Translate

Thursday, August 17, 2006

Nasionalisme apa?

Nasionalisme apa?

17 Agustus 2006, pagi hari ini aku memulai dengan mencari obat untuk anakku, si Vicky yang lagi sakit batuk. Berkeliling di pagi ini, seharusnya banyak toko sudah mulai buka, tetapi hari ini tidak ada yang buka. Cuma satu apotik, dan puji Tuhan, cukup lengkap, sehingga obat yang aku cari aku temukan di sana.
Kenapa semua tutup? Ooo rupanya hari ini, hari libur krn tujuh-belasan. Istilah yang akrab di telinga kita, karena setiap tanggal 17 agustus inilah kita memperingati kemerdekaan, hidup merdeka sebagai negara, dan kali ini tepat 61 tahun yang lalu.

Topik persekutuan pemuda minggu lalu pun membahas soal nasionalisme. Sang pembicara, Pdt. Ferry dari GKI Terate, mengangkat suatu hal yang berbeda. Dia mengambil topik tentang apa yang kau perbuat untuk sesamu, engkau melakukannya untuk Aku. Terbesit kebingungan menghubungkan antara kepedulian dengan nasionalisme. Tetapi begitu mencari akar-nya dari kepedulian, yaitu kasih, terutama kasih kepada sesama, maka barulah kebersamaan, rasa memiliki secara bersama, terutama sebagai satu bangsa, satu negara, barulah bisa berujung kepada nasionalisme. Perenungan yang cukup menarik, yaitu bagaimana kita hidup berdampingan sebagai satu bangsa, satu negara, merasakan kepedulian, saling memperhatikan bersama, seperti teladan yang Yesus berikan.

Menyimak pemberitaan beberapa hari ini, terkait dengan pengiriman teman-teman muslim ke negara Libanon, untuk ikut berperang (bukan membantu menangani korban perang!), maka kembali saya mempertanyakan, apakah ini rasa nasionalisme yang selama ini kita bangun. Apakah upacara bendera di senin pagi, menghormati bendera merah putih, menyanyikan lagu merah putih, menghafal Pancasila, dan bahkan berdoa mensyukuri kemerdekaan yang kita acapkali lakukan itu, menghasilkan nasionalisme seperti ini? Nasionalisme yang luntur-kah ini?

Begitu salah satu kampung berpenduduk mayoritas Kristen terkenal rudal Israel, maka beberapa teman terusik, dan berkata siap berperang. Wallah.. ini apa? Apa yang terjadi dengan kita? Di satu pihak ada kepedulianyang tadi kita bahas, terutama untuk sesama kita, dan khususnya saudara kita seiman. Sebuah perasaan yang memang tidak dapat dibantah, tidak perlu dibuang, tetapi harus tetap dipupuk, dan saat ini isu global bahkan telah menjadi isu lokal, perhatian kita kepada kepedulian rakyat Libanon adalah suatu hal yang baik. Kemudian, kalo kita semua berangkat berperang untuk rakyat Libanon, tetapi kita sendiri tidak mau peduli, tidak merasa bangga dengan menjadi rakyat Indonesia, apakah kita tidak malu?

Saya sangat setuju, bahwa nasionalisme sudah bukan hanya soal cinta negara. Saya tersinggung pada waktu transit di Singapore beberapa tahun lalu, orang di depan saya berkata menunjuk orang lain (yang notabene adalah bos saya) dan berkata bahwa dia mirip teroris, apalagi berasal dari Indonesia. Ampun!.. negara saya ini apakah sarangnya teroris. Mentang-mentang bos saya botak, keturunan Arab bertubuh tinggi kekar. Indonesia kita ini sudah dianggap apa? Negara besar tapi keropos. Negara yang luasnya luar biasa, tetapi dianggap sebelah mata, bahkan tidak diperhitungkan.

Dan saya sangat setuju, apabila nasionalisme yang kita miliki, kita harus arahkan ke hal-hal yang lebih positif. Peduli terhadap sesama, mungkin itulah yang selama beberapa tahun inikita alami. Coba lihat, gempa semalam, pagi-pagi sudah beredar kotak sumbangan. Longsor kemaren, hari ini bantuan berdatangan. Tapi sekarang kelihatan, ternyata sumbangan yang demikian besar dan banyak dimobilisasi, bahkan oleh banyak pihak besar, tak urung sampai juga kepada mereka yang membutuhkan. Luar biasa. Terpuruk, dan semakin terpuruk.

Jadi, sekarang mau bilang apa? Nasionalisme seperti apa yang harus kita miliki, sehingga kita ini tidak hanya mencintai negara kita, berusaha bangkit dan bangun dari ketiarapan kita selama ini, dengan saling berbagi, saling peduli kepada sesama kita. Saya tidak tahu lagi harus bilang apa, apakah ini kesalahan lingkungan masyarakat kita, apakah ini kesalahan sistem pendidikan kita, ataukah ini semua memang kesalahan yang disengaja.

Jadi sekarang, dengan nasionalisme yang seperti sekarang ini, berapa lama lagi Indonesia yang besar dan luas ini akan berdiri. Berapa lama lagi kita akan dipecah-pecah, tidak hanya dengan suku, mulai marak dengan lokasi, apalagi dengan agama. Semua ini malah tidak menjunjung nasionalisme, melainkan semakin membuat kita semua terkotak-kotak.

Mudah-mudahan pengamatan salah seorang mengenai Indonesia yang sedang memasuki kurva J, kurva yang menunjukkan kebangkitan kembali, ini tidak hanya soal ekonomi, tidak hanya soal korupsi, tetapi juga kebangsaan dan nasionalisme. Saya ingat benar, salah seorang teman dari Korea Selatan, dengan bangga menunjukkan foto-foto pada waktu wajib militer yang pernah dialaminya. Dia mengatakan, bahwa sampai sekarang pun, Korea adalah negara-nya, meskipun sudah puluhan tahun tinggal di Indonesia. Bandingkan dengan warga negara kita yang tinggal di negeri lain, yang berkata, memang enak tinggal di Indonesia, tetapi jauh lebih nyaman tinggal di negara asing. Begitukah Indonesia kita? Begitukah nasionalisme yang akan kita wariskan kepada anak-anak kita ?

Salam merdeka!

Fankychristian.blogspot.com
17Aug2006, 11.00am

Wednesday, August 16, 2006

Melayani dengan Sukarela atau Cuma-cuma

Melayani dengan Sukarela atau Cuma-cuma

Pada waktu membaca salah satu buku Manajemen Gereja, saya menemukan kata-kata ini unsur melayani (dengan cuma-cuma) menjadi tujuan kerja.
Lantas saya ingat, suatu kata yang selalu seolah erat dengan melayani, yaitu sukarela. Kemudian mana yang benar ini? Sukarela atau cuma-cuma?

Pertama, tugas kita sebagai pengikut Kristus adalah menyebarkan kabar baik tentang Yesus Kristus sepanjang hidup kita, apapun yang kita kerjakan, kita menjadi saksi hidup bahwa Yesus-lah Juruslamat kita. Dan ini wajib, bukan tugas yang setengah-setengah, bukan tugas yang mudah juga. Kemudian dari tugas ini, berkembanglah semangat untuk melayani Tuhan. Semangat untuk memberikan waktu, hidup dan tenaga kita kepada Tuhan, baik di dalam rumah Tuhan (gereja) ataupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka, artinya pelayanan kita kepada Tuhan adalah suatu keharusan dalam hidup kita. Tidak ada tawar menawar dalam hal ini. Oleh karena itu, istilah melayani Tuhan dengan sukarela adalah suatu kesalahan besar. Melayani Tuhan tidak boleh dengan sukarela, karena hidup kita, waktu kita, tenaga kita ini, semuanya berasal dari Tuhan.

Biasanya yang timbul kemudian adalah kebingungan. Kebingungan saya harus melayani Tuhan seperti apa? Mulailah dengan apa yangbisa kita lakukan ! Kita mulai dengan mendoakan orang. Kita mulai dengan mempelajari Firman Tuhan, mengetahui hal-hal baik yang Tuhan ajarkan, dan menerapkannya dalam keseharian hidup kita. Mulailah dengan apa yang kita punya. Kita punya waktu, sediakan waktu itu untuk Tuhan, carilah kegiatan apa yang bisa kita lakukan terkait dengan Tuhan. Kita punya tenaga, berikan untuk Tuhan, lihat di gereja apa yang bisa kita lakukan dengan tenaga kita. Lihat apa juga yang bisa kita berikan untuk sekitar kita. Kita punya uang, jangan ragu juga untuk memberikannya untuk pekerjaan Tuhan. Semuanya mudah, tapi tidak semua orang berani mencoba. Ada yang lebih suka menunggu dilawat. Ada yang lebih suka menunggu orang lain memulai dahulu. Ada yang lebih suka bersama-sama dengan teman untuk melayani Tuhan. Ada yang lebih suka berdiam diri. Bahkan, ada yang lebih suka mengkritik pelayanan orang, bersungut-sungut atas pelayanan orang lain, dibandingkan mencoba melayani sendiri. Silahkan lihat, Anda termasuk yang mana?

Tetapi sekali lagi saya tandaskan, melayani adalah kewajiban kita sebagai murid Kristus, sebagai orang Kristen, sebagai orang yang dalam KTP nya tertuliskan Kristen! Dan melayani Tuhan tidak hanya di gereja. Melayani Tuhan adalah sepanjang hidup kita. Di waktu kitabangun, berjalan, bekerja, makan siang, berinteraksi dengan orang lain, semuanya. Ingat Firman Tuhan yang mengatakan, apapun yang kita lakukan untuk sesama kita, kita melakukannya untuk Tuhan. Jadi, target pelayanan kita adalah sesama kita, mereka yang ada di sekitar kita. Entah itu si Ucok dengan sikapnya yang arogan, si Acong yang kerjanya nongkrong terus, atau siapapun, merekalah yang ada di sekitar kita yang menjadi target pelayanan kita. Adalah lebih baik lagi apabila kita melayani mereka yang diam dalam rumah Tuhan, dalam gereja. Dalam kegiatan-kegiatan gereja, terlibatlah, dan rasakan sukacita bersama Tuhan. Jadi itulah artinya melayani adalah kewajiban, bukan sukarela.

Sekarang bagaimana dengan cuma-cuma, gratis, tidak berbayar, tidak ada imbalan. Tuhan Yesus sendiri datang ke dunia ini, bukan untuk dilayani, melainkan melayani, dan memberikan nyawanya untuk menebus kita (Mrk 10:45). Ia juga meminta murid-muridNya (baca: KITA) untuk melakukan hal yang sama. Hal bahwa kita ada bukan untuk DILAYANI melainkan MELAYANI, dan memberikan YANG TERBAIK dalam hidup kita untuk melayani Tuhan dan sesama kita. Wuuihh,.. beratnya. Memang berat, tapi coba baca kalimat tadi dengan pelan-pelan, kita ada bukan untuk dilayani .. coba lihat, berapa banyak diantara kita yang merasa kesal karena tidak diperhatikan orang lain. Berapa banyak diantara kita yang lebih suka dilawat, dikunjungi orang lain, dibandingkan dengan mengunjungi orang lain. Berapa banyak diantara kita yang lebih suka disumbang daripada menyumbang apapun alasannya. Berapa banyak diantara kita yang lebih mengkritik pelayanan orang lain, daripada memulai melayani Tuhan dan sesama kita. Jadi lebih mudah dilayani bukan, daripada melayani.. Inilah kesalahan besar kita, hidup kita yang merupakan anugrah, hidup kita yang merupakan berkat tidak kita gunakan. Kita sia-siakan. Bangun pagi, kita mendoakan diri kita sendiri berapa banyak dari kita yang bangun pagi kemudian mendoakan orang lain baca warta kita, ada banyak orang yang butuh doa-doa kita. Kita makan pagi dengan makanan terbaik yang bisa kita beli, pernahkan terpikirkan berapa banyak orang yang belum makan pada pagi itu. Kita berangkat kerja, berebutan naik kendaraan umum, sumpah-serapah di pagi hari karena mobil kita disabot dari kiri dan kanan,semuanya berburu dengan waktu. Masih ingatkah kita, betapa beruntungnya kita masih bisa bekerja. Bekerja dengan semangat, semangat untuk mengalahkan orang lain, berkompetisi, berpolitik dalam kantor, menggosipi si A dan si B, dan lain sebagainya. Dan, semuanya membutuhkan waktu kita, tenaga kita, pikiran kita tersedot habis. Tinggal kita pulang dengan lelah, istirahat dan melupakan hari-hari yang kita lalui. Itukah nilai hidup yang kita dapat dari perjuangan Kristus menebus dosa kita ? Hanya itukah ? Kemudian Tuhan mendapatkan sisanya, waktu istirahat minggu, datang ke gereja selama 1 2 jam, kemudian pulang dan menghabiskan waktu untuk diri kita sendiri. Itukah yang Tuhan inginkan ?

Hidup kita yang kita dapat sekarang, waktu yang kita punya, tenaga dan pikiran kita, semuanya anugrah. Tidak ada seorang pun diantara kita yang bisa menambah umurnya. Bila Tuhan menghendaki, habislah waktu kita di dunia. Bila Tuhan menghendaki hal lain, apakah yang dapat kita perbuat ? Dalam suatu kesempatan, saya bertanya kepada adik-adik sekolah minggu kelas VI. Yang pertama saya tanyakan adalah cita-cita mereka. Oo., beragam pernyataan cita-cita mereka nyatakan, tapi ada juga yang tidak bisa mengatakan cita-cita yang dia inginkan. Semuanya menyebut dokter, pilot, guru dll. Saya bersuka, karena mereka umumnya memiliki cita-cita yang baik. Kemudian saya bertanya lagi, apa tujuan hidup mereka? Apa yang mereka ingin capai dalam hidup mereka ? Beberapa dari mereka dengan lancar menjawab hal yang mungkin dengan mudah kita sampaikan juga, seperti hidup mandiri, hidup sukses, menyenangkan orang tua, bahkan jadi orang yang berbahagia. Terbayangkah oleh kita, dulu waktu kita kecil, apa yang menjadi cita-cita kita? Silahkan sebutkan. Kemudian apa cita-cita sekarang ? Bandingkan dengan tujuan hidup kita ? Kemudian apa tujuan hidup kita sekarang. Apabila kita dapat menyebutkan ke-empat hal tersebut, maka percayalah Tuhan bekerja dalam hidup Saudara. Kita menyadari apa cita-cita dan tujuan hidup kita. Tapi, coba cek lagi, adakah cita-cita dan tujuan hidup kita itu menyangkut atau berhubungan dengan Tuhan? Adakah cita-cita kita menyebut kata Tuhan, adakah tujuan hidup kita menyatakan kata Tuhan di dalamnya?

Di akhir perenungan tulisan saya di pagi hari ini, saya berdiam diri mendengarkan suara azan masjid di depan rumah saya. Pagi-pagi, orang itu bangun, bersiap diri, menyampaikan suara azan di masjid dengan lantang. Sering terdengar seperti orang mengantuk, mendayu-dayu. Tapi, lihat apa yang dia lakukan ? Dia meng-agungkan nama Tuhan di pagi hari, dia menyerukan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dia melakukannya mungkin dibayar, tapi dia-lah satu dari sekian yang rela, yang mau, bangun pagi-pagi dan melakukannya untuk orang lain. Dia melayani orang lain, dia melayani Tuhan.

Dia saja bisa melakukannya, masakan kita tidak. Mulailah dengan merapikan kembali cita-cita dan tujuan hidup kita, jangan ragu untuk melakukannya. Karena apa? Karena seharusnya cita-cita dan tujuan hidup kita menyangkut Tuhan di dalamnya. Ada Tuhan di dalam hidupkita. Karena kita diberikan hidup, nafas kehidupan, keseharian kita, itu semua pemberian Tuhan. Maka, pelayanan yang kita berikan pun, merupakan nafas dari Tuhan, semangat dari Tuhan, api yang Tuhan berikan kepada kita untuk kita berikan kepada orang lain. Tuhan berkata agar pelayanan yang dikerjakan dilakukan dengan cuma-Cuma (Mat 10:5-8), dan dengan mengosongkan diriseperti teladan Tuhan (Fil 2:1-11).

Maka seharusnyalah, melayani Tuhan adalah kewajiban kita, bukan sukarela, tidak menuntut balas, perhatian, biaya dll. Dan seharusnyalah judul tulisan ini saya revisi menjadi melayani Tuhan adalah kewajiban dan cuma-cuma.

Tuhan memberkati.

fankychristian.blogspot.com
15Aug2006, Bekasi.

Automate your network monitoring process

by Deb Shinder | More from Deb Shinder | Published: 8/14/06

Takeaway:
As your network starts to grow, you need a way to automate the tedious process of monitoring your servers and network. Luckily, there are plenty of solutions out there, from freeware to commercial enterprise packages.

Monitoring the health and status of network components is a big part of any network administrator's job, and it’s a constantly ongoing process. There are many devices that make up a network: workstations, servers, routers, switches, firewalls, WAPs, cables, UPSs and other components that are more or less critical to the operation of the network.

Even in a small network, manually checking each of these on a daily (or more frequent) basis can be tedious and time consuming. In the enterprise environment, automating the monitoring process is essential.

Why you should monitor

The purpose of monitoring is to catch problems -- or potential problems -- which they’re small and rectify them before damage is done. The consequences of a downed mail server or file server or a bandwidth bottleneck can be hours or even days of lost productivity. A hardware problem such as a disk failure could result in data loss (if appropriate backup measures aren’t in place or don’t work properly). The more quickly you know what’s going on, the more quickly you can fix it.
What to monitor

The first decision in creating an effective monitoring strategy, which will be crucial in determining what methods and software package(s) to use, is exactly what aspects of the network you want to monitor. At the least, you’ll probably want to monitor some or all of the following:

* Hardware failures on servers
* Software problems on servers
* Resource usage by servers
* Operation of mission-critical services and applications on servers
* Disk space on servers and workstations
* CPU and memory usage; performance metrics
* Network bandwidth usage

Selecting a monitoring solution

If your network is small and you’re on a tight budget, you can use tools built into the operating system and/or free utilities to keep tabs on your systems and network. A comprehensive monitoring strategy on a shoestring may require that you implement a combination of several software solutions to cover all bases.
Built-in and free monitoring tools

For example, you can use the System Monitor/Performance Monitor that’s included with the Windows server operating systems to identify any performance bottlenecks that may spell trouble now or in the future. You can select from a huge number of counters to measure the performance of many of the server’s services as well as processor, memory, network interface(s), physical disk and so forth. And you can monitor counters from remote computers as well as the local one. The Performance Logs and Alerts feature can be used to log events and to send a network message when a specified threshold value is reached.

The Windows event logs are also useful tools for monitoring system and application activities, as well as security-related events. Warnings and error messages can indicate brewing or extant problems.

You can view the event logs on remote Windows computers using WMI or with third-party software products such as the (free) Event Log Explorer.

There are many free network and server monitoring tools available. Some of these include:

* Sysinternals monitoring utilities: includes CPUMon, DiskMon, FileMon (for Windows or Linux), PMon, PortMon, Process Explorer, RegMon, TCPView, TDIMon, TokenMon and others.
* Big Brother: free (for non-commercial use) "little brother" of the more robust Big Brother Professional Edition, displays information about the status of your systems via a web page or WML pages for WAP-enabled devices, with a sophisticated notification feature.
* WaveXMonX: Easy to install, examines event logs, backups, disk space, CPU, memory, services, newly added or removed applications. When a problem is detected, the software queries the WaveX database and emails a notification. Works with NT4, Windows 2000, Server 2003 and SBS 2000/2003. You can download a free version on the site.
* ManageEngineOpManager: monitors CPU, memory, disk space, event logs and services, firewall and UPS, switch and printers, URL monitoring, WAN link, application monitoring for Oracle, MS SQL, Exchange, Lotus Notes. Supports email and SMS notification. Free version allows you to monitor and manage up to 20 network devices. More info at Commercial monitoring solutions

# In addition to all the free monitoring programs out there, you can find even more commercial software packages with prices and features to fit the budget of almost any business. Some well suited for small and medium businesses include:
# Servers Alive: works on Windows 2000, XP and Server 2003, features monitoring of popular services (TCP/UDP, DNS, web services, databases), SNMP support, ability to write custom checks. Standard edition costs $139, free add-ons are available for applications such as MySQL, Lotus Notes/Domino database, SMTP2/POP3 and others. Free evaluation with no time limit.
# Power Admin Server Monitor Pro: includes disk space monitor, web page monitor, event log monitor, ping monitor, log file monitor, file and directory monitor, mail server monitor, performance monitor, service monitor, and more. Can send alerts to mail boxes, mobile phones and devices, pagers. Can start applications, start or stop services, reboot the server, and execute scripts. Pro site license (unlimited use at a site) costs $699, or $299 for five monitored servers.

Some examples of enterprise level monitoring tools include:

* GFI Network Server Monitor: monitors important services such as Exchange, IIS, SQL, terminal services as well as Linux servers. Can restart services or reboot the server, or run a script or batch job when a failure is detected and provides alerts via email, pager or SMS. Costs $750 for up to 25 IPs.
* NimBUS: server monitoring for Windows, Linux, UNIX, Netware and AS400 from a centralized console; supports compliance reporting, notification options, can support up to thousands of servers.
* Tembria Enterprise Edition: Includes 35 core event monitors, graphs and trend data, customizable dashboards and web based reports. Monitors Windows servers and workstations as well as Linux and network devices (e.g., switches). Agentless and easy to use. Costs $995 (base price) for unlimited number of network devices.




Friday, August 11, 2006

Sepuluh Tips untuk Kesuksesan Web

Sepuluh Tips untuk Kesuksesan Web

By Widia Yurnalis

Pekerjaan terbesar webmaster adalah meningkatkan trafik mereka menjaga agar pelanggan kembali lagi. Pembuatan situs adalah satu hal, namun asal buat dan posting sebuah website tidak menjamin trafik-nya.

Cara untuk Menarik Pengunjung Situs


(1) Internet Adalah Media Baru
Paling tidak dibandingkan dengan media massa cetak. Situs adalah sampah jika hanya mengulang kembali sesuatu yang tidak dapat disajikan oleh media cetak. Jangan jadikan situs hanya sebagai brosur online. Masukkan fitur yang mengambil keuntungan internet sebagai media komunikasi. Saring informasi darinya. Sediakan kemampuan pencarian. Sediakan interaktivitas dengan fitur seperti forum, kuis, dan perangkat. Pengunjung menyukai web sebagai sarana berinteraksi.

(2) Jaga Kunjungan Pelanggan Sebagai Hal yang Sangat Bernilai.
Jika seseorang mengunjungi situs Anda, Anda dapatkan perhatiannya atas nilai waktu kunjungan tersebut. Anda dapat memanfaatkan hal tersebut atau justru kehilangannya – dengan cepat. Mayoritas pengunjung memiliki durasi perhatian yang pendek, rancangan apa yang hendak dibuat untuk homepage situs Anda agar perhatian pengunjung tertawan dan memberikan cara tepat atas apa yang mereka cari, seperti berjalan menuju restoran. Jika Anda masuk dan hanya ada di sana tanpa ada yang menghampiri dan menyapa, Anda mungkin heran atas apa yang terjadi. Tetapi, jika tuan rumah datang dan menyapa Anda segera dan menunjukkan tempat yang masih kosong, lantas Anda ada di sana beberapa saat dan menikmati makanan Anda. Analogi serupa juga berlaku bagi situs. Jangan memperumit homepage situs Anda. Hasil terbaik akan didapat jika Anda sejelas mungkin membuatkan area yang dapat diklik untuk menemukan apa yang dicari.

(3) Rancang Situs untuk Kebutuhan Pelanggan, Bukan Perusahaan.
Situs Anda harus memuaskan kebutuhan pelanggan, bukan perusahaan. Maka, jangan masukkan konten yang tidak berguna bagi pelanggan situs. Hindari publikasi pemasaran berlebihan tentang perusahaan. Hal tersebut hanya meningkatkan ego perusahaan lebih besar daripada membantu pelanggan Anda.

(4) Libatkan Pengunjung.
Pertahankan agar pengunjung tetap terlibat dan buat mereka merasa seperti kontributor berharga. Secara aktif mintakan feedback dan saran. Lakukan komunikasi dengan pengunjung dan jawab pertanyaan yang diajukannya dengan segera. Ketika berkomunikasi seperti itulah, catat alamat emailnya. Hal ini mungkinkan Anda tetap berkomunikasi dengan mereka walaupun mungkin mereka telah berpaling atau melupakan Anda.

(5) Tetap Up to date.
Anda butuh konten untuk situs yang tersedia dan relevan dengan kehidupan pengunjung. Posting berita bulan lalu tidak menarik. Posting informasi produk kering yang tidak pernah berubah tidak akan menarik. Anda harus memiliki informasi produk dan lainnya pada situs yang tidak akan berubah banyak, namun Anda juga dapat memasukkan lebih banyak konten tepat waktu. Anda bisa, mengirimkan konten tentang bagaimana produk Anda dapat digunakan dalam situasi kehidupan tertentu. Sediakan tips dan teknik – hal yang segera dapat diaplikasikan dan memecahkan masalah.

(6) Beri Perhatian pada Bentuk/Rancangan.
Beberapa situs terlihat berlebihan. Grafik besar hanya lebih menarik perancang situs bukan pengunjung. Jangan gunakan grafik yang besar dan tak bernilai. Ingat, beberapa pengunjung mungkin masih mengakses situs Anda menggunakan dial-up. Situs Anda harus mampu melakukan loading dengan cepat bagi semua pengguna. Situs lambat akan menyebabkan pengguna Anda pergi dengan cepat. Maka dari itu, perhatikan ukuran grafik dan rancangannya. Beberapa web designer hanya bekerja pada resolusi layar yang tinggi dan terkadang lupa bahwa bahkan grafik terlihat biasa bagi Anda, tetap saja akan terlihat besar bagi pengguna dengan resolusi kecil. Pada flip side, jangan terlalu mengkilat pada grafik. Situs yang dirancang sederhana dan menggunakan default font dan tanpa warna juga tidak telihat cantik. Beberapa pengunjung situs, entah itu sengaja atau tidak, mengomentari perusahaan Anda dari situsnya atau mereka dapatkan sesuatu untuk dimanfaatkan. Situs yang dirancang dengan baik mengkomunikasikan profesionalisme. Terlalu sedikit rancangan juga menjadikan situs seperti ketinggalan jaman.

(7) Promosi.
Jika pengunjung menghubungi Anda melalui e-Mail, paling bagus menggunakan bentuk web. Bukan memberikan kemungkinan alamat email Anda disalahgunakan oleh spammer, namun untuk keperluan pengajuan pertanyaan kepada kustomer tentang alamat email mereka dan menyimpan alamat tersebut untuk keperluan mendatang. Aktifkan strategi pemasaran "push/pull". Pengunjung yang datangi situs Anda adalah tarikan, namun selanjutnya Anda dapat menggulirkan konten kepada mereka dalam bentuk newsletter atau materi promosi. Jalankan mailing list dan manfaatkan. Undang pengunjung untuk mendaftarkan diri. Promosi dapat membangun atau bahkan merusak bisnis, dan selama Anda respek terhadap pertimbangan etika mailing list tersebut, Anda dapat memanfaatkannya.

(8) Jangan Lakukan Isolasi.
Internet adalah media yang dibagi dengan jutaan pengguna lainnya. Ketika membuat situs, jangan memfungsikannya seolah-olah Anda adalah pulau tersendiri. Keluarlah dan cermati apa yang tengah terjadi pada situs lainnya yang berhubungan dengan situs Anda. Ikut ambil bagian dalam forum. Cantumkan link ke situs lainnya dan mintakan sambungan balik dari link tersebut. Bentuk kemitraan dengan situs lainnya jika memungkinkan. Jika menyangkut masalah komunikasi, orang lebih menyukai hubungan personal. Penyembunyian alamat e-Mail umum seperti "penjualan" dan "informasi" tidak apa-apa selama ada cara juga menghubungi Anda dengan tepat. Situs perusahaan yang memungkinkan e-Mail langsung menuju pihak manajemen itu bagus. Namun ingatlah berapa besar Anda tidak menyukai pemanggilan pihak perusahaan dan terjebak dalam sistem telepon mereka. Terkadang Anda hanya perlu berbicara dengan seseorang. Beri pengunjung Anda kemungkinan itu.

(9) Buat Rencana Menarik Kembali Trafik.
Gunakan newsletter, e-Mail keluar, kontes, forum, klub, lelang – apa saja yang dapat menarik kembali pengunjung ke situs Anda. Jika memasukkan link ke situs lain, jangan hanya mengirimkan pengunjung Anda ke tempat lain. Mereka tidak akan kembali lagi. Sediakan mereka exit page. Sediakan pop-up jika mereka berusaha meninggalkan situs Anda atau kecilkan kemungkinan munculnya link eksternal dibuka dalam jendela baru.

(10) Telusuri Pengunjung Anda
Cermati statistik situs Anda dan ambil tindakan signifikan. Apa yang dibaca pengunjung? Bagaimana cara mereka menemukan Anda? Apakah mereka hanya muncul dan pergi begitu saja meninggalkan homepage Anda? Berapa lama mereka mengunjungi situs Anda? Apakah mereka kembali lagi? Data tersebut jelas sangat berguna dalam pembuatan situs Anda yang bagus sesuai kebutuhan dan keinginan pengunjung Anda. Ingat, kesalahan terbesar beberapa webmaster adalah pembuatan rancangan situs untuk kebutuhan mereka saja. Situs yang sukses dirancang untuk pengunjung targetnya, bukan mengesankan pemilik situsnya.

http://www.pcmedianet.com/tw17.htm

IBM tries regenerating mainframe software community

IBM tries regenerating mainframe software community
8th May 2006
By Tony Baer

Citing the all-too-familiar numbers that the mainframe remains alive and
quite well, IBM Corp is rolling out a blitz to address the lack of
software, third party support, and skills base.
The announcement, first disclosed at an analyst briefing in New York,
covered products from IBM's WebSphere, Tivoli, and Rational brands, plus
various initiatives aimed at rebuilding the mainframe community itself.

Available immediately, IBM is releasing Rational development and runtime
tools for COBOL. It follows up in June with the release of WebSphere
Process Server and the WebSphere Enterprise Service Bus. Later in the
year, IBM will release DB2 Viper (the database that adds XML as a native
data type), WebSphere Portal 6.0, and Tivoli Federated Identity Manager.

Some of these products have unique features. For instance, the Rational
COBOL generator isn't a COBOL IDE per se. Instead, it is a development
environment for Enterprise Generation Language, a simplified version of
COBOL developed by IBM that targets development of forms-based
applications to simplify data access. With EGL, you can generate COBOL
on the back end while generating JSP and Java servlets on the commerce
server end.

EGL is not new, but the Rational development tools based on the
mainframe are.

With EGL, IBM is trying to reach beyond the limited population of COBOL
programmers so e commerce apps for accessing legacy data can be written
more quickly. Otherwise, if you have to wait for the limited pool of
COBOL developers, who are probably busy in maintenance mode, the apps
might otherwise never get written.

Making EGL more available is part of a larger strategy to broaden the
skills pool for mainframe development. IBM cited IDC statistics that the
population of COBOL developers has actually stabilized since 2002.
Actually, the fact that COBOL populations haven't declined recently
might be seen as a good sign, since it is not exactly a popular topic in
computer science curricula.

According to IBM stats, mainframe data is doubling annually. That alone
makes IBM quite concerned about the looming skills gap. Consequently,
another obvious pillar is aiming at student programs.

IBM is sponsoring development of new courseware. According to Jim Rhyne,
an IBM distinguished engineer in the System z group, the new curricula
won't necessarily be restricted to teaching COBOL. Instead, it will deal
with topics like designing and managing systems for extreme scalability.

Additionally, IBM is sponsoring a new global "Master the Mainframe"
contest aimed at students, plus new university courseware.

Another pillar is boosting ISV support. IBM will expand no-cost access
to IBM IT architects, plus the usual array of IBM PartnerWorld joint
marketing, sales, and technical support.

Looking forward, IBM is also ramping up work on mainframe SOA. According
to Rhyne, in many cases, it would make more sense to expose CICS
transactions as web services, rather than go through the intermediate
stage of encapsulating them as Enterprise Java Beans (EJBs).

Compounding the issue, IBM is suggesting that in many cases, it makes
more sense to deploy collapse some of the functionality now distributed
to outer tiers back to the mainframe. "If I have a component that
interacts with data, why shouldn't I try to collocate the component in
the same place where the data resides?" asked Rhyne, explaining the
rationale.

According to Rhyne, IBM will base much of its work to expose CICS
transactions as web services on work being done in emerging Service
Component Architectures (SCA) and Service Data Objects (SDO) which seek
to apply component-based development to web services, are part of this
direction.

For IBM, the obvious motivation of all this is to protect its mainframe
business, which continues to grow at a compound rate of roughly 20%
annually. Altogether, IBM's software thrust, adding its z versions of
its own offerings, partner programs, and student initiatives are
intended to make sure that System z growth does not occur in a vacuum.

Source:
http://www.cbronline.com/article_news.asp?guid=EB538F8B-6FA0-425B-BA7A-2
F7A9977FDAA&z=rc_ServersandMainframes

Thursday, August 10, 2006

Mulailah atau.. nanti akan terlambat..

Mungkin menunda pekerjaan salah satu favorit hal yang paling aku suka lakukan. Mulai dari bayar tagihan di selalu hari terakhir, hingga berangkat keluar kantor selalu 15 menit sebelum janji meeting dengan klien. Huuuhh.. mungkin sudah tabiat, jadi agak susah dihindarkan.

Tetapi, meskipun sudah belajar, dan berupaya sebaik mungkin memperbaiki, tetap saja saya merasakan sering terjebak dalam suasana yang sama.

Tetapi tidak dengan masa pelayanan yang selama ini, puji Tuhan, saya layani.

Dan semakin hari, makin saja penasaran, apa yang bisa aku buat untuk Tuhan. Memang kata Tuhan, ladang banyak tersedia, tetapi sedikit pekerja. Dan itu benar. Hari ini aja, saya penasaran sekali. Bukan karena saya tidak senang mendapat telepon dari Ibu Ari - petugas Sekretariat Gereja, tetapi karena saya penasaran, kenapa sering sekali saya ditelpon diminta untuk bertugas melayani di kebaktian sore hari, khususnya kedukaan.

Jumlah penatua kami 36 orang, tetapi mencari 3 orang saja yang dpt bertugas pada hari ini, sudah membuat tim Sekretariat gereja pusing tujuh keliling. Alhasil, seringkali tidak kedapatan, keduluan acara yang lain.

Ini membuat saya penasaran, sebenarnya prioritas pelayanan kita itu mendapat nomor berapa sich dalam hidup kita? Apakah kerja untuk Yesus itu, dengan serta merta akan terkalahkan acara makan malam keluarga, acara makan bersama teman, ketemu Klien di Pizza Hut, dan serangkaian acara lain, yang disebut dengan kata simple 'aduch, maaf saya tidak bisa bertugas'.

Jadi, kalo sekarang kita bicara komitmen dan motivasi, kalo diantara penatua sendiri saja, ini masih kurang, ya jangan salahkan dengan para aktifisnya yang juga memble. Saya tidak mencela siapapun, tapi ini otokritik untuk diri saya, yang seringkali memang menomorduakan pelayanan ini, dibandingkan dengan meeting sore hari dengan prospek client.

Jadi, saya bertanya ke diri saya sendiri, lalu mau apa? Jangan bisa bicara soal komitmen dan motivasi, kalo diri kita sendiri saja tidak benar. Jangan minta orang lain rajin ke gereja, kalo diri kita sendiri saja hanya datang bertugas , baru ke gereja.

Maka, sekali lagi, saya mau bilang (kepada diri saya sendiri). Mulailah dengan diri saya sendiri, tumbuhkan motivasi pelayanan itu, kembangkan komitmen. Bukan karena kita dilihat orang, tampil di muka, tetapi di hati, bergalau bagai perasaan. Dan bertanya di dalam hati, Tuhan, apakah aku layak menjadi pelayanMu? Aku ini sering mangkir. Aku ini sering lalai akan tugas yang Engkau berikan. Aku ini sering lupa tanggung jawabku, lebih asyik mengkritik dan membicarakan orang lain.

.. atau.. nanti akan terlambat. Terlambat dimana Tuhan tidak akan memakai diri saya lagi. Terlambat di mana Tuhan tidak akan mengindahkan saya lagi. Lalu, apabila demikian.. untuk apa saya hidup? bukankah hidup kita seharusnya untuk Tuhan.

salam,
midnight@cipinang

Friday, August 04, 2006

Aku Ingin Melayani Tuhan !!

Sepulang dari retret jemaat bulan lalu, saya sungguh merasakan sangat beruntung. Beruntung karena saya bisa mengikuti kedua gelombang pelaksanaan retret yang ada. Di gelombang pertama, saya ikut terlibat aktif. Sedangkan di gelombang kedua, saya hanya sebagai peserta, dan mendampingi Victoria balita imut saya. Pada waktu mengikuti salah satu sesi, saya mendapatkan kedua hal ini, dan ini yang terus membuat otak saya berputar keras, mencari apa dan bagaimana-nya. Pertama, pelayanan adalah suatu kewajiban. Waktu pertanyaan dilontarkan pembicara sesi, sebagian besar peserta menjawab, pelayanan adalah sukarela. Pelayanan adalah suatu hal yang tidak bisa dipaksakan. Dan, ternyata, kami salah. Pelayanan adalah kewajiban kita, terutama sebagai murid Kristus. Saya penasaran. Pada beberapa kesempatan bertemu dengan teman-teman aktifis di Komisi, saya menanyakan hal ini kepada mereka. Dan ternyata jawabannya sama dengan jawaban saya dulu, yaitu bahwa pelayanan adalah sukarela, bukan kewajiban. Aduh. Ada apa ini ? Semua orang menjawab dan berpikir bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan sukarela, dan bukan suatu kewajiban.

Kedua, si pembicara dengan gamblang, menyatakan bahwa GKI (baca: gereja kita) belum memiliki pola khusus dalam merekrut aktifis. Dia menggambarkan, betapa banyak orang yang mau melayani, tetapi tidak tahu, kemana harus memulai.Waduh. Ternyata GKI yang selama ini tertata baik, masih mengakui juga bahwa pola rektrutmen para aktifisnya belum terlaksana dengan baik.

Kedua pernyataan ini, menimbulkan pertanyaan dalam diri saya. Apakah semua dari kita sudah tahu tentang mengapa kita harus melayani Tuhan, dan bagaimana memulai, bagaimana juga mengajak orang lain untuk melayani Tuhan. Dalam pencarian saya, saya menemukan buku saku Bagaimana memotivasi jemaat melayanioleh Pdt. Herman Soekahar, B.Th. Buku tahun 1987 ini, setelah saya bolak-balik, ternyata masih cukup layak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.

Konsepsi pelayanan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dapat diringkas menjadi :
1. Pelayanan yang kita lakukan bukanlah paspor masuk Surga (Mat 7:21-23).
Jelas sekali. Kita mendapatkan anugrah keselamatan, bukan karena upaya kita. Jadi kita mendapatkan hadiahAllah itu, bukan karena apa dan seberapa banyak hal yang kita buat (baca: pahala), melainkan kita telah (bukan belum!!) mendapatkan keselamatan, mendapatkan anugrah dari Tuhan. Artinya juga, kalo Anda belum melayani Tuhan, tetap tidak mengapa, karena bukan karena itu Anda diselamatkan, semata oleh karena kasih Tuhan. Dan, untuk kita yang telah melayani Tuhan, kita telah melakukan kehendak Bapa. Kehendak Kristus untuk mengabarkan Kabar Baik dalam hidup kita, kepada sesama kita. Kita memang melayani Allah, dan wujud nyatanya adalah kita melayani sesama kita. Jadi karena melakukan kehendak Bapainilah yang memberi hak kepada kita untuk memasuki kerajaan Sorga Allah. Nach, pelayanan yang dikerjakan tidak seturut dengan kehendak Allah Bapa adalah identik dengan melakukan kejahatan di hadapan Tuhan, sekalipun kita mengatakan hal itu kubuat demi Nama Tuhan. Janganlah sedikit pun kita mengambil kemuliaan Tuhan dalam pelayanan kita.

2. Diperlukan pergumulan dalam doa untuk mendapatkan pekerja Kristus yang baik (Mt 9:37-38).
Pengertian pekerja Kristus disini tidak hanya para Pendeta, tetapi juga semua orang yang menyediakan waktu, tenaga, uang, dan apa saja yang dimiliki untuk Kristus. Memang tidak semua orang memiliki kemampuan, waktu, tenaga bahkan uang untuk mendukung pelayanan, oleh karena itu, kita harus senantiasa berdoa, bergumul, memohon kepada Tuhan untuk mempersiapkan, dan mengirimkan pekerja-pekerja yang tepat untuk ladang Tuhan. Oke, perhatikan, pertama ada unsur penyerahan kepada Tuhan bahwa Dia lah sendiri yang akan mengirim, mempersiapkan dan melengkapi umat pilihanNya untuk menjadi pekerja Kristus. Saya pernah, dalam suatu ketika diminta menjadi ketua panitia,yang dimana saya selama bertahun-tahun hanya mengambil bagian kecil di dalamnya. Dengan penuh keraguan, saya pasrah, dan meminta Tuhan mengambil alih semua peran itu. Dan memang kepasrahan inilah yang akhirnya menguatkan saya menyelesaikan tugas itu. Sekali lagi berdoalah.

3. Yang melayani membutuhkan kuasa ilahi. (Mat 10:1)
Ingat apa yang kita peroleh dari Tuhan senantiasa ?? Roh Kudus ! Roh Kudus yang menguatkan kita, roh itu juga yang akan memimpin kita melayani Tuhan. Tanpa perlengkapan rohani ini, tidaklah mungkin kita melayani Tuhan dengan maksimal. Oleh karena itu, singkirkan segala ego, segala pikiran mau menang sendiri. Karena, apapun yang kita buat, apabila Tuhan tidak melengkapi. Jangan harap Anda dapat berhasil. Mengapa ? Karena hidup kita ini, Tuhan yang punya.

4. Pelayanan tidak boleh diperjualbelikan. (Mat 10:8)
Dalam pelayanan kita, banyak hal baik terjadi. Yang berduka terhiburkan. Yang susah hidupnya tertolong. Yang butuh perhatian dan doa terlawat. Yang ingin mendengarkan firman Allah terhiburkan. Ada banyak orang yang mengalami keadaan baik dari pelayanan mereka. Ada kepuasan tertentu, ada sukacita tertentu bahkan pada saat saya menuliskan bahan ini. Semua yang terbaik dari Tuhan. Oleh karena itu, jangan mengambil kemuliaan Tuhan. Perkataan Yesus Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah dengan cuma-cuma juga.

5. Dalam pelayanan diperlukan keseimbangan antara sifat cerdik dan tulus (Mat 10:16).
Tuhan Yesus mengingatkan kita yang diutusnya untuk cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Mengapa ? Karena kita diutus ke lingkungan bagaikan domba di tengah-tengah serigala. Cerdik seperti ular artinya adalah tanggap terhadap bahaya yang akan muncul dan cekatan untuk menghindarkan diri dari bahaya. Tulus sperti merpati artinya adalah memiliki karakter yang polos. Kita harus meminta hikmat dari Tuhan agar dapat menjadi orang yang cerdik tetapi memiliki karakter yang polos. Jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri, kepentingan komisi, kepentingan kelompok sendiri, keseluruhannya adalah milik Kristus, oleh karena itu terbukalah untuk berdiskusi, mencari cara penyelesaian, saling menghormati, dan saling mendukung. Saya yakin, yang cerdik banyak sekali, karena lingkungan hidup kita memaksa kita untuk berpikir dan bekerja dengan cerdik, terutama di perkotaan seperti Jakarta. Tetapi karakter yang polos, inilah yang mungkin jarang. Sedikit sekali yang melakukannya karena memahami bahwa yang diberikannya adalah untuk Tuhan, melalui sesama manusia. Lebih banyak berpikir untuk manusia melalui Tuhan (baca: gereja). Istilah yang baru saya dapat beberapa minggu lalu, aktualisasi diri bukan aktualisasi kasih Tuhan. Pikirkanlah, apakah yang kita buat untuk mencari aktualisasi diri atau aktualisasi kasih Tuhan. Tentukan sikap kita.

6. Pelayanan menuntut kerelaan berkorban untuk Tuhan dan orang yang dilayani (rk 10:43-45).
Teladan Kristus dalam memberikan nyawaNya untuk kita, membuat kita juga harus melakukan hal yang sama. Memberikan yang terbaik dalam hidup kita, kita harus rela berkorban. Saya pernah ditegur karena hampir setiap hari pulang malam, rapat di gereja. Wah, saya katakan, bahwa ada yang lebih parahdari saya, yang lebih berkomitmen, yang lebih memberikan waktunya untuk Tuhan, memberikan waktunya untuk orangyang dilayani. Saya hanya menghabiskan waktu 2-3 jam per hari, tetapi ada yang seharian keliling melawat, mendoakan dan mendukung orang lain. Ada yang rela, dan itu harus. Bagian inilah yang dikatakan sukarela. Suka dan rela berkorban untuk Tuhan.

7. Tidaklah patut untuk membanggakan diri karena telah melayani (Luk 10:17-20 ; 17:7-10).
Ada bahaya besar yang akan mengancam mereka yang telah sukses dalam melayani Allah, yaitu merebut kemuliaan Allah bagi dirinya sendiri. Keberhasilan kita bukanlah kehebatan kita, tetapi karena kita diberikan wewenang untuk melakukan itu, sebab kita telah menerima kuasa dari Tuhan. Setiap mereka yang melayani, haruslah menyadari hal ini baik-baik. Bukanlah dari kuantitas, kita mengukur pelayanan kita. Bukan dari nama pembicara besar, atau penyanyi terkenal yang kita berhasil undang tapi dari efek, akibat positif yang dirasakan, yang dipahami bahwa kebesaran nama Tuhan ada di balik itu semua.

8. Yang melayani harus bersedia mengikut Yesus dimana pun Yesus berada. (Yoh 12:26).
Ini yang susah. Pada saat melayani Tuhan, hidup kita harus berubah. Kita harus siap, dan rela dicemooh, dihina, difitnah, ditolak. Saya ingat benar, betapa susah melakukan suatu hal dalam pelayanan, apabila orang lain tidak atau kurang mengetahui apa yang kita buat dalam pelayanan. Yang bertugaskolekte dibilang lambat. Yang jadi penatua dibilang tidak bisa menyanyi. Yang tampil di depan jemaat kelihatan grogi. Bahkan yang memimpin berdoa persembahan ditegur karena ada kata persembahan kami yang sedikit. Belum lagi, difitnah, digosipi ini dan itu. Yang katanya si A demikian, si B demikian. Bahkan, ditolak melayani karena ketahuan mencuri. O, Tuhan. Tidak mudah rupanya melayani di ladangMu, kami benar-benar merasa seperti domba di tengah serigala, oleh karena itu, ingatlah senantiasa siapa yang kita layani. Gumuli dan bawa semua permasalahan kita dalam doa. Kata kerennya pikullah salib bersama Yesus.

Wah. Cukup sudah. Banyak sekali yang harus kita lakukan (dan kelihatannya berat) apabila kita melayani Tuhan. Memang! Saya katakan sekali lagi. Tidak mudah! Tapi, tujuan hidup kita ya cuma itu. Melayani Tuhan. Saya ingat beberapa tahun lalu, hidup saya berfokus untuk menjadi orang hidup senang. Dan baru saya sadari, ternyata hidup senang atau hidup suksesitu bukanlah dari materi. Bukan dari apa yang banyak saya miliki toch, tidak akan kita bawa. Hidup saya itu, semata anugrah, oleh sebab sepatutnyalah saya mensyukurinya, dan saya berusaha memberikannya untuk Kristus dalam kehidupan sehari-hari, bekerja, belajar, baik waktu tenaga dan pikiran. Simple khan..

Nah, karena pemikiran dasarnya itu. Maka lantas kita pasti berusaha mencari tahu, apa yang bisa saya kerjakan untuk Tuhan. Mulailah dengan apa kemampuan Anda ? Cari tahu, apa yang bisa Anda lakukan dengan amat baik. Contoh, ternyata, saya hanya punya mobil dan waktu, jadi Anda bisa bertugas menjemput jemaat lain ke gereja atau persekutuan wilayah. Saya terharu, ada jemaat yang meluangkan waktunya menjemput jemaat lain satu persatu untuk berkumpul di kebaktian wilayah.

Contoh lain, saya akuntan. Saya bisa membantu gereja menghitung pengeluaran dan pemasukan gereja. Datangilah ke Sekretariat, cari bidang Sarana Prasarana, tawarkan bantuan Anda. Wah, kalo saya, bisa bernyanyi dengan baik, terutama solo . Datanglah ke Komisi Musik, cari vocal group yang membutuhkan penyanyi, bergabunglah bersama mereka. Kalau saya bisa mengajar, terutama anak-anak, kemana ya ? Datanglah ke Komisi Anak, daftar sebagai Guru Sekolah Minggu, dan nikmati pelayanan sekolah minggu. Saya anak muda, saya butuh teman . Datanglah ke Komisi Remaja atau Komisi Pemuda, bergabunglah dalam kegiatan mereka. Kemudian cari tahu apa yang Anda bisa bantu.

Dari contoh-contoh diatas, semuanya didasari oleh motivasi Andasendiri untuk tergerak, untuk bergerak mencari. Nah, sekarang bagaimana kalau dibalik. Bagaimana kalau Gereja membutuhkan orang yang bisa ini, bisa itu. Apakah Anda mau terlibat ? Ya, dan harus. Tuhan dan gereja akan memperlengkapi Anda dalam melayani, sampaikan apa yang Anda butuhkan. Tuhan pasti akan mendengar, dan menjawab. Selamat melayani Tuhan..