan pemimpin

Mendoakan pemimpin

Mazmur 20

1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (20-2) Kiranya TUHAN menjawab
engkau pada waktu kesesakan! Kiranya nama Allah Yakub membentengi
engkau!
2 (20-3) Kiranya dikirimkan-Nya bantuan kepadamu dari tempat kudus
dan disokong-Nya engkau dari Sion.
3 (20-4) Kiranya diingat-Nya segala korban persembahanmu, dan
disukai-Nya korban bakaranmu. Sela
4 (20-5) Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kaukehendaki dan
dijadikan-Nya berhasil apa yang kaurancangkan.
5 (20-6) Kami mau bersorak-sorai tentang kemenanganmu dan mengangkat
panji-panji demi nama Allah kita; kiranya TUHAN memenuhi segala
permintaanmu.
6 (20-7) Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada
orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus
dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya.
7 (20-8) Orang ini memegahkan kereta dan orang itu memegahkan kuda,
tetapi kita bermegah dalam nama TUHAN, Allah kita.
8 (20-9) Mereka rebah dan jatuh, tetapi kita bangun berdiri dan
tetap tegak.
9 (20-10) Ya TUHAN, berikanlah kemenangan kepada raja! Jawablah
kiranya kami pada waktu kami berseru!

Pernahkah kita mendoakan para pemimpin kita? Baik pemimpin negara,
masyarakat, atau gereja? Mari kita mendoakan mereka dengan
menggunakan mazmur ini.

Doa ini dipanjatkan dalam ibadah sebelum raja berangkat berperang
melawan musuh. Tugas raja adalah menyejahterakan rakyatnya dan
menjaga bangsanya dari musuh yang mengancam kedaulatan wilayahnya.
Keduanya saling berkaitan. Aman dari musuh adalah konteks untuk
pembangunan kesejahteraan rakyat.

Seorang imam mungkin melantunkan ayat 2-5, disusul dengan seruan
jemaat di ayat 6, lalu kembali imam (7-9), dan diakhiri secara
bersama-sama (10). Kesatuan doa ini terlihat. Ungkapan yang senada
memulai (2a) dan mengakhiri (10b) doa ini. Nama Allah (2b, 6b, 8b)
menjadi sandaran yang kokoh bagi kemenangan raja (6a, 7a, 10a).
Kekuatan raja berasal dari surga (3, 5) karena Allah telah memilih
dan mengurapi dia (7). Raja telah menjaga relasi kudusnya dengan
Allah (4) serta tidak bersandar pada kekuatan pasukan perangnya
(8a), padahal itulah yang lazim dijadikan pegangan raja-raja yang
tidak mengenal Allah! Kemenangan pasti menjadi milik orang yang
bersandar penuh kepada Allah (9).

Bagaimana mendoakan pemimpin kita? Konteks sekarang bukanlah
peperangan melainkan kesejahteraan rakyat. Kita harus yakin bahwa
para pemimpin kita adalah mereka yang Allah pilih untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang adil dan menyejahterakan
rakyat. Ingat, kita ikut andil memilih mereka dalam pemilu yang
lalu. Kita perlu mendoakan agar Allah berbelas kasih pada mereka
dan mereka hidup takut akan Tuhan sehingga menjalankan tugas
dengan benar. Doa pemazmur merefleksikan kepercayaan dan dukungan
rakyat terhadap rajanya. Siapkah kita memberi kepercayaan dan
dukungan, sambil tetap bersikap kritis (8) kepada pemimpin kita?

build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Friday, June 17, 2011

Gagal Jadi Ibu, Ingin Sukses Jadi Nenek


REP | 17 June 2011 | 08:11 51 8 5 dari 5 Kompasianer menilai bermanfaat

130827452854964838
ill. Google
*** Julianto Simanjuntak ***
Sebelum Anda menjadi mertua dan nenek (Kakek) mungkin baik membaca kasus ini. Beberapa kasus klien kami yang gagal menjadi ibu ingin sukses jadi nenek. Akibatnya Ibu ini suka intervensi ke anak soal cucunya. Inilah salah satu sumber konflik antara Ibu dan Anak yang menyakitkan setelah anak dewasa. Jangan sampai terjadi dalam keluarga kita.
KASUS
Pak Stalone dan istrinya Sari (samaran) sering cekcok. Isu utamanya adalah perbedaan dalam mengasuh anak. Konflik karena perbedaan nilai dan cara. Stalone diasuh dalam keluarga yang disiplin tapi cenderung keras. Ayahnya keras dan cenderung kasar jika berbicara dengan anak. Ibunya dominan terhadap anak-anak. Suka mengatur dan mengambil keputusan untuk anak-anak, meski Stalone sudah remaja.
Beda dengan Stalone, Sari diasuh dalam keluarga disiplin tapi demokratis. Ayah Ibunya kerap menghagai pendapat pribadi anak-anaknya. Jangan heran, cara mendidik Sari cenderung demokratis.
Maka tidak heran Stalone dewasa ini cenderung keras dan kaku. Cepat tersinggung jika anak membantah. Kalau sudah marah cenderung memukul. Sebab itulah yang dia terima saat masih kecil. Sari sama sekali tidak setuju, karena baginya itu bisa menimbulkan luka pada anak. Anak mereka masih berusia 4 dan 2 tahun. Karena itu ia menegur suaminya jika memukul anak mereka yang masih balita.
Rupanya Sang nenek dari pihak Stalon mendengar dan melihat konflik ini. Si Nenek berpendirian sama dengan mantunya. Setelah tua dia sadar bahwa cara dia mendidik Stalone dulu salah. Diapun menegur Stalone. Kerap dia mengunjungi rumah anak dan mantunya ini dan intervensi soal cucunya. Tapi Stalone tentu tidak mau terima begitu saja, dia marah kepada ibunya. Ia tidak mau disalahkan apalagi disalahkan di depan istri dan anaknya.
Tapi dasar Mama Stalone orangnya keras, dia marah kepada Stalone. Sang Nenek lalu minta supaya dialah yang mengasuh cucunya yang Bungsu. Karena Stalone kesal pada Ibunya yang sering intevensi, dia kemudian menuruti kemauan Ibunya. Beda dengan Sari. Tapi Sari tidak berdaya, sebab mertuanya keras dan satu sisi iba juga pada si bungsu yang kerap dipukul sang Ayah. Akhirnya si bungsu dipisahkan dari orangtuanya dan tinggal dengan si Nenek.
GAGAL JADI IBU INGIN SUKSES JADI NENEK
Dari kasus di atas setiap orangtua perlu menyadari bahwa jika pernah salah mendidik anak, perlu meminta maaf pada anak. Bukan malah melakukan intervensi pada cucu. Jangan melakukan kesalahan dua kali. Jika Anda gagal jadi ortu, janganlah ingin sukses jadi nenek.
Bagi yang belum mantu dan atau punya cucu, bersiaplah. Sebelum anak kita menikah, pakailah kesempatan menjadi teladan yang baik bagi mereka. Sebab teladan baik itulah yang akan banyak ditiru (bukan hanya ajaran).
Jika anak sudah menikah maka tugas keorangtuaan kita relatif selesai. Khususnya dalam hal cucu, kita sebaiknya tidak ikut campur KECUALI jika diminta atau dikehendaki anak. Setelah anak menikah, dialah yang punya wewenang mengurus anaknya sendiri.
PLUS MINUS ANAK DIASUH NENEK (KAKEK)
Banyak ortu terpaksa menitipkan anak mereka diasuh nenek dan atau kakek mereka. Tuntutan ekonomi membuat banyak ibu bekerja di luar rumah. Akibatnya tak ada pilihan menitipkan ke nenek seperti halnya sebagian  keluarga  lain menitipkan anak kepada pekerja rumah tangga. Hal itu sah saja, dan beberapa kasus memang baik adanya.
Plus (+)
Banyak manfaat positif bila melibatkan nenek dan kakek dlm mengasuh anak anak:
Pertama:  mereka punya banyak pengalaman dalam mendidik anak. Misal, anak anak suka mendengarkan cerita, mereka bisa dapat banyak kisah dari nenek dan kakek mereka. Si nenek bisa ajarkan ketrampilan, mengajak bermain dsb
Kedua, si nenek punya komunitas tempat bertukar informasi tentang mengasuh anak. Yakni kalangan orangtua yang ngurus cucu. Mereka suka belajar dari majalah, dengarin radio dsb tentang bagaimana mengasuh anak. Sementara ortu sendiri kadang tidak sempat.
Ketiga, Dari segi waktu umumhya mereka punya waktu luang yang banyak, apalagi bila sudah pensiun.
Keempat, Dari segi motivasi mereka sangat sayang dsn peduli terhadap cucu, bahkan sebagian harga diri dan kebanggan mereka diletakkan pada cucu mereka.
Minus (-)
Namun ada beberapa hal yang perlu kita waspadai jika menitipkan anak ke nenek dan kakek mereka. Jika tidak diawasi dengan baik,  dapat membahayakan pertumbuhan anak.
Pertama, zaman mereka dibesarkan dengan anak kita sangat beda jauh. Ada jembatan pemisah yang perlu dijembatani. Baik dari cara berpikir, pendidikan, selera gaul, teknologi, dsb.  Jika mereka kurang memahami psikologi anak anak, justru mudah menimbulkan konflik nenek- cucu.
Kedua, nenek atau kakek yang dulu gagal mengasuh dan mendidik anak, misal terlalu keras pada anak, cenderung tergoda lembek pada cucu mereka. Mereka trauma dan takut salah asuh lagi, dan cwnderung permisif atau memanjakan anak
Ketiga, bila anak menikmati pola asuh nenek yang memanjakan anak dan berbeda dengan apa yang diterapkan ortu mereka, membuat anak bisa memberontak terhadap disiplin ortu.  Mereka berharap si Mama akan  seperti Sang Nenek yang serba membolehkan.
Keempat, bila nenek terlalu dominan, dan tidak senang dengan cara mantunya mengasuh si cucu, si nenek  tergoda menegur mantu di depan anak. Ini sangat melukai hati dan menjatuhkan mental si ibu di depan anak. Menimbulkan konflik martua- mantu yang disebabkan pola asuh yang beda.
MENGELOLA PERBEDAAN
1. Menetapkan wewenang ortu dan si nenek, mana otoritas ortu dan mana yang si nenek bisa intervensi
2. Melakukan dialog rutin antara si ortu dengan si nenek, menjembatani perbedaan pendapat yang timbul.
3. Si nenek atau kakek selalu mengingatkan diri bahwa wewenang dan otoritas utama pengasuhan anak tersebut adalah pada si orangtua dan bukan pada dirinya. Sehingga jika si nenek mau terlibat meminta ijin pada anak atau mantunya.
4. Memulihkan lebih dulu, jika ada, konflik mertua dan mantu. Sebab luaka hati, bisa menimbulkan apriori yang tidak perlu.
5. Jika ada konflik yang tajam dan tidak bisa diselesaikan sendiri mintalah bantuan Konselor profesional atau kerabat yang dianggap dewasa untuk membantu.
REPARENTING
Pola asuh Stalone sebenarnya hanya mengulang apa yang dia terima dari Ibu dan ayahnya. Demikian juga kita, sistem pola asuh pada anak-anak banyak meniru apa yang dulu kita dapatkan.
Untuk memperbaiki pola asuh yang salah, dan tidak mengulanginya (memutus rantai) ada beberapa hal yang kita lakukan:
1. Sadari bahwa cara ortu kita salah. Kita juga terluka dan marah pada ayah dan ibu.
2. Memutuskan dengan sadar memaafkan mereka. Sebab mereka juga dulu meniru kakek-nenek kita
3. Melakukan pembelajaran ulang menjadi ortu dengan cara membaca buku parenting, menghadiri seminar yang baik
4. Bergaul dan sambil “berguru” pada figur orang dewasa yang adalah ayah/ibu yang baik. Kami menyebut terapi ini dengan “reparenting”.
Semoga bermanfaat, dan tengkiu buat Vote
Julianto simanjuntak
Peduli Konseling Nusantara

Kiat Memulihkan Trauma Masa Lalu

Oleh: Julianto Simanjuntak | 16 June 2011 | 17:16 WIB

** Julianto Simanjuntak **

Bonnie adalah anak seorang Ayah yang keras dan kasar. Saat remaja Bonnie berulang kali melarikan dari rumah untuk menghindari kekejaman ayahnya yang suka memukul anak-anaknya. Bahkan Bonnie pernah mencoba bunuh diri dengan Silet dengan tujuan supaya dia bisa lari dari siksaan ayahnya. Karena gagal bunuh diri, maka dia pun memberanikan diri kabur dari rumah dan tinggal di rumah konselornya. Hal yang melukai Boonie adalah sering kali sang Ayah menyiksa anak-anaknya dengan menggunakan nama Tuhan.
Limabelas tahun diperlukan Bonnie untuk mendapatkan kembali pemulihannya. Bonnie akhirnya dibantu lewat proses konseling. Untuk memulihkan trauma masa lalunya, Bonnie dan konselornya melakukan beberapa hal.
Pertama, Bonnie menyadari bahwa jiwanya haus dan lapar akan cinta dan kasih sayang. Konselornya menolong Bonnie membuat daftar heart-warmer (orang-orang yang menghangatkan hatinya). Dalam daftarnya ada beberapa guru di sekolahnya, teman-teman, seorang pelatih, atasan yang baik hati.
Kedua, kemudian Bonnie memilih satu keluarga angkat yang dapat memberinya kehangatan dan kasih sayang. Dia memilih geografi atau tempat tinggal yang baik buat dirinya. Dia pindah ke kota kecil dan menemukan pekerjaan yang sangat disukainya, atasan yang memperhatikan dan menolongnya.
Ketiga, sangat hati hati mencari suami, dia sangat seleksi sahabat yang menyukainya. Akhrnya ia menikah dengan Trevor. Pernikahannya dengan Trevor memper-baharui hidup Bonnie. Kasih sayang Trevor yang bisa diandalkan terbukti menjadi obat manjur bagi semua peng-aniayaan di masa kecil yang mengerdilkan semangatnya. Pernikahan yang baik terbukti merupakan obat manjur bagi pe-mulihan masa lalu kita. Bonnie juga menemukan kasih yang berlimpah-limpah dari keempat anaknya. Bagi mereka, Bonnie adalah matahari yang menghangatkan dunia karena terus memberikan semangat, perhatian, bimbingan dan sukacita untuk hidup. Hati anak-anaknya bersukacita menikmati bagaimana ibunya membesarkan mereka.

Pohon Keluarga yang Busuk dan yang Baik

Penelitian Harvard's Study of Adult Development (penelitian tentang Perkembangan Orang Dewasa) yang dilakukan selama 60 tahun (1920-1980) menemukan bahwa mereka yang di masa kecilnya tumbuh tanpa kasih sayang ternyata: Lima kali lebih banyak menderita gangguan kesehatan-jiwa, termasuk depresi dan kecanduan obat-obatan. Selain itu mereka cenderung memilih hidup me-nyendiri, dan memisahkan diri dari persahabatan. Ditemukan juga mereka tiga kali lebih banyak yang meninggal sebelum usia tujuh puluh lima tahun dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya bahagia, dan meninggal karena perilaku tidak sehat termasuk karena bunuh diri.
Sebaliknya anak-anak dengan masa kecil bahagia ternyata pada masa pertumbuhannya terlindung dari depresi dan adiksi di masa dewasa serta gangguan mental lainnya. Para lulusan Harvard dengan masa kecil bahagia itu, bukan hanya hidup lebih lama dibandingkan mereka yang tidak dikasihi, tetapi kehidupan mereka juga lebih kaya dengan hubungan (relasi) dan sukacita. Mereka lima kali lebih suka melakukan olahraga yang sifatnya bersaing, bermain-main dengan teman, dan berlibur. Mereka jauh lebih bisa menyeimbangkan antara tugas dan kewajiban dengan melakukan rekreasi yang menyenangkan.
Mereka yang dibesarkan tanpa kasih sayang, sering akhirnya hidup tanpa teman, sedangkan mereka yang memiliki masa kecil bahagia nampak senang menjalin dan membangun hubungan serta mendapat banyak sukacita karena pertemanan.
Jika pendidikan anak di masa kecil dibarengi dengan kasih sayang, maka anak cenderung berkembang dengan baik dan memiliki gejolak emosi yang stabil serta mempunyai fisik dan mental yang sehat. Beverly juga menegaskan dalam bukunya, banyak di antara mereka yang mengalami trauma masa kecil karena tidak punya figure ayah/ibu, punya pergumulan pribadi yang hebat untuk mengenal siapa sesungguhnya Allah.

Memutuskan Rantai
Pohon keluarga yang rusak bisa dipulihkan. Yang penting Anda bersedia memutuskan untuk tidak mengadopsi "buah busuk" dari generasi sebelumnya; kemudian mencangkokkan diri pada pohon yang baru. Kita harus berani mengambil keputusan untuk menjadi generasi yang memutus rantai dari kebiasaan lama. Ambillah dan tegaskan komitmen dalam diri kita, "Berhenti di aku saja. Saya tidak lagi akan menyiksa diriku sendiri atau membuat orang lain berjalan timpang."
Keputusan ini seperti memberikan hadiah tak ternilai bagi diri Anda sendiri. Ini adalah sebuah warisan berharga bagi anak-anak dan cucu kita. Untuk itu kita perlu mengerahkan semua kekuatan emosi, spiritual. Dengan demikian anak-anak kita akan makin baik, terus sampai keturunan selanjutnya.
build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Tuesday, June 14, 2011

Pentingkah kaya itu?

 Penting kah kaya itu ?

Seringkali kita mendengar pria lebih memilih untuk melajang lebih lama dengan alasan-alasan ekonomi.

Lebih spesifiknya mungkin ingin punya rumah pribadi dulu, punya mobil dulu, punya gaji sekian juta dulu atau tabungan beberapa ratus juta untuk sebuah pesta pernikahan. Karenanya, sebelum menikah, para pria bekerja ekstra keras mengumpulkan uang demi kemapanan.

Ini tidak salah.

Sudah selayaknya untuk punya kehidupan yang aman secara finansial saat berumah tangga dan memberikan kenyamanan bagi isteri.

Tetapi, pada saat kemapanan itu sudah dimiliki, ada situasi yang bisa menjebak para pria.

Saat seorang pria sudah begitu kaya, maka semua jenis wanita akan datang kepada dia menawarkan cinta.

Dan akhirnya semua menjadi buram, apakah mereka datang karena cinta atau mencintai uang kita.

Sampai akhirnya sesuatu yang buruk terjadi, hingga kita menyesal kenapa kita bisa menjadi begitu kaya.

Wanita mana yang tidak akan datang bila kamu begitu tampan, cerdas, kaya dan muda?

Semua ingin merasakan Jaguarmu, tidur di atas kasur airmu, tinggal di apartemen mewahmu dan berdampingan dengan pria berjas Kiton.

Itu semua gambaran bahwa uang dapat memanipulasi perasaan dan parahnya itu adalah uangmu!

Bila saat ini kamu memiliki mobil dan seorang pacar, kamu tidak akan pernah tahu, apakah wanita ini masih mencintaimu kalau suatu saat kamu hanya naik sepeda motor.

Bagaimana kalau kamu tak lagi punya rumah pribadi dan hanya ada tempe di atas meja makan.

Taukah kamu? Tidak!

Karena dia datang pada saat kamu bisa memberikannya kenyamanan finansial yang dia idam-idamkan.

Cintakah yang kamu punya? Bukan!

Kamu hanya memiliki wanita yang mencintai kenyamanan yang bisa kamu sediakan.

Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulainya dari bawah.

Mensyukuri mobil mereka, karena mereka berdua pernah merasakan panas-hujan dengan sepeda motor.

Menyenangi spring bed baru mereka, karena mereka berdua pernah tidur bersama di atas sebuah kasur busa kecil.

Terharu dengan rumah mungil mereka, karena dulu mereka pernah tinggal hanya di rumah kontrakan.

Beruntunglah para pria yang memiliki wanita yang begitu mencintai mereka dan mendampingi di saat-saat berjuang menuju kehidupan yang lebih baik.

Terima kasih Tuhan.

Laudate Dominum

- Julianto.dj -

http://www.istw.co.id/
build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Sunday, June 12, 2011

Five tips for strengthening an understaffed support team

By Nathan McNeill | June 10, 2011, 1:09 PM PDT

It's no secret that many IT departments are struggling to do more with less. Techs must support increasing numbers of mobile devices, applications, and off-site workers — without additional funds or staff. How can they cope? Here are a few things that may help.

1: Enable techs to clone themselves

Upgrade current support tools to include channels like chat that allow IT support reps to handle multiple customer issues at once. Reps often have to wait while an end user's computer reboots or a file downloads, so they might as well use that time to help other customers.

2: Unchain them from their desks

Invest in new mobile technologies, such as iPads, to equip your techs to receive issues and support end users even when they're away from their desk fixing other problems.

3: Use escalations as training opportunities

Leverage collaboration technologies to allow frontline support reps to watch higher-tier SMEs resolve issues and to learn what to do the next time the issue arises. With tools such as remote support screen sharing, techs from different locations can view the same end user's screen and pass control of the keyboard and mouse back and forth to collaborate on the solution and watch how the other fixes the problem.

4: Automate the automatable

Equip your techs with the tools they need to automatically diagnose and resolve commonly occurring issues, including ones that proactively alert IT to issues before they are reported. For example, you can avoid a flood of calls due to slow system response times by monitoring server performance and setting up alerts for any dips in performance before it affects users.

5: Keep users in the loop

Inform users of progress, communicate that the issue is being actively worked, let them know things are progressing. A 15-minute support session can seem like an eternity when the end user is kept in the dark. Send them emails to update them on the status of their request or provide them with a self-service portal where they can track the issue, just like they would a package delivery.


build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Saturday, June 04, 2011

ABCDEFGHIJK

Seorang suami berkata pada istrinya : Bagiku, kamu A B C D E F G H I J K,

istri : apa artinya huruf2 itu?

Suami : Adorable, Beatiful, Cute, Delightful, Elegant, Fabulous, Georgeous, dan Hot.

Istri : Aduh, terima kasih Sayang, tapi apa artinya I J K ?

Suami : I'm Just Kidding

Istri : ????!!!???


build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Dia bekerja dalam segala hal

Pada saat terjadi Perang Dunia II di kepulauan Pasifik, ada seorang tentara
yang terpisah dari unitnya dikarenakan adanya pertempuran yang sangat
gencar, penuh asap, dan banyak tembakan di mana-mana.
Sementara dia berada sendirian di dalam hutan, dia mendengar akan datangnya
suara jejak kaki dari pihak tentara musuh yang mulai datang mendekat ke
tempat persembunyiannya.
Sambil terus berusaha untuk mencari tempat persembunyian yang lainnya, dia
mulai merayap naik ke sebuah bukit dan menjumpai adanya beberapa gua di
sana.
Dengan cepat dia segera merangkak untuk masuk ke dalam salah satu gua
tersebut.
Dia merasa aman untuk sementara waktu, sampai dia menyadari bahwa jika ada
tentara musuh yang melihatnya merayap naik ke atas bukit, mereka pasti akan
segera memeriksa semua gua.
Di dalam gua itu, dia mulai berdoa kepada Tuhan,
"Tuhan, jika ini kehendak-Mu, tolong lindungilah aku. Apapun yang terjadi,
aku akan tetap mencintai-Mu dan mempercayai-Mu. Amin."
Setelah berdoa, dia segera bertiarap dan mulai mendengar akan datangnya
tentara musuh yang mulai datang mendekat.
Dia mulai berpikir,
"Baiklah, aku kira Tuhan pasti tidak akan menolongku dari situasi ini."
Kemudian dia melihat ada seekor laba-laba yang mulai memintal jaring di
depan gua persembunyiannya.
Sementara dia mengawasi tentara musuh yang sedang mencarinya, lala-laba itu
terus membentangkan benang-benang jaring di pintu masuk gua.
Dia terkejut dan berpikir,
"Yang aku butuhkan sekarang adalah sebuah tembok pertahanan, mengapa Tuhan
malah memberiku sebuah jaring laba-laba? Pasti Tuhan sedang bercanda
kepadaku."
Dari kegelapan dia melihat musuh mulai datang mendekat, memeriksa setiap
gua, dan dia bersiap-siap untuk memberikan perlawanan terakhirnya.
Namun, yang membuatnya heran adalah tentara musuh hanya melihat sekilas ke
arah gua persembunyiannya, dan setelah itu mereka pergi begitu saja.
Tiba-tiba dia menyadari bahwa ternyata jaring laba-laba yang terletak di
depan pintu gua, telah membuat gua itu terlihat seperti belum pernah ada
seseorang yang memasukinya. Karena kejadian itu, dia berdoa dan meminta
ampun kepada Tuhan karena sudah meragukan pertolongan-Nya.
"Tuhan, ampunilah aku. Aku lupa bahwa di dalam Engkau, jaring laba-laba
dapat menjadi lebih kuat daripada dinding beton."
Di dalam kehidupan ini, kita pun juga sering menganggap bahwa Tuhan harus
menyediakan dan mengerjakan hal yang besar dan dahsyat terlebih dahulu untuk
menolong di dalam hidup kita.
Tetapi, kita sering melupakan bahwa di dalam Tuhan, hal yang kecil dan remeh
bisa dipakai-Nya untuk menolong kehidupan kita.
Sama seperti ada tertulis di salah satu kitab suci:
"Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan
yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia."
Tuhan itu peduli kepada orang yang memanggil namaNya.



build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Friday, June 03, 2011

(*) BELAJAR CHIN CHAI (*)

Orang tua selalu menasehati kita kalau mau hidup banyak sahabat, relasi publik yang baik, keluarga harmonis, dagangan lancar, dan hidup menjadi santai dan enjoy, maka jadilah orang yang "chin chai"

Chin chai artinya tidak perhitungan + easy going.
Orang yang perhitungan setiap detik, otak dipenuhi dengan angka-angka. Jiwanya disesaki oleh dua kata yang paling penting dalam hidupnya yaitu UNTUNG & RUGI!
Hatinya selalu cemas dan gelisah memikirkan bagaimana meraup keuntungan habis-habisan dan memblokir semua bentuk kerugian.

Orang yang perhitungan, koin seratus perak sudah lebih besar dari roda kereta sapi!
Serambut kerugian dipandang serius dan besar bagai gunung semeru!
Suka tarik urat, bersilat lidah, ngotot dan gontok-gontokan hanya untuk masalah sepeleh.
Orang yang perhitungan tak pernah mau mengalah apa lagi memberi dan berkorban. Sikap perhitungan membuat hidup tegang, kuatir, capek dan menderita...
Belajarlah menjadi "chin chai".
Orang chin chai selalu mengalah dan memberi, toleransi dan pengertian, gampang bekerja sama, mudah diajak berunding, sehingga punya banyak sahabat.
Rejekinya lancar, hidupnya tenang, ceria, dan tidak banyak "gejolak".
Dia & keluarganya hidup lebih sehat, harmonis, bahagia, dan enjoy....

Memang benar nasihat orang tua, "chin chai" adalah kunci hidup sukses dan bahagia...

build, access and manage your IT infrastructure and web applications

Kami sedang membuat green office kami..

Bagaimana caranya bikin green office?

Minggu, 02 November 2008, 22:55

http://www.flickr.com/photos/heymans/416672685/
Green office, apa sih maksudnya? Gedung kantor yang berwarna hijau? Atau...kantor yang semua karyawannya menggunakan kostum warna hijau? Atau...jangan-jangan kantor yang berada di tengah hutan rimba?
Ternyata green office itu adalah konsep kantor yang kegiatannya dijalankan dengan cara yang ramah lingkungan. Maksudnya, karyawan serta pihak manajemen kantor berupaya untuk menerapkan berbagai penghematan, seperti hemat kertas, hemat listrik dan hemat air. Selain itu kantor tersebut juga berupaya untuk mengelola sampahnya serta melakukan penghijauan.
Mau tahu caranya seperti apa? Nih...ada beberapa kiat sederhana yang bisa diterapkan di lingkungan kantor:
A. Tips menghemat kertas
B. Tips hemat listrik untuk hemat biaya:
  • Padamkan lampu di setiap ruangan yang tidak digunakan.
  • Matikan komputer dan peralatan lainnya jika akan ditinggal atau tidak digunakan dalam waktu yang lama. Misalnya, saat makan siang atau pergi rapat.
  • Upayakan untuk menempatkan meja kerja di sudut kantor dengan pencahayaan alami yang optimal.
  • Bukalah jendela, terutama jika gedung perkantoran terletak di kawasan yang masih asri. Ini lebih baik daripada menggunakan AC.
  • Atur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin. Suhu yang nyaman untuk bekerja adalah antara 20-24 derajat Celsius.
  • Tidak lupa mematikan komputer, AC, lampu dan peralatan elektronik lainnya saat akan pulang kantor.
  • Saat keluar toilet jangan lupa untuk mematikan lampu.
  • Ketika rapat selesai, jangan lupa untuk mematikan AC dan lampu di ruang rapat.
  • Hindari menggunakan lift, gunakan tangga jika hanya ingin pindah ke 1 atau 2 tingkat lantai yang berbeda.
C. Tips kurangi polusi dan penggunaan BBM
D. Tips hemat air:
  • Bukalah keran pada debit air yang minimum dan matikan keran dengan benar saat meninggalkannya.
  • Untuk toilet dengan double flush, tekan tombol yang kecil saat selesai buang air kecil.
  • Pasanglah tanda peringatan agar setiap orang tidak meninggalkan toilet dalam kondisi keran masih terbuka.
  • Gunakan hanya 1 gelas sepanjang hari, untuk mengurangi air untuk mencuci gelas.
  • Jika ada air putih yang tersisa di dalam gelas, gunakan untuk menyiram tanaman.
E. Pengurangan dan daur ulang sampah
Punya waktu lebih? Lakukan hal berikut:
  • Hindari memesan makanan dengan kemasan styrofoam & plastik.
  • Sebisa mungkin tidak membeli produk dengan kemasan yang berlapis-lapis.
  • Hindari membeli produk-produk baru. Usahakan untuk perbaiki setiap barang yang rusak, seperti printer, komputer, AC dan barang-barang elektronik lainnya.
  • Daur ulang limbah kantor. Kirimkan sampah kering di kantor, seperti kertas, plastik kemasan, majalah bekas, ataupun perabot kantor ke tempat pendaurulangan sampah.
  • Bersama teman-teman sekantor, buatlah kompos untuk mengolah sampah organik sisa makanan. Kompos kemudian bisa digunakan untuk bercocok tanam di kantor.