Translate

Thursday, July 19, 2007

Aplikasi E-Goverment Efisienkan APBD

Makassar (ANTARA News) - Aplikasi sarana tekhnologi dan informasi (TI) dalam penerapan E-Government guna memberikan pelayanan secara cepat kepada publik dinilai dapat menghemat pengunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) pemerintah setempat.

Staf Ahli Menteri Negara Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Suhono Harso Supangkat di Makassar, kemarin, mengatakan, paradigma IT atau E-Government saat ini sudah tidak dipandang hanya sebagai alat komunikasi atau perangkat saja tapi telah menjadi bagian dari proses pelayanan dan pengembangan operasional pemerintahan.

Sebab itu, lanjutnya, pihaknya menyarankan kepada setiap Pemda untuk menerapkan sistem sewa dalam hal pengadaan IT agar Pemda yang bersangkutan dapat melakukan peningkatan (up grade) teknologinya dengan mudah.

Kemungkinan untuk up grade, katanya, perlu dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan produk-produk IT yang senantiasa mengalami evolusi secara cepat.

Menurut Suhono, modul seperti itu saat ini sedang dalam proses penyelesaian dan diharapkan dapat segera dijadikan pedoman bagi kalangan pemerintah daerah untuk mendorong transformasi dalam pengadaan sarana IT pemerintah dari sistem `capital expenditure` atau beli menjadi `operation expenditure` (sewa).

Suhono meyakini, sistem ini nantinya akan diikuti pula oleh lembaga-lembaga audit pemerintah seperti Badan Pemeriksa Keuangan untuk menjamin bahwa tarnsformasi belanja IT Pemda memang sesuai aturan yang ada.(*)

Monday, July 16, 2007

Penemuan Terbaru Mengenai Kanker Hati! Jangan Tidur Terlalu Malam

1 July 2004
Topic: Kesehatan

Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (GOT, GPT), tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif
menderita kanker hati sepanjang 10 cm!

Selama ini hampir semua orang sangat bergantung pada
hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan menunjukkan hasil index yang normal berarti semua OK.
Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan
pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar. Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bias memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.

Saat ini ada seorang pasien dokter Hsu yang mengeluh
bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru
diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya hati) sudah termakan habis. Pasien sangat terperanjat, Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu satu tahun yang relatif singkat bisa tumbuh kanker hati yang demikian besar??

Ternyata check-up yang dilakukannya hanya memeriksa
fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan "normal". Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling disalahpahami oleh masyarakat kita (Taiwan).

Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi
pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.

Dokter Hsu mengatakan, GOT dan GPT adalah enzim yang
paling banyak ditemui di dalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu dan sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka GOT dan GPT akan lari keluar. Hal ini menyebabkan kandungan GOT dan GPT di dalam darah meningkat. Tetapi tidak adanya
peningkatan angka GOT dan GPT bukan berarti tidak
terjadi pengerasan pada hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati,
meski kondisi radang hati mereka telah berhenti,
tetapi dalam hati (liver) mereka telah terbentuk
serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.

Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka GOT dan GPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan yang tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.

Penyebab utama kerusakan hati adalah :

1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
2. Tidak buang air di pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan.
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat
tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin
kurangi penggunaan minyak goreng saat menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan
minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil. Jangan mengkomsumsi makanan yang digoreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam kondisi tubuh yang
fit.
8. Mengkonsumsi masakan mentah (sangat matang) juga
menambah beban hati. Sayur mayur dimakan mentah atau dimasak matang 3 - 5 bagian. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan
disimpan.

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makanan sehari-hari. Perawatan dari pola
makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan
zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan - jadwalnya?.

Sebab:
Malam hari pk 9 - 11 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun (de-toxin) di bagian sistem antibodi (kelenjar getah bening). Selama durasi
waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang
atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan.

Malam hari pk 11 - dini hari pk 1 : saat proses
de-toxin di bagian hati,�@harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.�@

Dini hari pk 1 - 3 : proses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur.

Dini hari pk 3 - 5 : de toxin di bagian paru-paru.
Sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena
proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernafasan, maka tak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.

Pagi pk 5 - 7 : de-toxin di bagian usus besar, harus
buang air di kamar kecil.

Pagi pk 7 - 9 : waktu penyerapan gizi makanan bagi
usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 6:30. Makan pagi sebelum pk 7:30 sangat baik bagi
mereka yang ingin menjaga kesehatannya.
Bagi mereka yang tidak makan pagi harap merubah
kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9 /10 daripada tidak makan
sama sekali.

Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan
mengacaukan proses pembuangan zat-zat tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga
pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang
belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, tidurlah yang nyenyak dan jangan begadang.

Dialihbahasakan secara bebas dari artikel berbahasa
Mandarin oleh : Siwu (9 Juni 2004)

Monday, July 09, 2007

Saya ada bukan karena kebetulan

Saya sering ingat perkataan para orang tua yang seringkali menghardik anaknya yang nakal "menyesal kami melahirkan engkau"...

Pikir2, ternyata berat juga penyesalan yang disampaikan orangtua ketika berkata demikian, dan pastinya itu bukan hanya karena kesal semata2, tapi luarbiasa kesalnya.

Terlepas dari semua itu, mungkin hari ini kita diingatkan kembali, mengapa kita lahir di keluarga kita saat ini? Mengapa kita ditempatkan di sekolah dimana kita bersekolah sekarang ini? Mengapa kita ada di lingkungan gereja sekarang ini? Mengapa kita bekerja di tempat ini? dan banyak mengapa lainnya yang seringkali mempertanyakan kehendak Tuhan tentang keberadaan kita.

Ternyata, itu semua ada dan terjadi bukan karena kebetulan. Bukan karena kebetulan, saya memiliki mama yang tangguh dan papa yang mengecewakan. Bukan karena kebetulan, masa kecil yang susah harus saya lalui. Bukan karena kebetulan, saya bersekolah di lingkungan mester jatinegara, dari kecil hingga besar. Bukan karena kebetulan, kami bergereja di tempat kami sekarang. Bukan karena kebetulan, kami aktif di gereja. Bukan karena kebetulan, kami bekerja di tempat kami bekerja sekarang. Semuanya adalah karena Tuhan. Tuhan yang mengatur semua.

Memahami bahwa Tuhan yang mengatur semua memang tidak mudah. Waktu saya kecil, beberapa kali pertanyaan, 'mengapa saya harus mengalami semua ini' dilontarkan. Dan seolah Tuhan tidak menjawab. Mengapa saya harus susah, dan teman2 saya hidup berkecukupan pada waktu itu. Mengapa saudara-saudara seolah membenci orang yang hidupnya susah. Mengapa banyak orang menjauhi orang yang hidupnya susah. Ternyata. Dari pengalaman hidup itulah, saya bisa melihat, mana orang yang penuh kasih membantu dan menolong orang susah. Saya bisa memahami bagaimana gereja itu harus ada dan menolong jemaat yang tidak mampu. Saya bisa mengerti, bagaimana kita harus hidup bersaudara satu dengan lainnya.

Jadi, Tuhan ijinkan semua itu terjadi untuk satu hal. Satu hal yang sangat luar biasa yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Dia (sedang) membentuk saya. Saya pahami, ini bukan proses 1 - 2 tahun. Ini proses seluruh hidup saya. Dan bagaimana sekarang saya hidup, ini pun juga bagian daripadanya. Oleh karena itu, saya berusaha memahami, mengapa saya unik.

Mengapa saya ada di lingkungan keluarga seperti itu. Mengapa saya dibesarkan dari bantuan tangan saudara dan gereja. Mengapa saya memiliki kepribadian ini. Mengapa saya bersikeras dalam hal tertentu.

Maka, semua itu membentuk saya. Semua itu membuat saya semakin mengerti, betapa Allah mengasihi saya, dengan segala daya yang Ia lakukan untuk saya. Mencipta, membuat, membentuk saya tiada henti. Meskipun kadang pahit saya rasakan, tetapi luar biasa penyertaan yang Tuhan lakukan untuk saya dan keluarga.

Suatu ketika, dalam kondisi keuangan yang kurang baik, kami harus melalui hari-hari dimana kami menghitung uang yang kami miliki. Perasaan sesak memenuhi dada saya dan saya tidak bisa berkata apa-apa kepada istri saya. Tetapi saya tahu, Tuhan pasti berikan jalan keluar. Dan akhirnya pertolongan itu datang, ketika uang kami hanya tinggal Rp.2000 saja. Melalui pekerjaan yang saya terima, kami dapat bertahan dan melaluinya dengan baik.

Itulah, tekanan-tekanan yang kita terima seharusnya semakin membuat kita berserah kepada Tuhan, maka seringkali istilah STRES saya ganti menjadi singkatan dari Sejahtera Tuhan Rasanya Enak Sekali. Karena saya tahu, Yesaya 44:2.. campur tangan Tuhan dari saya sebelum dilahirkan hingga nanti kematian menjemput saya.

Amin.

Wednesday, July 04, 2007

Hari Pertama - The Purpose Driven Life

Hari Pertama
The Purpose Driven Life

Akhirnya, saya beli juga buku itu. Sudah lama sekali ingin memilikinya, tapi baru ada uang yang dapat disisihkan untuk membelinya. Nah, sekarang, bersiaplah saya memasuki 40 hari mempelajari buku ini, mengikuti anjuran sang penulis, saya membacanya selama 40 hari berturut-turut. Semoga Tuhan memberikan kekuatan.

Hari ini membahas "berpikir tentang tujuan saya". Dan memang saya akui, benar adanya, seringkali saya membuat tujuan-tujuan hidup. Saya ketik rapih-rapih, tujuan hidup saya bulan ini, tahun ini, tahun depan, dan dalam 5 tahun. Setelahnya memang saya rasakan puas, karena minimal saya bisa melihat tujuan (baca: target) saya dalam waktu yang ada. Tetapi, hari ini saya belajar, bahwa tujuan hidup saya haruslah berasal dari Tuhan, sang Pencipta diri saya, dan bukan dari diri saya sendiri.

Artinya, saya harus melihat apa yang Tuhan inginkan atas diri saya, dengan apa yang selama ini saya alami, saya selama ini memang meyakini, bahwa Tuhan ingin berbuat sesuatu.

Saya ingat, masa kecil saya yang susah, dimana kami hidup bergantung dari orang lain. Keseharian mama sebagai penjahit bukanlah suatu hal yang mudah saya terima, di tengah begitu banyaknya teman-teman yang memiliki kesempatan lebih baik, mereka dapat membeli dan memiliki apa yang mereka mau, sedangkan saya tidak. Masa-masa sulit itu, bertambah sulit lagi, karena kami tidak memiliki rumah. Kami tinggal di rumah kakek, yang semasa beliau hidup, dia sangat mengasihi kami. Hingga pada saat kematiannya, kami menangis keras karena kami tidak tahu harus tinggal dimana. Kami ingat betul, ada masa kami harus tinggal bersama dengan orang yang tidak kami sukai. Kami harus tinggal di rumah istri papa yang lain dalam waktu cukup lama, dan disana sangat tidak menyenangkan. Satu-satunya yang menyenangkan adalah kami dapat bermain bebas hingga malam, sedangkan apabila kami dirumah, kami begitu tersiksa. Dan saya ingat benar, nenek kami datang menjemput kami, dan membawa kami pulang ke rumahnya - apapun yang akan kami hadapi, makan apapun, pokoknya keluar dari rumah itu. Mulailah kami tinggal di rumah itu hingga kami besar. Saya yakin sekali, ada maksud Tuhan dari semua itu. Bahwa dalam kesusahan kami, kami lebih bersandar kepada Tuhan. Kami berdoa setiap malam, mendoakan apa yang akan kami makan besok, sekolah kami, hingga sang papa kami yang jarang sekali pulang.

Pada saat kami berangkat dewasa, dan semakin kami sadar apa yang terjadi. Kami memiliki tekad bulat untuk keluar dari semua kesulitan hidup ini. Dan satu-satunya cara adalah belajar yang baik, sehingga kami memiliki prestasi dan prestasi. Syukurlah juga, Tuhan mengijinkan hal ini terjadi. Kami mendapatkan beasiswa dari gereja. Paling tidak untuk urusan sekolah, kami sudah cukup tenang.

Tapi, cerita sedih tidak pernah berhenti. Kami ingat benar ada masa-masa kami sangat kesulitan keuangan, kami makan apa saja. Tapi urusan sekolah, ini yang membuat mama kami berbeban berat. Dengan menjadi penjahit harus menghidupi 4 orang anak.Beruntunglah, mama kami sabar luar biasa. Kami dibawanya dengan sabar datang ke sekolah minggu di gereja, dan kami menjalani masa kecil sekolah minggu yang menyenangkan. Kami sangat beruntung memiliki kesempatan mengenal Tuhan dengan baik.

Di masa usai sekolah STM, saya bertekad segera bekerja. Kesempatan mulai berdatangan. Saya mengajukan lamaran ke berbagai tempat. Akhirnya ada beberapa interview yang saya jalani. Tapi Tuhan berkehendak lain. Lewat mami (nenek saya dari papa), dia memenangkan judi, sehingga membagikan sejumlah uang kepada cucu-cucunya, termasuk saya, yang notabene, cucu yang jarang atau kurang dekat dengannya. Dibalik sikapnya yang kurang baik, saya tahu dia sangat menyayangi saya dan papa, tapi keadaan membuatnya berbeda. Uang yang saya terima, kami gunakan untuk membiayai kuliah saya. Dan akhirnya terbukalah mata saya tentang pentingnya pendidikan tinggi hingga universitas.

Masa-masa awal berat, karena tidak melulu kami memiliki sejumlah uang untuk berkuliah, disamping kebutuhan adik-adik bersekolah. Saya mulai berjualan fotocopy di kampus. Setiap ada transparansi dari dosen, saya ambil dan saya copy, dan saya jual keesokan harinya. Bisnis kecil-kecilan lah. Kebetulan di depan rumah ada tukang fotocopy yang bisa memberikan harga cukup murah. Tapi toch tetap, bukan hal mudah. Papa memang pulang dan membawa kami keluar dari rumah nenek yang kami tinggali selama tahunan, tapi tetap saja jarang pulang. Tetap saja, kami terus berdoa agar dia pulang bersama kami.

Setengah tahun pertama dilalui dengan baik bersama Tuhan, dan berikutnya kami kesulitan untuk terus mendukung kuliah saya. Akhirnya saya bertekad untuk bekerja. Dan pekerjaan pertama yang saya dapat adalah sebagai sales tinta printer. Maka akrablah saya dengan jalan-jalan Jakarta, berkeliling ke sana ke sini menjual. Tidak lama ini berlangsung, karena Tuhan memanggil saya untuk bergabung dengan Bank Bali (Bank Permata sekarang), dan bergabunglah saya sebagai Operator System. Pekerjaan yang enak, dibelakang meja, ruang dingin. Tuhan membuat semuanya lancar, sehingga uang dapat saya sisihkan untuk membantu mama dan adik-adik sekolah.

Tuhan tidak tinggal diam. Setahun berlalu di tempat itu, saya dipindahkan Tuhan ke Bank Modern (sekarang sudah dilikuidasi). Dengan beda gaji Rp.50.000, saya nekat keluar dari lingkungan yang nyaman. Masuk ke dalam lingkungan yang lebih dinamis. Kepindahan ini membuahkan hasil. Karena overtime di tempat ini hingga beberapa kali lipat dari gaji pokok saya, maklumlah bank baru pada waktu itu.

Hampir 2 tahun, Bank itu bermasalah, dan sebulan sebelum bank itu ditutup, saya ditarik keluar oleh Tuhan, masuk ke lingkungan Bank Internasional Indonesia (BII). Kesempatan yang lebih luas telah disiapkan Tuhan. Kehidupan keras semasa di tempat sebelumnya, membuat saya bermasalah juga dengan diri saya sendiri dan Tuhan. Banyak dosa yang saya lakukan di hadapan Tuhan.

Semasa di BII, Tuhan terus mempersiapkan saya, dan banyak hal saya alami. Semakin dewasa, semakin mengenal Tuhan, dan juga mengenal 'dunia' yang Tuhan ciptakan. Tahun 2000, saya dipanggil Tuhan masuk sebagai Guru Sekolah Minggu, setelah pergumulan yang panjang.

Tahun 2001, saya keluar dari BII, dipindahkan ke perusahaan IT Integrator, PT. Altelindo. Ini mungkin tidak mudah. Tapi dengan penuh keyakinan, saya serahkan kepada Tuhan. Saya ingat benar, selama di BII, beberapa kali saya telah mengajukan surat resign kepada atasan saya. Baik pada saat diterima di Bank Pos, diterima di Bank Mandiri. Tapi memang, Tuhan membuat semua indah pada waktunya.

Selama 2001-2002, saya bekerja all-out. Belajar banyak hal, seolah saya menemukan dunia saya. Saya bebas berkreasi, membuat dokumen, membuat proposal, mencurahkan seluruh isi otak saya di laptop yang saya jinjing kemana2. Dan ini membuahkan hasil positif untuk perusahaan. Saya bersyukur untuk semua itu.

2003, saya keluar dari perusahaan itu, setelah bergumul berat karena banyak hal di dalam perusahaan yang kurang berkenan, terutama perlakukan pemilik perusahaan. Oleh karena itu, bergabunglah saya dengan perusahaan yang dibuat bersama atasan saya pada waktu di perusahaan itu. Kami bergabung beberapa orang, dan sayalah orang pertama yang keluar untuk mengerjakan proyek yang didapat oleh perusahaan baru ini. PT. Padutama ini adalah tempat saya bereksplorasi penuh. Sebagai pimpinan perusahaan, saya merasakan enaknya posisi ini. Tapi ini tidak berlangsung lama. Ketidak mampuan kami untuk menangani perusahaan membuat kami kewalahan, mulai dari masalah modal, kesalahan investasi, hingga komitmen. Dan akhirnya dengan berat hati, saya keluar dari perusahaan pada 2005.

Keluar dengan posisi yang tidak mengenakkan. Tidak memiliki uang, hutang dimana-mana. Kembali, karena Tuhan saja, saya bisa melalui semua itu. Kehadiran sang istri yang terus mendukung apa yang saya rasakan dan ingini, membuat saya bertekad hati untuk memulai usaha sendiri.

Juni 2005, saya keluar, dan saya datang ke notaris untuk membuat perusahaan ini. Perusahaan yang saya berikan nama Daya Cipta Mandiri. Istilah ini mungkin bukan hal baru. Daya Cipta Mandiri ini seolah sudah menjadi jati diri saya sejak 1996. Email sudah saya miliki dengan id ini.Dan terus menerus, saya gumuli, untuk menjadi filosofi hidup saya. Daya artinya kemampuan, Cipta artinya kita harus kreatif, Mandiri artinya harus bisa berdiri sendiri. Dan ini yang terus saya olah dalam diri saya, bersama Tuhan tentunya.

Dan tanpa terasa, sungguh, sudah 2 tahun kami berjalan, dan tidak pernah sekalipun Tuhan tinggalkan. Pengalaman rohani yang Tuhan bentuk, yang Tuhan ijinkan terjadi, dan terus saya rasakan, membentuk saya seperti sekarang ini. Panggilan Tuhan pada tahun 2004 untuk menjadi penatua pun, sedikit banyak saya syukuri. Saya tahu, saya tidak sendirian, oleh karena dalam apa pun yang saya hadapi, yang paling sulit sekalipun, ada Tuhan di dalamnya, bekerja dengan caraNya sendiri.

Kolose 1:16b "Segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia". Mungkin bukan sembarang ayat yang cocok untuk saya. Karena saya benar-benar dan sungguh melihat. Ada Tuhan dalam setiap kehidupan saya. Dengan apa yang saya jalani sekarang pun, saya tahu, mengapa saya terus dipakai Tuhan dalam banyak hal, di banyak tempat, bertemu dengan bermacam orang, dari segala kalangan, karena ada Tuhan di dalamnya. Tuhan menginginkan sesuatu atas saya. Tuhan menginginkan hidup saya dilihat oleh banyak orang. Tuhan menginginkan saya menguatkan banyak orang. Tuhan menginginkan saya menolong banyak orang. Tuhan menginginkan sesuatu atas hidup saya. Dan itu, tanpa saya sadari saya jalani terus setiap harinya.

Bagaimana Tuhan membuat saya berdoa beberapa hari ini tentang pekerjaan penarikan kabel Fiber Optic terus menerus, karena Tuhan menginginkan saya demikian. Inilah apa yang terus saya harus gali.
Yaitu, bagaimana hidup untuk Allah? Hidup untuk Allah, bukan untuk diri saya sendiri.

Jadi, kalau toch, kita harus membuat tahapan atau rencana kerja dalam kehidupan kita, kita harus memiliki rencana strategis untuk terus menerus menggali, apa yang Allah inginkan dalam hidup kita.

Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini membantu kita, memahami perspektif Allah dalam hidup kita:
- Untuk apa saya, Tuhan tempatkan saya untuk lahir di keluarga ini ?
- Untuk apa saya, Tuhan tempatkan untuk bersekolah di sekolah ini ?
- Untuk apa saya, Tuhan tempatkan di pekerjaan ini ?
- Untuk apa saya, Tuhan ijinkan saya bergabung di gereja ini?

Marilah kita menggalinya, apakah yang Tuhan inginkan? Barulah kita set tujuan hidup kita itu.
Tuhan memberkati. Amin.