Translate

Monday, May 29, 2006

Blog-on 29Mei2006

Jumat, masih kerja seperti biasa, mengejar target-target yang banyak ketinggalan - gara-gara keliling terus kerjanya. Dan malamnya, sangat menikmati bertugas jadi Liturgos di Pekan Doa Pentakosta.. Benar-benar kekuatan doa yang luar biasa.
Trus, sabtu pagi, bangun, menyalakan TV, kaget - saya kira bencana sudah selesai, ternyata ada lagi yang baru, gempa bumi dashyat di Jogyakarta..

Jogyakarta - mungkin cuma satu kali saya kesana kalau tidak salah. Dan masa itu, masa sekolah di STM, luar biasa, mengingat saat itu. Seminggu di jogya, sempat juga nginap bbrp hari di salah satu plosok bukit soeharto di gunung kidul.
Cuma saya gak tahu sekarang bentuknya seperti apa lagi. Ada rencana sich mo kesana, tapi kalo udah begini, wah repot.

Lha, wong yang bawa sumbangan aja jg susah kembali ke Jakarta nya.. Travel naik 150%, trus sewa mobil Kijang bisa 1jt sampai Jakarta - per orang, Edan !!

Tapi, saya jadi ingat lagi, pelajaran kecil yang saya dapat pada waktu ikut Pekan Doa Pentakosta, hari Sabtu itu, dimana penderitaan memang diijinkan terjadi oleh Tuhan. Nah, yang perlu digarisbawahi adalah Tuhan tidak pernah meninggalkan anak-anaknya, semenderita bagaimana pun, apabila kita pasrah, berserah diri, Tuhan akan memberikan kekuatan - bukan kelegaan ya. Jadi kekuatan untuk menjalani semua.

Sama donk, saya dari kecil, sepertinya kalo dilihat sekarang, ya hidupnya susah. Sekarang pun masih. Jadi berharap jadi orang kaya, jangan dulu !. Yang penting adalah menerima keadaan kita sekarang, bersyukur (ini yang kadang susah), dan akhirnya berserah, melihat kehendak Tuhan dalam hidup kita. Jadi kembali ke masalah klasik. Dalam hidup kita ini yang katanya cuma sampai umur 70 - 80th, apa yang menjadi prioritas hidup kita ?

Silahkan jawab masing-masing, tapi kalo saya, sedang merevisi, prioritas hidup saya, dari yang "menjadi orang kaya" sekarang saya rubah menjadi "orang yang berguna untuk Kristus"...

Mau ikutan sama saya ? silahkan saja...

Friday, May 26, 2006

Mendorong agar ANAK berprestasi

Selesai membaca WASIAT hari ini, saya bertanya-tanya, kenapa? Karena selama ini, membantu sebagai GSM - apakah saya telah mendorong agar anak-anak didikan saya dapat berprestasi. Saya masih ingat benar, minggu lalu, saya menasihati kembali anak-anak agar dapat tenang - dan mengikuti kegiatan mengajar yang saya lakukan. Saya katakan, betapa mereka harus menghargai waktu dan kesempatan yang Tuhan berikan sehingga dapat datang, menghadiri kebaktian SM. Pada awalnya mereka semua tidak dapat diam, dan selalu berkata satu dengan yang lain. Tetapi akhirnya semua dapat tenang. Pada saat sedang tenangnya, salah satu ASM yang selama ini memang mendapatkan perhatian khusus, melakukan tindakan-tindakan tak baik dengan menggunakan tangannya. Melakukan gerakan-gerakan jari yang meng-artikan hal porno.

Kontan ini memecah konsentrasi ASM yang lain, sehingga gaduh kembali terjadi, baik yang wanita krn merasa jijik, ataupun yang pria yang tidak bisa diam mengomentari.

Tidak mudah mengembalikan ini semua, tapi pelan tapi pasti, Tuhan memimpin. Saya mulai mengatakan, bahwa, si anak tsb juga tidak tahu arti dari tindakan yang dilakukannya, tetapi semua ini terjadi krn pengaruh dia yang bergaul dengan anak-anak yang tidak sebaya dengannya, dia bergaul dan nongkrong dengan anak-anak SMA di sekolahnya, yang notabene adalah anak yang nakal juga. Jadi pada akhirnya, mereka semua memahami betapa pengaruh lingkungan buruk sangat besar dampaknya bagi perkembangan mereka sendiri. Dan inilah yang saya rasa, menjadi perhatian kita bersama, betapa sering anak-anak kita terpengaruh hal buruk dan menurunkan prestasi anak karena lingkungan yang berat, lingkungan yang tidak mendukung.

Nah, meskipun pada dasarnya semua anak dapat belajar dan berprestasi, tetapi memang tugas dan tanggung jawab ini tidak semata menjadi tanggung jawab pendidik di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah pun juga tidak dapat mendukung sepenuhnya, ada faktor seperti yang di atas tadi, yang malah mengganggu dan membuat prestasi anak menurun. Salah satu nya memang adalah pujian dan perhatian, nach - sekarang mana yang harus kita fokuskan ? Mendorong anak berprestasi sangat menuntut perhatian dari kita, dari para pendidik, untuk membuat si anak nyaman, untuk membuat lingkungan yang baik dan berkembang. Perhatian yang tidak pernah berhenti.